Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: Tasya Aprilia
Nim
: 1400166
Prodi
: Pend. Teknik Arsitektur
Matkul
: PAI
Data Buku :
Judul Buku
: Keajaiban Doa (rahasia dahsyatnya
berdoa kepada Allah SWT)
Penulis
: Roidah
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit
: 2011
Jumlah halaman : 112
Ringkasan
Bab 1
Doa berasal dari kata daa, yadu, duaan atau dawatan yang
berarti undangan, seruan, atau panggilan. Jadi doa merupakan dialog jiwa
antara hamba dengan Tuhannya. Pada hakikatnya, doa adalah ibadah
yang menghasilkan pahala. Beberapa hadis dan ayat Al-Quran mengurai
akan hal ini, yaitu:
Dari An-Numam bin Basyir RA, dia berkata, Nabi bersabda: Doa itu
adalah ibadah. Kemudian beliau membaca ayat yang artinya: Dan Tuhan
kalian berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan
bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.
[QS. Ghafir, 40: 60] (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Doa dapat pula diiibaratkan sebagai soul/rohnya agama. Beriman
membutuhkan ilmu, dengan ilmu manusa bisa menarik hkmah atau
panangan positif tentang doa, terutama tentang alasan mengapa Allah
SWT belum atau menunda mengabulkan, bahkan benar-benar tidak
mengabulkan doa. Tidak ada pekerjaan yang sia-sia dihadapan Allah SWT.
Perlu diingat, ditundanya pengabulan doa atau digant dalam bentuk lain
oleh Allah SWT, pastilah untuk kebaikan si hamba. Boleh jadi penggantian
itu jauh lebih bermanfaat daripada apa yang diminta sebelumnya.
Allah SWT mengecam perilaku orang-orang yang merugi tercantum
dalam hadis sbb:
Barang siapa tidak (pernah) berdoa kepada Allah, maka Allah akan
murka kepada-Nya. (HR. Ahmad). Allah SWt sangat mengharga
permintaan hamba-Nya yang berdoa kepad-Nya.
Ketika berdoa, mutlak diperlukan penggabungan keinginan, pikiran,
ucapan, dan perbuatan. Perlu disadari bahwa setiap doa yang dipanjatkan
akan melahirkan resiko, baik dalam artian positif maupun negatif.
Terkabul tidaknya sebuah doa tergantung pada bagaimana
seseorang dihadapan Allah SWT. Fatwa ulama menegaskan bahwa
kegemaran bersedekah akan melapangkan rezeki. Manfaat sedekah dapat
berimbas pada makbulnya doa-doa. Kekuatan doa terletak pada
keistikamahan dalam berbuat yang terbaik kepada sesama. Doa
Bab 2
Bab 3
Makanan dan minuman yang haram akan menjadi tabir atau tembok
penghalang terkabulnya doa. Allah SWT berfirman:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS.
Al-Baqarah, 2: 168)
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah memberikan tips-tips berdoa agar
dikabulkan oleh Allah SWT, yaitu:
1. Berdoalah manakal berada dalam keadaan sangat genting,
terdesak, atau darurat.
2. Sebelum berdoa, lakukanlah perbuatan baik kepada orang lain,
seperti bersedekah, membantu anak yatim, dan membantu orang
yang membutuhkan.
3. Berdoalah pada saat yang tepat (waktu-waktu yang diijabat atau
waktu-waktu yang mustajab).
4. Berserah dirilah hanya kepada Allah SWT secara total.
Peluang terkabulnya doa akan semakin terbuka lebar dengan
meakukan dua hal, yaitu:
Meningkatkan kualitas ibadah dngan menjalankan ibadah dan
menjauhi larangan-Nya seoptimal mungkin, dan dengan sekuat
tenaga.
Memperbarui keimanan dengan memelihara kemurnian iman dan
menjauhi syirik.
Untuk mempercepat terkabulnya doa, manusia diperbolehkan
menggunakan wasilah atau perantara, asalkan sesuai dengan syariat
(tawassul masyru). Ada 3 jenis tawassul masyru yang disetujui oleh para
ulama, yakni:
Bertawasul dengan menggunakan nama-nama Allah SWT yang baik
(Asmaul Husna) atau sifat-sifat-Nya yang mulia, sebagaimana
firman-Nya dalam QS. Al-Araf ayat 180.
Bab 4
Bab 5
Ada banyak waktu yang tepat untuk memanjatkan doa, sekurangkurangnya ada 27 waktu yaitu:
1. Setelah shalat wajib lima waktu
2. Pada waktu tengah malam
3. Pada malam Lailatul Qadar, sebagaimana diterangkan dalam QS. AlQadar ayat 3-4
4. Kamis sore atau malam jumat
5. Ketika mendengar adzan, khususnya diantara dua kalimat Hayya
alal-falah.
6. Pada selang waktu diantara adzan dan ikamat
7. Ketika menjadi musafir
8. Ketika teraniaya
9. Sesudah shalat ashar dihari jumat
10.
Ada hari arafah
11.
Pada bulan ramadhan, khususnya diwaktu dzuhur
12.
Pada hari jumat
13.
Ketika berbaris hendak berperang sabil dan ketika
berkecamuk perang sabil
14.
Pada waktu sujud
15.
Ketika membaca Al-Quran
16.
Ketika khatam Al-Quran
17.
Ketka imam membaca Waladhdhallin.
18.
Pada waktu meminum air zam-zam
19.
Saat berada didalam majelis dzikir
20.
Ketika memejamkan mata mayat
21.
Ketika turun hujan
22.
Sesudah awal hari rabu
23.
Ketika meliha kabah
24.
Ketika melempar jumrah di Mina
25.
Saat berada didalam Kabah
26.
Ketika menziarah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah
27.
Ketika mendengar kokok ayam
Selain waktu-waktu makbul, ada pula jenis-jenis orang yang doanya
dijamin dikabulkan oleh Allah SWT, meskipun dia berdoa bukan pada
waktu-waktu mustajab. Mereka adalah kedua orang tua yang mengasuh,
mendidik, dan menafkahi anak-anaknya, yang merupakan amanah Allah
SWT, menuju kejalan yang benar dengan penuh kasih sa yang benar
dengan penuh kasih sayang. Selain oang tua, para musafir yanng tengah
berpergian untuk tujuan baik dan mulia, dan doa orang-orang yang
berakhlak mulia dimana prioritas hidupnya adalah untuk berjihad dijalan
Allah SWT, alias hanya melakukan segala perbuatan demi Allah SWT, juga
termasuk golongan yang doanya tidak ditolak Allah SWT. Golongan spesial
lainnya yang doanya tidak akan ditolak oleh Allah SWT adalah mereka
yang disebut dalam hadis-hadis berikut ini:
Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doanya: Orang yang berpuasa
sampai ia berbuka; pemimpin yang adil; dan doa orang yang teraniaya;.
Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya
berfirman,Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolng kamu,
walau setelah beberapa waktu. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Begitu pula, doa orang-orang yang suka menolong orang lain yang tengah
berada dalam kesempitan, serta doa seorang muslim yang mendoakan
teman-temannya, maka doa mereka tidak akan ditolak Allah SWT.
Selanjutnya doa yang juga tidak ditolak oleh Allah SWT adalah doa dari
anak kecil.
Ketika seorang hamba tengah bersuka cita, namun tetap mengingat
Allah SWT, maka doa-doanya lebih cepat dikabulkan-Nya. Allah SWT
berfirman didalam hadis qudsi,sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah berfirman: Barang siapa berdoa (memohon)
kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia), maka Aku akan mengabulkan
doanya di waktu dia dalam kesulitan; dan barang siapa memohon, maka
aku kabulkan; dan barang siapa rendah diri kepada-Ku, maka akan Aku
angkat derajatnya; dan barang siapa memohon kepada-Ku dengan
rendah diri, maka Aku akan merahmatinya; dan barang siapa meminta
meminta pengampunan-Ku, maka akan Aku ampuni dosa-dosanya. (HR.
Ar-Rabii)
Ada jenis doa yang dianjurkan untuk dilafalkan, karena bakal cepat
dijawab oleh Allah SWT. Salah satnya adalah doa agar dihindarkan dari
bencana. Salah satu fungsi doa bagi seorang hamba adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan doa adalah salah satu tiket
menujujnsurga-Nya.
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Hikmah lain dibalik tertolak atau lambatnya pengabulan doa adalah untuk
meringankan beban seorang hamba. Kemungkinan lain adalah bahwa
boleh jadi jika doa dikabulkan, justru akan menambah dosa, atau
menghilangkan sesuatu yang jauh lebih baik.
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Allah SWT berfirman:
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang
dimuliakan, mereka tida mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah SWT mengetaui segala sesuatu
yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak
memberikan syafaat melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah
SWT, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (QS alAnbiya,21: 26-28)
Orang-orang yang didoakan oleh para malaikat, sebagaimana ditulis
Syekh Fadhullah dalam bukunya yang berjudul Orang-Orang yang
Didoakan Malaikat (2005), antara lain:
1. Orang yang ketika hendak tidur dalam keadaan suci.
2. Orang yang duduk menunggu shalat.
3. Orang yang berdiri di shaf bagian depan ketika shalat.
4. Orang yang menyambung shaf, dengan tidak membiarkan shaf
shalat terputus atau adanya kekosongan di dalam shaf.