Você está na página 1de 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan paper yang berjudulobat-obatan penyakit angina pektoris
Kardiovaskuler
Atastersusunnya paper ini kami mengucapkanterimakasihsebesar besarnyakepada:
1 Ibu khofi selaku Dosen pembimbing yang telah mendampingi kami untuk pembuatan
makalah ini.
2 Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga paper ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadaribahwa paper inijauhdarisempurna, karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan penulisan ini.Kami berharapsemoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Jember ,23 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB 1

PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. LatarBelakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..............................................................................................4
1.3. Tujuan 4
BAB 2

PEMBAHASAN.......................................................................................5
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

BAB 3

Jenis angina pektoris..................................................................................5


Nitrat organik.............................................................................................7
Penghambat andrenoseptor beta................................................................11
Penghambat kanal Ca++..............................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebgai respon
terhadap suplai oksigen yang tidak edukuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat
menyebar kelengan kiri, ke punggung , rahang atau ke daerah abdomen.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat ,kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan oksigen meningkat pada jantung sehat, arteri coroner akan berdilatsi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi bila arteri coroner
mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen , dan kemudian terjadi iskemia
(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium mulai menggunakan anaerob
untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien
dan dapat menyebabkan pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan Ph Miokardium
dan menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris. Apabila kebutuhan nergi sel
jantung berkurang , suplai oksigen menjadi edukuat dan sel-sel otot kembali ke proses
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat .
dengan menghilangnya penimbunan asam lakat , nyeri angina pektoris mereda. Dengan
demikian angina pektoris adalah suatu keadaan yang berlangsung singkat.
Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplay
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen
arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.
1

Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat
ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi
No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang
memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila
belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan
maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium
dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah,
disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan,
sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung
meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban
kerja jantung juga meningkat.

Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik

Tertimbun asa laktat

Ph sel menurun

Muncul efek hipoksia

Mengganggu fungsi ventrikel kiri

Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya jumlah
curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)

Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri
meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

Nyeri

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa jenis-jenis angina pektoris ?
2. Bagaimana keterangan tentang Nitrat organic ?
3. Bagaimana keterangan tentang penghambat andrenoseptor beta (beta bloker)
3

4. Bagaimana keterangan tentang Penghambak kanal Ca++ ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis angina pektoris ?
2. Mengetahui keterangan tentang Nitrat organic ?
3. Mengetahui keterangan tentang penghambat andrenoseptor beta (beta bloker)
4. Mengetahui keterangan tentang Penghambak kanal Ca++ ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JENIS ANGINA PEKTORIS.


1. Angina stabil, juga disebut angina klasik, terjadi saat arteri coroner aterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas seperti saat berolahraga atau
naik tangga.
2. Angina prinzmental terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada
kenyataannya sering terjada saattidur atau istirahat. Pada prinzmental ( varian ) , suatu
arteri kononer mengalami spasme yang menyebabkan iskemia jantung di bagian hilir.
Kadang tempat spame berkaitan dengan aterosklerosis.
Angina tidak stabil merupaka kombinasi angina klasik dan angina varian, dan dijumpai pada
individu dengan penyakit arteri coroner yang memburuk. Angina ini biasanya disertai beban
kerja jantung meningkat. Hal ini tampaknya terjadi akibat aterosklerosis coroner , yang ditandai
perkembangan thrombus yang mudah mengalami spame.

2.1.1 Gambaran Klinis :


1. Nyeri seperti diperas atau tertekan di daerah pericardium atau substernum dada,
kemungkinan menyebar ke lengan, rahang, atau toraks.
2. Pada angina stabil dan tidak stabil,nyeri biasanya berkurang denganistirahat. Angina
Prinsmetal tidak mereda dengan istrahat tetapi biasanya menghilang dalam 5 menit.
2.1.2 Perangkat Diagnostik :
1. Dapat terjadi perubahan di segmen ST pada EKG.
2. Daerah yang mengalami penurunan aliran darah dapat diamatidengan menggunakan
pencitran radioaktif selama episode angina sebagaidari uji toleransi (exercise stress test).
5

3. Enzim dan protein jantung mungkin diukur untuk menyingkirk kemungkinan infark
miokard.
2.1.3 Penatalaksanaan :
1. Pencegahan :
Individu yang rentan angina disarankan untuk menghindari stressor yang dapat memicu
serangan angina, seperti bekerja dalam lingungan dingin atau tidak merokok.
2. Teknik invasif :
1. Percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA)
Dengan PTCA,lesi ateroslerotik berdilatasi dengan bantuan kateter yang
dimasukkan menembus kulit kedalam arteri femoralis

atau

brankialis dan

didorong ke jantung. Setelah bereda di pembuluh yang sakit, balon di dalam


kateter digembungkan. Hal ini akan memecah plak dan meregangkan arteri.
Respon awal terhadap PTCA tampaknya

baik, tetapi pembuluh (20-40%)

kembali mengalami sclerosis dalam beberapa bulan. Pemasangan slang artifisial,


atau stent, kedalam arteri agar tetap terbuka memperbaiki keberhasilan tehnik ini.
2. Bedah pintas arteri coroner
Dapat menurunka serangan angina klasik. Dengan bedah pintas,potongan arteri
oroner yang sakit diikat, dan diambil arteri atau vena daritempat lain untuk
dihubungkan ke bagian yang tidak sakit. Aliran darah dipulihkan melalui
pembuluh baru ini. Pembuluh yang sering digunakan adalah vena safena atau
arter mamaria interna. Bedah pintas coroner menghilangkan nyeri anginatetap
tampaknya tidak mempengaruhi motalitas jangka panjang.
3. Istirahat :
Memungkinkan jantung memompa lebih sedikit darah (penurunan volume sekuncup)
dengan kecepatan yang lambat (penurunan kecepatan denyut jantung). Hal ini
menurunkan kerja jantung sehingga kebutuhan oksigen juga berkurang. Posisi duduk
adalah postur yang dianjurkan sewaktu beristirahat. Sebaliknya, berbaring meningkatkan
aliran balik darah ke jantung sehingga terjadi peningkatan volume diastolic akhir,
volume sekuncup, dan curah jantung.
4. Penyekat adrenargik beta
Meredaan angina dengan menurunkan ecepatan denyut dan kontraktilitas jantung sehingga
kebutuhan oksigen berkurang.

2.2 NITRAT ORGANIK


Masalah utama yang timbul dengan penggunaan nitrat organik yaitu toleransi dan
penurunan tekanan darah secara nyata sehingga dapat berbahaya pada infrak jantung akut (IJA).
Nitrat organik merupakan obat yang penting untuk mengobati penyakit jantung iskemik.
2.2.1 Kimia
Nitrat organik adalah ester alkohol polivalen dengan asam nitrat, sedangkan nitrit organik
adalah ester asam nitrit. Aminitrit ester asam nitrit dengan alkohol, merupakan cairan
yang mudah menguap dan biasa diberikan melalui inhalasi. Golongan nitrat mudah larut
dalam lemak, sedangkan metabolitnya lebih mudah larut dalam air. Nitrat dan nitrit
organik serta senyawa lain yang dapat berubah dalam tubuh menjadi nitrogen oksida
(NO) secara kolektif disebut nitrovasodilator.

2.2.2 Farmakodinamik
1) Mekanisme Kerja
Secara in vivo nitrat organik merupakan prodrug yaitu menjadi aktif setelah
dimetabolisme dan mengeluarkan nitrogen monoksida. Mekanisme kedua nitrat organik
adalah bersifat endhotelium-dependent, dimana akibat pemberian obat ini akan
dilepaskan prostasiklin dari endotalium yang bersifat vasodilator. Atas dasar kedua hal ini
maka nitrat organik dapat menimbulkan vasodilatasi dan mempunyai efek antiagregasi
trombosit.
2) Efek kardiovaskular
Nitrat organik menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vaskular. Pada dosis rendah nitrat organik menimbulkan
venodilatasi sehingga terjadi pengumpilan darah pada vena perifer dan dalam
splanknikus. Venous pooling ini menyebabkan berkurangnya alir balik darah ke dalam
7

jantung,sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dan kanan (preload) menurun.dengan


cara ini,kebutuhan oksigen miokard akan menurun. Tekanan vaskular paru menurun dan
ukuran jantung mengecil. Karena kapasitas vena meningkat maka dapat terjadi
hipotensiortostatik,dan sinkop. Dilatasi arteriol temporal dan meningeal menimbulkan
kemerahan dimuka (flushing) dan sakit kepala berdenyut. Penurunan tekanan darah
sistemik ini dapat memicu terjadinya angina jika perfusi koroner berkurang atau adanya
refleks takikardia. Steal phenomenon adalah suatu keadaan berkurangnya aliran darah
didaerah isekemik karena terjadinya vasodilatasi pada daerah normal oleh pemberian
vasodilator (arterior), sehingga perfusi dijaringan sehat menjadi lebih baik. Jika nitrat
organik menimbulkan dilatasi pembuluh koroner yang besar (epikardial) maka
redistribusi aliran darah pada daerah isekemik menjadi lebih baik ( dibanding dengan
sebelumnya )
Dengan cara ini maka nitrat organik menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung melalui
venodilatasi menurunnya volume ventrikel dan curah jantung sehingga beban hulu
(preload) dan beban hilir ( afterload ) berkurang. Suplai oksigen meningkat karena
perbaikan aliran darah miokard ke daerah iskemik dan karena berkurangnya beban hulu
sehingga perfusi subendokard membaik.
3) Efek lain
Nitrofasodilator menimbulkan relaksasi otot polos bronkus, saluran empedu, saluran
cerna dan saluran kemih, tetapi karena efeknya hanya selintas, maka tidak bermakna
secara klinis.
2.2.3 Farmakokinetik
Nitrat organic diarbsorbsi dengan baik lewat kulit. Mukosa sublingual dan oral.
Metabolism obat-obatan ini dilakukan oleh nitrat reduktase dalam hati yang mengubah
nitrat organic larutlemak menjadi metabolitnya yang larut air yang tidak aktif atau
mempunyai efek vasodilatasi lemah. Efek lintas pertama dalam hati ini menyebabkan
bio-avaibilitas nitrat organic oral sangat kecil. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kadar
obat dalam darah secara cepat, sedangkan akut angina diatasi dengan prepat sublingual.
Contoh nitrat organic sublingual yang banyak dipasar adalah nitrogliserin dan isosorbid.

Metabolit di nitratnya yang mempunyai efek vasodilatasi 10kali kurang kuat, mempunyai
waktu paruh kira-kira 40 menit.
Sediaan lain nitrat organic adalah preparat transdermal, seperti salep atau plester. Plester
nitrogliserin dirancang untuk pengguna 24 jam dan melepaskan 0.2 mg-0.8 mg obat tiap
jam. Mula kerja lama dengan puncak efek tercapai dalam 1 sampai 2 jam. Salep
nitrogliserin (2%) diletakkan pada kulit 2.5-5 cm 2, dosisnya disesuaikan untuk tiap
pasien. Efek terapi muncul dalam 30-60 menit dan bertahan sampai 4-6 jam. Bentuk
salep biasanya untuk mencegah angina yang timbul malam hari.
Amilnitrit mempunyai bentuk cairan yang mudah menguap (volatile). Cara inhalasi ini
diabsorpsi lebih cepat dan seperti preparat sublingual menghindari efek metabolism lintas
pertama di hati.
2.2.4 Sediaan dan posologi
Untuk mengatasi serangan angina akut, maka digunakan nitrat organic dalam formula
kerja seperti preparat sublingual. Mula kerja terjadi dalam 1-2 menit, tetapi efeknya
menghilang setelah 1 jam gunakan dosis terkecil yang masih efektif.
Untuk pencegahan angina pada angina kronik, digunakan sediaan nitrat organim oral.
Dosis obat harus disesuaikan agar kadar plasma efektif tercapai setelah mengalami efek
lintas pertama di hati. Isosorbid dinitrat 10-30 mg, 2-3 kali sehari atau preparat
nitrogliserin lepas lambat biasanya digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan
angina.
Nitrogliserin intravena mempunyai mula kerja yang cepat, tetapi efeknya juga cepat
hilang jika infus dihentikan. Oleh karena itu, pemberian nitrogliserin IV dibatasi untuk
pengobatan angina berat dan angina berulang saat istirahat.

2.2.5 Toleransi
Toleransi merupakan masalah utama yang mengurangi manfaat klinis nitrat organik.
Toleransi dapat terjadi terhadap efek terapi maupun efek samping, terdapat 3 mekanisme
yang mendasari toleransi. Pertama, deplesi gugus SH, teori ini disokong oleh perbaikan
toleransi pada pemberian donor gugus SH, N-Asetilsistein. Kedua, adanya aktivasi
9

neurohormoral

(barorefleks),

sehingga

terjadi

pengelepasan

katekolamin

dan

vasokinstriksi. Ketiga, toleransi terjadi karena ekspansi volume darah sehingga terjadi
hemodilusi nitrogliserin. Pada prinsipnya, toleransi secara efektif dihilangkan dengan
cara menghentikan terapi selama 8-12 jam atau mengubah interval atau dosis obat.
2.2.6 Efek samping, perhatian dan kontraindikasi
1. Efek samping
Efek samping nitrat organik umumnya berhubungan dengan vasodilatasi. Pada awal
terapi sering ditemukan sakit kepala., flushing karena dilatasi arteri serebral. Sakit kepala
akan berkurang setelah beberapa kali pemakaian atau pengurangan dosis obat. Pada
pasien stenosis aorta atau kardiomitropi hipertrofik, nitrat organik dapat menyebabkan
penurunan curah jantung secara hebat dan hipotensi refrakter. Pemberian nitrat organik
dikontraindikasikan pada pasien yang mendapatkan sildenafil.
2. Indikasi
1. Angina pektoris
Nitrat organik digunakan untuk pengobatan berbagai jenis angina pektoris. Obat ini
digunakan secara luas untuk angina tidak stabil. Untuk angina tidak stabil, nitrat
organik diberikan secara infus IV. Namun kekurangan cara IV ini adalah toleransi
yang cepat terjadi (24-48 jam setelah pemberian). Dosis perlu ditinggikan bila pasien
bebas angina selama 24 jam. Pemberian obat IV juga bisa digantikan dengan cara
oral dengan interval bebas nitrat 6-8 jam. Efek antiagregasi trombosit nitrat organik
mungkin ikut berperan dalam terapi angina tidak stabil. Sejumlah obat juga
digunakan dalam pengobatan angina tidak stabil yaitu aspirin yang terbukti
memperbaiki survival dan heparin yang dapat mengurangi serangan angina serta
mencegah terjadinya infark jantung. Obat lain yang dapat digunakan adalah -bloker
dan antagonis Ca++.
2. Penggunaan lain
2.1 infark jantung
dalam studi relatif baru (GISSI-3, 1994) nitrogliserin dapat mengurangi mortalitas pasien
infark jantung akut dila dikombinasi dengan penghambat EKA lisinopril. Penelitian lain
(ISIS-4, 1995) juga menunjukkan penggunaan isosorbid mononitrat oral lepas-terkontrol
menggunakan angka mortalitas jangka pendek (35 hari) pasien infark jantung dibandingkan
10

kontrol. Dari data yang ada tidak dianjurkan penggunaan nitrat jangka panjang secara rutin
pada pasien infark jantung tanpa komplikasi.
2.2 Gagal jantung kongestik
Penggunaan nitrat organik untuk gagal jantung kongestif biasanya dalam bentuk
kombinasi.kombinasi nitrat organik dan hidralazin dilaporkan memperbaiki survival pasien
gagal jantung. Penggunaan nitrat organik sebagai obat tunggal untuk gagal jantung
kongestif mungkin bermanfaat memperbaiki gejala dan tanda gagal jantung, terutama apabila
pasien tersebut juga menderita penyakit jantung iskemik.

2.3 PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR BETA (-BLOKER)


-Bloker digunakan untuk mengobati angina pektoris stabil kronik. Obat ini dapat
menurunkan angka mortalitas setelah infark jantung yang disebabkan karena efek anti
aritmianya. -bloker menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dengan cara menurunkan
frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kontraktilitas. Suplai oksigen meningkat karena
penurunan frekuensi denyut jantung sehingga perfusi koroner membaik saat diastole. Namun
efek kurang menguntungkannya adalah peningkatan volume diastolik akhir yang
meningkatkan kebutuhan oksigen.
2.3.1

Sifat farmakologi

-bloker dibedakan atas beberapa karakteristik seperti jenis subtipe reseptor yang dihambat,
kelarutan dalam lema, metabolisme, farmakodinamik dan adanya aktivitas simpatomimetik
instrinsik. Walaupun suatu -bloker diklasifikasikan sebagai kardioselektif, kardioselektivitas
ini relatif dan menghilang jika dosis ditinggikan. Sifat larut lemak menentukan tempat
metabolisme dan waktu paruh (memendek). Penghentian terapi angina dengan -bloker
(terutama dengan waktu paruh pendek) harus dilakukan secara bertahap untuk mencegah
kambuhnya serangan angina

11

2.3.2 penggunaan klinis


Bloker digunakan dalam pengobatan serangan angina tidak stabil dan infrak jantung.
Penggunaan bloker jangka panjang (tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik) dapat
menurunkan mortalitas setelah infark jntung
2.3.3 Efek samping
Berdasarkan efeknya terdapat system saraf otonom , maka bloker menurunkan konduksi
dan kontraksi jantung, sehingga dapat terjadi bradikardia dan blok aV pada pasien dengan
gangguan konduksi jantung dapat digunakan bloker ultrasort acting esmolol i.v bloker
dapat memperburuk penyakit raynaud. Bloker dapat mencetuskan brokuspasme pada
pasien dengan penyakit paru : bloker kardioselektif agaknya lebih baik pada pasien ini.
bloker dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan trileserida untuk menikatkan
bradikardia, bloker dapat dimulai dengan menggunakan jenis yang mempunyai aktivitas
simpatomimetik intrinksik dosis rendah dan ditingkatkan perlahan. Efek samping ini dari
bloker adala lelah, mimpi buruk dan depresi.
2.3.4 PENGGUNAAN KLINIS
a) Angina stabil kronik
Bloker efektif untuk angina stabil kronik tetapi tidak terbukti mengurangi mortalitas pada
angina tidak stabil. Sebaliknya, untuk angina penghambat kanal C ++ bloker dalam hal ini
jangan digunakan sebagai obat tunggal.
b) Infrak jantung
Bloker tanpa aktivitas simpatomimetik intrinksik terbukti mengurangi mortalitas pasien
infark jantung. Obat ini harus diberikan dini dan dilanjutkan selama 23 tahun

2.4 PENGHAMBAT KANAL C++


Penghambat kanal c++ (PKC), yang pertama kali ditemukan (hass dan hartefelder, 1962)
adalah verapamil. Penambat kanal C++ yang mempunyai struktur kimia berbeda satu sama lain,
12

dikenal sebai derivat : Fenilakkilamin (verapamil), diidropiridin (nifedipin,nikardipin,


amlodipin),

benzotiazepin

(diltiazem),

difenilpiperazin

(sinarizin,

flunarizin)

dan

diarilaminopropilamin eter (bepridil).


2.4.1 farmakodinamik
1. Mekanisme kerja
Pada otot jantung dan otot polos vaskular, Ca++ terutama berperan dalam peristiwa
kontraksi. Meninkatnya kadar Ca++ dalam sitosol akan meninkatkan kontraksi. Pada otot
jantung mamalia, masuknya Ca++ meninkatkan kadar Ca++ sitosol dan mencetuskan
penglepasan Ca++ dalam jumlah cukup banyak dari depot intrasel

(reticulum

sarkoplasmik) sehingga apaart kontrkatil (sarkomer) bekerja. Secara umum ada 2 jenis
kanal Ca++ . pertama voltae sensitive (VSC) / potential dependent calsium cannel (PDC).
Pada otot jantung dan vascular,masuknya Ca++ lewat kanal lambat dan penglepasan Ca++
dari sarkoplasmik retikulum berperan penting dalam kontraksi ,sebaliknya otot rangka
relative tidak memerlukan Ca++ ekstrasel karena system sarkoplasmik retikulum yang
telah berkembang baik .Pada jantung dan otot polos jenis yang dominan adalah subtype-L
.penghambat kanal Ca++menghamba masuknya Ca++kedalam sel ,sehingga terjadi
relaksasi otot polos vaskular ,menurunnya kontraksi otot jantung dan menurunnya
kecepatan nodus SA serta konduksi AV. Verapamil dan diltiazem terikat pada protein
kanal terutama dalam fase inaktivasi kanal sehingga menunjukan karakteristik frequensi
dependent :hal ini menerangkan efek yang kuat kedua obat ini terhadap sel konduksi
jantung Nifedipin ,sebaliknya,kurang mempengaruhi kinetik kanal Ca ++,sehingga tidak
tergantung kepada frekuensi stimulasi dan tidak mempengaruhi konduksi jantung.
2. Efek kardiovaskular nifedipin ,verapamil dan diltiazem
Receptor operated channel [ROC] juga dihambat oleh penghambat kanal Ca ++,tetapi
penghambatan yang terjadi tidak sekuat pada VSC .penghambatan arus masuk Ca ++dapat
diatasi sebagian oleh peningkatan konsentrasi Ca++ dan obat-obat yang meningkatkan
masuknya Ca++ kedalam sel seperti simpatomimetikdan glikosida jantung. Penghambat
kanal Ca++mempunyai 3 efek hemodinamik yang utama yang berhubungan dengan
pengurangan kebutuhan oksigen otot jantung yaitu;1) vasodilatasi coroner dan prifer ; 2)
13

penurunan kontraktilitas jantung 3) penurunan automasititas serta kecepatan konduksi


pada nodus SA dan AV . Penghambat kanal Ca++ meningkatkan suplay oksigen otot
jantung dengan cara 1) dilatasi coroner ,2)penurunan tekanan darah dan denyut jantung
yang mengakibatkan perfusi subendokard membaik. Nifedipin mempunyai efek inotropik
negatif infitro, filodipin mempunyai efek spesifik terhadap system vascular
(vaskuloselektif) lebihkuat dibandingkan nifedipin , verapamil mempunyai efek
vasodilatasi yang kurang kuat dibandingkan derifat dihidropiridin.
2.4.2 Farmakokinetik dan dosis antiangina
Profil faramkokinetik penghambat kanal Ca++ bervariasi. Walaupun absorbs normal
hamper sempurna, tetapi biovabilitasnya berkurang karena meabolisme lintas pertama
dalam hati. Efek obat tampak setelah 30-60 menit pemberian , kecuali pada derivate yang
mempunyai derivate paruh panjang amlodipine , isradipin dan felodipin. Pemberian
berulang meningkatkan bioavailabilitas obat karena enzim metabolisme di hati menjadi
penuh.
Pemberian nifedipin kerja singkat karena mula kerja yang cepat menyebakan taerjadi
penurunan tekanan darah yang berlebihan. Obat-obat ini sebagian besar terikat ada
protein plasma( 70 % - 80%) dengan waktu paruh eleminasi 1.3-64 jam. Metabolit utama
diltiazem adalah desasetil diltiazem yang mempunyai potensi vasodilator kali
diltiazem.

2.4.3 Efek samping


Efek samping penghambatan kanal Ca++ terutama golongan dihidropiridin disebabkan
karena vasodilatasi berlebihan. Gejala yang tampak berupa pusing, sakit kepala,
hipotensi, reflek takikardia, flushing, mual , muntah , edema perifer, batuk , edema
paru.efek ini terutama di temukan pada penggunaan dihdropiridin. Verapamil lebih sering
menimbulkan konstipasi dan hyperplasia gingiva. Kadang-kadang terjadi rash , somnolen
dan kenaikan enzim hati. Nimodipin pada dosis tinggi dapat menimbulkan kejang otot.
2.4.4 Indikasi
14

1. Angina varian
Penghambat kanal Ca++ bermanfaat dalam pengobatan angina varian. Ke-3 golongan obat
( nifedipin dan daerivatnya, verapamil dan diltiazem) dapat digunakan.
2. Angina stabil kronik.
Penghambat kanal Ca++ bermanfaat dalam pengobata angina stabil kronik karena
meningkatkan dilatasi coroner dan mengurangi kebutuhan oksigen karena efek penurunan
tekanan darah, kontraksi dan frekuensi denyut jantung.
Untuk menguangi kermungkinan ini dapat diberikan kombinasi dihidrpidin dengan beta
bloker.
3. Angina tidak stabil.
Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan angina tidak stabil adalah nitrat organic,
beta bloker, heparin dan aspirin. Penghambat kanal Ca ++ dapat digunakan sebahai
tambahan , karena efek relaksasi terhadap vasospasme pembuluh darah pada angina tidal
stabil.
4. Penggunaan lain.
Penghambat kanal Ca++ bermanfaat untuk pengobatan aritmia (verapamil), hipertensi
(golongan dihidropiridin, diltiazem , verapamil) kardiomiopatik hipertrofik, penyakit
Raynaud , spasme serebral (nimodipin) dll.

15

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina Pektoris
merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung. atau nyeri dada yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina Pektoris
merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan
darah ke otot-otot jantung.

16

REFERENSI
Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan
Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/radiology/1936688-angina-pektoris/
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/147_05PenyakitJantun
gKoroner.html

17

Você também pode gostar