Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
blood sugar levels. Exercise diabetes is physical exercise aims to improve and
maintain freshness conducted according to the principles F.I.D.J (Frequency,
Intensity, Duration and Type). Research conducted in Ciputat Sari Asih Hospital
Persadia in September 2013 is aimed to determine differences blood sugar levels
before and after exercise in patients with diabetes mellitus type 2 diabetes. This
research design is quasi-experimental design with one-group pretest - posttest
design.Sampel 15 people who suffer from type 2 diabetes. Diabetes exercise
interventions administered once a week for 3 weeks. Data collection tool is a
questionnaire about the characteristics of respondents and observations to check
the blood sugar before and after exercise.The results showed that there were
differences in blood sugar levels before and after exercise in patients with diabetes
mellitus type 2 diabetes in Ciputat Sari Asih Hospital Persadia ( p = 0.048 ) with
an average blood sugar levels in patients with diabetes before the intervention is
204.13 mg / dl and after the intervention was 187.13 mg / dl and decreased by an
average of 17:00 mg / dl . The results could be used to develop health promotion
and better education about the benefits of exercise as a precaution against the
occurrence of diabetes complications in patients with DM.
Keywords: Diabetes exercise, blood sugar levels, Diabetes mellitus
References :35 (1996-2013)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penyusun haturkan kehadirat
Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penyusun,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah
kepada roisul ummah, Rasulullah Nabi Muhammad, SAW yang telah membawa
ajaran kebenaran yaitu Islam. Skripsi ini berjudul Perbedaan Kadar Gula Darah
Sebelum Dan Sesudah Senam Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Persadia Rumah Sakit Sari Asih Ciputat.
Skripsi ini tentunya tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. MK Tadjudin, Sp. And selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
2. Bapak Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku kepala program studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
3. Ibu Ita Yuanita, S.Kp,M.Kep selaku dosen pembimbing I, yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan
bimbingan kepada penyusun.
4. Bapak Jamaludin, S.kp,M.Kep selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penyusun.
ix
5. Ayah, Ibu dan adik-adik yang telah memberikan cinta kasih terhadap
penyusun.
6. Semua teman-teman PSIK 2008 yang telah memberikan semangat dan
keceriaan kepada penyusun.
Penyusun menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun
khususnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, Oktober 2013
Penyusun
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR....................................................................................ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................xv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xvi
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................6
1. Tujuan Umum ................................................................................6
xi
2. Tujuan Khusus ...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................6
1. Bagi Klien ......................................................................................7
2. Bagi Peneliti ...................................................................................7
3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan ...............................................7
BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................8
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Tabel 2.1 kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
Tabel 2.2 kadar glukosa darah sewaktu
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden September
2013
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Kadar Gula Darah
Responden September 2013
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminResponden
September 2013
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamindan Kadar Gula
Darah Responden September 2013
Tabel 5.5 Distribusi Kadar Gula Darah Sewaktu(Dalam mg/dl) sebelum
intervensi senam dan setelah intervensi senam
Tabel 5.6 Analisa Hasil Uji Normalitas Data Responden September 2013
Tabel 5.7 Analisa Perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2 September 2013
xv
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
xvi
DAFTAR SKEMA
Skema 4.1 Desain Penelitian
Skema 4.2 Prosedur Intervensi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Informed consent
2. Panduan senam diabetes mellitus
3. Lembar observasi
4. Lembar output data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Namun seiring perkembangan jaman dan meningkatnya
jumlah penduduk, peningkatan jumlah penderita suatu penyakit pun semakin
tinggi. Salah satu penyakit yang mengalami peningkatan jumlah penderita yang
cukup tinggi adalah penyakit degeneratif (Potter & Perry, 2005).
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktifitas seseorang, dimana progresifitas
penyakit akan bertambah seiring bertambahnya usia penderita. Penyakit-penyakit
degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembeluh
darah) termasuk hipertensi, diabetes melitus dan kanker (Brunner & Suddart,
2002). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2007, penyakit
degeneratif meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 59,5 % pada tahun
2007. Dari beberapa penyakit degeneratif yang ada, penyakit diabetes melitus
merupakan salah satu penyakit yang mengalami peningkatkan jumlah penderita
yang cukup tinggi. (Depkes, 2007).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari
makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
2
dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang
berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004 dalam
Smeltzer&Bare, 2008).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat
manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah
penderita diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian jumlah tersebut akan meningkat menjadi 300 juta
orang (Suyono, 2006). Menurut data WHO (2007), Indonesia menempati urutan
keempat terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2000 yang
lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit
diabetes. Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia prevalensi Diabetes
Mellitus Tipe 2 pada tahun 2005 sangat mengejutkan yaitu sebesar 14,7% di
daerah Depok, demikian juga di Makasar prevalensi diabetes sebesar 12,5%.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia
meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar
mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat
teratur.
Peningkatan jumlah pasien Diabetes Mellitus yang terus menerus dan
besarnya biaya perawatan pasien diabetes yang terutama disebabkan oleh karena
komplikasinya, maka upaya yang paling baik adalah meakukan pencegahan.
Menurut American Diabetes Association (2004), komplikasi diabetes dapat
dicegah, ditunda dan diperlambat dengan mengendalikan kadar glukosa darah.
Pengelolaan diabetes yang bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah
3
dalam rentang normal dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis.
Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, olah
raga/latihan jasmani dan diet. Terapi farmakologis meliputi pemberian insulin dan
atau obat hiperglikemia oral. Terapi ini diberikan jika terapi non farmakologis
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan dengan tidak
eninggalkan terapi non farmakologis yang telah diterapkan sebelumnya.
Seseorang yang obesitas dan menderita DM tipe 2 tidak memerlukan terapi
farmakologis, jika mereka menurunkan berat badannya dan juga melakukan
olahraga secara teratur (Smeltzer&Bare, 2008).
Olahraga atau latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah,
mengontrol dan mengatasi diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yng aktif, dan
lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor
insulin dan reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap
penurunan glukosa darah pada pasien diabetes (Ilyas, 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puji Indriyani dkk, di wilayah
puskesmas Bukateja Purbolinggo terhadap 22 responden didapatkan bahwa
sebelum melakukan senam rata-rata kadar gula responden adalah 240,27 mg/dl,
dan setelah melakukan senam rata-rata kadar gula responden menjadi 210,14
mg/dl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 30,14 mg/dl, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan
kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja
Purbalingga.(Indriyani, 2007).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Putra (2010) juga menunjukkan
perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam, penelitian ini membagi
responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi
dengan hasil untuk kelompok kontrol p= 0,023 dan kelompok intervensi p= 0,013.
Penurunan kadar gula darah pada kelompok intervensi 1,2 kali lebih besar dari
pada kelompok kontrol (31,92 mg/dl berbanding 27 mg/dl) .(Dwi Putra, 2010)
Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudirman dkk, di RSU
RA Kartini Jepara pada tahun 2008 terhadap 67 responden didapatkan bahwa
kadar gula darah sebelum senam yang paling banyak adalah 180 mg/dl sebanyak
25 orang (37,3%), dan kadar gula darah sebelum senam paling sedikit adalah 100144 mg/dl sebanyak 18 orang (26,9%). Nilai kadar gula darah sesudah senam
yang paling banyak adalah 180 mg/dl sebanyak 37 orang (53,2%) dan nilai kadar
gula darah sesudah senam yang paling sedikit adalah 100-144 mg/dl sebanyak 13
orang (19,4%), maka di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah (Sudirman, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Iffah 2012 juga menunjukkan
hak yang sama. Bahwa sebelum melakukan Senam Diabetes, rata-rata kadar gula
darah responden adalah 193.32 mg/dl dengan standar deviasi 68.25, dan sesudah
melakukan Senam Diabetes rata-rata kadar gula darahnya menjadi 202.43 mg/dl
Perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes pada penderita
diabetes mellitus tipe 2di PERSADIA Rumah Sakit Sari Asih Ciputat.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah
sebelum dan sesudah senam diabetes pada penderita diabetes mellitus tipe 2di
PERSADIA Rumah Sakit Sari Asih Ciputat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden penderita diabetes mellitus
tipe 2.
b. Mengetahui kadar gula darah pasiendiabetes mellitustipe 2 di
PERSADIA Rumah Sakit Sari Asih Ciputat sebelum melakukan
senam.
c. Mengetahui kadar gula darah pasiendiabetes mellitustipe 2 di
PERSADIA Rumah Sakit Sari Asih Ciputat setelah melakukan senam.
d. Mengetahui hubungan karakteristik responden dengan kadar gula
darah pasien diabetes mellitus tipe 2
e. Untuk menganalisa perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah
senam diabetes pada penderita diabetes mellitus tipe 2di PERSADIA
Rumah Sakit Sari Asih Ciputat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
7
1. Bagi Klien
ringan, terutama terjadi pada orang dewasa. Sirkulasi insulin endogen sering
dalam keadaan kurang dari normal atau secara relatif tidak mencukupi.
Obesitas pada umumnya penyebab gangguan kerja insulin, obesitas
merupakan faktor resiko yang biasa terjadi pada Diabetes Mellitus tipe ini dan
10
sebagian besar pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2 bertubuh gemuk. Selain
terjadinya penurunan kepekaan jaringan terhadap insulin, juga terjadi
defisiensi respons sel pankreas terhadap glukosa (Karam, 2002).
Gejala Diabetes Mellitus tipe 2 mirip dengan tipe 1, hanya dengan gejala yang
samar. Gejala bisa diketahui setelah beberapa tahun, kadang-kadang
komplikasi dapat terjadi. Tipe Diabetes Mellitus ini umumnya terjadi pada
orang dewasa dan anak-anak yang obesitas.
c. Diabetes Gestasional
Diabetes Mellitus ini terjadi akibat kenaikan kadar gula darah pada kehamilan
(WHO, 2008). Merupakan intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan,
Diabetes Mellitus gestational biasanya terdeteksi pertama kali pada usia
kehamilan trimester II atau III (setelah usia kehamilan 3 atau 6 bulan).
Mekanisme Diabetes Mellitus gestational belum diketahui secara pasti.
Namun, besar kemungkinan terjadi akibat hambatan kerja insulin ini membuat
tubuh bekerja keras untuk menghasilkan insulin sebanyak 3 kali dari normal.
Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insuli sehingga relatif
hipoinsulin maka menakibatkan hiperglikemia. Faktor resiko Diabetes
Mellitus gestational ialah abortus berulang, riwayat melahirkan anak
meninggal tanpa sebab yang jelas, riwayat pernah melahirkan bayi dengan
cacat bawaan, penah melahirkan bayi lebih dari 4000 gram, pernah
preklampsia, polihidroamnion. Faktor predisposisi Diabetes mellitus adalah
umur ibu hamil lebih dari 30 tahun, riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga,
pernah mengalami diabetes gestational pada kehamilan sebelumnya, infeksi
saluran kemih berulang-ulang selama hamil (PERKENI, 2006).
11
d. Tipe Lain
1) Defek genetik fungsi sel beta
2) Defek genetik kerja insulin
3) Penyakit eksokrin pankreas
4) Endokrinopati
5) Karena obat atau zat kimia
6) Infeksi
7) Sebab imunologi yang jarang
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
(Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia,
2006)
3. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab-penyebab tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2 menurut menurut Brunner & Suddart
(2002) yaitu :
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga
4. Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik serta penduduk asli
Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya
diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika)
Menurut Ehsa (2010) faktor faktor tertentu yang berhubungan dengan
lebih besar dari 25. HDL dibawah 35 mg/dL dan atau tingkat
trigliserida lebih dari 250 mg/dL dapat meningkatkan resiko Diabetes
Mellitus tipe 2 .
4. Hipertensi
Tekanan darah > 140/90 mmHg dapat menimbulkan resiko Diabetes
Mellitus tipe 2
5. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
6. Penyakit dan infeksi pada pankreas
7. Dislipidemia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah.
Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya
HDL (>35 mg/dl) sering didapat pada pasien diabetes
4. Patofisiologi
a. Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi 2 defek fisiologi yaitu abnormalitas sekresi
insulin, dan resistensi kerja insulin pada jaringan sasaran. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini, dengan demikian
14
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan (Brunner & Suddart, 2002).
Pada Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi 3 fase urutan klinis. Pertama, glukosa
plasma tetap normal meski pun terjadi resistensi insulin karena insulin
Darah kapiler
< 100
< 90
100 125
90 99
>126
>100
Sumber : (Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
tipe 2, 2006)
Tabel 2.2 : kadar glukosa darah sewaktu
Glukosa darah Kadar normal
Glukosa darah puasa 110 mg/dL
22
Glukosa darah 2 jam setelah
makan (postprandial)
< 140 mg/dL untuk usia 50 tahun
atau kurang.
< 160 mg/dL untuk usia 50-60
tahun
Random Tingkat bervariasi tergantung
kapan dan seberapa banyak kamu
makan pada saat makan terakhir.
Pada umumnya 80-120 mg/dL
Sebelum makan atau saat bangun
tidur 100-140mg/dL
Sumber : (http://diabetes.webmd.com/blood-glucose?page=3 )
c. Cara Mengontrol Gula Darah
Kadar gula darah dapat dikontrol dengan 3 cara yakni menjaga berat badan
ideal, diet makanan seimbang dan melakukan olahraga/ latihan fisik. Seiring
dengan berjalannya waktu, ketiga cara tersebut sering kali kurang memadai lagi.
Kadar gula darah mungkin tidak terkontrol dengan baik. Pada keadaan yang
seperti inilah baru diperlukan obat anti diabetes (OAD). Jadi, pada dasarnya obat
baru diperlukan jika dengan cara diet dan olahraga gula darah belum terkontrol
dengan baik.
8. Faktor Yang Mempengaruhi Gula Darah
23
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolah raga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya
stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak
perawatan dari obat, misalnya steroid (Fox & Kilvert, 2010)
1) Olah raga secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin sehingga
insulin dapat dipergunakan lebih baik oleh sel-sel tubuh. Olah raga juga
dapat digunakan sebagai usaha untuk membakar lemak dalam tubuh
sehingga dapat mengurangi berat badan bagi orang obesitas.
2) Asupan makanan terutama melalui makanan berenergi tinggi atau kaya
karbohidrat dan serat yang rendah dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta
pankreas dalam memproduksi insulin. Asupan lemak di dalam tubuh juga
perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kepekaan insulin.
3) Interaksi antara pituitary, adrenal gland, pancreas dan liver sering
terganggu akibat stress dan penggunaan obat-obatan. Gangguan organorgan
tersebut mempengaruhi metabolism ACTH (hormon dari pituitary),
dan juga peningkatan sediaan glukosa hati dan asam lemak bebas dari cadangan
trigliserida ekstramuskular.
Pada penderita Diabetes Mellitus dengan kadar gula darah tidak terkontrol,
latihan jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah
dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Pada sebuah penelitian didapatkan
hasil jika glukosa darah sekitar 332 mg/dl, bila tetap melakukan olahraga akan
25
berbahaya bagi individu tersebut, sehingga disarankan bila ingin melakukan
kegiatan jasmani/ olahraga maka kadar gula darah haruas dibawah 250 mg/dl.
(Ernawati, 2013)
Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan
berat badan, mengurangi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh.
Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah, yaitu meningkatkan kadar HDLkolesterol
dan menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida (Brunner dan
Suddarth, 2002).
2. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi dari senam diabetes ini dapat diberikan kepada seluruh penderita
DM dengan tipe 1 maupun 2. Sebelum memulai senam para peserta harus
diperiksa kadar glukosa darahnya sebelum, selama dan sesudah periode senam
tersebut.
Para peserta harus makan camilan yang mengandung karbohidrat jika
diperlukan, untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Penderita diabetes
dengan kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL (14 mmol/L) dan menunjukkan
adanya keton dalam urin tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan
keton urin menunjukkan hasil negatif dan kadar glukosa darah telah mendekati
normal. Latihan dengan kadar glukosa darah yang tinggi akan meningkatkan
Pada prinsipnya tak ada perbedaan prinsip latihan jasmani bagi orang
Diabetes Mellitus, yaitu harus memenuhi beberapa hal yaitu :
frekuensi, intensitas, durasi dan jenis.
Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan
dengan teratur 3-5 kali perminggu
Intensitas : ringan dan sedang (60-70 % maximum heart rate)
Durasi : 30-60 menit
Jenis : latihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang
dan bersepeda
(Perkeni, dalam Ernawati, 2013)
5. Petunjuk
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam latihan senam diabetes menurut
Ilyas (2004) adalah :
I. Pemanasan (Warming Up)
Dilakukan sebelum melakukan latihan yang bretujuan untuk
mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan. Selain
itu pemanasan perlu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cedera
akibat olahraga. Lama pemanasan biasanya 5-10 menit.
II. Latihan inti (Conditioning)
Pada tahap ini Heart Rate (HR) diusahakan mencapai target
29
III. Pendinginan (Cooling down)
Pendinginan adalah untuk mencegah terjadinya penimbunan asam
laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolahraga
atau pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif. (lama
masukan glukosa
Peningkatan
kecepatan
penggunaan
glukosa yang
diubah menjadi
sumber energi
Menurunkan
kadar glukosa
Penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2
Obat
33
33
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESA
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan antara konsep satu
dengan konsep lain dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep penelitian
menurut Setiadi (2007) adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti sesuai dengan
tujuan dan pemikiran peneliti yaitu mendapatkan gambaran tentang
perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Maka penulis membatasi pengamatan ini
pada beberapa faktor yang memberikan kontribusi kadar gula darah pasien
diabetes.
28
33
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara menentukan variabel dan
mengukur suatu
variabel (Setiadi, 2007 : 165)
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Dependent
Kadar gula
darah setelah
intervensi
Adalah hasil
pengukuran gula
darah yang diukur
sesudah senam
diabetes (Santoso,
2008)
Pengukuran Glukometer Glukosa dalam darah
dalam satuan mg/dL
Numerik
36
29
Independent
Senam
Diabetes
senam aerobic low
Wawancara /
kuesioner
Lembar kuesioner 1. Laki-laki
2. Perempuan
Kategori
37 37
38
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam
penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan
sebagai alat pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2007).
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen, merupakan eksperimen
yang dilakukan dengan tidak mempunyai batasan-batasan yang ketat terhadap
randomisasi, pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman
validitas. (Notoatmodjo, 2005).
Adapun desain eksperimen yang digunakan adalah The Pretest-Postest
design tanpa grup kontrol, yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan
pretest sebelum dilakukan perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan,
dan untuk mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap perubahan kadar
gula darah pada pasien diabetes melitus yang diberikan perlakuan senam.
Rancangan penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding (kontrol),
kadar gula darah. Perlakuan yang dilakukan kepada responden adalah dengan
memberikan senam diabetes kepada pasien diabetes melitus.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai
pengumpul data yaitu lembar observasi, glukometer, alkohol, kasa/kapas,
jarum penusuk (lancet) dan alat penusuk (lancing device) dan test strip,
kuesioner karakteristik responden, lembar kuesioner the Summary Diabetes
Self-Care Activity , lembar observasi pengukuran kadar glukosa darah.
a. Glukometer
Nama produk blood gucose monitor, volume 1 1 dan opsi tetes
ulang. Rentang hasil pengukuran 10- 600 mg/dL dengan waktu tes
44
5 detik. Metode pengukuran menggunakan fotometrik dan sistem
kalibrasi menggunakan kode chip.
b. Kuesioner karakteristik responden
Kuesioner ini digunakan untuk mencatat karakteristik responden,
meliputi nama, inisial, usia, jenis kelamin, dan diet yang
dijalankan.
c. Lembar observasi pengukuran kadar gula darah
Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat hasil pengukuran
kadar gula darah pasien sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
senam diabetes.
F. Langkah- Langkah Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di PERSADIA RS Sari Asih Ciputat
dengan proses sebagai berikut :
1. Memperoleh persetujuan pembimbing untuk melakukan tindak lanjut
dalam penelitian.
2. Meminta surat pengantar untuk pengambilan data/penelitian dari dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk RS Sari Asih Ciputat.
3. Menyerahkan surat kepada Direktur RS Sari Asih Ciputat
4. Menyerahkan surat izin kepada Kepala bagian PERSADIA RS Sari Asih
Ciputat
45
5. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri dimana peneliti
mengadakan pendekatan dan memberikan penjelasan kepada calon
responden dan responden dipersilahkan mengisi informed consent.
6. Responden diberikan kuesioner untuk mengetahui data karakteristik
responden.
7. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran gula darah
sebelum senam diabetes dengan menggunakan glukometer, alkohol,
kasa/kapas, jarum penusuk (lancet) dan alat penusuk (lancing device)
dan test strip denga cara :
a. Setelah alat tadi semua tersedia, pastikan tangan peneliti bersih
sebelum pengambilan sampel untuk menghindari kontaminasi.
b.Masukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing device).
Pastikan bahwa jarum yang dipakai masih barau dan steril.
Jarum penusuk hanya digunakan untuk sekali pakai.
c.Letakkan ujung jari responden yang akan ditusuk. Jempol dan
kelingking sebaiknya tidak digunakan untuk pengambilan
sampel (gunakan jari tengah, jari manis atau telunjuk).
d.Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas
beralkohol untuk menghindari infeksi.
pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif. (lama
pendinginan kurang lebih 5-10 menit)
d) Peregangan (Streching)
47
Dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih
tegang dan lebih elastis.
Setelah senam diabetes dilakukan maka peneliti melakukan pemeriksaan
gula darah kembali seperti prosedur yang sudah disebutkan diatas.
Skema 4.2 Prosedur Intervensi
G. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan
tujuan data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
Peserta
senam dg
dm
Pemelihan
responden
Informed consent
Pre-test cek GDS
sebelum senam pada
pasien dm
Hasil dicatat dalam
lembar observasi
Memberikan
perlakuan senam
dm satu minggu
b. Analisa bivariat
Analisa Bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan
dua variabel. Analisis bivariat akan menguraikan perbedaan mean
penurunan kadar gula darah dengan mengetahui nilai gula darah sebelum
dan sesudah intervensi senam diabetes selama 3 minggu yang dilakukan
setiap hari sabtu pada pagi hari selama 30-60 menit serta karakteristik
responden (usia dan jenis kelamin) berpengaruh terhadap penurunan kadar
gula darah pasien. Analisa bivariat dilakukan dengan uji statistik
dependent sampel t-test (paired t test.) atau uji beda dua mean dependen
untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi senam diabetes. Uji statistik untuk seluruh analisis
tersebut dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05).
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian tentang pengaruh senam
diabetes terhadap kadar gula darah pada pasien dm tipe 2. Penelitian ini
dilakukan selama 3 minggu. Untuk mendapatkan responden sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi peneliti melakukan wawancara kepada calon responden.
Intervensi dilakukan setiap sabtu pagi pukul 06.00, kemudian kadar gula darah
sewaktu dipantau pada saat sebelum senam pada minggu pertama dan pada saat
sesudah senam pada minggu ketiga. Penelitian dimulai pada tanggal 14
September 2013 sampai dengan tanggal 28 September 2013. Penelitian ini
telah dilakukan pada 15 responden penderita dm tipe 2 peserta senam diabetes
PERSADIA RS Sari Asih Ciputat tanpa kelompok kontrol.
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
(%)
Usia pertengahan 45-59 6 40 %
Usia lanjut 60-74 9 60 %
Total 15 100 %
Karakteristik responden menurut usia dapat dilihat bahwa
responden pada kelompok usia pertengahan (45-59 tahun) sebanyak 6
53
responden atau sebanyak 40 % sedangkan kelompok usia lanjut (60-74
tahun) sebanyak 9 responden atau 60%
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Kadar Gula Darah Responden
September 2013 (n=15)
Karakteristik
usia
Mean Median Standar Deviasi
Pre-test Posttest
Pre-test Posttest
Pre-test Posttest
Usia
pertengahan
45-59
192.33 190.67 185.50 197.50 33.279 33.744
Usia lanjut 6074
212 184.78 198.00 190.00 30.323 30.157
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada kelompok usia
perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes yang akan
dilihat berapa besar efeknya senam diabetes terhadap perubahan kadar gula
56
darah, dengan menganalisa hasil penelitian selama 3 minggu dan dipantau
kadar gula darah minggu pertama sebelum intervensi dengan minggu ke 3
setelah intervensi. Jenis analisis yang digunakan adalah uji statistik dependen
simple test (paired t-tes). Uji statistik untuk seluruh analisis di atas dianalisis
dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05%), untuk menganalisa perbedaan
kadar gula darah sebelum senam dan setelah senam.
1. Uji Normalitas Data
Tabel 5.6
Analisa Hasil Uji Normalitas Data Responden
September 2013 (n=15)
Karakteristik
Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistik Df Significant
Kadar gula darah setelah intervensi 0,160 15 0,200
Rata-rata kadar gula darah setelah intervensi responden memiliki
distribusi data yang normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai significant sebesar
0,200 pada kadar gula darah setelah intervensi dimana nilai significant lebih
besar dari nilai alpha (0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa distribusi data bersifat normal.
2. Analisa Perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2
Tabel 5.5 dibawah ini akan menguraikan nilai P value untuk melihat
seberapa besar pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah
59
darah sebelum senamnya 204 mg/dl dan kadar gula darah setelah senamnya 198
mg/dl ,dan pada kelompok usia pertengahan (45-59 tahun) didapatkan rata-rata
kadar gula darah sebelum intervensi 192.33 mg/dl dan setelah intervensi 190.67
mg/dl. Pada kelompok usia lanjut (60-74 tahun) didapatkan rata-rata kadar gula
darah sebelum intervensi 212 mg/dl dan setelah intervensi 184.78 mg/dl.
sehingga dapat disimpulkan bahwa usia tidak berhubungan dengan kadar gula
darah sebelum dan sesudah senam pada pasien dm tipe 2
Pada penelitian ini, responden terdiri dari 3 laki-laki dan 12 perempuan.
Pada kelompok laki-laki didapatkan rata-rata kadar gula darah sebelum intervensi
210 mg/dl dan setelah intervensi 183 mg/dl. Pada kelompok perempuan
didapatkan rata-rata kadar gula darah sebelum intervensi 202.067 mg/dl dan
setelah intervensi 188.17 mg/dl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan proporsi yang
mengikuti senam diabetes lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Menurut
Brunner and Suddart 2002, pada kasus diabetes melitus lebih banyak terdapat
pada wanita dibanding pria. Namun dalam perubahan kadar gula darah faktorfaktor
yang mempengaruhinya adalah faktor diet atau pengendalian berat badan
dan latihan. Dari rata-rata gula darah sebelum dan sesudah senam pada kelompok
laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga dapat
dilihat bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan perubahan kadar gula
darah.
60
2. Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Dan Sesudah Senam
Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Persadia Rumah
Sakit Sari Asih Ciputat.
Hasil distribusi kadar gula darah pada tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa
terdapat beda rata-rata kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi
selama 3 minggu.
Hasil analisa statistik dari sebelum intervensi yaitu pada minggu pertama
sampai setelah intervensi pada minggu ke 3 menunjukan adanya perubahan kadar
gula darah saat dilakukan test pada peserta senam dengan dm yang terdapat pada
tabel 5.5 pada bab V, didapatkan nilai rata-rata kadar gula darah sebelum senam
sebesar 204.13 dengan standar deviasi 31.944, rata-rata kadar gula darah setelah
senam sebesar 187.13 dengan standar deviasi 30.582 sehingga menunjukan
adanya perubahan kadar gula darah saat dibandingkan dengan hasil pengukuran
sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p=0,048 (p<0.05) yang artinya Ho
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 sebelum senam dan sesudah senam di PERSADIA
RS Sari Asih Ciputat.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puji Indriani, Heru Supriyatni dan
Agus Santoso juga menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di Wilayah
Puskesmas Bukateja Perbalingga pada bulan September- Oktober 2004 ini. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen tanpa kelompok kontrol
dengan P value 0.0001.
61
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sudirman, Supriyadi dan
Ahmad Baequny disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes militus
terhadap penurunan kadar gula darah di mana didapatkan nilai taraf signifikan (a
= 5%) dengan nilai p (p value) adalah 0,000, di mana nilai tersebut (p < 0,05). Hal
ini disebabkan faktor diet dan penggunaan obat dari responden tidak dikendalikan.
teratur. Karena bermanfaat terhadap perubahan kadar gula darah menjadi menurun
dan lebih terkontrol.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat dikendalikan dengan
melakukan latihaan jasmani (senam diabetes) secara teratur dan kontinu karena
pada saat istirahat ambilan glukosa oleh otot jaringan membutuhkan insulin
sedangkan pada otot aktif walaupun terjadi peningkatan kenutuhan glukosa,tetapi
kadar insulin tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena peningkatan kepekaan
reseptor insulin otot dan pertambahan reseptor insulin otot pada saat melakukan
senam.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian diantaranya adalah:
a. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen
dengan bentuk rancangan Quasi Eksperimen dengan rancangan pre dan
post test dimana tidak adanya randomisasi terhadap sampel. Kelemahan
dari desaini ini adalah tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi
pada variabel karena intervensi atau perlakuan. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut dilakukan observasi pertama yang memungkinan
peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya
63
eksperimen senam diabetes yang dilakukan dengan cara mengukur kadar
gula darah pada minggu ke I diberikan pre-test dengan mengukur kadar
gula darah lalu subjek diberikan perlakuan berupa senam diabetes. Pada
minggu kedua dan ketiga dilakukan observasi perlakuan senam dan
kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darah kembali (post-test)
seteah perlakuan pada minggu ketiga. Data pre-test dan post-test dianalisa
Cipta.2010
Perkeni, Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia, Jakarta.
2006
Perkeni, Petunjuk Praktis pengelolan diabetes melitus tipe 2. Jakarta : Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2003
Perkeni.org,AktivitasFisikSebagaiFaktorUtamayangMempengaruhiSensitivitasIn
ulin http://www.jurnal.detail
68
Price, S.A dan Wilson, L.M. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC. Hal. 1202-1211 . 2002
Potter, Patricia A. and Perry, Anne G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. 2006.
Puji Indriyani, Heru Supriyatno, Agus Santoso. Pengaruh Senam DM Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah di Puskesmas Bukateja Purbalingga.
Universitas Airlangga.2010.
Riyadi dan Sukarmin. Askep pada pasien dengan gangguan eksokrin dan
endokrin pada pankreas. Yogyakarta : Graha ilmu. 2008
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta : EGC. 2004
Santoso, Mardi. Senam Diabetes Indonesia Seri 4. Jakarta : Persatuan Diabetes
Indonesia. 2008.
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Editor Suzanne C. smeltzer. Alih Bahasa Monika Ester. EGC,
Jakarta. 2008.
Sudirman, Supriyadi, & Baequny A. Pengaruh senam Diabetes mellitus terhadap
68
penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes mellitus, 2 (2), 91-99.
Jurnal Pendidikan Yayasan Bhakti Karya .2009.
Sukardji, K. Bagaimanakah perencanaan makan pada penyandang diabetes,
(materi penyuluhan 2) dalam Soegondo, S. Soewondo, P. Dan Subekti, I.
Ed. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu (hal279-287) Jakarta :
FKUI. 2009
Suyono, Slamet. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi 4. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2007.
Tim Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
di Indonesia. Jakarta.2011.
Waspadji, S. Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus : Pengenalan dan
Penanganannya : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta : BP
FKUI. Hal.597-600. 1996
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Penelitian : PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEBELUM
DAN SESUDAH SENAM DIABETES PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PERSADIA
RUMAH SAKIT SARI ASIH CIPUTAT 2013
Peneliti : Anisah Khoirul U No Hp: 081283171321
Pembimbing :
1. Ita Yuanita,S.KP M.Kep
2. Jamaludin,S.KP,M.Kep
Saya telah memahami tujuan, manfaat, prosedur, gambaran risiko dan
ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, serta penjaminan kerahasiaan identitas
pada penelitian ini. Ketidaknyamanan yang mungkin terjadi dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan tanpa adanya unsur paksaan dan secara sukarela saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Latihan VI
Gerakan : seperti gerakan kewer dua tangan pada tari betawi. Hitungan 2x8
Latihan VII
Gerakan : seperti gerakan cha-cha. Hitungan 2x8
Latihan VIII
Geakan : seperti gerakan goyang dangdut. Hitungan 2x8
Latihan IX
Gerakan : seperti gerakan mendayung. Hitungan 2x8
Latihan X
Gerakan : seperti gerakan goyangan dangdut. Hitungan 2x8
4) PENDINGINAN
Latihan I
Gerakan : tarik nafas
Tujuan : untuk mengembalikan kondisi fisik kepada keadaan semula
dengan menghirup oksigem sebanyak-banyaknya
Latihan II
Gerakan : peregangan statis
Tujuan : meregangkan otot lengan dan leher
Latihan III
Gerakan : dinamis dan statis
Tujuan : meregangkan otot lengan, sisi badan dan kaki
Latihan IV
Gerakan : peregangan dinamis dan statis
Tujuan : meregangkan otot lengan, sisi badan dan kaki
Latihan V
Gerakan : peregangan statis
A 72 Laki-laki DM tipe 2
B 61 Laki-laki DM tipe 2
C 62 Perempuan DM tipe 2
D 63 Perempuan DM tipe 2
E 49 Perempuan DM tipe 2
F 59 Perempuan DM tipe 2
G 64 Perempuan DM tipe 2
H 74 Perempuan DM tipe 2
I 74 Perempuan DM tipe 2
J 58 Perempuan DM tipe 2
K 57 Perempuan DM tipe 2
L 70 Perempuan DM tipe 2
M 63 Perempuan DM tipe 2
N 59 Perempuan DM tipe 2
O 48 Laki-laki DM tipe 2
1. DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
DAN JENIS KELAMIN
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45-59 6 40.0 40.0 40.0
60-74 9 60.0 60.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki laki 3 20.0 20.0 20.0
Perempuan 12 80.0 80.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
2. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN USIA DAN KADAR
GULA DARAH
Group Statistics
usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadargula_pre 45-59 6 192.33 33.279 13.586
60-74 9 212.00 30.323 10.108
Group Statistics
usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadargula_post 45-59 6 190.67 33.744 13.776
60-74 9 184.78 30.157 10.052
3. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN
KADAR GULA DARAH
Group Statistics
jenis_kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadargula_pre laki laki 3 210.00 31.432 18.148
Perempuan 12 202.67 33.277 9.606
Group Statistics
jenis_kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadargula_post laki laki 3 183.00 35.000 20.207
Perempuan 12 188.17 31.013 8.953
4. KADAR GULA DARAH SEWAKTU
Statistics
kadargula_pre kadargula_post
N Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 204.13 187.13
Median 198.00 197.00
Std. Deviation 31.944 30.582
Minimum 162 130
Maximum 250 237
5. UJI NORMALITAS DATA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kadargula_pre .168 15 .200*
.889 15 .064
kadargula_post .160 15 .200*
.925 15 .228
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
6. ANALISA PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEBELUM DAN
SESUDAH SENAM DIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2
INISIAL KADAR GULA PRE KADAR GULA POST
A 244.0 208.0
B 182.0 143.0
C 232.0 214.0
D 198.0 208.0
E 171.0 237.0
F 250.0 208.0
G 171.0 130.0
H 196.0 190.0
I 245.0 182.0
J 167.0 161.0
K 162.0 143.0
L 191.0 180.0
M 249.0 208.0
N 200.0 197.0
O 204.0 198.0
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 kadargula_pre 204.13 15 31.944 8.248
kadargula_post 187.13 15 30.582 7.896
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 kadargula_pre &
kadargula_post
15 .527 .043
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
Mean tailed)
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
kadargula_pre kadargula_post
17.000 30.421 7.855 .153 33.847 2.164 14 .048