Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan
tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang
gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan
gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan
dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena
itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun,
factor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya
yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak,
meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30%
anak balita di dunia memiliki berat badan rendah (BGM), dengan
kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta
orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia. Meskipun
prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini
tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar
anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di
wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama di
Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada tumbuh
kembang balita dengan gizi kurang dengan pendekatan Manajemen
Kebidanan
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan dilapangan diharapkan :
1. Mampu melakukan pengkajian, yaitu mengumpulkan data subjektif
dan objektif pada anak balita dengan gizi kurang.
2. Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan pada
balita dengan gizi kurang.
3. Mampu mengantisipasi masalah/diagnosa lainnya pada balita
dengan gizi kurang.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada balita dengan gizi
kurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Balita
1. Pengertian anak balita
a. Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insan
manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003),
meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak
dalam rentang usia 0-8 tahun.
b. Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan
yang
bersifat
unik,
artinya
memiliki
pola
B. PERKEMBANGAN ANAK
1.
baik
dalam
pertumbuhan
fisik
maupun
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenisjenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai
cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan
agar kita tetap sehat (Harry Oxon & William R. Forte )
Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang
dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999)
Pendidikan
Pendidikan
gizi
merupakan
suatu
proses
merubah
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupan keluarga. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu,bekerja bagi ibu-ibu
mempunyai
pengaruh
terhadap
kehidupan
keluarga
(Markum,1991).
Budaya
Budaya adalah suatu cirri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998)
b. Faktor internal
Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena
perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem
organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang
dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi
setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan
bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek
sampai makanan orang dewasa.
Barat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan ratarata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan
Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 37,5C untuk
metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara
tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh.
Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.
Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas
yang
dilakukan
sedemikian
banyak
pula
energi
yang
diperlukan.
Status kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan,
karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu
proses penyembuhan.
Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan
atau
menimbulkan
kesulitan
menelan
makanan
a. Antropometri
Antropometri adalah
ukuran
tubuh
manusia.
Sedangkan
makanan
yang
bernilai
sosial
tinggi,
keinginan
STATUS GIZI
Gizi Lebih
Gizi Baik
AMBANG BATAS *)
> + 2 SD
-2 SD sampai +2
Gizi Kurang
SD
< -2 SD sampai -3
Gizi Buruk
Normal
Pendek (stunted)
SD
< 3 SD
2 SD
< -2 SD
Gemuk
Normal
> + 2 SD
-2 SD sampai + 2
Kurus (wasted)
SD
< -2 SD sampai -3
Kurus sekali
SD
< 3 SD
b. Penyakit
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di
negara negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti
Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan / personal hygine
yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit
tertentu.
3. Patofisiolosi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun.
Gizi kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR
(bayi berat lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500
gram. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta
kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk
mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang
dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada
akhirnya anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Manifestasi klinis
Kekurangan
gizi
ini
secara
umum mengakibatkan
gangguan
diantaranya :
Pertumbuhan
Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada
digunakan sebagai zat pembakar sehingga otot-otot menjadi
lunak dan rambut menjadi rontok
Produksi tenaga
Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan
anak kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan
aktivitas. Anak menjadi malas, dan merasa lemas
Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah
terserang infeksi seperti batuk, pilek dan diare
gizi
pada
anak
adapt
perkembangan
mental.
Kekurangan
terganggunya
fungsi
otak
berpengaruh
secara
gizi
dapat
permanen
terhadap
berakibat
seperti
Perilaku
Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang
tidak tenang, cengeng dan apatis.
Pembesaran hati
Anemia
5. Komplikasi
Malnutrisi Energi Protein (MEP) berat yang dikenal dengan :
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmik-kwashiorkor
6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan gizi kurang :
A. Tinjauan Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG BALITA PATOLOGI
An. MR UMUR 20 BULAN DENGAN GIZI KURANG
DI POLI TUMBANG RSUP DR. SARDJITO
No Register
: 01.56.8610
Masuk RS tanggal,jam
Dirawat diruang
Biodata
Nama anak
Tanggal lahir
Nama ibu
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama (anak/ortu)
Ibu mengatakan anaknya susah makan, ,badan anaknya semakin hari
semakin kecil saja
2. Riwayat penyakit sekarang
Anak tidak pernah menderita penyakit parah sampai harus opname
3. Respon keluarga
Keluarga khawatir dengan keadaan anak saat ini,dan berharap
anaknya bisa tumbuh seperti anak-anak lain.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat prenatal dan perinatal
Masa kehamilan
: 40 minggu
Lahir tanggal
: 23 Mei 2010, jam 19.20 wib
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong
: Bidan
di RS
Lama persalinan
: kala I 7 jam, 10 menit
Kala II 30 menit
Komplikasi
IBu
: tidak mengalami hipertensi/hipotensi, partus lama,
: 2900/48 cm
gawat
janin,
ketuban
campur
Nilai Apgar
:1 menit/5menit/10menit
dan pendek.
g. Kelenjar getah bening/limfe : tidak ada pembesaran
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut
Ubun-ubun
Wajah
Mata
Telinga
: simetris, bersih
Hidung
: bersih
Mulut
: bersih
Faring dan laring : tidak ada peradangan
b. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. Dada
Bentuk dan besar
: simetris, normal
Gerakan
: teratur, seirama nafas
Payudara
: normal
Paru
: bunyi nafas bersih
Jantung
: irama teratur
d. Abdomen
Ukuran dan bentuk : simetris, normal
Gerakan
: teratur, seirama nafas
Dinding perut
: elastis
Auskultasi
: ada bunyi peristaltic
Perkusi
: bunyi timpani
Palpasi
: hepar, limpa, hati tidak mengalami
pembesaran.
e. Anus dan rectum
: ada,tidak ada kelainan
f. Genetalia
Perempuan
: normal
g. Tulang belakang
: tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
: tidak ada kelainan,
i. Neurologis
: tidak ada kejang, tanda meningeal, kekakuan
dan tonus otot
3. Pemeriksaan penunjang
4. Pemeriksaan khusus
KPSP
ANALISA
1. Diagnosa kebidanan
Anak balita, umur 20 bulan dengan gizi kurang
2. Masalah
TB : 78,5 cm, BB : 8,3 kg
LK : 45 cm, LD : 43 cm, LLA : 13 cm
Anak susah makan
3. Kebutuhan
- KIE tentang hal-hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi
-
anak
Biasakan mengkonsumsi makanan yang berasal dari biji-bijian
hingga dewasa.
Ibu menegerti penjelasan bidan dan dapat menyebutkan kembali
beberapa point yang telah dijelaskan.
3. Menjelaskan pada ibu cara mengatasi problem susah makan pada
anak, yaitu
- jika anak menolak makanan misalnya sayur, berikan sayur jenis
lain dengan nilai gizi yang setara, lain waktu tawarkan makanan
-
B. Pembahasan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada anak balita MR umur 20
bulan dengan gizi kurang, maka penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif ,asuhan
yang diberikan sudah komperhensif untuk menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah / diagnosa asuhan yang diberikan sudah
sesuai dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial ,dalam kasus adalah potensial
terjadi gizi buruk
4. Pada identifikasi
kebutuhan
segera
,tidak
dilakukan
secara
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. 2008. Penerbit Buku Kedokteran EGC Buku Ajar Ilmu Gizi,