Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya pendidikan
ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran yang efektif dan
efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru, tetapi siswa diminta untuk
menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya memberikan garis besarnya. Di
sini guru harus pintar dan kreatif dalam menemukan media pembelajaran untuk membantu
pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memfokuskan bagaimana
Pemanfaatan Media Pembelajaran di SD Negeri 71 kota Bengkulu.
Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala seuatu yang
dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga
terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efektif.
Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media pembelajaran ada
4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media
Multimedia.
Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru dan
siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak
menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang materi yang
diajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan
media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru
sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya
yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap
pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Umum
Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran
di Sekolah Dasar Negeri 71 kota Bengkulu.
2. Rumusan Khusus
Secara khusus penelitian ini merumuskan :
a) Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?
b) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?
c) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?
d) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2.
D.
1.
2.
3.
A.
1.
2.
a)
b)
c)
d)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini berupaya
untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan media
pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. (Yin,2003) mendefenisikan studi kasus
merupakan seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan
nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak tampak dengan tegas, dan
multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi kasus terjadi ketika peneliti
melakukan eksplorasi terhadap entitas atau fenomena tunggal (the case) yang dibatasi oleh
waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel, 1994:11).
Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Jika
dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi empiris
hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi fenomena
terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara fenomena dan konteksnya (Yin,
2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih
dalam lagi untuk memahami konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat mengetahui
seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.
Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus atau
lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu
mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam
pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian ini, karena
mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan
bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek atau fenomena
yang diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus sehingga tidak membuat
penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu memperdalam penjelasan terhadap
fenomena yang diteliti yang dalamhal ini bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di
SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari pemanfaatan
media pembelajaran di SDN 71 Kota Bengkulu, dengan alasan banyak guru yang kurang
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain,
peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media media ini hanyalah sebuah permainan,
maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi perkembangan pemahaman
siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Sesuai dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk menyampaikan
materi pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang relevan. Alasan subjek peneltian
yang pertama adalah guru karena, yang mengatur segala macam proses pembelajaran adalah
seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama (the main actor) dalam proses
pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Peran guru di sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru
menjelaskan materi ajar dengan bantuan media pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan
media itu dengan efektif dan efesien yang dapat membuat siswa memahami materi yang
diajarkan.
Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah, karena
siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan seorang guru.
Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami materi yang diajarkan.
Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan penguasaan materi, selain itu kegiatan
ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan materi ajar
dengan pemanfaatan mediapembelajaran.
Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau
pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Apakah mediamedia pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan sekolah.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Interview (Wawancara)
2.
3.
D.
1.
Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui sebagaimana
pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai dengan subjek
penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk
memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak terpimpin
namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan beberapa
pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana pemanfaatan media pembelajaran?
Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.
Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik
penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan
oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode wawancara dibagi
menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil metode wawancara yang
terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).
Metode Observasi
Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada
objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung terkait
pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai dengan rencana
penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat peneliti menggunakan
metode ini.
Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek penelitiannya,
terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi partisipan dan observasi
nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu
peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi dengan objek
penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang
diteliti. Sesuai dengan jenis metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam
mengamati proses pembelajaran Matematika kelas VI di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Di sini
saya bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media pembelajaran.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya gunakan. Dengan
metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang mendukung dalam proses
pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Melalui metode ini saya memperoleh sesuatu
yang akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang
lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana
pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Media ini membantu saya
memperoleh data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidiovisual dan multimedia dalam proses pembelajaran.
Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang
memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-ada
data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.
Pengembangan Alat Pengumpulan Data
Menyusun Kisi- Kisi
No
Rumusan
Variabel
Indikator
Rumusan Pertanyaan
Masalah
1.
2.
3.
2.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
3.
a)
b)
c)
E.
Bagaimanakah
Pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
audio?
Bagaimanakah
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
visual?
Bentuk
1. Pemanfaatan
pemanfaatan oleh guru
media
2. Pemahaman
pembelajaran siswa
jenis audio?
1.Bagaimana pemanfaatan
media audio oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
audio?
Bentuk
1. Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan guru
media visual oleh guru?
media
2. Pemahaman
2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran siswa
siswa melalui media
jenis visual?
pembelajaran jenis media
visual?
Bagaimanakah
Bentuk
1. Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan
pemanfaatan guru
media audio-visual oleh guru?
media
media
2. Pemahaman
2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran
pembelajaran siswa
siswa melalui media
jenis media
jenis audiopembelajaran jenis media
audio-visual?
visual?
audio-visual?
4. Bagaimanakah
Bentuk
1. Pemanfaatan
1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan
pemanfaatan oleh guru
media multimedia oleh guru?
media
media
2. Pemahaman
2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran
pembelajaran siswa
siswa melalui media
jenis media
jenis
pembelajaran jenis media
multimedia?
multimedia?
multimedia?
Merumuskan pertanyaan penelitian
Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan data dari narasumber.
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber seputar :
Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?
Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?
Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?
Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?
Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?
Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-visual?
Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?
Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media multimedia?
Uji alat pengumpulan data
Melalui peritimbangan pakar
Melalui Uji Coba
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis
data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapantahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth
inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya.
Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman
menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar
penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan
kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis
sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian
kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat,
kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara
utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap
penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap
asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat
melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II,
sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang
dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori
dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang
ada.
4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke
dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut,
penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah
didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain.
Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak
terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau
teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan
saran.
5. Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang
membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah
selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu,
penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan
F.
b.
c.
d.
e.
subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan
significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek.
Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup
keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
Teknik Keabsyahan Data
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan
emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan
kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :
1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur
benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan
proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu
tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton
(Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai
keabsahan, yaitu :
Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut
pandang yang berbeda.
Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement)
yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada
bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan
metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang
dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
2. Keabsahan Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan
hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai
melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian
kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.
Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan
lain yang berbeda.
3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada
kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal
terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
4. Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya
akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya
memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama.
Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain
penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.