Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum yang meletakkan sendi-sendi hukum
di atas segala-glaanya. Bukan hanya setiap warga negara harus tunduk, akan
tetapi juga kekuasaan dan penyelenggaraan negara pun harus didasarkan dan
dibatasi oleh hukum.1 Salah satu prinsip penting negara hukum adalah adanya
jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before
the law). Oleh karena itu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.2
Kejaksaan adalah lembaga penyelenggara kekuasan negara di bidang
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Kejaksaan
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemrintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini
bertujuan melindungi profesi Jaksa dalam melaksanakan tugas profesionalnya,
karena Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (dominus litis),
mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum.3
Kejaksaan dalam mengimplementasikan tugas dan wewenangnya
secara kelembagaan tersebut, diwakili oleh petugas atau pegawai kejaksaan
yang disebut Jaksa. Seorang jaksa sebelum memangku jabatannya tersebut
harus
mengikrarkan
dirinya
bersumpah
atau
berjanji
sebagai
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tugas dan wewenang Kejaksaan?
2. Bagaimana prinsip dan sanksi kode etik jaksa?
C. Tujuan
1. Untuk memahami tugas dan wewenang Kejaksaan?
2. Untuk memahami prinsip kode etik dan pelaksanaan sanksi kode etik
jaksa?
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi hukum
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai acuan pembelajaran Hukum yang
lebih maksimal untuk masa yang akan datang, minimal untuk bahan kajian
yang mengacu kepada kemajuan di masa yang akan datang. Serta dapat
menambah keilmuan kita dengan harapan agar dapat lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT sehingga mendapatkan ilmu yang manfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas dan Wewenang Kejaksaan
c. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
putusan
pidana
b.
c.
d.
e.
f.
1. Satya, yakni kesediaan yang bersumber pada ras jujur, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama
manusia.
2. Adhi, yakni kesempurnaan dalam bertugas dan yang berusur utama
pemilikan rasa tanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, keluarga
dan sesama manusia
3. Wicaksana, yakni bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya
dalam pengetrapan tugas dan wewenangnya.
C. Kode Etik Jaksa (Tata Krama Adhyaksa)
Kode etik jaksa serupa dengan kode etik profesi yang lain.
Mengandung nilai-nilai luhur dan ideal sebagai pedoman berperilaku dalam
satu profesi. Yang apabila nantinya dapat dijalankan sesuai dengan tujuan akan
melahirkan jaksa-jaksa yang memang mempunyai kualitas moral yang baik
dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga kehidupan peradilan di Negara kita
akan mengarah pada keberhasilan. Dalam dunia kejaksaan di Indonesia
terdapat norma kode etik profesi jaksa, yang disebut Tata Krama Adhyaksa,
yaitu:
1. Jaksa adalah insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang tercermin dari kepribadian yang utuh dalam pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan Pancasila;
2. Jaksa sebagai insan yang cinta tanah air dan bangsa senantiasa
mengamalkan dan melestarikan Pancasila serta aktif dan kreatif menjadi
pelaku pembangunan hukum dalam mewujudkan masyarakat yang adil
yang berkemakmuran dan makmur berkeadilan;
3. Jaksa mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara dari
pada kepentingan pribadi atau golongan;
4. Jaksa mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama pencari keadilan;
5. Dalam melaksanakan tugas, melindungi kepentingan umum sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dan menggali nilai-nilai yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat;
6. Jaksa berupaya meningkatkan
kualitas
pengabdiannya
dengan
Pasal 5
Kewajiban Jaksa kepada Profesi Jaksa:
a.menjunjung tinggi kehormatan dan martabat profesi dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya dengan integritas, profesional, mandiri, jujur
dan adil;
b.mengundurkan diri dari penanganan perkara apabila mempunyai
kepentingan pribadi atau keluarga;
c.mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peraturan kedinasan;
memegang
rahasia
profesi,
kecuali
penyampaian
terutama
terhadap
informasi
kepada
media,
atau
menjanjikan
sesuatu
yang
dapat
memberikan
telah
memiliki
Bagian Ketiga
Kemandirian
Pasal 8
(1) Jaksa melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya:
a.secara mandiri terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah maupun
pengaruh kekuasaan lainnya; dan
b.tidak terpengaruh oleh kepentingan individu maupun kepentingan
kelompok serta tekanan publik maupun media.
(2) Jaksa dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma hukum
dan kepadanya diberikan perlindungan hukum.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Undang-undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik
Indonesia,
Kejaksaan
adalah
lembaga
pemerintahan
yang
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Juliyanti Safitri SIregar, Kewenangan Jaksa Ssebagai Pengacara Negara
Dalam Permohonan Eksekusi atas Putusan Peninjauan Kembali, (Padang:
FH Univ. Andalas, 2015),
2. Nolla Tesalonika Makalikis, Pemberhentian Jaksa dari Tugas dan
Kewenangan
sebagai
Pejabat
Fungsional,
Lex
et
Societatis,
Jaksa
Agung
Republik
Indonesia
14
nomor
PER
15