Você está na página 1de 6

Analisis Masalah

1.

Apa saja jenis makanan terolah

Makanan olahan adalah makanan yang dengan sengaja diubah bentuknya sebelum dikonsumsi.
Contoh dari pengolahan makanan dapat berupa penambahan zat asing (fortifikasi makanan) atau
bahkan pemanasan atau pendinginan sementara1.
Jenis-jenis makanan termasuk menuru MeD India adalah2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sundried food
Pickled food
Jam, preservatives and jellies
Dehydrated food
Heat treated food
Canned food
Ready to Eat food
Semi processed convenience food

Sedangkan menurut IFCI, pembagian makanan olahan termasuk1 :


A. Makanan yang pemrosesan atau pemroduksian (contohnya biji kopi yang dirongseng,
salad)
B. Makanan yang diproses untuk menjaga dan meningkatkan kualitas gizi makanan
(contohnya makanan kaleng, sayur dan buah yang dibekukan)
C. Makanan yang mengombinasikan berbagai jenis bahan (pemanis, minyak, bumbu) untuk
meningkatkan keamanan dan/atau rasa dan penamplan makanan, bukan termasuk
makanan siap saji (misalnya bumbu nasi goreng, instant mix)
D. Makanan siap saji yang memerlukan proses minimal atau tidak ada sama sekali (misalnya
seral sarapan, yogurt)
E. Makanan yang dibungkus untuk meningkatkan waktu penyimpanan dan kesegaran
(misalnya pizza beku, ayam beku)

2.

Bagaimana dampak seing makan makanan terolah

Dikarenakan pengertian yang luas akan makanan olahan, pada analisis ini, jenis makanan olahan
yang dimaksud adalah makanan siap saji.
Makanan siap saji memiliki beberapa dampak buruk apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dan
dalam jangka waktu yang panjang3, seperti:
1. Kecanduan, hal ini terutama diakibatkan gula dan lemak yang dapat memberikan efek
mirip dopamin
2. Obesitas, baik karena lemak ataupun karena gula
3. Gigi berlubang dan diabetes mellitus tipe 2
4. Rasa kelemahan, hal ini diakibatkan makanan siap saji hanya mengandung kalori dan
bukan nutrien lain yang diperlukan bagi tubuh
5. Cepat merasa lapar kembali, hal ini dikarenakan makanan siap saji kurang serat
menyebabkan cepat kenyang dan cepat lapar
6. Gastritis, dikarenakan kadar lemak yang tinggi memicu sekresi asam lambung
7. Konsentrasi yang rendah dan rasa mengantuk, akibat tingginya kadar lemak
8. Reaksi alergi terhadap zat pengawet ataupun pewarna
Sedangkan pada anak-anak yang mengonsumsi makanan siap saji dalam jangka panjang, mereka
dapat mengalami4 :
a.
b.
c.
d.

3.

Penyumbatan arteri mulai umur 30 tahun


Resiko kanker prostat dan kanker payudara meningkat
Resiko osteoporosis dan hipertensi dari umur yang masih muda
Kerentanan terhadap pertumbuhan yang melambat, kerusakan gigi dan obesitas.

Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik furosemide?


a. Farmakokinetik

Golongan ini cepat diserap dan dieliminasi dalam tubulus ginjal melalui filtrasi glomerulus dan
sekresi tubulus. Furosemid diserap dalam 2-3 jam dan memiliki waktu kerja 2-3 jam. Waktu
paruh tergantung fungsi ginjal. Dikarenakan Furosemide bekerja pada sisi luminal tubulus,
kemampuan diuretik berkolerasi dengan sekresi tubulus proksimal. Pemberian obat simultan

NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs) atau probenesid dapat menurunkan sekresi
dikarenakna persaingan untuk mengeksresikan asam lemak di tubulus proksimal5.
Berat molekul : 330,7

Volume distribusi (L/kg) : 0,07-0,2

% Pengikatan protein : 91-99

Waktu paruh normal/ESRD : 0,5-2/9.7

% yang dieksresikan di urin (tdk berubah): 80-90


b. Farmakodinamik
Furosemid, suatu loop diuretics, bekerja dengan menghambat NKCC2, suatu pengangkut
Na+/K+/2Cl- luminal di TAL ansa Henle. Dengan menghambat pengangkutan ini, loop diuretics
mengurangi absorbsi NaCl dan menghilangkan potensial positif lumen yang berasal dari
pendauran K+. Potensial positif ini normalnya mendorong terjadinya reabsorpsi kation divalen.
Hilangnya potensial negatif ini menyebabkan peningkatan ekskresi Ca2+ dan Mg2+. Pemakaian
berkepanjangan dapat menyebabkan hipomagnesemia signifikan pada beberapa pasien
sedangkan Ca2+ tidak terpengaruh (hal ini disebabkan reabsorpsi dari Ca2+ dikendalikan hormon
paratiroid dan absorbsi Ca2+ oleh vitamin D yang dapat meningkat. Pada kondisi hiperkalsemia,
loop diuretics dapat dikombinasi dengan salin untuk meningkatkan seksresi Ca2+.
Loop diuretics dapat menginduksi ekspresi dari COX-2 yang ikut serta dalam pembentukan
PGE2 yang ikut dalam proses penghambatan reabsorbsi NaCl, meningkatkan kerja dari loop
diuretics. NSAID menggangu pembentukan prostaglandin dan melemahkan efek diretik dari
loop diuretics. Selain itu, loop diuretics juga dapat meningkatkan aliran darah ginjal melalui efek
prostaglandin tersebut.

4.

Apa hubungan mengonsumsi ketiga jenis obat tersebut dengan disfungsi ereksi?

Dalam studi yang dilakukan oleh Chang et al pada 1991, ditemukan bahwa orang yang
mengonsumsi diuretik memiliki 2-6 kali angka disfungsi ereksi lebih tinggi dari yang tidak
mengonsumsi diuretik7. Sedangkan kombinasi dari obat antihipertensi dan diuretik memiliki
korelasi dengan peningkatan angka disfungsi ereksi6.
5.

Apa saja zat aktif yang terkandung dari ketiga obat tersebut?

Zat aktif dari loop diuretik furosemid adalah furosemid


6.

Bagaimana interaksi antara obat-obat tersebut?

Furosemid (nama di Amerika serikat Laxis) dapat berinteraksi dengan berbagai obat seperti8 :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

7.

Antibiotik aminoglycosida (ototoxic)


Asam Ethacrynic (ototoxic)
Asam Salisilat (salicylate toxicity)
Cisplatin (ototoxic dan nefrotoxic)
Tubocurarine dan suksinilkolin (antagonis otot)
Lithium (Lithium toxicity)
ACE inhibitor/Angiotensin II Receptor Blocker (hipotensi dan gagal ginjal)
Sucralfat (mengurangi efek natriuretik dan antihypertensi dari furosemid)
Chloral Hydrate ( takikardi, peningkatan tekanan darah dan mual)
Phenytoin (penurunan konsentrasi laxis)
Metotrexat (penurunan absorbsi laxis)
Asam asetilsalisiklik (penurunan pembuangan kreatinin)
Indomethasin (penurunan konsentrasi laxis)
Hormon Tiroid (penurunan konsentrasi tiroid yang berikatan)

Bagaimana interaksi antara obat dengan makanan yang dikonsumsi selama 3 bulan
terakhir ?

Furosemid berinteraksi dengan alkohol9. Pada kasus, pasien tidak mengonsumsi alkohol,
sehingga dapat diasumsikan tidak terjadi interaksi obat (furosemid) dengan makanan.
8.

Bagaimana kontraindikasi ketiga obat tersebut ?

Tercatat bahwa furosemid memperlihatkan reaksi silang alergik pada pasien yang peka
sulfonamide tetapi sangat jarang. Pemakaian dosisi tinggi berbahaya pada kasus sirosis hati,
gagal ginjal borderline, atau gagal jantung5

9.

Bagaimana efek samping ketiga obat tersebut ?

Tercatat efek samping dari furosemid adalah 10


Jarang : Nyeri dada, meriang , batuk atau suara serak, demam, kelelahan atau kelemahan sakit
kepala, nyeri sisi atau punggung bawah, nyeri atau susah buang air kecil, sesak napas, sakit
tenggorokan, borok, atau bintik-bintik putih di bibir atau di dalam mulut, kelenjar bengkak atau
nyeri, sesak dada, perdarahan yang tidak biasa atau memar, kelelahan yang tidak biasa, mengi
Umum : Perasaan gerakan konstan diri atau lingkungan, gatal-gatal atau bilur, meningkatkan
sensitivitas kulit terhadap sinar matahari, spasme otot, kemerahan atau perubahan warna kulit
lainnya, kegelisahan, sensasi berputar, sengatan matahari parah, kelemahan
10.

Bagaimana cara pemberian dan dosis ketiga obat tersebut ?

Ada 2 cara pemberian furosamid. Oral dengan dosis 20-80 mg sebagai dosis tunggal atau dibagi
2 dan intra vena5.
Untuk dosis tertentu, adalah sebagai berikut 11:
Edema : Oral 20-80 mg /dosis setiap 6-8 jam ; IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di tambah
setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Hipertensi : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di
tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Non obstruktif oligouri : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1
menit, di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1
mg/kg/jam dan digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Pulmonary Edema : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit,
di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam

Gagal ginjal : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di
tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Transplantasi ginjal : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit,
di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Oligouri : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di tambah
setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Hiperkalsemia : 10-40 mg, 4 kali hari. IV 20-100 mg/1-2 jam selama 1-2 menit

Você também pode gostar