Você está na página 1de 32

Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

1.

Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek - aspek yang menonjol pada wanita
hamil

a.

Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan
lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran

b.

Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE

2.
a.

b.

Mengevaluasi data dasar


Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama
Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini
Data Dasar

Pertimbangan

Amenore

Diagnosis kehamilan

Tanggal menstruasi terakhir

Diagnosis kehamilan

Keluhan yang disampaikan


pasien

Pemberian konseling

Hasil pemeriksaan fisik

Diagnosis kehamilan

Kenaikan BB
Tes urin kehamilan ( tes HCG ) positif
Cloasma gravidarum
Perubahan pada payudara
Linea nigra
Tanda Chadwick
Tanda hegar

3.

Mengevaluasi

a.

Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada
kunjungan sebelumnya

b.

Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan
sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan

c.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :

Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya
Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin
d.

Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE
yang lalu
Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah
dilakukan penatalaksanaan
4.

Pengkajian Data Fokus

a.

Riwayat

Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya


Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhir
Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b. Deteksi ketidaknyamanan
Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tekanan darah
Mengukur TFU
Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kemungkinan kehamilan ganda,
serta mengetahui presentasi, letak, posisi dan penurunan kepala ( jika UK >36 minggu )
Memeriksa DJJ
d. Pemeriksaan Laboratorium
Protein urine
Glukosa urine
5.

Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan

a.
b.

c.
d.

e.

Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya


Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada
ibu
Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda bahaya
Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

Sumber :
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
images.arikbliz.multiply.multiplycontent.com/.../

http://candraayuyaspita.blogspot.com/

======================

http://kimmymooow.blogspot.com/2013/06/makalah-kunjunagan-antenatalcare.html
Pengertian Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai
umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan
36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Tujuan Kunjungan:
z Pendeteksian Komplikasi_komplikasi
z Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan
z Pemeriksaan fisik yang terfokus

2.4 Pengkajian Kunjungan Ulang


1)

Pihak Ibu

Riwayat kehamilan sekarang


{ Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit
kepala yang hebat, perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen
yang hebat, bengkak pada muka/ tangan, gerak janin berkurang.
{ Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering
kencing, pigmentasi kulit, sembelit.
{ Kekhawatiran-kekhawatiran lain : apakah bayi yang dikandungnya
sehat, melahirkan itu sakit.
{ Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan;
tinggi fundus uteri (tafsiran berat janin); auskultasi (mengetahui denyut
jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi kehamilan ganda
(setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan
abnormal (setelah 36 minggu).
Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi
ibu.
2)

Pihak Bayi

Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin
(DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak
dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan
kembar/ tunggal.
Cara melakukmenentukan presentasi letak ialah menurut leopodl yang
terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka
penderita

- Rahim dibawa ke tengah


- Tingginya fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang
bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.
Leopold II
- Kedua tangan pindah ke samping
- Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang
memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang
biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang
terbesar.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.
Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja
- Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
- Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III
untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul.
Leoplod IV
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari krpala yang masih teraba dari luar.
Jadi, Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
Laboratorium

Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada


kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt);
STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk
gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
3). Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta
Kegawatdaruratan
1.

Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.

2.
Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi
dan anti tetanus.
3.
Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian
ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
4.
Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/
kegawatdaruratan.
5.
Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan
dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.
6.

Jadwalkan kunjungan berikutnya.

7.

Mencatat kunjungan dengan SOAP.


BAB III
KESIMPULAN
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu

hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36.


Data pengajian yang harus dilakukan pada kunjungan awal adalah riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik dan jadwal kunjungan.
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama.
Hal-hal yang dikaji dalam kunjungan ulang antara lain pemeriksaan pada ibu,
pemeriksaan pada janin serta pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta
Kegawatdaruratan.

http://dinnamelanii.blogspot.com/2012/06/kunjungan-ulang-kehamilan.html

KUNJUNGAN ULANG KEHAMILAN

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN 1
KUNJUNGAN ULANG KEHAMILAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan rahmatNya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah dengan judul Kunjungan Ulang Kehamilan ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Askeb 1.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar meningkatkan kualitas penulisan makalah
selanjutnya. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada
setiap pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini. Akhirnya semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.

Kupang, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan

1
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Pengertian kunjungan ulang

2.2

Tujuan kunjungan ulang

2.3

Tindakan yang diberikan

4
4

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan

3.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak
langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan,
terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di
tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia,
seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup
pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5%

kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,


misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan
ibu ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua,
terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi
terhadap kematian.Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah
memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan
menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya , baik
ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannyap dan
asuhan playanan yang dilakukan merupakan rosedur rutin untuk membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinan.

1.2 Rumusan masalah


a. apa pengertian kunjungan ulang kehamilan
b. apa tujuan kunjungan ulang kehamilan
c. apa saja tindakan- tindakan yang dilakukan selama kunjungan ulang
kehamilan.

1.3 Tujuan
Mengetahui kunjungan ulang kehamilan, tujuan dan tindakan-tindakan
yang dilakukan selama kunjungan ulang kehamilan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian kunjungan ulang

Pengertian ANC(Antenatal Care) ANC adalah asuhan yang diberikan


untuk ibu sebelum persalinan atau prenatal care.

Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan


setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan
(Varney,1997).
Dalam ANC setidaknya ibu melakukan kunjungan 4 kali selama
kehamilan. Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu
sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai
umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin
Standar ANC :
Menurut Arifin (1996) Standar Pelayanan ANC meliputi standar 14T,
sehingga Ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan yang
komprehensif dengan harapan Ante Natal Care dengan standar 14T dapat
sebagai daya ungkit pelayanan kehamilandan diharapkan ikut andil dalam
menurunkan angka kematian Ibu.
Kebijakan program.
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang
12Tsedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T,
yakni:
5T:
a.

Ukur Tinggi Badan / Berat Badan

b.

ukur Tekanan Darah

c.

Ukur Fundus Uterid.

d.

Pemberian Imunisasi Tetanus Toxsiod (TT) Lengkape.

e.

Pemberian Tablet Zat Gizi (Minimal 90 Tablet) Selama Kehamilan

7T:
f.

Test Terhadap Penyakit Menular Seksual / VDRL

g.

Temu Wicara (konseling) Arifin 1996

h.

Test/ Pemeriksaan Hb

i.

Test/ Pemeriksaan Urin Protein

j.

Tes Reduksi Urin

k.

Perawatan Payudara (senam payudara, pijat tekan payudara)

l.

Pemeliharaan tingkat kebudayaan (senam ibu hamil,accu presure)

m.

Terapi Yodium Kapsul (khusus daerah endemik gondok)

n.

Terapi anti malaria (khusus daerah endemis malaria)

2.2

Tujuan

1.

Pendeteksian komplikasi-komplikasi

2.

Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan

3.

Pemeriksaan fisik yang terfokus

Karena banyak riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap selama
kunjungan atenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
pendeteksian komplikasi- komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
kegawat daruratan, pemeriksaanfisik yang terfokus dan pengajaran.

2.3
1.

Tindakan - tindakan Pada Kunjungan Ulang


Riwayat kehamilan sekarang

a. Gerak Janin
b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
Perdarahan
Nyeri kepala
Gangguanpenglihatan
Bengkak pada muka dan tangan
Gerakkan janin yang berkurang
Nyeri perut yang sangat hebat
c.Keluhan keluhan lazim dalam kehamilan
Mual dan muntah

Sakit punggung
Kram kaki
Konstipasi
sering kencing
pigmentasi kulit
d.Perasaan ibu pada kunjungan dan kekhawatiran-kekhawatiran lain
seperti apakah bayi yang dikandungnya sehat dan proses persalinan
nanti.

2.

Pemeriksaan fisik

a.

Berat badan

b.

Tekanan darah.

Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin


merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia,
suatu kondisi yang membahayakan jiwa
c.

Pengukuran tinggi fundus

menunjukan bahwa perkembangan bayi dapat dimonitor dengan


menggunakan pengukuran tinggi fundus.
d. Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28
minggu usia kehamilan)
e. Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal. Bukti
menunjukan bahwa manuver leopold hanya efektif setelah 36 minggu
usiakehamilan
Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada
pada bagianfundus.
Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan
bagian janin yangteraba di sebelah kiri atau kanan
Leopold III : Untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah atau
presentasi
Leopold IV : Untuk menentukkan apakah bagian bawahjanin sudah masuk
panggul ataukah belumf.

f. Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah 18 minggu. Normal DJJ120-160


kali per menit. Apabila kurang dari 120 kali per menit disebut bradikardi.
Lebih dari 160 kali per menit disebut tatikardi
g.

Pemeriksaan ekstremitas bawah

3.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada


kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt);
STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk
gonokokus; Protein urin yang menunjukan bahwa penapisan rutin protein
urin merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsia, sutau keadaan,
yang membahayakan jiwa.; Gula dalam darah; VDRL

4.

Pemeriksaan obstretik abdomen

Observasi adanya jaringan parut atau memar


Observasi linea nigra
Observasi striae abdomen
Penentuan letak, presentasi, posisi, dan jumlah janin
Pengukuran tinggi fundus
Auskultasi DJJ
Perkiraan berat janin
Observasi / palpasi gerakan

5. Pendidikan kesehatan dan persiapan kelahiran serta


kegawatdaruratan
Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.
Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan
anti tetanus.

Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB,
latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.
Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan
dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulangulang dengan tujuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada
kehamilan. Kunjungan ulang menyelesaikan masalah-masalah pada
kunjungan awal. Dan dilakukan hal-hal sebagai berikut: pemeriksaan
riwayat kehamilan sekarang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, Pemeriksaan obstetrik abdomen, pengkajian ulang,
pendidikan kesehatan dan persiapan kelahiran serta kegawatdaruratan.

3.2 Saran
Diharapkan kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan
secara rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi suatu
keluhan, walaupun belum sampai pada waktu untuk kunjungan ulang yang
ditentukan.

UNTUK DETEKSI KOMPLIKASI DAN KETIDAK NYAMANAN

Deteksi Dini Komplikasi Ibu dan Janin


Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan memberitahu pasien jika ia
mengalami tanda-tanda bahaya dan akan mendeteksinya. Hal ini, penting

bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya yang kemungkinan akan


dialami ibu dan janin.
Deteksi dini komplikasi ibu dan janin meliputi :
1. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan
muda
2. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan
lanjut
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
Perdarahan pervaginam
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
3. Kehamilan Ektopik
Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada
atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan.

Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa


intervensi luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.

Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan


untuk mengakhiri proses kehamilan (abortus provokatus).

Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi.


Penanganan dengan pengosongan uterus.

Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi


yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Penanganannya
dengan tindakan dilatasi.

Tabel 1. Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya


Jenis AbortusTanda
Penanganan
Iminen
Flek (darah coklat)
Bed rest total
Insipien
Ostium terbuka, darah +, nyeri
Dilatasi & kuterase
Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi Digital, uterotonika &
Inkomplit
keluar
antibiotika
Komplit
Hasil konsepsi keluar
Uterotoni
Kehamilan Mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korealis
disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya perdarahan, besar
uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar

jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan
saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah
evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi
terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan
tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina,
nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan
lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung.
Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh
dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita
hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi
dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi
Sistolik
Diastolik
Normal
< 120
< 180
Pre hipertensi
120 139 80 89
Hipertensi stadium I
140 159 90 99
Hipertensi stadium II
>= 160
>= 10
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :

Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.

Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah


sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.

Klasifikasi

Hipertensi Essensial Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau


pada 20 pekan pertama kehamilan yang menetap sampai 12 pekan
pasca persalinan.

Hipertensi Gestasional Kenaikan tekanan darah diatas normal


pada waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal
dalam 12 pekan pasca persalinan.

Pre-Eklampsia dan Eklampsia Hipertensi ringan sampai berat


dengan proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada
proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan tekanan
darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
perut. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin
serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia
hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.

Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik Pre eklampsia yang


terjadi pada penderita hipertensi esensial.

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat


anti hipertensi antara lain Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan
Hydralazine.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah normal. Nyeri abomen yang menunjukkan masalah yang
mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun
telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik,
abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit
kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan
28 minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta
(plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum jelas
sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises yang
pecah).
Plasenta Previa
Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi ostium uteri internal.
Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri atau perdarahan
dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan terapi pasif
yaitu jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi
kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau terapi aktif dengan
mengakhiri kehamilan
Solusio Plasenta
Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
dari pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas
22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus
seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat tertahankan,
nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ
dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan
tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia,
tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
Keluar cairan per vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa
perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum
waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Penyebab : serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan
ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan sampai matur, pemberian
kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk
janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi,

pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai


24 jam bila tidak ada his spontan.
Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul
pada kehamilan aterm.
Kematian janin
Merupakan komplikasi kehamilan yang berat.
Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital.
Infeksi, penyebab imunologi dan komplikasi penyakit maternal.
Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak
terdengar, keluar flek disertai nyeri, kontraksi uterus dan penipisan
serviks, janin lahir mati dan kurus. Penanganan : akhiri kehamilan dengan
induksi bila tidak terjadi persalinan spontan.

http://dianhusadayulis.blogspot.com/p/untuk-deteksi-komplikasi-dan-ketidak.html

PENGKAJIAN DATA FOKUS ASKEB

vNAMA KELOMPOK :
DELFI PUTRI
RAMADHANI YASINTA

PENGKAJIAN DATA FOKUS


1.

Riwayat

Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.


Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang
timbul sejak kunjungan terakhir.
Menanyakan gerakan janin dalam 24 jam terakhir.
Mendapatkan informasi tentang keluhan-keluhan lazim/yang biasa dialami ibu
hamil.
Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang
diceritakan ibu.
Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya
dengan ibu dan keluarga.
(http://dolpinlikered.blogspot.com/2012/08/asuhankehamilan-kunjungan-ulangdisusun.html )
Perkenalkan diri anda sendri dan jelaskan apa yang akan anda lakukan dan
tujuan anda melakukannya.
Observasi semua peraturan dalam wawancara:
a.
b.

Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup.


Ajukan hanya satu pertanyaan dalam satu waktu.

c.
Hindari mengarahkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang
berisi jawaban yang dapat diulang oleh wanita tersebut.
d.

Klarifikasi arti perilaku wanita bagi wanita tersebut.

e.

Gunakan istilah yang dimengerti wanita tersebut.

Bersikaplah bijaksana menghargai hak-hak wanita untuk mempertahakan


privasi tentang pribadi untuk kehidupan setiap waktu.

Dengarkan waninta tersebut dengan penuh perhatian dan penghargaan dan


tanggapi apapun yang ia katakan. Sebagai contoh, jika ia membicarakan masamasa sulit dalam kehidupannya, maka responnya memperlihatkan rasa simpatik
akan merupakan yang tepat.
Bersikap responsif ketika meminta klarifikasi tentang suatu informasi.
Upaya tepat, seksama dan akurat dalam mendapatkan semua data yang
penting.
Pada saat mengkaji riwayat, pertahankan konsentrasi terfokus sehingga tidak
membuang waktu untuk pertanyaan yang tidak perlu.
Lakukan sekringin dan tidak perlu informasi yang tidak renevan.
Beri wanita tersebut kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Hindari
menyela kecuali ia mulai memberi jawaban yang tidak sesuai atau ketika anda
membutuhkan penjelasan atas jawaban.
Dengarkan wanita tersebut dengan cermat. Kemungkinan ia memberi jawaban
yang seharusnya diberikan pada pertanyaan selanjutnya dalam hal ini jangan
mengulang pertanyaan tersebut. Upayakan juga untuk tidak membuatnya
mengulangi apa yang baru dikatakan hanya karena anda tidak mendengarkan
dengan seksama. ( Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon asuhan
kebidanan edisi 4 halaman 30-31 )
A.

Riwayat Antepartum dan Pemeriksaan Fisik

a. Deskripsi

Riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik merupakan komponen utama


perawatan antenatal yang meliputikebutuhan fisik, emosi, dan sosial wanita, anak
yang belum lahir, suami, dan anggota keluarga lainnya.

Riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik dimulai dengan konsultasi


pranatal pertama, membuat informasi dasar, dan berlanjut sepanjang kehamilan
untuk membantu memastikan hasil kehamilan yang positif.

Riwayat antepartum meliputi informasi tentang data demografi, keluhan


utama, riwayat medis lalu, riwayat keluarga, profil keluarga dan sosial, riwayat
obstetri dan ginekologi, dan tinjauan sistem.

Pemeriksaan fisik antepartum meliputi informasi tinggi badan, berat badan,


tanda-tanda vital, pemeriksaan sistem, pengukuran tinggi fundus, auskultasi
bunyi jantung janin, pemeriksaan panggul, perkiraan ukuran panggul, dan
pemeriksaan laboratorium.

Informasi juga dikumpulkan dari tanggal taksiran kelahiran, pengkajian usia


kehamilan, evaluasi kesehatan janin, kebutuhan perawatan diri, penyuluhan
tentang persalinan, pencegahan pajanan janin, terhadap teratogen, kebutuhan
nutrisi selama kehamilan dan ketidaknyamanan yang dialami klien.


Informasi yang diperoleh dari riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik
membantu mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan ibu
dan bayi berisiko terhadap masalah-masalah selama kehamilan.
b. Temuan Pengkajian
Temuan pengkajian bervariasi diantara klien, semua penyimpangan dari keadaan
normal harus dilaporkan.

c. Implikasi

Lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, selidiki keluhan yang dialami


klien.

Pastikan untuk mengevaluasi pemahaman klien tentang statusnya dan


perubahan-perubahan yang berhubungan dengan kehamilan setiap kali
kunjungan.

Harus diwaspadai pengaruh budaya pada kehamilan klien.

Harus diwaspadai kemungkinan faktor-faktor resiko, seperti pertambahan


berat badan yang berlebihan atau tidak adekuat, riwayat diabetes atau penyakit
jantung, penggunaan dan penyalahgunaan zat, hasil laboratorium yang abnormal

Tanyakan kepada klien tentang tanggal menstruasi terakhir (HPHT)

Ukur tinggi dan berat badan dasar pada saat kunjungan pertama dan
setiap kunjungan berikutnya

Ukur tinggi fundus

Lakukan pemeriksaan panggul dan perkiraan ukuran panggul

Koordinasikan pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi dan


amniosentesis

Kaji klien terhadap gerakan janin dan denyut jantung janin yang dapt
didengar

Kaji klien terhadap perkiraan dan kemungkinan tanda-tanda positif adanya


kehamilan.

Beri klien konseling dan instruksi mengenai pendidikan persalinan,


tindakan-tindakan perawatan diri sendiri, seperti latihan, penanganan nyeri,
teknik bernafas, metode melahirkan, higiene, perawatan payudara, aktifitas fisik
dan seksual, tidur, perawatan gigi dan imunisasi; pencegahan paparan teratogen
pada janin, dan penanganan ketidaknyamanan umum akibat kehamilan, seperti
nyeri ulu hati (heartburn), Konstipas, mual dan muntah, nyeri tekan payudara,
eritema palmar, letih, hemoroid, varises, sering berkemih, palpitasi, leukorea,
sakit pinggang, sakit kepala, edema pergelangan kaki, kramkaki, dan kontraksi
Braxton Flicks.


Evaluasi asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan
dan minuman yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan

Beri dukungan dan bimbingan kepada klien dan keluarga; berikan


kesempatan kepada klien untuk untuk bertanya dan menjawab.

Siapkan klien untuk persalinan dan kelahuiran; jelaskan tentang tandatanda persalinan pasti dan tanda persalinan palsu.

B.

Riwayat Pascapartum dan Pemeriksaan Fisik

a. Deskripsi

Riwayat pascapartum dan pemeriksaan fisik adalah komponen utama


perawatan pascapartum

Karena wanita menjalani pemeriksaan fisik lengkap selama periode


sebelum melahirkan, maka pada periode segera setelah melahirkan semua
prosedur tersebut tidak perlu diulang

Riwayat pascapartum, riwayat persalinan dan melahirkan, data bayi serta


latihan pascapartum

Pemeriksaan fisik pascapartum mencakup pengkajian mengenai status


nutrisi dan cairan, tingkat energi, ada tidaknya rasa nyeri, tinggi fundus dan
konsistensinya, jumlah dan karakter lokia, dan sirkulasi yang adekuat sama
baiknya dengan informasi yang dikumpulkan dari data laboratorium

Aspek teknis kehamilan, persalinan, dan kelahiran dapat dipelajari dari


catatan, persalinan dan kelahiran klien atau dari klien sendiri

Mengkaji informasi dari wanita hamil itu sendiri membantu meningkatkan


pemahaman akan emosi dan kesan dari wanita tersebut

b. Temuan Pengkajian

Temuan pengkajian bervariasi pada setiap klien, adanya penyimpangan


dari temuan normal harus dilaporkan

c. Implikasi

Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk informasi mengenai profil


keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan melahirkan, data bayi dan
latihan pascapartum

Dapatkan spesimen laboratorium, termasuk hemoglobin, hematokrit dan


urine bersih untuk urinalisis rutin


Lakukan pengkajian fisik, termasuk tanda-tanda vital dan area fisik yang
terlihat seperti rambut, muka, mata dan payudara

Palpasi fundus uteri dan kaji warna, jumlah dan baunya

Kaji bagian perineum dan observasi adanya ekimosis, hematon, eritema,


edema, kerusakan, dan adanya drainase, perdarahan atau nyeri episiotomi

Kaji area rektal akan adanya hemoroid, hitung jumlahnya, catat bentuknya
dan ukur dalam ukuran sentimeter

Tawarkan dukungan dan ajarkan mengenai perubahan psikologis yang


terjadi pada pascapartum

Ulas kembali pengajaran terdahulu mengenai perawatan diri, memberi


makan bayi dan cara perawatan bayi

C.

Riwayat Intrapartum dan Pemeriksaan Fisik

a. Deskripsi

Jika wanita berada pada fase aktif persalinan, riwayat yang diambil pada
saat kedatangan dapat menjadi satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan

Riwayat yang diambil pada waktu ini harus mencakup tinjauan ulang
terhadap kehamilan terdahulu, kesehatan secara umum, serta informasi
mengenai pengobatan dalam keluarga

Setelah riwayat diambil, wanita perlu menjalani pemeriksaan fisik,


mencakup pemeriksaan pelvik untuk memastikan presentasi dan posisi janin dan
menentukan besarnya pembukaan

b. Implikasi

Bersikap sabar pada saat mengumpulkan informasi dari klien, tunda


sampai kontraksi uterus hilang

Dapatkan riwayat kehamilan terbaru, mencakup paragravida, suatu


DESKRIPSI mengenai kehamilan, pola dan tempat perawatan pranatal, berbagai
komplikasi, kelas persalinan, rencana terhadap persalinan dan perawatan anak

Catat kehamilan terdahuli (jumlah, tanggal, jenis kelahiran, komplikasi, dan


hasil kehamilan mencakup jenis kelamin dan berat lahir) dan status kesehatan
anak yang terbaru


Tanyakan pada klien riwayat kesehatan terdahulu dan catat jika klien
pernah menjalani pembedahan, penyakit jantung, diabetes, anemia,
tuberkulosis, penyakit ginjal, hipertensi atau penyakit menular seksual atau jika
klien berisiko mengalami infeksi human immunodeficiency virus (HIV) (pasangan
seksual lebih dari satu, riwayat pemakaian obat intravena, atau pasangan
seksual memakai obat intravena)

Tanyakan pada klien jika ada anggota keluarga yang memilki penyakit
jantung, diskrasia darah, diabetes, penyakit ginjal, kanker, alergi, kejang, defek
kongenital atau retardasi mental

Kaji penampilan klien secara keseluruhan dan catat jika terdapat pucat,
kelelahan, sakit atau rasa takut; edema; dehidrasi; atau lesi terbuka

Lakukan palpasi untuk mengetahui adanya pembesaran nodius limfatikus


untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

Inspeksi membran mukosa pada mulut untuk mengetahui adanya lesi


(herpes) dan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui warna mata

Auskultasi paru untuk mengetahui kejernihan suaranya dan kaji bunyi


jantung

Palpasi payudara klien dan adanya benjolan atau kista serta catat
kemunculannya untuk dievaluasi lebih lanjut (mungkin kelenjar susu yang
membesar)

Tentukan ukuran janin melalui pengukuran tinggi fundus

Kaji presentasi dan posisi janin melalui manuver Leopold

Palpasi dan perkusi kandung kemih untuk mendeteksi kepenuhannya

Kaji adanya jaringan parut, karena pembedahan abdomen atau pelvik


dapat menyisakan perlekatan

Kaji turgor kulit untuk menentukan adanya dehidrasi

Inspeksi ekstremits bawah akan adanya edema dan varises

v Komplikasi dan Ketidaknyamanan


Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu

a. Deskripsi


Konstipasi aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada
trimester pertama kehamilan

Ini juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan

Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada


peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin
plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar progesteron

Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan

b. Temuan Pengkajian

Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen

Hilang nafsu makan

Perubahan pola eliminasi usus

c. Implikasi

Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab

Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur

Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan


dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air dalam jumlah lebih
dari biasanya setiap hari

Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien


mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan
besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi melalui cara lain

Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah


konstipasi, terutama minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin
larut lemak yang diperlukan bagi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu

Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat
mencetuskan persalinan

Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama


kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter

Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi

Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti


kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol

v Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal pranatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas
dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan
genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan,
pengukuran tekanan darah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid,
jantung, paru, payudara, ekstremitas dab abdomen serta pemeriksaan pelvis.

a.

Tinggi Badan

Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi
yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring
peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.

b.

Berat Badan

Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi


penambahan berat badan pada eanita hamil dan untuk membatasi kelebihan
atau kekurangan berat. Selama bertahun-tahun banyak saran telah diajukan
tentang penambahan berat ideal pada wanita hamil. Salah satu sumber
pedoman terbaru dari Institute of Medicine menggunakan Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk menentukan penambahan berat yang direkomendasikan. IMT
diperoleh dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya
saat hamil (Apendiks K).

c.

Tekanan Darah

Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena
peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan
normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang
trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil.
d.

Nadi

Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil, etapi jarang
melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm, instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas.
Hipertiroidisme tidak terjadi jika terdapat takikardia.

e.

Kelenjar Kulit

Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi
pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider
nevi, serta linea nigra. Periksa earna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan
parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian
khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan klaki yang mungkin
merupakan tanda sifilis. Jaringan parut pernah menunjukkan praktik seksual
yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka
tusuk, tanyakan jarum yang digunakan pada prosedur tersebut. Pemakaian
jarum secara bergantian dapat menjadi sumber infeksi HIV. Enam atau lebih titik
cafe-au-lait (CLS) yang setara dengan diameter 15 mm atau lebih menunjukkan
neurofibromatosis.

f.

Pemeriksaan Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar
dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak
menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan
perlu diteliti. Hipotiroidisme suit dideteksi selama masa kehamilan karena
banyak gejala hipotiroidisme yakni keletihan, penambahan berat, dan konstipasi
yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.

g.

Pemeriksaan Paru

Pemeriksaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas
cepat, pernapasan yang tidak teratur, guarded respiration, mengi, batuk, dan
dispnea. Wanita yang sehat jarang mengalami masalah paru. Pemeriksaan paru
biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis bronchitis atau pneumonia. Dengarkan adanyakrekels, mengi dan
penurunan bunyi nafas.

h.

Pemeriksaan Jantung

Murmur jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil (curtforth &
MacDonald, 1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama hamil
meningkat secara mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita
hamil lebih tinggi daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965).
Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi
ibu ketika darah keluar saat melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil
yang asimtomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggapringan.
Apabila murmur sistolik lebih 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan
ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup. Jika dana yang tersedia tidak
cukup, minta untuk dilakukan elektrokardiogram dan rujuk klien ke dokter jika
memungkinkan untuk evaluasi lebih lanjut.

i.

Pemeriksaan Payudara

Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas
dan setiap yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan Anda memeriksa
putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes
protaktilitas harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang
sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. Tekan jaringan payudara
dengan ibu jari dan telunjuk satu inci dibawah areola. Jika putting susu menonjol
ke depan, bayi kemungkinan tidak akan mengalami kesulitan menghisap.

j.

Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan abdomen di pertengahan awal kehamilan harus dilakukan secara


menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya
nyeri tekan, hernia, massa, pembesaran hati dan kelenjar getah bening. Seiring
kemajuan kehamilan, sulit meraba organ lain selain uterus. Perhatian khusus
pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus dan
bagian presentasi janin.

k. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam,
pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena verikosa, dan pemeriksaan ukuran
tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan
menunjukkan gangguan genetic.

k.

Pemeriksaan Pelvis

Bagian akhir pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan pelvis. Meskipun


kebanyakan praktisi mampu melakukan memeriksaan ini tetapi cara
pemeriksaan yang :tepat: belum ada. Beberapa praktisi perlu mengatakan
kepada klien bahwa pemeriksaan dimulai dengan mula-mula menyentuh bagian
belakang paha klien. Sementara praktisi lain memulai pemeriksaan ini hanya
dengan memberitahu klien bahwa area genitalianya akan diperiksa. Pendekatan
yang paling baik ialah bagaimana supaya hal ini nyaman, baik bagi klien maupun
bagi tenaga kesehatan, dan membuat klien merasa bahwa dirinya di bawah
control yang tepat.

l.

Genitalia Eksterna

Pemeriksaan genetalia eksterna dilakukan dengan mencari adanya lesi, eritama,


perubahan warna, pembengkakan, ekskoriasi, dan memar. Catat adanya rabas
dan bau. Pemeriksaan menyeluruh biasanya dilakukan dengan memisah labia
mayora dari minora dan dengan perlahan menarik ujung klitoris, kemudian
periksa dengan cermat adanya lesi yang kemungkinan menunjukkan sifilis atau
herpes. Pastikan bahwa setiap gerakan jari diarahkan dengan tujuan yang
sesuai. Hindari memainkan jari pada jaringan karena dapat diinterpretasi
sebagai seksual.

m.

Vagina dan Serviks

Setelah genitalia eksterna diperiksa, masukkan speculum. Spekulum ini harus


basah, tetapi bebas lubrikan. Pada kenyataannya, speculum yang kering
biasanya lebih mudah dimasukkan saat saat wanita sedang hamil karena jumlah
rabas yang diproduksi memudahkan insersi alat ini. Jika air digunakan sebagai
lubrikan, gunakan secara terpisah untuk menghindari lisis dan gangguan seluler.
Spekulum besi harus dipertahankan hangat dengan menyimpannya di atas kotak
pemanas. Beberapa klinisi menempel speculum dip aha klien bagian dalam agar
klien dapat merasakannya dan dan yakin bahwa suhunya nyaman. Kadangkadang suhu kotak pemanas diset terlalu tinggi sehingga speculum menjadi
panas.

v Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody, hitung
darah lengkap atu hematokrit, rapid plasma regain (RPR), atau tes lain untuk
mendeteksi sifilis, titer rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan
kultur urine. Seiring kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel
serum maternal, juga diperlukan. (http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fimages.arikbliz.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment
%2F0%2FSDUFjgoKCD4AAB8pSLo1%2FMENGEMBANGKAN
%2520PERENCANAAN%2520ASUHAN%2520YANG
%2520KOMPREHENSIF.doc%3Fnmid
%3D97247024&ei=vwkuUdayB43PrQfdmYF4&usg=AFQjCNEReJi1yF6kMzWyS
VGma7HASiiUjg)

Laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting.


Semua uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian sekrining rutin yang
bervariasi usia klien, status resikonya ( misalnya bila jika ia terpejan penyakit
menular seksual tuberkulosis ), dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat
minimal, untuk semua usia dan tanpa memindahkan status kehamilan klien,
suatu pengkajian harus dilakukan untuk manskrining inveksi vagina atau penyakit
menular seksual. Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan
pemeriksaan terkait berikut :
1.

Hemoglobin atau hematokrit

2.

Kolestrol total

3.

Urinalisis

4.

Pap smear

Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium dan
penelitian terkait:
1.

Darah samar

2.

Mammografi

3.

Trigliserida dan profil lipid selain kolestrol plasma.

4.

Penelitian kelenjar tiroid

5.

Proktosigmoidoskopi ( setiap 3-5 tahun )

(Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon halaman 40 )

v Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan


Kehamilan
Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya Sesuai dengan
usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan
Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa
yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
Buat kesepakatan untuk kunjungan. ( suryati romauli konsep dasar asuhan
kehamilan halaman 199 )
http://cindy-ulziana.blogspot.com/2013/04/pengkajian-data-fokusaskeb.html

4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini
bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan
untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan
dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Pada umumnya diagnosis penyakit
dibuat berdasarkan gejala penyakit (keluhan dan tanda), dan gejala ini
mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan
laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yang
menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika
positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis
demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan
WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah,
terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa
kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling
tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan
diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan penunjang lain. Menurut Henry dan Howanitz, para dokter
memilih dan mengevaluasi uji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurangkurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:
1. Untuk menunjang diagnosis klinis
2. Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3. Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4. Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5. Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)
Dari lima hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium
memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4. Membantu pemantauan pengobatan
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan
pasien.
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan

8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit
Berikut ini merupakan beberapa contoh Pemeriksaan Laboratorium, yaitu :
1. Pemeriksan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sample dari penderita, yang dapat berupa darah, urine (air
kencing), faeces, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
2. Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa: Panel pemeriksaan demam, untuk
mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menimbulkan demam.
3. Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang
hati dan adanya gangguan pada fungsi hati
4. Pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal
5. Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
6. Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk
mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit.
7. Pemeriksaan elektrolit darah
8. Pemeriksaan Imunoserologi
9. Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG),
computed tomography (CT Scan), magnetic resonance imaging (MRI),
intravenous pyelography (IVP), dan sebagainya. Dengan berbagai macam
pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya anomali organ, massa,
peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi ekskresi dan kerusakan
struktur organ.
10. Pemeriksaan urine
11. Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah
12. Pemeriksaan feses
13. Pemeriksaan analisa cairan otak
14. Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu
15. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan
pleura, batu ginjal, sputum.
Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada
penemuan klinis yang didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis
suatu penyakit.

Você também pode gostar