Você está na página 1de 47

Oleh :

Drs. I Made Siaka, M.Sc(Hons).


Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia
Fakultas MIPA Universitas Udayana

Ilmu Pemisahan:

Ilmu yang mempelajari gejala fisika dan kimia


yang terlibat dalam proses /pencapaian
pemisahan, pengembangan & penggunaan
berbagai proses pemisahan.
Cara kerja / pengerjaan sehingga suatu campuran
dibagi menjadi sekurang-kurangnya 2 fraksi yang
berbeda susunannya.

Definisi Pemisahan menurut Rony:


Kondisi hipotetik di mana setiap
komponen kimia terisolasi sempurna
dalam daerah makroskopik yang
terpisah
Hipotetik karena tidak mungkin
mengisolasi komponen suatu campuran
secara sempurna.

PEMISAHAN CAMPURAN

Materi
zat murni
(tunggal)

Unsur

senyawa

Campuran
(majemuk).
Gabungan 2 zat murni
komposisi sembarangan
masih memiliki sifat-sifat
asalnya.

2 unsur / lebih
komposisi tertentu

Heterogen

Homogen

Proses Pemisahan
Campuran
Heterogen
1. Sedimentasi
2. Sentrifugasi
3. Filtrasi

Click Here

Homogen
1. Absorpsi
2.Adsorpsi
3.Distilasi
4.Kromatografi
5.Evaporasi
6.Kristalisasi
7.Sublimasi
8.Ekstraksi
9.Pengeringan (Drying)

a.Ekstraksi Pelarut
b.Pengendapan
c.Kopresipitasi
d.Elektrodeposisi
e.Pertukaran ion
f.Adsorbsi/desorbsi
g.Volatilisasi (distilasi, sublimasi, dll)
h.Absorbsi

1.Pilih langkah terbesar pada tahap pertama jika


mungkin termurah. Misal ekstraksi pelarut
2.Pilih proses pemisahan yang didasarkan pada
perbedaan sifat fisika. Misal muatan
(pertukaran ion), ukuran (filtrasi gel, sentrifugasi)
3.Pilih proses dimana mengeksploitasi perbedaan
terbesar sifat fisika antara analit/produk dengan
matriks/pengotor

4.Pilih langkah termahal pada saat terakhir, misal


HPLC, GC-MS, LC-MS, dll.

Oleh:

Drs. I Made Siaka, M.Sc.(Hons.).


Lab. Kimia analitik

Distilasi adalah suatu tehnik yang digunakan untuk


tujuan pemurnian dan pemisahan suatu zat cair
yang didasarkan atas perbedaan titik didih.
Dalam distilasi cairan pada mulanya diuapkan,
kemudian uap yang terbentuk diembunkan
menjadi cairan kembali melalui proses
pendinginan

Tahap-tahap dalam distilasi:


Pemanasan Pendidihan
Penguapan Pengembunan

Sifat fisika yang berperan dalam distilasi


adalah titik didih

Gambar 2. Kesetimbangan Dinamis (Penguapan air dalam


wadah tertutup)
a. Hanya terjadi penguapan
b. Laju penguapan > laju pengembunan
c. Pada kesetimbangan, laju penguapan = laju
pengembunan
Demo

Uap yang berada dalam kesetimbangan dengan


cairan menimbulkan tekanan yang disebut
dengan tekanan uap.

Tekanan uap suatu cairan naik dengan naiknya


suhu.
Bila tekanan uap sama dengan tekanan pada
permukaan cairan maka cairan akan
.
Cairan diuapkan oleh gelembung-gelembung
yang terbentuk dalam cairan.

Gambar 3. Kurva tekanan uap beberapa senyawa

Titik didih : suhu dimana tekanan uap cairan


sama dengan tekanan uap pada permukaan.
Tititk didih normal: titik didih pada tekanan
sama dengan 760 mmHg (1 atm).
Bila tekanan uap turun maka titik didih juga
turun.
Penurunan titik didih dengan penurunan
tekanan berguna untuk distilasi senyawa yang
teruarai pada titik didih normalnya, misalnya etil
asetoasetat yang mendidih (dg. peruaraian)
pada 180o C, 760 mmHg dan tanpa peruaraian
pada suhu 78o C, 18 mmHg.

Hukum Raoult: Tekanan uap pelarut (PA) pada


permukaan larutan besarnya sama dengan
hasil kali tekanan uap pelarut murni (PoA)
dengan fraksi mol pelarut (XA) tersebut di
dalam larutan. Secara matematis hukum ini
dapat ditulis sebagai berikut:
PA = XA PoA
Bila zat terlarut mudah menguap sehingga
tekanan uapnya dapat diukur, maka tekanan
uap zat terlarut dapat dicari dengan rumus
serupa yaitu :
PB = XB PoB

Misal sistem terdiri dari hanya A dan B maka P


total dapat dicari dengan Hukum Dalton.
P = PA + PB
P = XA PoA + XB PoB

Gambar 4. Hk. Raoult dan Dalton pada sistem benzena dan toluena

Keadaan di atas adalah untuk larutan ideal dimana interaksi


antara semua komponen adalah sama sulit dipenuhi
penyimpangan Hk. Raoult.
1. Penyimpangan positif (tekanan uap lebih besar dari yang
dihitung).
2. Penyimpangan negatif (tekanan uap lebih kecil dari yang
dihitung).

Gambar 5. Penyimpangan positif & negatif hk. Raoult

Beberapa hal yang harus diingat dalam distilasi


adalah:
1. Titik didih campuran selalu berada di antara titik
didih konstituen yang tertinggi dan terendah.
2. Semakin dekat titik didih konstituen murni dari
campuran semakin sulit campuran dipisahkan
secara distilasi.
3. Suatu campuran dua zat atau lebih yang
memiliki titik didih yang sama akan memiliki titik
didih campuran yang sama dengan titik didih
konstituennya dan tidak dapat dipisahkan
secara distilasi.

Gambar 6. Titik didih campuran dua zat

Dari P = PA + PB
= XA PoA + XB PoB
Tekanan uap sebanding dengan fraksi molnya dalam fase
uap:

Maka

YA : fraksi mol A dalam fase uap


YB : fraksi mol B dalam fase uap

Hk. Dalton dan Hk. Raoult:


Untuk suatu campuran ideal pada sembarang
temperatur, komponen yang paling mudah menguap
mempunyai fraksi mol yang lebih besar dalam uap
daripada di dalam larutan

YA > XA
Contoh soal:
Dua senyawa A dan B mempunyai tekanan uap berturutturut 60 dan 100 mmHg. XA = 0,25 dan XB = 0,75.
Tentukan YA dan YB .
Jawab: XA = 0,25 XB= 0,75
PoA = 60 mmHg PoB = 100 mmHg

PA = 0,25 x 60 mmHg = 15 mmHg


PB = 0,75 x 100 mmHg = 75 mmHg

P total = (15 + 75) mmHg = 90 mmHg


YA = 15/90 = 0,167
YB = 75/90 = 0,833
Ini berarti, larutan ini mengandung berurut-turut fraksi
mol 0,25 senyawa A dan 0,75 senyawa B yang berada
dalam kesetimbangan dengan uap yang mengandung
16,7 % mol A dan 83,3 % mol B.

Senyawa B dengan tekanan uap lebih tinggi


konsentrasi relatif lebih pekat dalam fase uap daripada
dalam fase cair.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan


distilasi:
Perbedaan tekanan uap
Ukuran sampel
Alat distilasi
Adanya kodistilasi atau pembentukkan
azeotrop
Keterampilan analis
Komposisi komponen dalam uap diatur oleh
Hk. Raoult.

Gambar 9. Titik didih campuran naik terus

Gambar 10. Titik didih campuran mencapai maksimum

Gambar 11. Titik didih campuran mencapai minimum

Metode untuk memecah azeotrop


1. penambahan senyawa ketiga yang dapat mengubah
perbandingan tekanan uap pada azeotrop.
2. penambahan pereaksi yang hanya bereaksi dengan salah
satu senyawa penyusun campuran azeotrop.
3. pemakaian arang penyerap atau silika gel untuk menyerap
salah satu senyawa penyusun azeotrop. Prosedur ini dapat
dilakukan bila senyawa yang terserap dapat diperoleh
kembali.
4. penerapan ekstraksi bertingkat kadangkadang dapat
dilakukan karena senyawa akan terdistribusi dalam
perbandingan yang berbeda dalam pelarut pengekstraksi.
5. penghabluran bertingkat. Dalam metode ini, campuran
dilarutkan dalam pelarut yang cocok lalu semuanya
dibekukan. Setelah beku campuran dilelehkan perlahanlahan

Macam-macam Distilasi
1. Distilasi Sederhana (konvensional)

Kelemahan distilasi sederhana:


sulit memisahkan komponen campuran
dengan sempurna,
Distilat masih berupa campuran,
Tidak praktis untuk memisahkan
campuran berkomponen banyak.
Sehingga distilasi sederhana sering
digunakan untuk:
tujuan pemurnian suatu senyawa
Menggambarkan proses pemisahan
sederhana

2. Distilasi Fraksional

Distilasi Fraksional bergantung pada kondisi


campuran yang akan dipisahkan
Bergantung pada jumlah piring teoritis
menurut persamaan Fenske
Jika ingin merancanag sebuah sistem
pemisahan yang paling baik untuk sampel
tertentu, maka diperlukan perhitungan
jumlah piring teoritis yang dapat diawali dari
volatilitas relatif masing-masing komponen
dalam sistem.
Dapat ditunjukka dengan gambar diagram
sebagai berikut:

Jika terdiri dari komponen A dan B, dengankonsentrasi awal XA,0


dan XB,0 , maka konsentrasi final XA,f dapat dihitung dari volatilitas
relatif .
Uap dari labu distilasi pertama akan memenuhi persamaan berikut:

Pada saat uap mengembun di piring pertama,


konsentrasinya tidak berubah yaitu XA,1 = YA,0 ,
pada saat cairan menguap dari piring pertama,
maka didapat:

Setelah n piring terlewati, ada (n+1) kali proses


penguapan-kondensasi:
Atau

Pada saat uap di piring ke-n terkondensasi,


komposisi final distilat YA, n dan XA, f maka:

dan

3. Distilasi Uap

4. Distilasi Uap Lewat Panas

5. Distilasi Vakum

Untuk
Pemisahan
senyawa
yang terurai
pada titik
didihnya

Distilasi Uap
Bila air dipakai sebagai salah satu fase dalam
sistem distilasi dua fase tak saling campur, maka
metodenya disebut distilasi uap.

Atau

Contoh Soal
Campuran bromobenzen (td. 156 oC) dan air (td
100 oC) pada 95 oC tekanan uap kombinasi
bromobenzen (120 mmHg) dan air (640 mmHg)
sama dengan 760 mmHg dan campuran mendidih.
Berapakah komposisi distilat?

Jawab

Soal-soal Distilasi

1.

Suatu senyawa X & Y membentuk suatu campuran ideal dengan fraksi mol X (XX) dalam fase
larutan 0,70 dengan tekanan uap murni X (poX) adalah 160 mmHg, sedangkan poY adalah 200
mmHg.

Berapakah

tekanan

total

uap

campuran

berdasarkan

hukum

Raoult

dengan

memperhatikan tekanan uap parsial masing-masing dan berapakah fraksi mol X dalam fase uap.
2.

60 g benzena (C6H6, Mr. = 78 g/mol) dan 40 g toluena (C7H8, Mr = 92 g/mol) dicampurkan pada suhu
25 oC. Tekanan uap benzena pada suhu tersebut adalah 85 mmHg dan tekanan uap toluena pada
suhu yang sama adalah 25 mmHg. Hitung tekanan uap parsial dan tekanan uap total yang bekerja
di atas larutan, serta komposisi uap yang ada di atas larutan.

3.

Campuran anilin-air didistilasi uap dan mendidih pada 86oC dengan tekanan uap parsial anilin 120
mmHg. Dengan distilasi uap lewat panas titik didihnya menjadi 70oC dengan tekanan uap parsial
anilin 410 mmHg. Hitung dan bandingkan kedua prosentase destilat yang mengandung anilin dan
destilat mana yang lebih murni bila berat molekul anilin = 93 g/mol.

Jawaban Soal-soal Distilasi


Jawab Soal No. 1 :
XX = 0,70 maka XY = 0,30

PoX = 200 mmHg; PoY = 160 mmHg


PX = 0,70 x 160 = 112 mmHg

PY = 0,30 x 200 = 60 mmHg

Ptotal = 112 + 60 = 172 mmHg


YX = 112 / 172 = 0,6512

Yy = 60 / 172 = 0,3488

Jawab Soal No. 2 :

Mol benzena = 60/78 = 0,77

mol toluena = 40/92 = 0,43

Xb = 0,77/(0,77 + 0,43) =0,64 ;

Xt = 0,43/(0,77 + 0,43) =0,36

Pb = 0,64 x 85 = 54,4 mmHg ;

Pt = 0,36 x 25 = 9 mmHg

Ptotal = 54,4 + 9 = 63,4 mmHg


Yb = 54,4/63,4 = 0,8580

; Yt = 9/63,4 = 0,1420

Jawaban Soal-soal Distilasi


Jawab Soal No. 3 :
Dis. uap; Pan = 120 mmHg sehingga Pair = 760 120 = 640 mmHg
Wair/Wan = (640 x 18)/(120 x 93) = 11520/11160
= 1,0323

% Anilin dalam distilat = 1/(1 + 1,0323) x 100% = 49,21%


Dis. uap lewat panas Pan = 410 mmHg sehingga Pair = 760 410
= 350 mmHg
Wair/Wan = (350 x 18)/(410 x 93) = 6300/38130 = 0,1652
% Anilin dalam distilat = 1/(1 + 0,1652) x 100% = 85,82%

TERIMAKASIH atas Perhatiannya

Você também pode gostar