Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan pada
Alkalosis Metabolik.
Penulisan makalah ini merupakan suatu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keperawatan sistem Imun, di Perguruan Tinggi STIKes Pertamina Bina Medika
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak
yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini terutama kepada:
1
Ibu yang telah memberikan petunjuk kepada penulis tentang tata cara penulisan dan
memberikan tugas ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
2
3
sebaik baiknya.
Teman-teman satu kelompok yang sudah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Semua pihak lain yang tidak dapat diucapkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan baik dalam proses penulisan maupun bantuan lain.
(Tim Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Latar Belakang.............................................................................................................2
B. Tujuan..........................................................................................................................4
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................5
D. Metode Penulisan.........................................................................................................5
E. Sistematika Penulisan..................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................6
A. Definisi.........................................................................................................................6
B. Etiologi.........................................................................................................................6
C. Manifestasi Klinik........................................................................................................7
D. Patofisiologi.................................................................................................................8
E. Pathway........................................................................................................................9
F.
Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................10
G. Penatalaksanaan.........................................................................................................10
H. Komplikasi.................................................................................................................11
BAB III.................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................12
A. Pengkajian..................................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................13
C. Intervensi Dan Rasional.............................................................................................13
BAB IV.................................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................................17
Kesimpulan........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat
netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau
basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya
Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna
biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH
kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral
memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan
pH meter.( Mima M. Horne dan Pamela L.swearingen, 2001)
Gangguan keseimbangan asam basa disebut dengan istilah asidosis bila pH
darah bersifat asam dan alkalosis jika pH darah bersifat basa. Tergantung proses
primernyadapat dibagi menjadi asidosis/alkalosis respiratorik (proses primernya
pada pernapasan) dan asidosis/alkalosis metabolik (proses primernya adalah
gangguanmetabolik). Akhiran osis pada asidosis ataupun alkalosis menunjukkan
proses primer yang menghasilkan asam atau basa tanpa melihat nilai pH darah. Pada
asidosis/alkalosis ringan yang terkompensasi sempurna, pH darah dapat
tetapnormal.Pada setiap gangguan keseimbangan asam basa, selalu akan diikuti
kompensasiuntuk mempertahankan pH
B. Tujuan
Adapun tujuan Umum penulisan makalah ini adalah Untuk Menjelaskan secara
terperinci tentang Alkalosis Metabolik beserta asuhan keperawatannya.
Tujuan Khusus dari makalah ini adalah untuk:
1. Untuk memenuhi tugas Imun Hematologi II (Dua).
2. Agar Mahasiswa/i mengetahui Apa itu Alkalosis Metabolik.
3. Agar mahasiswa mengerti dan memahami tentang Alkalosis Metabolik dan
asuhan keperawatan pada klien dengan Alkalosis Metabolik.
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini kami hanya membatasi masalah pada gangguan
Alkalosis Metabolik dan Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
Alkalosis Metabolik.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami mengunakan metode deskriptif yaitu metode
yang mengambarkan tentang pengertian dari Alkalosis Metabolik dan Asuhan
keperawatan pada penderita Alkalosis Metabolik dan disesuaikan dengan literatur
yang digunakan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup,
BAB II
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi
Alkalosis metabolik adalah gangguan klinis yang di tandai oleh pH yang
tinggi (Penurunan Konsentrasi ion hydrogen) dan konsentrasi bikarbonat plasma
yang tinggi. (Suzanne C.Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2013)
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan yang Menggambarkan individu
yang mengalami atau berisiko tinggi untuk mengalami suatu ketidakseimbangan
asam-basa yang berhubungan dengan kelebihan bikarbonat atau kehilangan ion
hydrogen. (Rani A.A. dkk, 2005)
Alkalosis metabolic (kelebihan HCO3) adalah gangguan sistemis yang
ditandai dengan peningkatan primer dari kadar bikarbonat plasma, sehinggan terjadi
peningkatan Ph (penurunan dari H+). (Arif muttaqin, 2001)
F. Etiologi
Alkalosis metabolic dapat terjadi apabila terdapat pengeluaran asam yang
berlebihan, atau bila asupan basa yang meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar
eliktrolit ekstrasel, yang menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit
plasma, dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
1. Hilangnya asam.
Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang berlebih, karena isi lambung
bersifat asam. Muntah juga menyebabkan alkalosis secara tidak langsung karena
keluarnya klorida melalui muntahan.
2. Peningkatan kadar bikarbonat.
Peningkatan bikarbonat dapat terjadi pada asupan bikarbonat dalam bentuk
antacid yang mengandung bikarbonat yang digunakan untuk mengobati indigesti
atau nyeri ulu hati. Larutan bikarbonat mungkin digunakan selama resusitasi
kardiopulmonalis dan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
3. Penurunan volume cairan ekstrasel.
Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis metabolik dengan
mengurangi jumlah bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus. Terjadi
peningkatan bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus apabila
kecepatan aliran darah juga berkurang.
4. Perubahan kadar elektrolit ektrasel.
G. Manifestasi Klinik
Tidak spesifik, tetapi dicurigai pada klien dengan resiko penyedotan
nasogastric.
Gejala dan tanda hypokalemia dan kekurangan volume cairan, meliputi :
1. Kelemahan dan kejang otot, dapat pula timbul
2. Kelainan EKG
3. Tetani pada klien dengan kadar Ca++ serum tingkat keterbatasan yang mengarah
rendah. (Elizabeth J.Corwin, 2009)
Tidak ada Manifestasi klinis yang patognomonik untuk gangguan elektrolit
ini, penderita mungkin mengalami kram atau merasa lemah dan mungkin akan
timbul tanda-tanda tetani bila kadar kalsium yang terionisasi turun akibat alkalosis.
(Behrman Klirgman, 2000)
Pernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik.
Pernapasan lambat berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama
sekali untuk interval waktu tertentu. Kondisi ini memicu perubahan warna pada
kulit sehingga menjadi kebiruan atau keunguan. Detak jantung juga akan
berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan tekanan darah. (www.amazine.co
diakses pada tanggal 28 November 2013, Jam 8:23)
H. Patofisiologi
Sistem buffer meminimalkan perubahan pH, tetapi kadar bikarbonat plasma
dan pH meningkat. Respirasi mungkin ditekan dengan sedikit peningkatan PCO2
plasma, tetapi respon ini dibatasi oleh peningkatan hipoksia sehingga kompensasi
I. Pathway
Muntah yg
berlebih,pengisapa
n isi lambung
Asupan bikarbonat
dlm bentuk antasid
Hilangnya
567oasam
karena keluarnya
klorida melalui
muntahan
Pe bikarbonat
Pe
volume cairan
ekstraseluler
Pe bikarbonat
plasma
Pergeseran ion-ion
hydrogen ke dalam sel
Perubahan kadar
elektrolik ekstrasel
Alkalosis Metabolik
Dx:
Kekurangan
volume cairan
Perfusi jantung
menurun
Dx:
Penurunan
curah jantung
Peningkatan ph serum
hipoventilasi
PaCO2
Pernafasan lambat
Dx: Pola nafas
tidak efektif
Buffer ginjal
Retensi
hidrogen
Ekresi
bikarbonat
Penurunan pH
serum
kompensasi
kelelahan
Dx:
intoleransi
aktifitas
J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Nilai-Nilai gas darah arteri: Menentukan Keparahan alkalosis dan respons
terhadap, PH akan menjadi >7,40
2. serum: Nilainya akan meningkat sampai 26 mEq/L
3. Elektroit serum: biasanya,serum kalium akan rendah (<4,0mEq/L) sedangkan
serum klorida(95mEq/L)
4. EKG: untuk mengkaji adanya disritmia,terutama jika terdapat hypokalemia atau
alkalosis berat. ( Mima M. Horne dan Pamela L.swearingen, 2001)
Diagnosis alkalosis metabolic dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan hasil
pemeriksaan laboratorium yang mendukung, yaitu:
1. PH plasma meningkat diatas 7,45 dan konsentrasi HCO3 - > 26 mEq/L.
2. PCO2 mungkin normal atau sedikit meningkat. Kompensasi peningkatan PCO2
diperkirakan sebesar 0,7 mmHg untuk kiat peningkatan HC03-sebesar 1 mEq.
3. K+ serum biasanya < 3,5 mEq/L.
4. Klorida serum dapat < 98 mEq/L (alkalosis metabolic hipokloremik
hipokalemik). (Elizabeth J.Corwin, 2009)
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan akan tergantung pada gangguan yang mendasari.Alkalosis
metabolic ringan atau sedang biasanya tidak memerlukan intervensi-intervensi
teraupetik yang khusus.
1. Infus saline: infus norman saline dapat mengkoreksi kekurangan volume
(klorida) pada pasien dengan alkalosis sekunder karena kehilangan melalui
lambung. Alkalosis metabolic sukar untuk diperbaiki jika hipopolemia dan
kekurangan klorida tidak dikoreksi.
2. Kalium klorida: diindikasikan untuk pasien-pasien dengan kadar kalium rendah.
Kalium klorida lebih dipilih daripada garam kalium lainnya karena kehilangan
klorida dapat diganti secara simultan.
3. Natrium dan kalium klorida: efektif untuk alkalosis poshiperkapnia yang terjadi
saat retensi CO2 kronik dikoreksi secara cepat (misalnya melalui ventilasi
mekanik). Jika jumlah klorida dan kalium yang adekuat tidak tersedia, maka
kelebihan bikarbonat oleh ginjal akan mengalami kerusakan dan alkalosis
metabolic akan terus berlangsung.
4. Antagonis reseptor-histamin H2:
(misalnya
simetidin,
ranitidine,
dan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A Pengkajian
Anamesa
1. Identitas pasien.
2. Riwayat penyakit sekarang.
Kanker, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, asites, polisitemia,
obesitas, hipertensi, miastenia gravis atau penyakit neurologis lainnya.
3. Riwayat penyakit dahulu.
asma, bronchitis, fibrosis kistik.
4. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kanker, obesitas, gangguan paru.
(Susan martin tucker dkk, 2007)
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Pernafasan klien tampak lambat, pucat, wajah cemas, awasi tanda-tanda
sianosis.
2. Palpasi
Berkeringat, ekspansi toraks, fremitus (vocal/taktil), deviasi trakea, krevitus.
3. Perkusi
Resonans, hiperesonans, timpani, redup, pekak.
4. Auskultasi
Penurunan atau tak ada bunyi nafas.
(Susan martin tucker dkk, 2007)
L. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan PCO2.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah berlebih.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan factor-faktor listrik (risiko
disritmia) sekunder terhadap alkalosis metabolik akibat tindakan penghisapan
lambung.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
RASIONAL
Untuk mengetahui perubahan vital sign pada
pasien.
ekspansi dada.
pernafasan bervariasi.
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam kekurangan cairan pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil: Turgor kulit klien elastis, pengisian kapiler < 3 detik.
INTERVENSI
RASIONAL
pasien.
Untuk mengurangi muntah hebat pada
pasien.
waktu
2x24
jam
penurunan
curah
jantung
hilang/berkurang.
Kriteria Hasil: EKG menampakan suatu gambaran yang normal; ph 7,45.
klien
INTERVENSI
Monitor nilai-nilai laboratotium, terutama
RASIONAL
Untuk mengetahui respon pasien terhadap
terapi.
intervensi.
pengunjung.
berlebihan,meningkatkan istirahat.
semi fawler/fawler.
perlukan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Alkalosis metabolik adalah gangguan klinis yang di tandai oleh pH yang
tinggi(Penurunan Konsentrasi ion hydrogen) dan konsentrasi bikarbonat plasma yang
tinggi.(Suzanne C.Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2002)
Alkalosis metabolic dapat terjadi apabila terdapat pengeluaran asam yang
berlebihan, atau bila asupan basa yang meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar
DAFTAR PUSTAKA
Klirgman, Behrman.2000.Ilmu kesehatan anak,edisi 15.Jakarta:EGC
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku saku patofisiologi,edisi:3.Jakarta:EGC
Horne, Mima M, Pamela L.swearingen.2001.Keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam basa,Edisi 2.Jakarta:EGC
Martin, susan tucker, dkk.2007.Standar perawatan pasien (perencanaan kolaboratif
& intervensi keperawatan) volume 1,edisi 7.Jakarta:EGC
Muttaqin, Arif.2001.Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan system
pernafasan.Salemba Medika.
http://www.amazine.co/18413/alkalosis-metabolik-penyebab-gejala-danpengobatannya/