Você está na página 1de 8

TUGAS

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

PENGAJAR:

Dr. dr. A. Indahwaty Sidin, MHSM

AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jonesius Eden Manoppo


NIM. P1000316005
PROGRAM STUDI S3 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN

I. Teori Akuntabilitas
A. Pengertian
Akuntabilitas berarti keadaan untuk bertanggungjawab (KBBI 2005),
diserap dari bahasa inggris accountability yang berarti pertanggunganjawab,
asal kata dari bahasa Latin accomptare (mempertanggungjawabkan)
bentuk kata dasar computare (memperhitungkan) yang juga berasal dari
kata putare

(mengadakan

perhitungan

atau

keadaan

untuk

dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawab)


(Dictionary 2004).
Ada berbagai definisi para ahli mengenai akuntabilitas, Friedrich, 1940
mendefisikan

akuntabilitas

sebagai

tanggungjawab

profesionalisme

berdasarkan pengetahuan dan norma perilaku, tidak dipengaruhi respon dari


sentimen publik, merupakan tanggungjawab moral tidak hanya kepada
hukum atau pejabat berwenang saja. Finer, 1941 mendefinisikan
akuntabilitas sebagai tanggungjawab kepada atasan atau kepada publik,
sebagai bagian dari isu publik (Jackson 2009). Day dan Klein, 1987
meyatakan bahwa akuntabilitas merupakan syarat kesepakatan antara dua
invididu (Day and Klein 1987), menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan
sebagai sebuah proses dimana seorang atau sekelompok orang yang
diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang
mereka sudah atau belum ketahui untuk melaksanakan pekerjaan mereka
(Lawton and Rose 1991). Dwivedi & Jabbra, 1989 mengartikan
akuntabilitas sebagai kemampuan menjawab (Jabbra and Dwivedi 1988).
B. Prinsip dan Dimensi
Pada prinsipnya akuntabilitas menuntut 2 (dua) hal, yaitu : 1)
kemampuan menjawab dan 2) konsekuensi. Dimensi akuntabilitas ada 5
menurut elwood, yaitu (Swanson and Holton 1999)

1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran (accuntability for probity and


legality) Akuntabilitas hukum menjamin ditegakkannya supremasi
hukum, sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin adanya praktik
organisasi yang sehat.
2. Akuntabilitas manajerial Akuntabilitas manajerial yang dapat juga
diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance accountability) /
pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien.
3. Akuntabilitas program Akuntabilitas program yaitu mendukung strategi
dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
4. Akuntabilitas kebijakan Lembaga - lembaga publik hendaknya dapat
mempertanggung jawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan dampak dimasa depan.
5. Akuntabilitas finansial Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban
lembaga lembaga publik untuk menggunakan dana publik (public
money) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan
kebocoran dana, serta korupsi.
Akuntabilitas dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1. Akuntabilitas Internal.
2. Akuntabilitas Eksternal.
II. Teori Pelayanan Kesehatan
A. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Pelayanan kesehatan
adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Levey and
Loomba 1973).
B. Macam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services)
dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) :
1. Pelayanan

kedokteran,

bertujuan

menyembuhkan

penyakit

memulihkan kesehatan, sasarannya perseorangan dan keluarga.

dan

2. Pelayanan

kesehatan

masyarakat

bertujuan

memelihara

dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasarannya terutama


kelompok dan masyarakat.
3. Bentuk Pelayanan Kesehatan
4. Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan
(mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut
bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu
dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis
ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga
merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health
care).
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat
yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani
oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya
Rumah Sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga
spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services):
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat
atau pasiaen yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan ini sudah komplek, dan
memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contohnya Rumah sakit
bertipe A dan B. (Hodgetts and Cascio 1993)

III. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan


Akuntabilitas di sektor kesehatan Saat ini, sektor kesehatan telah
direformasi sejak era 1990-an dan fokus telah bergeser dari penekanan biaya
dan kualitas kepada akuntabilitas. Salah satu agenda reformasi kesehatan
adalah untuk mendukung organisasi publik termasuk pelayanan kesehatan
untuk memberikan pelayanan secara efisien, efektif, aman, tepat waktu dan
adil. Akuntabilitas merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
atau bahkan alat kontrol untuk organisasi pelayanan kesehatan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas. Selain itu, akuntabilitas digunakan
sebagai alat untuk meningkatkan kinerja dan mengartikan kesalahan sebagai
sebuah pelajaran (Brinkerhoff 2004, Biela and Papadopoulos 2010)
Akuntabilitas manajemen pelayanan Kesehatan di indonesia belum berjalan
secara optimal, terbukti dari faktor-faktor yang mempengaruhi :
A. Efisiensi penggunaan
B. dana, yang mana belum menyentuh seluruh kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin
C. Pemanfaatan asset, dimana masih sulit mengidentifikasi asset baik jumlah,
kondisi dan penanggung jawab
D. Sumber Daya Manusia, baik tim pengelola administrasi maupun tenaga
medis yang belum menjalankan fungsinya secara optimal
E. Pengawasan dalam pengelolaan, tercermin dari pengawasan pimpinan
terhadap seluruh kegiatan pelayanan baik administrasi maupun pelayanan
medis
F. Keberlanjutan pelayanan, dilihat dari masih adanya masyarakat miskin
yang belum merasakan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Tantangan pengukuran akuntabilitas di Indonesia . Hambatan teknis utama
adalah beratnya pegukuran dampak pelayanan kesehatan, tetapi juga karena
adanya data yang terkait rekam medis (Edmunds and Coye 1998). Tantangan
kedua adalah kurangnya perkembangan dari sistem informasi kesehatan
sehingga informasi pelayanan kesehatan sulit diakses. Kemudian, Keberadaan
etika profesi dan etika pelayanan kesehatan mempengaruhi apakah informasi di
pelayanan kesehatan dapat dipublikasikan.(Sidin 2016)

Mekanisme akuntabilitas di pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas


sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia dan modal, sikap yang dimiliki
oleh

tenaga

kesehatan

dan

budaya

organisasi(Cleary, Molyneux et al. 2013).

setempat

yang

mempengaruhi

Daftar Pustaka
Biela, J. and Y. Papadopoulos (2010). Strategies for assessing and measuring
agency accountability. Conference Paper Presented at the 32nd European
Group for Public Administration (EGPA) Annual Conference, Toulouse,
France.
Brinkerhoff, D. W. (2004). "Accountability and health systems: toward conceptual
clarity and policy relevance." Health policy and planning 19(6): 371-379.
Cleary, S. M., et al. (2013). "Resources, attitudes and culture: an understanding of
the factors that influence the functioning of accountability mechanisms in
primary health care settings." BMC health services research 13(1): 1.
Day, P. and R. Klein (1987). Accountabilities: five public services, Taylor &
Francis.
Dictionary, O. E. (2004). "Oxford English dictionary online." Mount Royal
College Lib., Calgary 14.
Edmunds, M. and M. J. Coye (1998). Systems of Accountability: Implementing
Children's Health Insurance Programs, National Academies Press.
Hodgetts, R. M. and D. M. Cascio (1993). Modern health care administration,
William C Brown Pub.
Jabbra, J. G. and O. P. Dwivedi (1988). "Public service accountability: A
comparative perspective."
Jackson, M. (2009). "Responsibility versus accountability in the Friedrich-Finer
debate." Journal of Management History 15(1): 66-77.
KBBI, T. P. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Lawton, A. and A. Rose (1991). Organisation and management in the public
sector, Pitman.
Levey, S. and N. P. Loomba (1973). Health care administration, JSTOR.
Sidin, I. (2016). "A Conceptual Model of Indonesia Hospital Accountability In
Hospital Reformation Era."
Swanson, R. A. and E. F. Holton (1999). Results: How to assess performance,
learning, and perceptions in organizations, Berrett-Koehler Publishers.

Você também pode gostar