Você está na página 1de 19

American Society of Anesthesiology

Pasien tanpa ggg organic, fisiologik, biokimia dan psikiatri proses patologis yang
akan dilakukan operasi terdapat lokalisasinya dan tidak menyebabkan efek
sistemik.
Dewasa muda sehat yang akan menjalani operasi hernia inguinalis. Wanita muda
sehat dengan myoma uteri yang akan dilakukan myomektomi.
Pasien dengan gangguan sistemik, ringan sampai sedang yang disebabkan baik oleh
keadaan yang harus dioperasi maupun oleh proses patofisiologi
Pasien dengan DM yang akan menjalani operasi appendectomy
Pasien dengan penyakit jantung organic dengan atau tanpa pembatasan akttivitas
fisik ringan, di rencanakan untuk operasi hernia
Pasien dengan penyakit sistemik berat dengan keterbatasan aktivitas fisik
Penyakit DM berat dengan komplikasi vascular yang memerlukan tindakan
pembedahan
Pasien DM dengan gagal ginjal, menjalani amputasi
Pasien dengan penyait sistemik yang mengancam jiwa
Pasien dengan insufisiensi berat paru, hepar, ginjal, atau endokrin
Pasien dengan penyakit baik dilakukan operasi maupun tidak,tidak dapat bertahan
lama, memungkinkanoperasi kecil
Pasien shock dengan perdarahan
Pasien kanker stadium ahir

@meyvhanna

PREMEDIKASI
Informed consent
Menghilangkan ketegangan dan kecemasan
Memberikan efek amnesia
Menidurkan pasien
Mengurangi dosis obat anestesi
Tujuan khusus : - mengurangi produksi saliva
- menurunkan asam lambung
Anestesiologi : cabang ilmu kedokteran yang mendasari sebagai tindakan, meliputi :
o Pemberian anestesi dan analgesia
o Monitoring
o Resusitasi
o Pengobatan pasien
o Pemberian terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun
o Mengelola bidang gawat darurat
o Terapi ketergantungan opioid

@meyvhanna

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)


diindikasikan pada setiap orang yang tidak sadar, tidak bernafas, dan hanya
tergagap dibagi menjadi dua :
Henti nafas
Dapat diindikasikan banyak hal, yaitu : serangan stroke, keracunan obat,
tenggelam, tersetrum listrik, tersambar petir, inhalasi gas uap, obstruksi jalan
nafas, serangan infark miokard, tercekik, trauma, dll
Henti jantung
Ketidak sanggupan curah jantuung untuk memberi kebutuhan O 2 ke otak dan
organ vital lainnya secara mendadak dibagi menjadi dua yaitu :
o Gangguan kaudal
1. gangguan saraf dan konduksi impuls
2. penurunan kontraksi otot jantung
3. penyakit jantung koroner
o Gangguan ekstrakaudal
1. hipoksia berat
2. hipovolemik berat
3. hyperkalemia
o Gangguan kardial :
1. gangguan syaraf dan konduksi impuls
2. penurunan kontraksi otot jantung
3. penyakit jantung coroner
o Gangguan ekstrakardial
1. hipoksia berat
2. hipovolemik berat
3. hyperkalemia
Indikasi CPR
Adanya perintah yang sah untuk melakukan CPR
Pasien yang memiliki tanda kematian irreversible seperti rigor mortis,,
recapitation, dependent fluidity
Jika tidak ada keuntungan fisiologis yang bias diharapkan, karena fungsi vital
pasien yang memburuk walaupun terapi maksimal telah diberikan, seperti syok
sepsis progresif dan kardiogenik.
Pasien dengan fraktur kosta juga mungkin bisa di kontraindikasi untuk
menghindari penembusan ke organ vital oleh tissue yang fraktur
Kontraindikasi CPR
1. adanya perintah yang sah untuk tidak melakukan CPR
2. pasien yang memiliki tanda kematian irreversible seperti rigormortis,
decapitation, dependant
3. jika tidak ada keuntungan fisiologis yang bida diharapkan karena fungsi vital
pasien yang memburuk walaupun terapi maksimal telah diberikan seperti
shock hipovolemik dan kerdiogenik
4. pasien dengan fraktur costa
5. jika defibrillator datang rekam irama jantung apakah bisa di defibrilasi /
tidak
a. shockable rhytm : berikan shock segera lanjutkan CPR utama 5 siklus
kira kira 2 menit

@meyvhanna

@meyvhanna

b. non shockable rhytm : lanjutkan CPR 2 menit seirama tiap 2 menit


sampai tim datang dengan alat lebih lengkap
Langkah CPR
Korban ditemukan
respon korban dengan memanggil nama / sebutan umum seperti pak/ibu disertai
menyentuh / menggoyangkan tubuh.
Jika tidak ada respon, segera berteriak minta bantuan. TOLONG !! ada ornag
tak sadar untuk mengaktifkan emergency respon system
Letakkan pasien pada tempat yang keras . penolong berlutut sejajar dengan bahu
pasien
Circulation
o Memastikan ada tidaknya nadi arteri carotis menggunakan 2 jari diletakkan
pada pertengahan leher, kemudian dogeser 2-3cm kearah lateral, jika dalam
10 detik nadi sulit dideteksi kompresi dada harus segera dimulai
o Bila tak ada nadi lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasi dengan teknik.
Telapak tangan pada sternum diantara papilla mammae, telapak tangan
yang lain berad ditelapak tangan lainnya.
o Posisi badan lurus kecepatan kompresi 100 x /menit dengan kedalaman
minimal 5 cm
Airway
Membersihkan jalan nafas, membuka jalan nafas (Head tilt, chin lift, jaw trust)
Breathing
Jika pasien tak bernafas
o Berikan 2 x nafas buatan
Jika pasien bernafas
o Gulingkan kearah recovery posiyion
o Observasi secara reguler
Membuka jalan nafas dengan Head tilt, chin lift, jaw trust
Evaluasi setelah 5 siklus kompresi dan ventilasi kira-kira 2 menit penolong
melakukan evaluasi
Jika defibrillator sudah datang, rekam irama jantung, jika:
a. shockable rhytm berikan shock dan CPR selama 2 menit
b. Non shockable rhytm segera lanjutkan CPR selama 2 menit, ceir ritme setiap
2 menit, lanjutkan sampai alat provider mengambil alih
CPR dihentikan
- Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif jika orang
lain yang mengambil alih tanggung jawab
- Staf yang lebih ahli telah datang
- penolong terlalu capek, setelah 30 menit tidak ada progress/ perbaikan
- muncul tanda tanda kematian pasien dinyatakan meninggal :
o dilatasi pupil
o rigor mortis
o reflex cahaya (-)
- tidak ada aktivitas elektrik jantung, tak ada pernafasan spontan
- pasien dinyatakan meninggal; dan fungsi sirkulasi dan pernafasan spontan
berhenti, irreversible

@meyvhanna

@meyvhanna

ICU
DEFINISI
Bagian dari RS yang terpisah dengan staf khusus dari perlengkapan yang khusus,
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien dengan penyakit, cedera
atau penyulit lainnya yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa dengan
prognosa dubia.
Memaksimalkan pemanfaatan ruangan di :
- bangsal (jenis ringan)
R. intensive :
- HCU (High Care Unit) :
ruang perantara bangsal ICU
bagian dari ICU tapi observasi/ monitor tidak seketat ICU
tanpa ventilator
- ICU (Intesive Care Unit)
sesuai kondisi penyakit.
Letak ICU dekat UGD, operasi HD, CAT
Indikasi ruang perawatan:
Skala prioritas :1
2 : Early Warning Score (EWSEC),
3: prognosis APACHE (Acute Physiologic Age & Chronic Health Evaluation)

@meyvhanna
Indikasi pasien masuk ICU (tergantung SDM, alat sarana- prasarana)
a. Pasien henti nafas/ jantung
b. Gangguan jalan nafas
c. RR < 8x atu > 30x
d. SpO2 < 90% dan F1O2 > 50%
e. BP < 90 mmHg
f. Nadi < 40 x / > 140 x
g. Pasien tidak sadar mendadak
h. Pasien kejang terus menerus
i. PaCO2 meningkat
Saat fase kompensasi jangan terlambat meninjau:
KU, RR, HR, TD, Urin output, Kesadaran, T
Setelah 30 mnt ditangani tak bisa pindah ICU
1.
2.
3.
4.
5.

ABC
Support Airway & Breathing sesuai dx & kondisi klinis px
Support hemodinamik
Catat permasalahan (B1-B6)
Support terapi :
definitive (operatif/non, Ab, dll)
Suportif (B1-B6)
Koreksi (cairan, elektrolit, GDA, asam - basa)
Simptomatis
6. Support cairan
@meyvhanna

7. Support nutrisi
8. Waspada terhadap permasalahan yang terjadi
a. Evaluasi terapi
b. Patofis penyakit
9. Planning & evaluasi (Dx: lab, rontgen,dll)
10. Monitoring : instrument (ETT, infus, kateter, NGT)
Oral personal hygine
Sepsis bundle kaidah ICU
HAP/VAP : 1. Head up 30-45o
2. lbrssk
3. ogh stress ulcer
4. cgh BVT
11. Delivery : keseimbangan antara O2 supply & demand
Arterial CO2 content Hb
SaO2
PaO2
CO HR
..
preload
: CVP
Contractility: myocard, simpatis, coroner
Afterload : SVR
Jika O2 demand meningkat :
demam, nyeri, takikardi dengan hiperventilasi, takikardi, tachipneu lama- lama
vosokonstriksi akral dingin, shock
Jika O2 demand menurun :
Premature Vent Contraction (PVC)
Jangan hilangkan kompensasi tanpa obato P4BB, obati hypoxianya baru PVC

@meyvhanna

@meyvhanna

GAGAL NAFAS
(dr. Pandu harijono)

Definisi
ialah kegagalan pertukaran gas dalam paru yang ditandai dengan turunnya O 2
(Hiperkarbia) atau kombinasi keduanya
Kegawat daruratan kematian karena : B1 paling banyak, B1-B3
B1 : jalan nafas,
pernafasan (intra,extra pulmo)
B2: perdarahan shock aliran darah otak
B3 : kesadaran pasien ngorok (ggg jalan nafas)
TIK depresi nafas

hypoxia hiperkarbi
kebutuhan dari mns O2, cairan, nutrisi
Sedasi ringan, sedang berat
Kegawatdaruratan cek: - volume
- hypoxia
- hypercarbi
airway obstruksi parsial
obstruksi total
delivery
Kriteria pantopiddan kolom tengah masuk ICU bila 30 mnt
Pantoppidan menentukan kriteria berdasarkan Mechanism of breathing, oxygenation
dan ventilation.
Saphiro gagal nafas akut bila tekanan oksigen asteri (PaO 2) < 50 mmHg dan tekanan
CO2 (PCO2) > 50 mmHg (Rule of Fifty)

@meyvhanna

Petty
a. Acute Respiratory Failure
PaO2 < 50 mmHg, tanpa atau disertai dengan kenaikan PaO 2
b. Acute Ventilatory Failure
PaO2 > 50 mmHg
Oksigen Oksigenasi : penghantaran O2 (respirasi) mulai dari udara bebas
Nutrisi
(lingkungan sekitar) sampai ke mitokondria (sel) ATP
Cairan
rumus : keseimbangan O2 supply + demand
Dosis obat
Midazolam
Fentanyl

pre
0,07-0,15 mg

sedasi
0,01-0,1 mg
O,5-1 mg

Propanol
O,5-1 mg
Muscle relaxan:
pavulum
Intubasi : 0,06 0,12 mg//0,1 mg
atracuinum
0,5 mg /kg
Veceuroniu
0,0008 0,1 mg/kg
m bromide
@meyvhanna

Induksi
0,01-0,04 mg (max 15 mg)
Anestesi :
pasca bedah :
2-150 mg/kg 0,2-6 mg/kg
1-2,5 mg/kg
4mg/2cc

Persiapan
1. Scope lanuscope, stetoscope
2. Tube ETT, tube + pelican
3. Airway pipa nafas, mulut fharyng
4. Tape plester
5. Inducer stilet
6. Connector menyambun ke alat res
7. Suction
Midazolam

5 mg/5 cc

Fentanyl

Propofol

0,05 mg/cc
(50y 1
amp=100yg)
200mg/20 cc

Ketamin

100 mg /cc

Succinilcholin
atracurium

200mg/10cc
10 mg/cc
60 mg/cc
50 mg/1cc

Ephedrine
HCl
atropin
Lidocain2%
adrrenalin

1cc 1mg

0,02-0,04
mg/kg
1-2/3-10
yg/kgBB

10 cc +
lidocain 1 amp
1 cc +
aquadest 9 cc
Ambil 5 cc
5 cc

1cc = 10 mg

2-2,5 mg/kgBB

1cc= 20 mg
1cc = 10 mg

1-2 mg/kgBB
0,5-0,6

1cc +9cc PZ

1cc=5mg

0,2 mg/kgBB
(1x 2cc)

1cc = 10 mg

0,25 mg / 1cc
1mg/cc

0,25-10,3
mg/kgBB

Muscle relaxant
Pavulum / pancurnium
Intubasi :
Harus dipertimbangkan
Dx
Usia
Derajat penyakit
Penyakit yang menyertai

@meyvhanna

Cadangan fisiologis
Prognosis
Terapi sesuai
Respon terapi

Analgesi sedasi relaxant


1.
2.
3.
4.

IC pembiusan, operasi
Dx + rencana
Anamnesa Riwayat penyakit : Asma, HT, DM, kejang & pembiusan
PE
VS TD HT

Persiapan Anestesi
1. pasang IV line rehidrasi
2. premedikasi
- obat gabungan sedasi+analgesi+kadang sulfas atropine 30mnt-1 jam sebelum op
petidin HCl 1mg/kgBB/morphin
midazolam/ diazepam
- Tujuan : untuk nyeri saau pindah meja operasi
cemas, takut
kadar anestesi inhalasi
secret / pengering sekret
3. Antibiotik
CITO
Puasa tak bisa
1. pasang NGT sedot yang encer
yang besar no besar 18 untuk dekompresi
jika no. 10 saja
2. bius head down / head up, cricoid ditekan
intubasi head down
siap suction
DM : regulasi cepat insulin
HT : regulasi cepat fudapin
AF : hernia imbricate + dehidrasi + TD 80 rehidrasi cepat

@meyvhanna
MONITORING PASIEN PASCA BEDAH DINI
Breath (Jalan nafas, suara nafas, anatomi dan Fisiologi paru)
o Evaluasi apakah jalan nafas tersumbat, penyulit dalam intubasi seperti
panjang leher, gangguan membuka mulut, kekakuan otot leher, masalah gigi
atau lidah relative besar
o Periksa system pernafasan, frekuensi, suara nafas, pergerakan dada, sesak
atau nyeri saat bernafas
Blood (BP, nadi, suara jantung, fungsi dan anatomi jantung)
Apakah pasien memiliki masalah pada jantung dan pembuluh darah
Brain (GCS, kelainan saraf pusat atau perifer, reflex neurologis)
Periksa apakah pasien ada gangguan kesadaran / tidak, ada gangguan saraf pusat
/ perifer atau tidak
Bladder (produksi urine) mengetahui faal ginjal, hemodinamik, rehidrasi
Bowel (makan, minum terakhir, bising usus, gangguan peristaltic lambung)
Bone (kelainan postur tubuh, patah tulang )
@meyvhanna

PENGANTAR ANESTESI
dr. Wayan
Anestesi : Cab ilmu yang mempelajari cara mematikan RASA ( nyeri, takut, tidak nyaman)
Mempelajari cara untuk mempertahankan hidup selama kematian akibat
anestesi
- Pre op Visit
o TTV, dsb
o Informed consent
- Premedikasi
o Sedatif
o Analgetik
o Pengering
- Anestesi umum & regional
- Monitoring post op
o B1 : breathing
Distress nafas RR tak normal (12 -20 x / menit), pernafasan cuping
hidung
o B2 : Blood
Perfusi : CRT, Nadi, N : kering, hanya merah
o B3 : Brain
GCS
Pupil miosis obat masuk
o B4 : Bladder produksi urin N : 0,5 1cc/KgBB/jam
o B5 : Bowel bising usus
o B6 : Bone post SAB mobilisasi

@meyvhanna
RUANG LINGKUP ANESTESIOLOGI
dr. Wayan

merupakan cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang meliputi :
Pemberian anestesi dan analgesia
Monitoring
Resusitasi emergency
ICU (pengobatan intensif pasien kritis)
Terapi inhalasi & penanggulangan nyeri menahun (pain management)
Mengelola bidang gawat darurat (disaster management)
Terapi ketergantungan opioid (terapi paliatif)
Anastesi regional : 1. Neuricentral
2. Perifer
ilmu anastesi :
1. Fisiologi
2. farmakologi : anestesi (umum, regional),
anti nyeri, anti muntah,
gawat darurat / resusitasi,
anti aritmia, anti hipertensi
ICU (dopamine, dobutamin, Nor- epinephrin)
@meyvhanna

3. penyakit yang mendasari, ex : DM - patofisiologi


koma diabetic (HC, KAD, Hypok)
Anestesi & analgesia
Pre op visit 1. Perkenalan dengan pasien
2. informed consent
3. Status fisik pasien (penyakit, penyakit penyerta) ASA
4. tindakan anestesi yang akan dilakukan
5. post op di ICU / tidak, analgesic apa
ex : ASA III l jantung, op hernia, planning SAB, post op . ICU
Premedikasi cek status informed consent, identitas
Beri obat midazolam, SAB antacid
Tujuan : 1. Menenangkan pasien terbebas dari rasa cemas
(cari obat penenang : midazolam, diazepam)
2. menidurkan pasien
3. mengurangi obat untuk induksi
4. hilangkan reflex- reflex yang tak diinginkan saat op
5. pre analgesia
6. T. khusus produksi saliva (SA) (jika halotan hipersalivasi)
asam lambung (terutama pasien emergency)
Teknik anestesi umum / GA dengan nafas spontan IV
inhalasi (ETT, VMA)
kombinasi
dengan nafas terkendali melalu inhalasi
regional
sentral SAB
Epidural
Caudal
perifer local
topical
Ruang pulih sadar (RR) observasi monitoring
B1 (Breathing) jalan nafas sumbatan, pangkal lidah jatuh ke belakang (akan ngorok)
Bisa hipoksia
RR tanda distress nafas > 35 /< 8
nafas cuping hidung, retraksi lama-lama : cyanosis
unrespon : respon pupil pinpoint : morphine >> apneu
midriasis
B2 Tensi
Nadi
Perfusi
Saturasi
B3 pasien sadar / belum HNPU
1. aware
2. verbal
3. pain
Bladder produksi urin
Montioring reoperative ICU

@meyvhanna

Anestesi life support selama pasien di operasi trauma yang direncakan


@meyvhanna

10

REFERAT ANESTESI UMUM


dr. Bagus
Secara sentral, tak sadar , hilangkan rasa nyeri
Tujuan : analgesia, amnesia, muscle relaxant, narcosis
ANESTESI INHALASI
- ditentukan oleh ambilan di paru, pertukaran gas alveoli-kapiler, distribusi ke
tubuh & otak ( cepat karena aliran darah >)
- cairan mudah menguap derivate halogen hidrokarbon halotan
derivate eter isofluran
- GAS N2O
- HALOTAN
Tak berwarna bau enak 1. depresi SSP
Induksi = 2-3% dg N20
Tak merangsan jalan 2. vasodilatasi p.d otak
Maintainance

nafas
Nafas spontan =1-2,5%
CBF

TIK
Induksi cepat
Bedah = 0,5-5%
tak
boleh
pd
kraniotomi
Pulih cepat
3. CV aritmia
Tak iritatif
4. Respirasi depresi pusat
Tak mual, muntah
nafas, cepat dangkal, vol.
nafas
5. Ginjal renal blood flow
diuretic ggg fx
ginjal
6. Otot rangka potensiasi
lumpuh
7. Ggg fx hati
8. Hambat lepas insulin
glukosa darah
9. suhu

@meyvhanna
ENFLURAN
Induksi lebih cepat
Lebih stabil
Pulih sangat cepat
Tak iritatif
Tak mual, muntah
ISOFLURAN
Cair, tak berwarna
Iritatif jalan nafas
Tak ada efek CV
Tak ada eksitasi SP
Sama dengan
enfluran
SEVOFLURAN
DESFLURAN
@meyvhanna

SSP dosis twitching tonik-klonik, 2-3% dg N20


tak boleh pada pasien epilepsy
sama
Boleh untuk kraniotomi
Ginjal KI penyakit gagal ginjal
Depresi nafas
SSP aman untuk kraniotomi
CV tadi, nadi lebih stabil
Cek untuk penyakit ggg CV
Depresi nafas

Dosis sama

11

Total :

REFERAT ANESTESI REGIONAL & ANESTESI INHALASI


- inhalasi
- parenteral
- perectal

Lokal
Regional blok central / neuroaxial

spinal subarachnoid
- epidural
- caudal

blok perifer
SAB
KI akut :

- infeksi tempat suntik & daerah lumbal


- shock hipovolemik
- koagulopati / dapat terapi antikoagulan
- TIK
- fasilitas resusitasi mini
KI relative : - kel. Neurologis (ex : pernah polio)
- sepsis (ex : gangren)
Efek samping : hipotensi
nyeri tempat suntikan
Bradikardi
trauma pembuluh darah
m/m
retensi urin
meningitis
hipventilasi, tidal volume - cek SpO2 !! saturasi beda dengan
frekuensi tapi bisa diikuti RR
Faktor yang mempengaruhi
1. volume obat
2. BJ obat (hiperbarik, isobaric, hipobarik)
3. Posisi pasien head down keatas, up kebawah
4. Maneuver valsava
5. Batuk TiAbd penyebaran lebih jauh
6. Kecepatan pemberian obat makin cepat penyebaran makin jauh
Persiapan alat dan bahan
- Spinocain no 2GG (warna coklat)
- Bupivacaine 0,5% 4 cc
- Spuit 3 cc
- 2 kasa steril
- alcohol
- betadine
- doek steril
Informed Consent : untuk puasa
Obat anestesi : memblok saraf simpatik jadi vasodilatasi TO
Jadi terapi : Epedrin HCl untuk vasopressor / vasokonstriktor sehingga BP
50 mg /cc + 9cc PZ = 10cc sebanding dgn 1 cc = 5 mg
dosis 0,2 mg/kg // 10 mg= 2cc tdp pemberian

@meyvhanna

@meyvhanna

12

Pelaksanaan :
decubitus lateral, bungkuk max
Desinfeksi dengan alk-bet L3-L4, L2-L3

Tusukkan spinocain 2GG

LCS jernih (+) , darah (-)

suntik bupivacaine 0,5% 4 cc

cok barbotoge (+)

suntikkan obat

deskapsi blok setinggi . -


Tidurkan dengan miloz ketamine

@meyvhanna
ANESTESI REGIONAL

Macam Central / Neuroaxial SAB


Block Epidural
Block Caudal
Perifer Anestesi regional intravena
Blok saraf perifer bawah (ex : plexus brachialis, supraclavicula)
Anestesi Topical
Infiltrasi lokal
Komplikasi
Tindakan:Hipertensi
Pasca tindakan : nyeri tempat suntikan
Bradikardi
retensi urin
Hiperventilasi
Nyeri punggung
M/M
mensefitis
Trauma P.D.
Kontraindikasi Absolut :
infeksi tempat suntik & daerah lumbal
shock hipovolemik
koagulopati / tx anti koagulan
TIK meningkat
Fasilitas resusitasi minim
STADIUM ANESTESI
1. Analgesia : Induksi
Dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilang kesadaran.
Rasa takut dapat meningkatkan frekuensi nafas & HR, dilatasi pupil, dapat
terjadi urinasi & defekasi

@meyvhanna

13

2. Eksitasi
Dimulai dari hilang sadar sampai pemulaasn stadium pembedahan hipertensi
takikardi nafas tak teratur gerakan meronta, pernafasan tak teratur,
inkontinensia urin, muntah, batuk, menahan nafas, midriasis, hipertensi,
takikardi
3. Pembedahan
Dimulai saat nafas mulai teratur
Plane 1 : nafas teratur, nafas dada = nafas perut, fase gerak bersamaan
Gerak bola mata dari lambat diam
Pupil masih kecil sperti semula
Plane 2 : (rongga perut bagian bawah, SC, hernia, appendix)
nafas teratur , nafas dada = nafas perut, mulai berkurang
Pupil mulai midriasis, RC (+) lambat
Plane 3 : (rongga perut bagian atas, )
gerak nafas dada makin kecil, fase gerak tertinggal dari belakang nafas
perut (sesuai respirasi)
Pupil midriasis (-)/(-)
Plane 4 : gerak nafas perut saja, tak teratur, apnea
4. Paralisis = paralisis medong = overdosis
Paralisis di dada, pulsus cepat, pupil dilatasi, bola mata seperti matak ikan
karena terhentinya sekresi lakrimal
Penderita diambang kematian

@meyvhanna
Sist open
Anak < 20 kg
Rebreathing (-)

ANESTESI INHALASI
Semi open

Tak ada penyerapan CO2

Closed
Dewasa
Sist melingkar= circle
sirkuit
Sist exhalasi tertutup

Sungkup tanpa plastic


Jakson rease
Ayres T-tube

Udara keluar
Syarat aliran udara flowmeter = 2 x menit volume
= 2 x tidal V x RR
= 2 x 8 x BB x RR
Sistem insuflasi sungkup tak ditempel, di premedikasi
Sistem lingkaran : alat anestesi
CLOSED : katup exhalasi ditutup
SEMI CLOSED : setengah ditutup
@meyvhanna

14

RESUSITASI CAIRAN PADA HIPOVOLEMIK SHOCK KARENA PERDARAHAN


Shock septik (D & O)
obstruktiv kardiogenik
distributive
Hipovolemik penyebabnya: perdarahan,dehidrasi,T , N , RR kusmaul

Hidung
Nafas

Compos mentis
20

somnolen
+
> 20

Nadi

S > 90 (a)
<100

S< 60 (a)
>100, pelan
irreguler
jelek
oliguria
25%

Perfusi
Produksi urin

baik
N
10 %
elektrolit
Koloid jk perlu

elektrolit
Koloid
Darah jika perlu

koma
++
Kelainan nafaas
apneu
S (palpasi)
Ta teraba (raba di
payudara)
Lebih jelek
anuria
40% dari TBV
TBV = BB x 75cc
elektrolit
Koloid
darah

@meyvhanna

pasien tidak dekom, edema paru, gagal ginjal, edema cerebri


pemberian cairan untuk perbandingan kristaloid : koloid: darah = 3:1:1 (pakai
salah satu)

jika pada oedem paru tachipneu, JVP bendungannya, CVP , ronchi basah
jika pada pneumothorax hypoxia, cyanosis, jantung terdesak shock
jangan ABC tapi di sdesu dl, jangan di begging !

@meyvhanna

15

EPIDURAL LUMBAL ANESTESI


Teknik hilangnya resistensi (loss of resistance) / Hanging drop (spinocain di kaki PZ
dimasukkan kalau sampai ke epidural space PZ masuk ke dalam/ ketarik)
- spuit NaCl 3 ml/ udara suntikan sambil dorong spuit rasakan tekanan sampai
hilang (ligamentum flavum lepas suntikan cek cairan kalo LCS ada , pulsasi
sambungg kateter masuk spinocain dilepas)
uji dosis anestesi local + adrenalin
SAB
Epidural Anestesi
KAUDAL
Lokasi
SA
E // 5 mm
Kanalis kaudal
kepanjangan dari epidural
onset
Cepat 5 mnt
10-15 mnt
Durasi
60-90 mnt
180 mnt
Volume obat
4 cc
15-20 cc ++
bipovacain
Teknik
Lebih mudah
Sulit
Motoris
Kuat
Sedang
Hemodinamis
besar
Kecil sedang
Meleset bahaya
karena kalau masuk ke LCS dosis > bahaya

@meyvhanna
Manset anestesi regional intravena

SAB

bulaqql GA

Venocart catether
Ok plexus brachialis
Anestesi local pada celah antara ot scalenus ant & medius kearah position
Bantuan stimavlex
obat

Blok supraclavicular

Listrik dekat syaraf gerak gerak otot

ICU & OK Central Premed


RR
Anestesi : (-) berasa (nyeri, takut, tidak nyaman)
Reanimasi : menghidupkan kembali
Premedikasi : analgetik (Morphin) (efek samping : deperesi nafas) & sedasi, untuk
dewasa dengan pengawasan
Anamnesa : - pernah op sebelumnya ?
- pernah dibius sebelumnya ?
@meyvhanna

16

- riwayat sakit, alergi, astma, DM, HT ? (mempengaruhi jenis obat yang


akan diberikan)
Tangan = general / bius umum
Yang dimonitoring di RR : vital sign
Terapi cairan
pengganti puasa
selama op
setelah op
Anestesi umum / general anestesi nafas spontan : IV
Inhalasi
(mll ETT, LMA, Sungkup muka )
kombinasi IV + inhalasi
nafas kendali melalui ETT diberi muscle relaxant
Anestesi regional
a. sentral di medspin, tulang belakang
- SAB
- Epidural blok
- Caudal blok
b. Perifer langsung ke sarafnya (lama jarang)
- blok syaraf perifer (extremitas atas & bawah)
- topical
- infiltrasi local
- analgesia regional IV (Bier blok)
c. Kombinasi anesthesia umum & regional (jarang), ex : kasus ginekologi
Monitoring
Preoperative termasuk ICU
1. Airway
Breathing
Saturasi O2 , kapnograph
2. Perfusi
Nadi, tensi, EKG
Perdarahan
CVP
3. Kesadaran
Reflex pupil
4. Produksi Urin (jumlah warna)
5. Abdomen, bising usus
6. Suhu, gerak ekstremitas

@meyvhanna

Menilai keadaan
A : Alert
V : Verbal
P : Pain
U : unrespons
*Tindakan :
H 1 = observ
H 2 = support ventilation
H 3 = Intubasi ETT / pasang LMA
@meyvhanna

* ICU
- follow up (SOAP) status pasien
- mengisi lembar observ ICU
- observ pasien ICU
17

Airway upper (hidung - laring)


lower
masalah : obstruksi :
1. Pangkal lidah jatuh ke belakang (pasien kesadaran me
2. benda asing
3. oedema
4. trauma
5. tumor
6. neurologis ok. Tiroid n. reccurent terputus obs
jalan nafas
7. kongenital
Nilai jalan nafas
Look : gerak dada + perut
Warna kulit
Listen : suara nafa tambahan
snoring (mendengkur)
gargling (suara berkumur) : cairan
stridor : crowing saat inspirasi (oedem pita suara)
Feel : gerakan nafas
*Jika pasien sadar bicara jelas (-) sumbatan masker O2 6 lpm
pasien trauma jaga trauma cervical

@meyvhanna

Urutan
Gelisah gerak otot nafas tambahan gerk dada & perut paradoksal (inspirasi
perut mengembang, ekspirasi : dada mengembang) sianosis
Nasopharyngeal tube : KI : fr basis cranial
Pertimbangan intubasi
GCS <= 8
Sukar nafas buatan
LMA : Laryngeal Masker Airway

Anastesi ICU life support selama pasien di operasi trauma yang direncanakan

dampak : kesakitan
jalan nafas (A)
kerusakan jaringan
pernafasan (B)
infeksi
sirkulasi (C)
perdarahan
system syaraf (D)
pernafasan
Brain
kesadaran

rx inflamasi baik
brain protective, nutrisi
jht
SIRS krn mikroba sepsis
Derajat trauma
Bagian: - klinik
- ICU
- RR
- OK
- premed
- scene
@meyvhanna

18

planned trauma, diagnostic & AMPLE


teknik : persiapan operasi
1. anamnesa:A (Allergic)
M (Medication): terapi yang telah diberikan
Alcohol : kebal/ me efek obat anestesi
Smoker : fx paru, jalan nafas sensitive (kemungkinan
spasme laryng me) pada waktu intubasi,
ekstubasi, jadi pada perokok di ekstubasi waktu
pasien sadar (SAB kl bisa)
P ( past illness) : HT, DM apakah sudah mempengaruhi target organ
Otak, mata, jantung, ginjal, liver
COPD : retensi CO2 (-) tarik nafas
Obat, perdarahan, kadar pO2 60-70 tarik nafas
L (Last meal) puasa 6 (cito) 8 jam (elektif)
* fx : untuk hindari aspirasi dari muntah karena obat anestesi
e.s : mual
pada pasien yang dibius reflex batuk dan muntah
dihilangkan jadi cairan lambung tak keluar ke jalur nafas
* bisa tetap muntah bila ada gangguan pengosongan lambung
walaupun sudah puasa
1. peristaltic menurun
ex: peristaltic ileus karena hypokalemia (elektrolit
imbalance) maasa di rongga abdomen (hamil, cairan, ca)
yg menekan usus SAB ada reflex batuk
E (exposure)
Paparan terhadap obat anestesi
Pernah dibius tidak? Keluarga pernah tidak? Reaksi apa?
Malignant Hypertermia 48o C (antidote: muscle relaxant dantrolence
dengan ini angkat 80 %), angka kematian tanpa antidote = 99 %
infus didinginkan , gastric cooling
2. pemeriksaan fisik

@meyvhanna
INTUBASI
1. buka mulut kuantitif > 2 hari/ 4 cm
2. gigi palsu/ tak lengkap tidak boleh karena bisa lepass ke jalan nafas
atau jalan makanan (esofagus) kawat menggores esofagus
3. lidah pasien duduk julurkan lidah sejauhnya lihat uvula
bila full terlihat = m I
*I & II boleh
terlihat = m II
tak terlihat = mIII
palatum molle tak terlihat = m IV
4. Hyperextensi tak bisa
5. Panjang pendeknya leher bila panjang mento-oshyoid > 4 jari boleh
> 7 cm
prinsip jangan masukkan muscle relaxant bila tak bisa ventilasi

@meyvhanna

19

Você também pode gostar