Você está na página 1de 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan
tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang
gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan
gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan
dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena
itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun,
factor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya
yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak,
meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30%
anak balita di dunia memiliki berat badan rendah (BGM), dengan
kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta
orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia. Meskipun
prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini
tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar
anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di
wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama di
Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih

untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat


tercapai.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada tumbuh
kembang balita dengan gizi kurang dengan pendekatan Manajemen
Kebidanan
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan dilapangan diharapkan :
1. Mampu melakukan pengkajian, yaitu mengumpulkan data subjektif
dan objektif pada anak balita dengan gizi kurang.
2. Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan pada
balita dengan gizi kurang.
3. Mampu mengantisipasi masalah/diagnosa lainnya pada balita
dengan gizi kurang.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada balita dengan gizi
kurang.

5. Mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan secara


menyeluruh pada balita dengan gizi kurang.
6. Mampu merencanakan asuhan secara efisien dan aman pada
balita dengan gizi kurang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Balita
1. Pengertian anak balita

a. Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insan
manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003),
meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak
dalam rentang usia 0-8 tahun.
b. Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan

yang

bersifat

unik,

artinya

memiliki

pola

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus


dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku
serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh
anak tersebut.

B. PERKEMBANGAN ANAK
1.

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular. Berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagain atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, serta sosialisai dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.

2. Ciri Perkembangan Anak


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perkembangkan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia mengalami tahapan
sebelumnya. Contoh: seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia bisa berdiri, dan tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kai dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terlambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda

baik

dalam

pertumbuhan

fisik

maupun

perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masingmasing anak.


d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan, pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lainlain.
C. Gizi Balita
1. Pengertian

Gizi balita adalah sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan


yang sebaik-baiknya yang harus dikonsumsi balita agar tubuh

selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang,


menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit.
(Peath, EF. 2004)

Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenisjenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai
cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan
agar kita tetap sehat (Harry Oxon & William R. Forte )

Gizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk


tumbuh dan berkembang (Lioni Ellis H)

2. Faktor yang mempengaruhi gizi balita


a. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengarugi status gizi antara lain :

Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang
dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999)

Pendidikan
Pendidikan

gizi

merupakan

suatu

proses

merubah

pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat


untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha,
2001)

Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupan keluarga. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu,bekerja bagi ibu-ibu
mempunyai

pengaruh

terhadap

kehidupan

keluarga

(Markum,1991).

Budaya
Budaya adalah suatu cirri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998)

b. Faktor internal

Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena
perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem
organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang
dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi
setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan
bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek
sampai makanan orang dewasa.

Barat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan ratarata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan

jumlah zat makanan yang harus diberikan agar tumbuh


kembang berjalan lancar.

Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 37,5C untuk
metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara
tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh.
Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.

Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas
yang

dilakukan

sedemikian

banyak

pula

energi

yang

diperlukan.

Status kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan,
karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu
proses penyembuhan.

Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan

atau

menimbulkan

( Suhardjo at, al, 1986).

kesulitan

menelan

makanan

3. Manfaat gizi pada balita


a. Gizi penghasil energy.
zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan
pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll.
b. Zat gizi pembangun sel
Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam,
telur, daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti
tahu, tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam
zat pembangun sel.
c. Zat gizi pengatur.
Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran
dan buah buahan (Wiboworini, 2007)
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan
tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara
jaringan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi
sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk
kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan
belajar dan produktifitas fisik.

4. Penilaian status gizi


Penilaian status gizi secara langsung menunit Supariasa (2001)
dapat dilakukan dengan:

a. Antropometri
Antropometri adalah

ukuran

tubuh

manusia.

Sedangkan

antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam


pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur
dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk
melihat keseimbangan asupan protein dan energi.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi
berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara
lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot.
d. Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melibat kemampuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN
(2001) dapat dilakukan dengan:
a. Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi
yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan
yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang
dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan
yang banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit

dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-besarkan


konsumsi

makanan

yang

bernilai

sosial

tinggi,

keinginan

melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan kesalahan


dalam mencatat (food record).
b. Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
c. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
5. Macam Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi
.Tabel 1. Status Gizi
INDEKS
Berat badan
menurut umur
(BB/U)
Tinggi badan
menurut umur
(TB/U)
Berat badan
menurut tinggi
badan (BB/TB)

STATUS GIZI
Gizi Lebih
Gizi Baik

AMBANG BATAS *)
> + 2 SD
-2 SD sampai +2

Gizi Kurang

SD
< -2 SD sampai -3

Gizi Buruk
Normal
Pendek (stunted)

SD
< 3 SD
2 SD
< -2 SD

Gemuk
Normal

> + 2 SD
-2 SD sampai + 2

Kurus (wasted)

SD
< -2 SD sampai -3

Kurus sekali

SD
< 3 SD

Sumber : Depkes RI, 2002.


Klasifikasi di atas berdasarkan parameter antropometri yang dibedakan
atas:
1. Berat Badan / Umur
Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap umur dalam
bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 1.
2. Tinggi Badan / Umur
Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam
bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 1.
3. Berat Badan / Tinggi Badan
Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan
yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 1
4. Lingkar Lengan Atas / Umur
Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
gizi kurang dan gizi baik dengan batasan indeks sebesar 1,5 cm/tahun.
Parameter Berat Badan / Tinggi Badan banyak digunakan karena memiliki
kelebihan :
Tidak memerlukan data umur
Dapat membedakan proporsi badan ( gemuk, normal, kurus)
Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan/ tinggi badan
berdasarkan kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Gizi Buruk ( Sangat Kurus)
: <-3 SD
2. Gizi Kurang (Kurus)
: -3 SD s/d <-2 SD
3. Gizi Baik (Normal)
: -2 SD s/d +2 SD
4. Gizi Lebih (Gemuk)
: >+2 SD
D. Gizi kurang
1. Pengertian
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,

aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan


kehidupan.
Defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapatkan makanan
cukup bergizi dalam waktu lama
2. Etiologi
a. Jumlah makanan yang dimakan kurang
Asupan makanan yang kurang antara lain disebabkan oleh :

Tidak tersedianya makanan secara adekuat

Anak tidak cukup mendapat gizi seimbang

Pola makan yang salah

b. Penyakit
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di
negara negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti
Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan / personal hygine
yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit
tertentu.
3. Patofisiolosi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun.
Gizi kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR
(bayi berat lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500
gram. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta
kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk
mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang
dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada
akhirnya anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.

4. Manifestasi klinis
Kekurangan

gizi

ini

secara

umum mengakibatkan

gangguan

diantaranya :

Pertumbuhan
Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada
digunakan sebagai zat pembakar sehingga otot-otot menjadi
lunak dan rambut menjadi rontok

Produksi tenaga
Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan
anak kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan
aktivitas. Anak menjadi malas, dan merasa lemas

Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah
terserang infeksi seperti batuk, pilek dan diare

Struktur dan fungsi otak


Kurang

gizi

pada

anak

adapt

perkembangan

mental.

Kekurangan

terganggunya

fungsi

otak

berpengaruh

secara

gizi

dapat

permanen

terhadap
berakibat
seperti

perkembangan IQ dan motorik yang terhambat

Perilaku
Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang
tidak tenang, cengeng dan apatis.

Perubahan rambut dan kulit


Rambut kepala mudah dicabut dan tampak kusam, kering, halur,
jarang dan berubah warna. Sedangkan pada kulit terapat garisgaris kulit yang lebih dalam dan lebar, hiperpigmentasi serta
bersisik.

Pembesaran hati

Anemia

Kelainan kimia darah


Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit
meninggi, dan kadar kolesterol serum rendah.

5. Komplikasi
Malnutrisi Energi Protein (MEP) berat yang dikenal dengan :

Kwashiorkor

Marasmus

Marasmik-kwashiorkor

6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan gizi kurang :

Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori,


cairan, vitamin dan mineral.

Penanganan segera penyakit penyerta (misalnya diare)

Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk


pertumbuhan dan perkembangan anak pada orang tua dan
anggota keluarga

Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen,


cokelat dan susu menjelang waktu makan

Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak,


tetapi dinaikkan bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil
tetapi sering)

Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka


ragam untuk meningkatkan selera makan.

Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke Posyandu atau


fasilitas kesehatan secara teratur untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG BALITA PATOLOGI
An. MR UMUR 20 BULAN DENGAN GIZI KURANG
DI POLI TUMBANG RSUP DR. SARDJITO
No Register

: 01.56.8610

Masuk RS tanggal,jam
Dirawat diruang
Biodata
Nama anak
Tanggal lahir
Nama ibu
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: 27 januari 2012,jam 08.40 wib


: Rawat jalan poli tumbang
: Muthia Rahmah
: 23 Mei 2010, jam 19.20 wib
: Ny. Sriyanti
Ayah, Tn. Misdi
: 30 tahun
34 tahun
: Islam
Islam
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
: SMU
S1
: Tidak bekerja
PNS
: Mes perbendaharaan kota baru Yogyakarta

DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama (anak/ortu)
Ibu mengatakan anaknya susah makan, ,badan anaknya semakin hari
semakin kecil saja
2. Riwayat penyakit sekarang
Anak tidak pernah menderita penyakit parah sampai harus opname
3. Respon keluarga
Keluarga khawatir dengan keadaan anak saat ini,dan berharap
anaknya bisa tumbuh seperti anak-anak lain.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat prenatal dan perinatal
Masa kehamilan
: 40 minggu
Lahir tanggal
: 23 Mei 2010, jam 19.20 wib
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong
: Bidan
di RS
Lama persalinan
: kala I 7 jam, 10 menit
Kala II 30 menit
Komplikasi
IBu
: tidak mengalami hipertensi/hipotensi, partus lama,

penggunaan obat, infeksi/suhu badan naik, KPD, perdarahan


Janin :
tidak
mengalami
premature/postmatur,
malposisi/malpresentasi,
mekonium, prolap tali pusat

Keadaan bayi baru lahir


BB/PB lahir

: 2900/48 cm

gawat

janin,

ketuban

campur

Nilai Apgar

:1 menit/5menit/10menit

:ibu tidak tahu tetapi

menurut ibu anaknya lahir segera menangis


d. Riwayat pemberian nutrisi
Asi eksklusif : ya, lama pemberian ASI : 4 bulan
Pasi sejak umur : 4 bulan, jenis : susu formula
Makanan tambahan sejak umur : 5 bulan, jenis : bubur susu
Keluhan : anak susah makan
5. Status kesehatan terakhir
a. Riwayat alergi
Jenis makanan : tidak ada
Debu
: tidak ada
Obat
: tidak ada
b. Imunisasi dasar : lengkap
Imunisasi ulang : tidak ada
c. Riwayat penyakit yang lalu
Anak tidak pernah menderita penyakit berat
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Tanda vital
Nadi
: 92 kali/menit
R
: 32 kali/menit
S
: 36,30C
d. Status gizi
: TB : 78,5 cm, BB : 8,3 kg
LK : 45 cm, LD : 43 cm, LLA : 13 cm
e. Kulit
f. Kuku

: warna coklat,keadaan kering,turgor baik


: warna merah muda, bentuk cembung, keadaan bersih

dan pendek.
g. Kelenjar getah bening/limfe : tidak ada pembesaran
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut
Ubun-ubun
Wajah
Mata

: warna kemerahan dan tipis


: rata
: bersih
: Conjungtiva merah muda, sclera putih

Telinga
: simetris, bersih
Hidung
: bersih
Mulut
: bersih
Faring dan laring : tidak ada peradangan
b. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. Dada
Bentuk dan besar
: simetris, normal
Gerakan
: teratur, seirama nafas
Payudara
: normal
Paru
: bunyi nafas bersih
Jantung
: irama teratur
d. Abdomen
Ukuran dan bentuk : simetris, normal
Gerakan
: teratur, seirama nafas
Dinding perut
: elastis
Auskultasi
: ada bunyi peristaltic
Perkusi
: bunyi timpani
Palpasi
: hepar, limpa, hati tidak mengalami
pembesaran.
e. Anus dan rectum
: ada,tidak ada kelainan
f. Genetalia
Perempuan
: normal
g. Tulang belakang
: tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
: tidak ada kelainan,
i. Neurologis
: tidak ada kejang, tanda meningeal, kekakuan
dan tonus otot
3. Pemeriksaan penunjang
4. Pemeriksaan khusus
KPSP
ANALISA
1. Diagnosa kebidanan
Anak balita, umur 20 bulan dengan gizi kurang
2. Masalah
TB : 78,5 cm, BB : 8,3 kg
LK : 45 cm, LD : 43 cm, LLA : 13 cm
Anak susah makan
3. Kebutuhan
- KIE tentang hal-hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi
-

kecukupan gizi anak


KIE tentang cara mengatasi problem susah makan pada anak

- KIE tentang makanan yang aman dan menyenangkan


4. Diagnosa/masalah potensial
Gizi buruk
5. Kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi klien
Tidak ada
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter anak dan ahli gizi
c. Merujuk
Tidak ada
Penatalaksanaan
Tanggal

26 Januari 2012,jam 08.30 wib

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan anaknya yang mengalami


keterlambatan pertumbuhan dilihat dari hasil TB : 78,5 cm, BB : 8,3 kg
LK : 45 cm, LD : 43 cm, LLA : 13 cm,hal ini apabila di biarkan lama
kelamaan akan mengalami gizi buruk.
Ibu mengerti penjelasan bidan
2. KIE/ menjelaskan pada ibu hal-hal yang harus diperhatikan untuk
memenuhi kecukupan gizi anak, yaitu dengan cara :
- Berikan makanan yang dapat dikunyah dan ditelan baik oleh
-

anak
Biasakan mengkonsumsi makanan yang berasal dari biji-bijian

kering yang mengandung banyak zat besi.


Berikan beraneka ragam sayuran dan buah-buahan untuk

memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral mereka


Sajikan makanan dalam bentuk yang menarik perhatian anak.
Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan yang di

hidangkan. Beri porsi makan sesuai daya terima anak.


Sediakan selalu makanan utama dan selingan yang sehat dan

bergizi seimbang dirumah.


Biasakan untuk sarapan pagi untuk mencegah hipoglikemi
(lapar, lemes dan kurang bersemangat)

Ajari anak untuk dapat memilih dan mengkonsumsi makanan


yang bergizi seimbang sejak dini, sehingga menjadi kebiasaan

hingga dewasa.
Ibu menegerti penjelasan bidan dan dapat menyebutkan kembali
beberapa point yang telah dijelaskan.
3. Menjelaskan pada ibu cara mengatasi problem susah makan pada
anak, yaitu
- jika anak menolak makanan misalnya sayur, berikan sayur jenis
lain dengan nilai gizi yang setara, lain waktu tawarkan makanan
-

tersebut dengan pengolahan berbeda.


Jika anak menolak daging, ganti dengan ayam, telur, ikan atau
keju, masakan susu campur telur dll.

Ibu mengerti penjelasan bidan


4. Menjelaskan tentang makanan yang aman dan menyenangkan bagi
anak, yaitu ;
- Kurangi porsi makanan siap saji
- Panaskan sampai titik didih makanan yang telah disimpan
dalam lemari es
- Biasakan member makanan olahan sendiri
5. Menyusun contoh menu 1 hari
- Pagi : 1 gelas susu, nasi + ayam bumbu rujak + sayur
- 10.00 : biscuit 3 keping dan buah
- 12.00 : nasi + daging + tempe + sup
- 16.00 : sari buah segar
- 18.00 : nasi + sate + ca sayur + buah
- Malam: 1 gelas susu

B. Pembahasan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada anak balita MR umur 20
bulan dengan gizi kurang, maka penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif ,asuhan
yang diberikan sudah komperhensif untuk menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah / diagnosa asuhan yang diberikan sudah
sesuai dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial ,dalam kasus adalah potensial
terjadi gizi buruk
4. Pada identifikasi

kebutuhan

segera

,tidak

dilakukan

secara

komperhensif pada kasus ini tidak memerlukan kebutuhan segera


yang harus dilakukan jika terjadi masalah potensial.
5. Pada intervensi / perencanaan asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan menyeluruh sesuai teori dan prakteknya.
6. Pada implementasi / penatalaksanaan asuhan sudah dilakukan ,
sesuai dengan intervensi yang telah dibuat . Asuhan dilkukan sesuai
dengan keadaan pasien.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan
komperhensif.
8. Pada pendokumentasian sudah dilakukan sesuai data yang sudah
didapat dan asuahan yang diberikan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2008. Penerbit Buku Kedokteran EGC Buku Ajar Ilmu Gizi,

Gizi dalam daur Kehidupan. edisi 2


Ngasliyah 1998. Perawatan Anak Sakit. jakarta. ECG
Susetyowati. materi perkuliahan Gizi Masyarakat
Wafi Nur Muslihatun. Dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Cetakan ke II.
Fitramaya. Yogyakarta.

Você também pode gostar