Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DKI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahNya kepada kita semua, Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang kita tunggu
syafaat nya di hari akhir amin.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan sedikit materi bahasa jawa
tentang adat pernikahan dari Jogjakarta dan DKI Jakarta. Yang mengulas
beberapa perbedan dan tanggapan dari masing masing adat
Apabila dalam penulisan terdapat banyak kesalahan saya selaku penulis mohon
maaf yang sebesar besarnya. Sekian yang saya sampaikan.
ADAT YOGYAKARTA
Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya.
Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang
akan dinikahinya, bahkan terkadang belum pernah melihatnya, meskipun ada
kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni.
Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita
yang akan menikah terkadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang
tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang
apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Pada hari yang
telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon
pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim
disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh
empat orang pria. Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara
lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya.
Peningsetan
Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat,
peningsetan jadi berarti pengikat. Peningsetan adalah suatu upacara
penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria
kepada pihak calon pengantin putri.
Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning ( daun kelapa yang masih muda ) yang
dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe ( anyaman daun kelapa yang
hijau ). Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan
memandikan calon pengantin ( siraman, Jawa ) yaitu satu hari sebelum
pernikahan itu dilaksanakan.
Upacara Siraman
Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang
mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni.
Midodareni
Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00
ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasehat serta doadoa dan harapan yang di simbulkan dalam:
Sepasang kembarmayang ( dipasang di kamar pengantin )
Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, emponempon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap
srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih
yang dihias dengan kapur.
Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut,
minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau
wangi.
Upacara Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara
langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya
yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin
diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.
Upacara Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan
pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan
menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga
pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan
emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin
oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul
akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau
petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan
pemerintah.
Upacara Panggih
Panggih ( Jawa ) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru
upacara panggih bisa dilaksanaakan. Pengantin pria kembali ketempat
penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah
semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya
Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari
balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki
pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacarkucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah
selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang
besan dan dilanjutkan upacara sungkeman
ADAT JOGJAKARTA
ADAT BETAWI