Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
expectation gap
expectation
gap
dan
auditor
internal
dalam
mencegah
dianjurkan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
auditor,
auditee
dan
penerima
manfaat
audit.
Hasilnya
lebih lengkap dan benar sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan. Harapan para pemakai laporan keuangan terhadap laporan
keuangan auditan terkadang melebihi apa yang menjadi peran dan
tanggung jawab auditor. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat
mengenai profesionalisme auditor menunjukkan besarnya expectation gap
(Yeni, 2000). Expectation gap terjadi ketika ada perbedaan antara apa
yang masyarakat atau pemakai laporan keuangan harapkan dari auditor
dan apa yang sebenarnya dilakukan oleh auditor (Yuliati et al., 2007).
Expectation gap terjadi dalam lingkungan audit sektor privat
maupun sektor publik. Hal ini disebabkan karena baik sektor privat
maupun sektor publik sama-sama menyusun laporan keuangan sebagai
wujud
pertanggungjawaban
keuangan
kepada
pihak-pihak
yang
Sedangkan,
karena
sektor
sumber
publik
dana
bertanggung
yang
jawab
digunakan
kepada
berasal
dari
pemerintah
bertanggung
jawab,
legislatif
dan
badan
diharapkan
juga
berperan
aktif
dalam
proses
Tabel 1.2
Opini atas LKPD Provinsi Sulawesi Selatan
memerangi
kecurangan
yang
tampaknya
tak
banyak
Tabel 1.3
Indeks Persepsi Kecurangan Akuntansi
Di 50 Kabupaten / Kota
Diurutkan dari yang tertinggi
2009:143).
Laporan keuangan juga merupakan potret kinerja suatu entitas.
Esensinya menjadi landasan keputusan banyak pihak, investor, kreditur,
agen pemerintah, karyawan dan masyarakat umum secara luas, akibatnya
manajemen
mungkin
memiliki
keinginan
ekonomi
tertentu
untuk
10
mendapatkan
hasil
tertentu
yang
diinginkan.
Alasan
ini
yang
Definisi
ini
menjelaskan
bahwa
creative
accounting
dalam
11
anggaran
dan
penangguhan
akuntansi
serta
Vinnari
dan
Nasi
(2008:113)
creative
accrual
penerapan
12
13
Menurut
14
sebagai
parlemen
yang
bertugas
untuk
mengamankan
15
pelatihan
kinerja
yang
dirasakan
auditor.
Penelitian
Al-Qarni
(2004)
16
isu-isu yang telah diidentifikasi: (a) auditor independen, (b) peran auditor
sehubungan dengan penipuan, (c) menjamin laporan keuangan, (d)
memberikan sinyal peringatan dini tentang kemungkinan kegagalan bisnis,
dan (e) transaksi bisnis yang diperiksa oleh auditor. Lebih lanjut Al-Qarni
menjelaskan bahwa tujuan audit untuk kelompok pengguna tidak sejelas
kelompok auditor dan preparer. Selain itu, perbedaan persepsi juga
berkaitan dengan format laporan audit. Kelompok auditor, misalnya,
senang dengan format laporan audit yang telah ada dan tidak berpikir
untuk melakukan modifikasi. Namun, preparer dan dua kelompok
pengguna lainnya memerkenalkan beberapa pemikiran dan saran untuk
modifikasi. Peneliti ini mengembangkan kerangka kerja Burrel and Morgan
(1979) yang mengklasifikasikan berbagai pemikiran dalam ilmu sosial.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena terdapat
penambahan variabel creative accounting dan laporan hasil pemeriksaan
dalam kaitannya dengan audit expectation gap. Ini disebabkan karena
variabel creative accounting merupakan metode untuk memanfaatkan
teknik dan kebijakan guna mendapatkan hasil yang diinginkan, mengingat
hasil dari beberapa survei akuntansi menunjukkan adanya konflik
kepentingan dan tekanan pimpinan terhadap akuntan internal, auditor,
atau konsultan akuntansi (Sulistiawan et al., 2009). Selama ini creative
accounting telah banyak dilakukan pada sektor privat demikian pula pada
sektor publik. Salah satu penelitian creative accounting dalam bidang
anggaran dilakukan oleh Maiga dan Jacobs (2007), yang berjudul Budget
17
Trust
and
Goal
Commitment.
Hasil
penelitiannya
A. Rumusan Masalah
Penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat audit
expectation
gap
antara
pendekatan
akuntabilitas,
auditor
creative
dengan
pengguna,
accounting
dan
berdasarkan
konsep
audit.
18
expectation gap?
6. Apakah konsep audit berpengaruh positif terhadap audit expectation
gap?
7. Apakah opini laporan hasil pemeriksaan berpengaruh positif terhadap
audit expectation gap?
8. Apakah
akuntabilitas,
creative
accounting
dan
konsep
audit
19
creative
accounting
terhadap
opini
laporan
hasil
pemeriksaan.
3. Pengaruh konsep audit terhadap opini laporan hasil pemeriksaan.
4. Pengaruh akuntabilitas terhadap audit expectation gap.
5. Pengaruh creative accounting terhadap audit expectation gap.
6. Pengaruh konsep audit terhadap audit expectation gap.
7. Pengaruh opini laporan hasil pemeriksaan terhadap audit expectation
gap.
8. Pengaruh akuntabilitas, creative accounting dan konsep audit secara
tidak langsung terhadap audit expectation gap melalui opini laporan
hasil pemeriksaan.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Praktis
a.
Bagi profesi akuntan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk
merumuskan standar pemeriksaan untuk memudahkan dalam
mendeteksi adanya tindakan creative accounting.
b. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan
pertimbangan
untuk
semakin
mengurangi
audit
20
pemeriksaan.
Memberikan bukti empiris mengenai keberadaan
audit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21
basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama
ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan,
sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu
investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer,
dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut nexus of contract.
Perbedaan kepentingan ini menyebabkan masing-masing pihak
berusaha
memerbesar
keuntungan
bagi
diri
sendiri.
Principal
dengan
pemberian
kompensasi/bonus/insentif/remunerasi
22
tindakan
hubungan yang optimal dan ekonomis dengan cost yang didapat dan
dipertanggungjawabkan
dari
segi
nilai
pasar.
Pihak-pihak
yang
23
keagenan
sepenuhnya
dengan
sektor
pemerintahan
pendekatan
keagenan
tidak
dapat
didekati
konvensional,
karena
dua
dekade
individualisnya,
di
adalah
mana
ideologi
kedua
titik
kapitalisme
dengan
sikap
berangkat
tersebut
telah
24
di lingkup
25
inilah
yang
menimbulkan
terjadinya
expectation
gap
antara
2. Teori Ekspektasi
Teori ekspektasi/teori harapan mengasumsikan bahwa individu
berniat
memilih
tindakan,
tingkat
usaha,
dan
pekerjaan
yang
26
hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
27
3. Akuntabilitas
Di Indonesia, undang-undang (UU) No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah memberikan kewenangan lebih
luas kepada pemerintah daerah dalam menata sistem pengelolaan
keuangan daerah. Kewenangan yang dimaksud diantaranya adalah
keleluasaan dalam memobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan
dan target penggunaan anggaran, serta pengelolaan keuangan. Namun
28
daerah
memunyai
kewajiban
untuk
29
Standar
Pemeriksaan
Keuangan
Negara
(2007),
30
merupakan
konsep
yang
komplek,
lebih
sulit
Akuntabilitas adalah
horizontal
(masyarakat)
bukan
hanya
Akuntabilitas
bermakna
pertanggungjawaban
dengan
31
yang
menjamin
bahwa
setiap
kegiatan
penyelenggaraan
membutuhkan
informasi
sangat
32
4. Creative Accounting
Menurut Balaciu et.al (2009:170), sebenarnya istilah creative
accounting telah ada sejak akuntansi pertama kali ditemukan oleh Luca
Pasiolo dalam bukunya De Arithmetica, yang berambisi untuk membuat
suatu angka menjadi menarik atau dapat digunakan untuk menghasilkan
informasi. Dengan demikian, Luca Paciolo telah membentuk akuntansi
manual terlebih dahulu yaitu praktik akuntansi kreatif. Hubungan antara
pedagang pada perdagangan luar negeri Venetian dicatat dalam
pembukuan double-entry dengan tinta dan pena ke dalam buku utama
dan buku anak perusahaan. Ketika terjadi perbedaan, maka kadangkadang secara tidak sengaja tempat tinta akan mengenai buku-buku ini
sehingga entri tidak terbaca. Inilah asal mula munculnya istilah menutupnutupi.
Saat ini, seorang akuntan dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan, harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan
keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi kenyataan di
33
sebenarnya
(faithful
menggambarkan
kemungkinan
alternatif
penyajian
laporan
34
seorang
akuntan
melakukan
creative
35
36
37
menjamin
dilakukannya
pertanggungjawaban
publik
oleh
tidak terbuka
sebenarnya
terhadap
dan
instansi
masyarakat
sektor
mengenai
publik
rawan
kondisi
akan
38
Secara teknis, audit pada sektor publik sama dengan audit pada
sektor privat. Menurut Jones dan Bates (1990) yang membedakan
pelaksanaan audit dua sektor tersebut adalah pada kebutuhan yang
mendasari untuk melaporkan pengaruh politik negara yang bersangkutan
dan kebijaksanaan pemerintahan. Audit sektor publik memiliki cakupan
tugas dan tanggung jawab yang lebih luas dari pada audit pada sektor
privat. Selain itu perbedaan yang paling mendasar antara audit sektor
publik dan privat adalah pertimbangan kebijakan politik. Dalam akhir
proses
audit,
khususnya
menggunakan
objektivitas
menyeluruh.
Pengertian
dalam
audit
terbaiknya
audit
sektor
keuangan,
dan
auditor
rekomendasi
publik
menurut
akan
secara
Indra
39
berterima
pengendalian
intern
umum,
serta
peraturan
kegiatan
perundang-undangan
operasi
dan
40
lebih banyak daripada laporan audit pada sektor privat. Hal ini pada
gilirannya akan menyebabkan lebih luasnya tanggung jawab auditor
sektor publik dibandingkan dengan rekan mereka pada sektor privat.
6. Konsep-konsep Audit
Auditing perlu memiliki konsep-konsep tersendiri apabila ingin
memeroleh suatu pengakuan sebagai disiplin ilmu yang mandiri.
Defenisi konsep menurut Mautz dan Sharaf (1980:53) sebagai berikut:
Concept ... in phylosofy, a term applied to a general idea derived from and
considered a part from the particulars observed by the sense...
Selanjutnya, dalam phylosofi auditing disebutkan bahwa pada
mulanya konsep-konsep utama auditing terdiri dari bukti, due audit care
(kehati-hatian), penyajian yang wajar, independensi dan kode etik.
Konsep-konsep ini dapat dikembangkan dan ditambah untuk melengkapi
konsep utama di atas apabila ada konsep lain yang signifikan.(Mautz dan
Sharaf,1980:67).
Penelitian ini merupakan penerapan rerangka akuntabilitas di
sektor publik. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diawasi atau
dikendalikan dengan mengunakan enam konsep audit, yaitu independensi
auditor, kompetensi auditor, materialitas audit, bukti audit, pendapat wajar
dan audit kinerja seperti pada penelitian yang dilakukan Chowdhury dan
Kouhi (2005) di Bangladesh. Konsep audit ini diadaptasi dari audit
Comptroller Auditor Generals (CAG) pada sektor publik. Namun, pada
41
42
terutama
digunakan
untuk
membandingkan
realisasi
43
Pemeriksaan
Keuangan
Negara
(SPKN).
BPK
melaksanakan
44
(2007:45)
Standar
menetapkan
Pemeriksaan
bahwa
untuk
memberlakukan
pemeriksaan
empat
standar
45
46
tidak
mengeluarkan
pemeriksa
harus
membuat
laporan
catatan
hasil
yang
pemeriksaan,
maka
mengikhtisarkan
hasil
tertulis
alasan
penghentian
pemeriksaan
tersebut
kepada
47
48
harapan masyarakat pada auditor dan kinerja auditor yang dirasakan oleh
masyarakat. Sedangkan Monroe dan Woodliff (1993) menyatakan bahwa
pengertian audit expectation gap adalah : perbedaan tingkat keyakinan
antara auditor dan masyarakat tentang tugas dan tanggung jawab auditor
dan
gambaran
yang
disampaikan
dalam
bentuk
laporan
hasil
pemeriksaan.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan tentang pengertian audit
expectation gap tetapi banyak peneliti telah mengadopsi gagasan bahwa
kesenjangan harapan mengacu pada perbedaan antara apa yang
masyarakat dan auditor pandang sebagai sesuatu hal yang berkaitan
dengan tanggung jawab audit (Gramling et al., 1996; McEnroe dan
Martens, 2001; Sikka et al., 1998;. Monroe dan Woodliff, 1994; Koh dan
Woo, 1998; Dixon et al., 2006; Chowdhury et al., 2005; Epstein dan
Geiger, 1994; Gloeck dan De Jager, 1993; Humphrey et al., 1993; Leung
dan Chau, 2001; Lin Chin dan 2004).
Saha dan Baruah (2008:67) menyatakan bahwa kepercayaan
pengguna biasanya tergantung pada dua faktor yaitu, pemahaman yang
tepat tentang kebutuhan pengguna dan yang paling penting
adalah
49
B. Tinjauan Empiris
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menyelidiki adanya audit
expectation gap dalam berbagai konteks di Inggris, Amerika Serikat,
Australia, Selandia Baru, Singapura dan negara lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bukti keberadaan audit expectation gap sangat
substansial. Baron et al. (1977), misalnya, menemukan perbedaan yang
signifikan di Amerika Serikat antara auditor dan pengguna laporan
keuangan
yang
berkaitan
dengan
tanggung
jawab
auditor
50
bahwa
penelitian
sebelumnya
didukung
adanya
Penelitian mereka
auditor.
McEnroe
dan
Martens
(2001)
juga
menemukan
pelaporan. Mereka
51
52
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai audit expectation gap
Peneliti
Hasil
Winarna dan
Rahmawati (2003)
53
Chowdhury et al.,
(2005)
Al-Tawaijri (2006)
54
(2004)
Mahadevaswamy dan
Salehi (2008)
Ebimobowei dan
Oyadonghan (2011)
Salehi (2011)
Penelitian mengenai
55
56
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A.
Kerangka Konseptual
57
menguji
57
Gambar 1
Kerangka Konseptual
1. Menguji
pengaruh
langsung
variabel
akuntabilitas,
creative
58
dan
Mereka mengembangkan
asumsi permasalahan dalam kerangka kerja teoritis yang lebih luas, yaitu
dari sudut pandang politik, birokrasi dan anggaran. Untuk itu, tujuan dari
pelaporan keuangan sektor publik seharusnya adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas suatu entitas dalam menangani sumber daya
yang dibebankan kepadanya (IFAC, 2000; Henley et al., 1990; Freeman,
2004). Akuntabilitas
prinsip-prinsip
adalah
pemerintahan,
instrumen
hukum,
yang
menunjukkan apakah
keterbukaan,
transparansi,
59
60
laporan
keuangan
pemerintah
daerah
yang
creative
Sulistiawan
accounting
menyatakan
(Sulistiawan,
bahwa,
2011:23).
creative
Lebih
accounting
lanjut
bukanlah
tentang
creative
accounting
dalam
61
konsep-konsep utama dalam auditing, yakni evidence, due audit care, fair
presentation, independence dan ethical conduct. Lebih lanjut, Mautz dan
Sharaf menjelaskan bahwa secara umum ada 3 (tiga) jenis bukti, yakni:
natural evidence (bukti alamiah), created evidence (bukti yang diciptakan),
dan rational argumentation (gagasan/ide yang logis). Ketiga kelompok
bukti tidak memiliki kekuatan yang sama dalam alam pikiran manusia.
Due audit care atau kehati-hatian dalam melaksanakan audit diukur
dengan menggunakan kode etik dan standar audit.
Penelitian Chowdhury et al. (2005) di Bangladesh menggunakan 6
(enam) konsep audit, yaitu: independensi, kompetensi, materialitas, bukti
audit, pendapat wajar dan audit kinerja. Konsep ini diadopsi dari
Comptroller Auditor Generals (CAG) pada sektor publik di Bangladesh.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan dalam persepsi antara auditor CAG dengan masing-masing dari
dua kelompok pengguna, yaitu anggota PAC dan perwakilan IFA.
Penelitian yang sama dilakukan oleh
62
Adam
dan
Evans
(2004),
akuntabilitas
dan
bertujuan
dengan
apakah
kebutuhan
informasi
pengguna
turut
63
informasi dari anggota PAC. Sebaliknya anggota PAC tidak yakin hal ini
terjadi. Mengingat fakta, adanya tatap muka langsung antara auditor CAG
dan
anggota
PAC
pada
rapat
PAC,
hal
ini
dapat
tentang
Keuangan
Negara
mengamanatkan
agar
laporan
64
65
pengguna
laporan
keuangan
akan
menyebabkan
adanya
66
67
Menurut
Gramling,
Schatzberg,
dan
Wallace
(1996)
audit
IAI
pun
telah
melaksanakannya
dengan
perubahan
dan
68
al.
(2001)
dan
Schelluch
(1996),
hanya
saja
mereka
69
persepsi
antara
pemakai
laporan
keuangan
auditan
dan
tanggung
jawab
melaporkan
dan
Halim
(2007),
penelitiannya
menyangkut
70
BAB IV
METODE PENELITIAN
a.
Rancangan Penelitian
71
b.
Objek Penelitian
72
72
oleh
kesimpulannya
peneliti
untuk
(Sugiyono,
dipelajari
2010:389).
dan
kemudian
Populasi
ditarik
penelitian
ini
Auditor yaitu para auditor yang bekerja pada kantor perwakilan BPKRI di Provinsi Sulawesi Selatan
2.
a.
yang masuk
73
c.
2.
3.
4.
2.
74
skala
Likert
tujuh
poin
dengan
menunjukkan
2.
75
KONSEP VARIABEL
Akuntabilitas
(X1)
SUB
VARIABEL
INDIKATOR
1.
Tepat
SKALA
waktu
dan 1.Ordinal
jelas
2.
memberikan pertanggungjawaban,
2.Ordinal
Format
mudah
3.Ordinal
dipahami
Menjamin
akuntabilitas publik
1.
Mengubah metode
1.Ordinal
2.
akuntansi
Membuat estimasi
2.Ordinal
3.
Akuntansi
Mengubah periode
4.
5.
pengakuan
Mereklasifikasi akun
Mereklasifikasi akrual
3.Ordinal
4.Ordinal
5.Ordinal
menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan
Konsep Audit
Independensi
1. Tidak memihak
1. Ordinal
(X3)
(X3a)
2. Ordinal
dipertimbangkan
objektive
sebagai
3. Menghindari pertentangan
dengan
(Mautz
3. Ordinal
kepentingan
pemikiran-
and
Sharaf,
Kompetensi
(X3b)
1. Sertifikat/Ijazah
2. Keikutsertaan dalam
3.
4.
5.
6.
pelatihan
Simposium dalam negeri
Simposium luar negeri
Pelatihan dalam negeri
Pelatihan luar negeri
1. Ordinal
2. Ordinal
3.Ordinal
4.Ordinal
5.Ordinal
76
1.
Materialitas
(X3c)
Kekeliruan karena
mengunakan estimasi
2.
Pengukuran lingkup
6.Ordinal
1.Ordinal
audit
3.
Jumlah maksimun
kemungkinan terdapat
2.Ordinal
3.Ordinal
kekeliruan
1. Waktu dan biaya dalam
Bukti audit
1.Ordinal
proses audit
2. Lingkup audit yang
(X3d)
memengaruhi proses
2.Ordinal
pengumpulan bukti.
3. Kebutuhan informasi yang
dirasakan pengguna
3.Ordinal
memengaruhi proses
pengumpulan bukti.
1. Laporan keuangan yang
disajikan telah sesuai
Berterima Umum (PABU).
wajar (X3e)
Audit kinerja
1.Ordinal
Pendapat
1.
2.
operasi
Keefektifan
hasil
yang
1. Ordinal
dicapai.
2. Ordinal
(X3f)
Opini
Wajar Tanpa
Laporan
Pengecualian
Hasil
(Y1a)
memadai
2. Seluruh laporan keuangan
Pemeriksaan
2. Ordinal
1. Ordinal
Wajar Dengan
Pengecualian
(Y1b)
1. Ordinal
2. Ordinal
bukti)
1. Salah saji yang terjadi
adalah material tetapi
Tidak Wajar
(Y1c)
1. Ordinal
keuangan
1. Tidak memeroleh bukti yang
cukupmemadai sebagai
Menolak
memberikan
dasar opini
2. Dampak salah saji tidak
1. Ordinal
77
pendapat (Y1d)
2. Ordinal
ketidakpastian dalam
kondisi ekstrim
Audit
Gap
(Y2)
kecurangan
2. Memertahankan sikap
Expectation
(Liggio, 1974)
independensi
3. Mengkomunikasikan hasil
3. Ordinal
1. Ordinal
2. Ordinal
3. Ordinal
4. Ordinal
audit
4. Memerbaiki keefektifan
audit
Kuesioner
Diharapkan dapat diperoleh data primer dengan data diperoleh
melalui kuesioner yang langsung disebarkan kepada auditor BPK,
anggota DPRD, pegawai pemerintah daerah dan masyarakat.
2)
Wawancara
3)
Observasi
4)
Kepustakaan
Untuk melengkapi data primer, diperlukan pula data sekunder yang
diperoleh
melalui
penelitian
kepustakaan.
Pengumpulan
data
78
majalah-majalah
yang
menunjang
pembahasan
dan
analisis
penelitian lapangan.
serta
untuk
mengetahui
tingkat
instrumen
dilakukan
reliabilitas
tingkat
validitas
dengan
79
dimana:
rXY =
Kriteria penilaian, jika rXY > rtabel, maka butir pernyataan yang bersangkutan
valid untuk digunakan dalam pengumpulan data; jika r XY rtabel, maka butir
pernyataan yang bersangkutan tidak valid digunakan sebagai alat
pengumpul data dan harus dikeluarkan dari instrumen.
Pengukuran
= reliabilitas instrumen
si2
st2
= varians total
80
menggunakan
metoda
menggunakan cronbachs
internal
consistency
dengan
81
(1)
(2)
Sehingga dari persamaan (2) fungsi audit expetation gap (Y2) dapat
ditulis ulang menjadi:
Y2 = {X1, X2, X3, Y1 (X1, X2, X3)} . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(2a)
82
dimana:
X1 = Akuntabilitas
X2 = Creative Accounting
X3= Konsep Audit
Y1= Laporan Hasil Pemeriksaan
Y2= Audit Expectation Gap
Lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur di bawah ini :
1.
Struktur Pertama
Struktur pertama adalah untuk menggambarkan jalur pengaruh
Y1
rX1Y1
X1
rX2Y1 rX1x2
rX3Y1
1Y1
2X1
X2
rX1x3
3X2
Y2
4X3
rX2x3
X3
83
terhadap
Struktur Kedua
Struktur kedua ini adalah untuk menggambarkan jalur pengaruh
X
rX1X2 1
rX1X3
rX2X3
X2
X3
2
1X1
2X2
3X 3
Y1
84
(4)
3.
Struktur ketiga
Struktur ketiga menggambarkan pengaruh langsung dan pengaruh
X1
1
1
Y1
2
X2
4
2
Y2
3
X3
3
Gambar 4.3 Struktur Ketiga
Pengaruh Variabel X1, X2, X3 terhadap Variabel Y2 melalui Y1
85
b. Pengaruh langsung
1
86
gap (Y2).
2
d. Pengaruh total
1 = (1+14) =
2 = (2+24) =
3 = (3+34) =
87
e. Standard error
1
88
Peneliti
diharapkan
melakukan
pengujian
dengan
Tabel 4.2
Syarat Fit Model
89
No.
Indeks
Syarat
Chi Square
Kecil
5%
RMSEA
0.08
GFI
0.90
AGFI
0.90
CMIN/DF
2.00
TLI
0.95
CFI
0.95
90
91
relatif
> 2,0
atau bahkan 3,0 merupakan indikasi dari acceptable fit antara model
dengan data (Arbuckle dan Wotheke, 1999:42).
92
baseline
model
(Ferdinand,
2002:125).
Nilai
yang
model
yang
93
pada
dasarnya
94
3. Uji normalitas yaitu sebaran dilakukan dengan kurtosis value dari data
yang digunakan biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-Value. Bila nilai Z lebih
besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah
normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan
0,01 (1%).