Você está na página 1de 6

ANGINA PECTORIS

A. DEFINISI
Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak
enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
Terdapat tiga jenis angina: stabil, prinzmetal (varian), dan tidak stabil.
1. Angina stabil, juga disebut angina klasik, terjadi sewaktu arteri
coroner

yang

aterosklerotik

tidak

dapat

berdilatasi

untuk

meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan


oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktifitas fisik
seperti berolahraga atau naik tangga. Pajanan dingin, terutama apabila
disertai dengan kerja seperti menyekop salju, dapat meningkatkan
kebutuhan metabolic jantung dan merupakan stimulant kuat unutk
terjalinnya angina klasik. Nyeri pada angina jenis ini biasanya
menghilang

apabila

invidu

yang

bersangkutan

menghentikan

aktivitasnya.
2. Angina prinzmetal
Terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung, dan pada kenyataannya
sering terjadi pada saat istirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal
angina prinzmetal, suatu arteri coroner mengalami spasme yang
menyebabkan iskemia jantung dibagian hilir. Kadang-kadang tempat
spasme berkaitan dengan atero sclerosis. Pada lain waktu, arteri
coroner tidak tampak mengalami sclerosis. Ada kemungkinan bahwa
walaupun tidak jelas tampak lesi pada arteri, dapat terjadi kerusakan
lapisan endotel yang samar. Hal ini menyababkan peptide vasoaktif
memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan menyebabkan
kontransi coroner. Disritmia sering terjadi pada angina varian.
3. Angina tidak stabil merupakan kombinasi angina klasik dan angina
varian, dan dijumpai pada individu dengan penyakit artei coroner yang

memburuk. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja


jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat atrterosklerosis coroner,
yang ditandai perkembangan thrombus yang mudah mengalami
spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap peptida vasoaktif
yang dikeluarkan trombosit yang tertarik ke area yang mengalami
kerusakan. Kontrikstor paling kuat yang dilepaskan oleh trombosit
adalah tromboksan dan serotonin, serta factor pertumbuhan yang
berasal dari trombosit. Seiring dengan pertumbuhan trombus,
frekuensi dan keparahan seranganan angina tidak stabil meningkat dan
individu beresiko mengalami kerusakan jantung irreversible. Angina
tidak stabil termasuk gejala infark miokard pada sindrom coroner akut
dan memerlukan tindakan klinis yang menyeluruh, kadang-kadang
termasuk perawatan di rumah sakit.

B. PENYEBAB
Iskemia ini terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran
darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini
terjadi bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena
kerja fisik, emosi, tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner
berkurang (misalnya pada spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi
keduanya.
C. PATOFISIOLOGI
Angin pectoris terjadi sebagai konsekuensi dari iskemia miokard.
Pasoka oksigen gagal memenuhi kebutuhan oksigen, selalu Karena
penurunan pasokan sebagai akibat gangguan aliran arteri coroner. Factor
utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen miokard (MVO2) antara
lain tegangan dinding sistolik, keadaan kontraktil, dan denyut jantung.
1. Obstruksi tetap

Efek stenosis aterosklerosis pada dinamika aliran coroner sangat


kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai variable termasuk
derajat keparahan lesi, kompleksitas, panjang lesi, tonus vascular
coroner, tekanan pada lesi, titik percabangan pembuluh darah,
turbulesi dll. Pengurangan diameter lumen lebih dari 75% akan
mempengaruhi aliran coroner secara bermakna pada saat istirahat,
akan tetapi pengurangan diameter lumen sebesar 30% saja sudah
dapat mengurangi aliran maksimal saat beraktivitas fisik.
2. Spasme arteri coroner
Perubahan tonus vascular coroner melalui produksi nitrat oksida
endogen dapat berperan banyak dalam salah satu variasi ambang
angina antara satu pasien dengan pasien lain, dan pada satu hari
dengan hari lain.
3. Pembuluh darah kolateral
Adanya pembuluh darah kolateral memberikan rute alternative perfusi
miokard bila arteri coroner epikard mayor mengalami stenosis atau
oklusi. Saluran ini dormal dalam keadaan normal namun dalam
beberapa

jam

kolateral

yang

ada

mengalami

dilatasi

dan

mengembangkan karakteristik pembuluh darah matur. Banyak factor


yang mempengaruhi respon kolateral terhadap iskemia, namun jelas
bahwa aliran darah kolateral dapat berkembang dengan cepat misalnya
selam oklusi balon sebuah pembuluh darah dalam angioplasty coroner.
4. Fisura plak
Perubahan pola angina yang mendadak dari stabil menjadi tidak stabil
atau terjadinya infark miokard akut biasanya berhubungan dengan
adanya fisura plak. Pada titik dengan stress regangan tinggi seringkali
dalam hubungannya dengan plak aterosklerosis minor, dinding arteri

robek, dan konstituen trombogenik dinding arteri terpajang pada


lumen. Hal ini menyebabkan deposit platelet, pembentukan thrombus
dan penurunan aliran darah coroner dengan cepat maka satu lesi minor
dapat berkembang menjadi diseksi coroner dalam waktu beberapa
menit dan terjadi oklusi akut.
D. GAMBARAN KLINIS
1. Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.
2. Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar
yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke
pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
3. Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang
gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan
4. Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di
daerah apeks kordis.
5. Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini :
berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa
akan pingsan (fainting).
6. Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
7. Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik
tersebut dan beristirahat.
8. Serangan berlangsung hanya beberapa menit (1 5 menit) tetapi bisa
sampai lebih dari 20 menit.
9. Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama
serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan
menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini
perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark
(angina tidak stabil).
10. Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal
biasanya timbul saat penderita sedang istirahat.
11. Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi
sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini
tergolong juga angina tidak stabil.

12. Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan


kelainan yang berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung
bertambah, tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium
pukulan jantung terasa keras.
13. Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar
pada pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
14. Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes
melitus.

E. PERANGKAT DIAGNOSTIK
1. Dapat terjadi perubaha di segmen ST pada EKG
2. Daerah yang mengalami penurunan aliran darah dapat diamati dengan
menggunakan pencitraan radioaktif episode angina sebagai bagian dari
uji toleransi (exercise stress test)
3. Enzim dan protein jantung mungkin diukur untuk menyingkirkan
kemungkinan infark miokard

F. PENATALAKSANAAN
1. Kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari,
kemudian dikurangi atau diobati. Faktor yang memperberat seperti
merokok, berat badan berlebihan, dan kebiasaan minum kopi
2.
3.
4.
5.
6.

sebaiknya dihindari.
Tekanan darah tinggi diobati.
Stress dikendalikan
Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit.
Pencegahan gejala angina diprogramkan dengan aspirin
Istirahat, memungkinkan jantung memompa lebih sedikit darah
dengan kecepatan yang lambat

7. Nitrogliserin dan nitrat lain bekerja sebagai dilator kuat system vena
sehingga menurunkan aliran darah vena kembali ke jantung
8. Terapi oksigen, untuk mengurangi kebutuhan okigen jantung.

Pengobatan serangan akut


1. Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung
berkurang. Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan
mengurangi konsumsi oksigen jantung.
2. Nitrogliserin sublingual 0,15 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat
digunakan beberapa kali tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit
kepala. Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi bila setelah
diulang 3 kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi
infark.
3. Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 5 mg yang juga dapat
diulang atau tablet oral 5 30 mg

Pencegahan serangan
1. Propranolol efektif untuk angina pektoris karena dapat mengurangi
kerja otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung.
Efek klinik propranolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan
istirahat 6070kali/menit. Dosis awal: 20mg 2x sehari. Dosis
maksimal: 120mg sehari. Obat ini tidak boleh digunakan pada angina
Prinzmetal.
2. Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 20 mg 2 x sehari.
3. Nifedipin 10 20 mg 4 x sehari, atau diltiazem 30 60mg 3 x sehari,
atau verapamil 40 80mg 3 x sehari.
4. Angina tidak stabil : perlu perawatan khusus.
5. Angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5
1mg 3 x sehari dengan titrasi.

Você também pode gostar