Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELAS XI SMK
ADMINISTRASI PERKANTORAN
KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN
DISUSUN OLEH
NOVIE PURWANINGSIH,SPd.
KATA PENGANTAR
Tangerang,
Agustus 2014
Penulis
BAB I
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Istilah Administrasi Kepegawaian atau personnel administration di
Amerika serikat dipergunakan dalam bidang pemerintahan, sedangkan
personnel management dipergunakan dalam bidang bisnis. Di Indonesia
ada kecenderungan menggunakan istilah manajemen kepegawaian
(personnel management), baik dalam bidang pemerintahan maupun
dalam bidang bisnis.
Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan dari administrasi kepegawaian
menurut Felix A. Nigro meliputi :
1. Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program
kepegawaian termasuk didalamnya tugas dan tanggung jawab dari
setiap pegawai yang ditentukan dengan jelas dan tegas.
2. Penggolongan jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang
adil dengan mempertimbangkan adanya saingan yang berat dari
sektor swasta.
3. Penarikan tenaga kerja yang baik
4. Seleksi pegawai yang menjamin adanya pengangkatan calon
pegawai yang cakap dan penempatannya dalam jabatan-jabatan
yang sesuai.
5. Perencanaan latihan jabatan dengan maksud untuk menambah
keterampilan pegawai, memotivasi semangat kerja dan
mempersiapkan mereka untuk kenaikan pangkat.
6. Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dan teratur dengan
tujuan meningkatkan hasil kerjanya dan menentukan pegawaipegawai yang cakap.
7. Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan
pegawai dengan adanya sistem jabatan, di mana pegawai-pegawai
yang baik ditempatkan pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan
kecakapannya, sehingga mereka dapat mencapai tingkat jabatan
yang paling tinggi.
8. Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia
11.
12.
Pemeliharaan rencana yang membangun mengenai hubungan
masyarakat
13.
Pemberian saran-saran mengenai manajemen kepegawaian
dan perbaikan kebijaksanaan secara berkala kepada pimpinan
atasan
A. Formasi Pegawai
D. Metode
dengan itu dapat didasarkan atas jumlah surat yang masuk dan
keluar rata-rata dalam jangka waktu tertentu. Apabila sudah dapat
diperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi, maka
untuk dapat menentukan jumlah pegawai yang diperlukan perlu
ditetapkan perkiraan kapasitas seorang pegawai dalam jangka
waktu tertentu. Sama halnya dengan perkiraan beban kerja, maka
perkiraan kapasitas pegawai untuk jenis tertentu dalam jangka
waktu tertentu dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman.
d. Prinsip Pelaksanaan Pekerjaan,
Misal jika ditentukan bahwa membersihkan ruangan dan merawat
pekarangan harus dikerjakan sendiri oleh satuan organisasi yang
bersangkutan, maka harus diangkat pegawai untuk membersihkan
ruangan dan merawat pekarangan; tetapi apabila ditentukan bahwa
pembersihan ruangan dan perawatan pekarangan diborongkan
kepada pihak ketiga, maka tidak perlu diangkat pegawai untuk
pekerjaan itu.
e. Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan
mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang diperlukan, karena
pada umumnya makin tinggi mutu peralatan yang digunakan dan
tersedia dalam jumlah yang memadai dapat mengakibatkan makin
sedikit jumlah pegawai yang diperlukan.
F. Pengadaan Pegawai
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah proses kegiatan
utnuk mengisi formasi yang lowong. Lowongan formasi dalam
satuan organisasi negara pada umumnya disebabkan oleh adanya
PNS yang berhenti, meninggal dunia, mutasi jabatan dan adanya
pengembangan organisasi. Pengadaan dilaksanakan atas dasar
kebutuhan baik dalam arti jumlah dan mutu pegawai maupun
kompetensi jabatan yang diperlukan. Pengadaan PNS dilakukan
mulai
dari perencanaan,
pengumuman,
pelamaran,
penyaringan, pengangkatan calon PNS sampai dengan
pengangkatan menjadi PNS.
BAB II
DOKUMEN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
DAN PEMELIHARAANNYA
A. ISTILAH
Arsip
Dokumentasi
Kepegawaian
adalah
informasi
mengenai
perkembangan karier PNS yang disusun berdasarkan Arsip Dokumentasi
Kepegawaian dari instansi yang bersangkutan
1
2
3
Dilaksanakan
dalam
rangka
meningkatkan
pentingnya
dokumen/berkas tata naskah / arsip Kepegawaian PNS sebagai salah
satu sumber informasi manajemen kepegawaian yang dapat
membentuk citra positif arsip/tata naskah kepegawaian.
Fungsi ketersediaan dokumen tata naskah kepegawaian antara lain
sebagai:
1 Bukti fisik yang disusun secara kronologis sejak seorang PNS
menjadi pegawai sampai dengan purna tugas
2. Instrumen yuridis jika terjadi sengketa pegawai
3. Bukti akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
D. MENYUSUN TAKAH KEPEGAWAIAN YANG BAIK
Setiap pengelola arsip kepegawaian, diharapkan perlu :
1.
2.
3.
4.
12.
DP 3 dari pertama sampai terakhir;
13.
KGB dari pertama sampai dengan terakhir;
14.
SK Pengangkatan/Pemberhentian ke/dari Jabatan
(Struktural/Fungsional)
15.
SK KP mulai dari pertama sampai terakhir;
16.
SK Hukuman Disiplin dan Berita Acara Pemeriksaan;
17.
Surat Keterangan Hasil Penelitian Khusus;
18.
Surat Keputusan Peninjauan Masa Kerja;
19.
Perbantuan pada Instansi lain, terdiri : SK Perbantuan Kepala
Daerah Otonom/Instansi Lain dan SK Penarikan kembali dari
perbantuan.
20.
Surat Keputusan dipekerjakan pada Instansi;
21.
Surat Keputusan Perpindahan Wilayah Kerja;
22.
Surat Keputusan Perpindahan Antar Instansi;
23.
SK tanda Kehormatan/jasa/Penghargaan;
24.
Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara (CLTN) dan
SK Persetujuan/Penugasan Kembali Cuti diluar Tanggungan Negara;
25.
Salinan Ijazah Pendidikan Umum /Kedinasan/ Kursus dalam
dan Luar Negeri
26.
Surat Tugas/ijin Belajar Dalam/Luar Negeri;
27.
Data / Mutasi keluarga PNS;
28.
Pemberhentian dari & Pengangkatan kembali dalam jabatan
organik
29.
Laporan dan Surat Peningkatan Pendidikan/kursus;
30.
Inpassing bagi gaji maupun jabatan;
31.
Penetapan Angka Kredit/fungsional;
32.
Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm 2 (dua) lembar;
33.
Nomor Pokok Wajib Pajak PNS;
34.
Surat Ijin Bepergian ke Luar Negeri
35.
SK Pernyataan Hilang dan SK Kembalinya PNS yang
Dinyatakan Hilang;
36.
SK Meninggal Dunia/Hilang;
37.
SK Pemberhentian Sementara/uang tunggu;
38.
Surat Keputusan Pemberhentian Pensiun atau SK
Pemberhentian sebagai PNS;
BAB III
PANGKAT DAN JABATAN
Golongan II :
Golongan IIa = Pangkat Pengatur Muda
Golongan IIb = Pangkat Pengatur Muda Tingat 1
Golongan IIc = Pangkat Pengatur
Golongan IId = Pangkat Pengatur Tingkat 1
Golongan III :
Golongan IIIa = Pangkat Penata Muda
Golongan IIIb = Pangkat Penata Muda Tingkat 1
Golongan IIIc = Pangkat Penata
Golongan IIId = Pangkat Penata Tingkat 1
Golongan IV :
Golongan IVa = Pangkat Pembina
Golongan IVb = Pangkat Pembina Tingkat 1
Golongan IVc = Pangkat Pembina Utama Muda
Golongan IVd = Pangkat Pembina Utama Madya
Golongan IVe = Pangkat Pembina Utama
Setiap pegawai baru yang dilantik atau diputuskan sebagai Pegawai Negri
Sipil / PNS baik di pemerintah pusat maupun daerah akan diberikan
Nomor Induk Pegawai atau NIP yang berjumlah 18 dijit angka (lama 9
digit), golongan dan pangkat sesuai dengan tingkat pendidikan yang
diakui sebagai mana berikut di bawah ini :
Pegawai baru lulusan SD atau sederajat = I/a
Pegawai baru lulusan SMP atau sederajat = I/b
Pegawai baru lulusan SMA atau sederajat = II/a
Pegawai baru lulusan D1/D2 atau sederajat = II/b
Pegawai baru lulusan D3 atau sederajat = II/c
Pegawai baru lulusan S1 atau sederajat = III/a
Pegawai baru lulusan S2 sederajad/S1 Kedokteran/S1 Apoteker = III/b
Pegawai baru lulusan S3 atau sederajat = III/c
Periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan tanggal 1
April dan 1 Oktober setiap tahun, kecuali kenaikan pangkat anumerta dan
kenaikan pangkat pengabdian. Masa kerja untuk kenaikan pangkat
pertama Pegawai Negeri Sipil dihitung sejak pengangkatan sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil.
Kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistem kenaikan
pangkat reguler dan sistem kenaikan pangkat pilihan. Kenaikan pangkat
reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak menduduki
jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu dan diberikan
sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya. Kenaikan
pangkat reguler ini diberikan sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam
pangkat terakhir dan pangkat tertingginya ditentukan oleh pendidikan
tertinggi yang dimilikinya.
Kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil adalah yang
menduduki jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu, atau jabatan
tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden,
diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan
yang bersangkutan
B. JABATAN
1. Jabatan struktural
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.
Jabatan struktural di Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah:
Sekretaris Jenderal
Direktur Jenderal
Kepala Biro
Staf Ahli
Jabatan struktural di Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah:
Sekretaris daerah
Kepala dinas/badan/kantor,
Kepala bagian
Kepala bidang
Kepala seksi
Camat
Sekretaris camat
Lurah
Sekretaris lurah
2. Jabatan fungsional
Jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur organisasi
pemerintah, tetapi dari sudut pandang fungsinya diperlukan oleh
organisasi pemerintah. Pangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan
fungsional berorientasi pada prestasi kerja, sehingga tujuan untuk
mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara yang berdaya
guna dan berhasil guna dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan dapat dicapai.
Selain itu, ada pula yang membagi jenis-jenis jabatan sebagai
berikut :
A. Jabatan Manajerial :
Jabatan yang secara jelas menjalankan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing,
actuating, controlling, decision making). Jabatan Manajerial adalah jabatan yang memiliki
bawahan.
Contoh :
B. Jabatan Staf :
Jabatan yang tidak menjalankan fungsi-fungsi manajemen namun menuntut ketrampilan/skill
tertentu baik yang bersifat teknis maupun administratif.
Contoh :
Staf Simpan Pinjam, Staf Akunting, Staf Pemasaran, Kasir,
3. Jabatan Non Staf / Pelaksana :
Jabatan yang tidak menuntut ketrampilan khusus dan telah memiliki prosedur kerja yang jelas
dan baku.
Contoh :
Pramuniaga, Supir, Kurir, Petugas Keamanan, Pesuruh.
4. Jabatan Fungsional :
Jabatan yang menuntut ketrampilan/keahlian (expertise) khusus, namun tidak memiliki
bawahan.
Contoh :
Programmer, Sekretaris.
C. GRADE JABATAN
Pengertian Grade Jabatan
Masing-masing Grade Jabatan terdiri dari jabatan-jabatan yang memiliki berat ringan
tugas dan tanggung jawab jabatan yang relatif sama.
Grade Jabatan di organisasi ini terdiri dari 10 Grade yang disusun dari Grade 1
(terendah) untuk jabatan Non Staff sampai dengan Grade 10 (tertinggi) untuk jabatan
Director.
Grade Jabatan merupakan dasar dari promosi, transfer/ mutasi, demosi, penggolongan
gaji serta pemberian fasilitas-fasilitas kepada karyawan.
Grade 1 (Non Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal :
pendidikan SLTA + pengalaman 0 tahun; atau SD/SLTP + pengalaman 2 tahun.
Grade 2 (Senior Non Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan
minimal : pendidikan SLTA + pengalaman 2 tahun; atau SD/SLTP + pengalaman 4
tahun.
Transfer Jabatan
Demosi Jabatan :
BAB IV
PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
DP3 atau Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan masih merupakan hal yang patut
mendapat perhatian, mengingat fungsi DP3 sebenarnya sangat penting untuk menilai
akuntabilitas personal (pribadi). Namun sangat disayangkan, sampai saat ini eksisitensi DP3
sebagai tolok ukur keberhasilan pegawai (PNS) kurang berarti bahkan masih sebatas
formalitas.
Dari hasil pengamatan penulis dan masukan/pendapat berbagai kalangan (PNS,
Pengamat PNS, Akademisi), pada umumnya menilai kehadiran dan eksistensi DP3 sebagai
fungsi ukuran kinerja pegawai tidak memiliki dampak/efek (impact) terhadap
aktivitas/kinerja/pengembangan karier pegawai maupun pada kinerja unit kerjanya. Artinya,
DP3 tidak secara riil difungsikan dan diimplementasikan secara tepat, benar dan obyektif
kepada PNS.
Unsur-unsur yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan
pekerjaan adalah :
1.
kesetiaan;
2.
prestasi kerja;
3.
tanggungjawab;
4.
ketaatan;
5.
kejujuran;
6.
kerjasama;
7.
prakarsa; dan
8.
kepemimpinan.
Evaluasi kinerja atau performance appraisal pada dasarnya
merupakan proses yang digunakan instansi untuk mengevaluasi job
performance atau kinerja seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
realisasi dengan ukuran DP3 dan LAKP (laporan akuntabilitas instansi pemerintah)
mampu
Pencapaian Kinerja Pegawai dapat pula di pengaruhi oleh faktorfaktor lain yang meliputi faktor kemampuan (ability)dan faktor
motifasi (motivation). Hal ini sesuaI dengan pendapat Keith Davis
(1964:484) yang merumuskan bahwa:
Human Performance = Ability + Motivation
Motifation = Attitude + Situation
Ability = Knowledge + Skill.
Selanjutnya, Sedarmayanti (2000:153) menyebutkan, Manajemen
kinerja hendaknya disertai dengan kesesuaian memberikan imbal jasa
kepada karyawan sebagai alat untuk mengakui pencapaian dan
mendorong mencapai hasil yang lebih baik
DP3 merupakan salah satu instrumen penilaian terhadap pencapaian
kinerja pegawai, dalam pelaksanaannya ditemukan kondisi-kondisi yang
menimbulkan opini terhadap layak atau tidaknya DP 3 dipertahankan
sebagai metode penilaian untuk mengukur kinerja pegawai. Metodemetode baru, sebagai substitusi dari DP3 untuk menilai kinerja pegawai
yang dianggap lebih akurat dan mampu untuk menilai prestasi kerja
pegawai, mulai dipertimbangkan untuk digunakan sebagai instrumen
penilaian untuk mengukur kinerja pegawai.