Você está na página 1de 2

ANALISIS DATA

1. Mendengarkan suara jantung


Untuk mendengarkan suara jantung digunakan alat stetoskop. Suara jantung
yang didengarkan adalah pada bagian katup mitral. Mula mula bel
stetoskop ditempelkan pada dada subjek, pada ruang sela iga ke 5 di sebelah
kiri sternum dekat puting susu kiri. Lalu suara jantung didengarkan. Suara
pertama berbunyi Lup lebih panjang dan lebih keras daripada suara kedua
yang berbunyi dup lebih pendek dan lebih nyaring. Setelah didengarkan,
dihitung interval waktu antara suara Lup-dup. Pada ulangan pertama
didapatkan hasil interval waktu antara suara Lup-dup sebesar 0,8 detik. Pada
ulangan kedua didapatkan hasil 0,6 detik dan pada ulangan ketiga didapatkan
hasil 0,5 detik. Jadi rata-rata interval waktu antara suara Lup-dup adalah 0,6
detik. Setelah itu, dihitung waktu istirahat antara suara dup-lup. Pada
ulangan pertama didapatkan hasil waktu istirahat antara suara dup-lup
sebesar 0,8 detik. Pada ulangan kedua didapatkan hasil 1,1 detik dan pada
ulangan ketiga didapatkan hasil 0,8 detik. Jadi rata-rata waktu istirahat antara
suara dup-lup adalah 0,9 detik.
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulakan bahwa interval
waktu lup-dup lebih cepat bila dibandingkan waktu istirahat antara suara
dup-lup.
2. Palpasi denyut nadi radialis
Untuk menghitung denyut nadi dilakukan dengan palpasi. Denyut nadi yang
dihitung adalah denyut nadi radialis pada subjek dalam keadaan istirahat
(duduk). Mula-mula dicari denyut nadi radialis subjek dengan meraba agak
sedikit menekan bagian permukaan pergelangan tangan, persis pada pangkal
ibu jari dengan menggunakan ujung jari ke 2 dan ke 3. Kemudian tekanan
dikendorkan pelan-pelan sampai dirasakan adanya denyut nadi. Lalu
dihitung jumlah denyut nadi radialis selama 1 menit. Pada ulangan pertama
didapatkan hasil jumlah denyut nadi radialis per menit sebesar 61 kali
permenit, pada ulangan kedua sebesar 68kali permenit, dan pada ulangan
ketiga sebesar 70 kali permenit. Jadi rata-rata jumlah denyut nadi radialis
permenit adalah 66 kali permenit.

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulakan bahwa dalam


keadaan istirahat denyut nadi rata-rata 60-70 kali permenit.
3. Perbandingan kecepatan denyut jantung dan denyut nadi
Perbandingan kecepatan denyut jantung dan denyut nadi dilakukan dengan
menghitung jumlah suara lup-dup pada jantung bagian apeks selama 1 menit
(1 suara lup-dup dihitung sebagai 1 denyutan) dan menghitung denyut nadi
pada arteri radialis selama 1 menit. Pada ulangan pertama didapatkan hasil
jumlah denyut jantung bagian apeks sebesar 75 kali permenit dan denyut
nadi radialis sebesar 76 kali permenit. Pada ulangan kedua didapatkan hasil
jumlah denyut jantung bagian apeks sebesar 74 kali permenit dan denyut
nadi radialis sebesar 76 kali permenit. Pada ulangan ketiga didapatkan hasil
jumlah denyut jantung bagian apeks sebesar 74 kali permenit dan denyut
nadi radialis sebesar 76 kali permenit. Jadi rata- rata denyut jantung bagian
apeks sebesar 74 kali permenit dan denyut nadi radialis sebesar 76 kali
permenit. Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulakan bahwa
jumlah denyut jantung lebih kecil daripada jumlah denyut nadi.
4. Menghitung tekanan arteri dan vena
a) Untuk mengukur tekanan arteri dilakukan dengan menggunakan alat
sphygmomanometer. Tekanan arteri diukur dengan mengetahui tekanan
sistole dan tekanan diastole. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan
hasil tekanan sistole sebesar 110 mmHg dan tekanan diastole sebesar 80
mmHg.
b) Untuk menghitung tekanan vena dihitung menggunakan rumus:
Pv = 1,056 x a mmHg/13,6.
Dimana a merupakan jarak vertikal antara atrium kanan dengan
menghilangnya vena. Berdasarkan hasil pengamatan jarak
menghilangnya vena yaitu pada jarak 210 mm. Sehingga besar tekanan
vena jika dihitung menggunakan rumus, yaitu:
Pv = 1,056 x a mmHg/13,6.
= 1,056 x 210 mmHg/13,6
= 16,3 mmHg.
Berdasarkan perhitungan diatas maka tekanan vena sebesar 16,3 mmHg.

Você também pode gostar