Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Georg Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret 1858. Ia
memperoleh gelar doctor dibidang filsafat pada 1881, dan mengajar di Universitas
Berlin sampai tahun 1914. Simmel pernah bekerja sebagai dosen yang tidak digaji
dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa.
Karya Simmel dalam bentuk artikel adalah The Metropolis and Mental
Life, dan bukunya The Philosophy of Money. Simmel terkenal dikalangan
akademisi Jerman dan memiliki banyak pengikut. Pada 1900 akhirnya, Simmel
memperoleh pengakuan penuh, gelar terhormat dari Universitas Berlin yang tidak
memberikan status penuh. Ia mencoba meraih posisi akademis tapi gagal karena
tidak memperoleh dukungan dari ilmuwan seperti Weber. Pada 1914 Simmel
bekerja di Universitas Stasbourg. Tidak lama setelah Simmel kerja di Stasbourg
perang dunia 1 meletus. Universitas tersebut dijadikan rumah sakit, mahasiswanya
ikut berperang dan Simmel tetap menjadi sosok marginal dikalangan akademisi
sampai ia wafat pada tahun 1918.
Simmel tidak pernah menjalani proses akademik namun ia mampu
menarik banyak pengikut akademisi masa ini karena ketenarannya sebagai
ilmuwan berkembang pesat setelah tahun berselang.
Perhatian Simmel terhadap teori konflik makro membuatnya dikenal
sebagai sosiolog mikro. Simmel memiliki teori realitas sosial yang terbagi dalam
tiga level. Pertama asumsi mikro tentang komponen-komponen psikologi
kehidupan sosial. Kedua, pada skala yang lebih luas, minatnya pada komponenkomponen dalam hubungan antarpribadi. Ketiga yang paling makro, karyanya
tentang struktur dan perubahan dalam semangat sosial pada zamannya.
Tidak hanya berbicara tentang tiga level realitas sosial saja namun Simmel
juga membicarakan tentang teori kemunculan dimana ide yang lebih tinggi
muncul dari ide yang lebih rendah. Simmel juga menulis mengenai tipe-tipe dan
bentuk interaksi yang meliputi subordinasi, superordinasi pertukaran, konflik dan
sosiabiliti.
Pemikiran Dialektis
Pemikiran dialektis Simmel dari kesalingketerkaitan tiga level realitas
sosial mengingatkan kita pada sosiolog Marx yang juga membahas dialektika.
Dialektika itu sendiri merupakan pemahaman suatu bentuk logika bahwa benda,
masyarakat, dll tidak diam, memiliki sebab dan arah, menyatukan fakta dan nilai,
dll.
Adanya kemiripan diantara Simmel dan Marx namun bukan berarti tidak
ada perbedaannya. Perbedaan yang terpenting adalah fakta bahwa masing-masing
memfokuskan perhatiannya pada aspek dunia sosial yang sangat berbeda dan
menawarkan gambaran berbeda tentang masa depan dunia. Simmel memiliki
gambaran berbeda tentang masa depan yang lebih dekat dengan gambaran Weber
tentang kerangkeng besi yang tidak menyediakan celah untuk meloloskan diri
darinya (Ritzer, 175:2010).
Simmel memusatkan pemikirannya tentang relasi, khususnya interaksi. Ia
tidak pernah sepakat dengan dualisme, konflik dan kontradiksi di dunia sosial.
Salah satu bentuk interaksi yang dibicarakan Simmel adalah gaya
(fashion). Gaya adalah bentuk relasi sosial yang menginginkan orang
menyesuaikan diri dengan keinginan kelompok. Gaya bersifat dialektis yang
berarti keberhasilan dan persebaran gaya akan berujung pada kegagalan.
Kebudayaan subyektif dan obyektif. Orang dipengaruhi oleh struktur
sosial dan kebudayaan, simmel membedakan kebudayaan menjadi dua, pertama
kebudayaan obyektif merupakan hal yang dihasilkan orang seperti seni, ilmu,
filsafat
sedangkan
kebudayaan
subyektif
merupakan
pemeran
untuk
inheren dan tidak terbantahkan antara more life dan more than life. Kehidupan
sosial menghasilkan dan melepaskan sesuatu yang bukan merupakan kehidupan
namun memiliki penjelasan tersendiri dan mengikuti hukumnya sendiri.
Kehidupan terletak dalam kesatuan dan konflik antar keduanya. Kehidupan
memiliki dasar lalu prosesnya adalah more life dan more than life.
Kesadaran Individu
Simmel memusatkan perhatiannya pada bentuk interaksi sosial dan tidak
terlalu memerhatikan masalah individu. Simmel berpikiran bahwa setiap orang
harus memiliki kesadaran kreatif. Baginya basis kehidupan sosial adalah individu
dan kelompok yang sadar dan berinteraksi satu sama lain untuk berbagai tujuan,
motif dan kepentingan.
Kesadaran memiliki peran lain dalam karya Simmel. Sebagai contoh,
meskipun Simmel percaya bahwa struktur sosial dan budaya memiliki hidupnya
sendiri. Ia sadar setiap orang harus mengkonsepkan atau merefleksikan strukturstruktur tersebut agar bisa memiliki pengaruh pada dirinya.
Interaksi Sosial
Salah satu minat Utama Simmel adalah interaksi antar pemeran sadar dan
tujuannya adalah melihat besarnya cakupan interaksi yang mungkin sepele namun
pada saat lain sangat penting. Menurut Simmel interaksi timbul karena
kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu (Soerjono Soekanto, 405:2003)
tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang
lebih baik pada realitas sosial.
Geometri Sosial
Simmel berupaya mengembangkan geometri realitas sosial pada
sosiologi formalnya. Ada dua yang terkandung dalam geometri yang menarik
perhatiannya yaitu, jumlah dan jarak
Jumlah di sini awalnya dari minat Simmel terhadap kualitas interaksi.
Dalam bahasannya kita akan mengenal istilah dyad dan triad yang memiliki
perbedaan. Dyad merupakan kelompok yang terdiri dari dua orang sedangkan
triad merupakan kelompok yang terdiri dari tiga orang. Adanya penambahan
orang ketiga pada kelompok ini menyebabkan perubahan radikal dan fundamental
dan anggota keempat dan seterusnya akan membawa dampak yang sama dari
masuknya orang ketiga.
Dengan masuknya orang ketiga dalam kelompok, peran sosial menjadi
mungkin ada. Misalnya, pihak ketiga menjadi mediator lalu selanjutnya pihak
ketiga dapat memanfaatkan perselisihan yang terjadi antara pihak pertama dan
pihak kedua demi keuntungan sendiri. Anggota ketiga dapat dengan sengaja
mendorong terjadinya konflik untuk menguasai. Oleh karena itu, adanya orang
ketiga ini menyebabkan adanya perubahan yang radikal. Gerakan dyad menuju
triad adalah sesuatu yang esensial bagi berkembangnya struktur sosial yang dapat
dipisahkan dari, dan dominan terhadap imdividu (Ritzer, 181:2010)
Perhatian terhadap jarak muncul diberbagai tempat dalam karya Simmel.
Misalnya dalam The Philosophy of Money yang mana nilai sesuatu ditentukan
oleh jaraknya dari pemeran tersebut. Sebuah barang tidak akan ada nilainya jika
terlalu mudah untuk diraih namun juga sebaliknya. Obyek yang dapat diraih
dengan sungguh-sungguh itulah yang menjadi paling berharga.
dampak yang ditimbulkannya pada fenomena tersebut. Ia juga melihat uang lebih
spesifik lagi kegunaannya. Tidak hanya untuk jual beli saja namun bisa
mengandung makna pertukaran, kepemilikan, pemborosan, keserakahan, sinisme,
kebebasan individu, life style, kebudayaan, nilai kepribadian, dsb. Simmel melihat
uang sebagai komponen kehidupan spesifik yang dapat membantu kita memahami
totalitas hidup.
Meskipun buku Philosophy Of Money memiliki kemiripan subtansif
dengan teori Marxian, pemikiran Simmel jauh lebih dekat dengan pemikiran
Weber dan gagasannya tentang kerangkeng besi sebagai gambaran dunia
Tragedi Kebudayaan
Meningkatnya spesialisasi kebudayaan mengarah kepada perbaikan
kemampuan untuk menciptakan beragam budaya namun, pada saat yang sama,
individu yang berspesialisasi tersebut kehilangan budaya total dan kehilangan cara
untuk mengendalikannya. Ketika kebudayaan objektif muncul dan berkembang,
kebudayaan individu sirna. Misalnya, ketika bahasa menjadi suatu kebudayaan
yang berkembang pesat secara totalitas namun kemampuan linguistik individu
justru merosot. Selain itu dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan
permesinan, kemampuan dan keterampilan individu sebagai pekerja merosot
dengan dramatis. Meskipun adanya upaya peningkatan dalam dunia intelektual,
nyatanya semakin sedikit individu yang mendapatkan label intelektual.
Tingginya peningkatan budaya modern menjadi salah satu contoh dari
besarnya upaya peningkatan kebudayaan obyektif yang membawa efek dramatis
bagi kehidupan. Bentuk intelektual yang dulu terbatas hanya pada percakapan
tertentu saja atau pada buku-buku yang langka sekarang sepanjang waktu tersedia
buku dan majalah.
Di sini juga terdapat elemen positif. Misalnya, orang jadi mendapatkan
kebebasan karena tidak lagi dibatasi oleh hidup yang alami. Dan pada akhirnya,
uang menjadi symbol dan factor utama dalam perkembangan mode eksisitensi
relativistic. Dengan kata lain, uang memungkinkan kita merelatifkan segalanya.
Kerahasiaan: Studi kasus sosiologi Simmel
Pada bagian penutup ini kembali lagi pada tipe keilmuan Simmelian yang
menjadi cirri khasnya. Karyanya yang membahas interaksi (kerahasiaan).
Kerahasiaan di sini merupakan kondisi ketika orang menyembunyikan sesuatu
dan orang lain berusaha mengungkap apa yang disembunyikan orang tersebut.
Simmel yang berangkat dari fakta dasar bahwa orang pasti mengetahui
beberapa hal tentang orang lain agar bisa berinteraksi dengannya. Misalnya, kita
pasti tahu dengan siapa kita berhubungan, mungkin kita banyak mengetahui
tentang orang lain namun kita tidak pernah mengenal mereka seutuhnya jadi kita
tidak tahu apa yang dipikirkan dan bagaimana situasi orang tersebut.
Di seluruh aspek kehidupan kita tidak hanya memperoleh kebenaran, namun
juga kebodohan dan kekeliruan. Namun, didalam interaksi dengan orang lain
inilah kebodohan dan kekeliruan memperoleh karakter khasnya. Menurut Simmel
kerahasiaan adalah bagian integral dari semua relasi sosial, meskipun suatu
hubungan dapat rusak jika rahasia diketahui oleh irang-orang yang tidak
diberitahu tentang rahasia tersebut. Namun, sebagaimana terjadi pada kasus
individu, rahasia dalam masyarakat tidak bisa disembunyikan selamanya.
yang biasanya dipersangkakan padanya oleh mereka yang hanya terbiasa dengan
satu pemikiran tentang fenomena level mikro.
Kritik
Telah saya bahas diawal tentang kritik terhadap gagasan Simmel yakni,
bahwa ia memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan
studi yang tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan
tatanan yang lebih baik pada realitas sosial. Dan sepertinya ia terlihat agak
bingung ketika melihat struktur sosial, yang di satu sisi hanya sebagai bentuk
interaksi namun di sisi lain, sebagai sesuatu yang memaksa dan terlepas dari
interaksi.
Kritikan yang banyak dikutip tentang Simmel yaitu, karakter karyakaryanya yang terpisah-pisah. Memang benar, kita dapat lihat fokusan perhatian
Simmel hanya pada bentuk dan tipe interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi. Kreasi Wacana Offset.
Bantul
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-36. PT RajaGrafindo
Persada. Jakarta.