Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek - aspek yang menonjol pada wanita
hamil
a.
Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan
lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
b.
Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE
2.
a.
b.
Pertimbangan
Amenore
Diagnosis kehamilan
Diagnosis kehamilan
Pemberian konseling
Diagnosis kehamilan
Kenaikan BB
Tes urin kehamilan ( tes HCG ) positif
Cloasma gravidarum
Perubahan pada payudara
Linea nigra
Tanda Chadwick
Tanda hegar
3.
Mengevaluasi
a.
Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada
kunjungan sebelumnya
b.
Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan
sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan
c.
Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya
Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin
d.
Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :
Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE
yang lalu
Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah
dilakukan penatalaksanaan
4.
a.
Riwayat
a.
b.
c.
d.
e.
Sumber :
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
images.arikbliz.multiply.multiplycontent.com/.../
http://candraayuyaspita.blogspot.com/
======================
http://kimmymooow.blogspot.com/2013/06/makalah-kunjunagan-antenatalcare.html
Pengertian Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai
umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan
36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Tujuan Kunjungan:
z Pendeteksian Komplikasi_komplikasi
z Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan
z Pemeriksaan fisik yang terfokus
Pihak Ibu
Pihak Bayi
Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin
(DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak
dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan
kembar/ tunggal.
Cara melakukmenentukan presentasi letak ialah menurut leopodl yang
terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka
penderita
2.
Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi
dan anti tetanus.
3.
Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian
ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
4.
Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/
kegawatdaruratan.
5.
Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan
dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.
6.
7.
http://dinnamelanii.blogspot.com/2012/06/kunjungan-ulang-kehamilan.html
MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN 1
KUNJUNGAN ULANG KEHAMILAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan rahmatNya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah dengan judul Kunjungan Ulang Kehamilan ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Askeb 1.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar meningkatkan kualitas penulisan makalah
selanjutnya. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada
setiap pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini. Akhirnya semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
4
4
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui kunjungan ulang kehamilan, tujuan dan tindakan-tindakan
yang dilakukan selama kunjungan ulang kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
b.
c.
d.
e.
7T:
f.
g.
h.
Test/ Pemeriksaan Hb
i.
j.
k.
l.
m.
n.
2.2
Tujuan
1.
Pendeteksian komplikasi-komplikasi
2.
3.
Karena banyak riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap selama
kunjungan atenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
pendeteksian komplikasi- komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
kegawat daruratan, pemeriksaanfisik yang terfokus dan pengajaran.
2.3
1.
a. Gerak Janin
b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
Perdarahan
Nyeri kepala
Gangguanpenglihatan
Bengkak pada muka dan tangan
Gerakkan janin yang berkurang
Nyeri perut yang sangat hebat
c.Keluhan keluhan lazim dalam kehamilan
Mual dan muntah
Sakit punggung
Kram kaki
Konstipasi
sering kencing
pigmentasi kulit
d.Perasaan ibu pada kunjungan dan kekhawatiran-kekhawatiran lain
seperti apakah bayi yang dikandungnya sehat dan proses persalinan
nanti.
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Berat badan
b.
Tekanan darah.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
4.
Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB,
latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.
Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan
dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulangulang dengan tujuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada
kehamilan. Kunjungan ulang menyelesaikan masalah-masalah pada
kunjungan awal. Dan dilakukan hal-hal sebagai berikut: pemeriksaan
riwayat kehamilan sekarang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, Pemeriksaan obstetrik abdomen, pengkajian ulang,
pendidikan kesehatan dan persiapan kelahiran serta kegawatdaruratan.
3.2 Saran
Diharapkan kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan
secara rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi suatu
keluhan, walaupun belum sampai pada waktu untuk kunjungan ulang yang
ditentukan.
jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan
saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah
evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi
terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan
tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina,
nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan
lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung.
Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh
dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita
hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi
dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi
Sistolik
Diastolik
Normal
< 120
< 180
Pre hipertensi
120 139 80 89
Hipertensi stadium I
140 159 90 99
Hipertensi stadium II
>= 160
>= 10
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :
Klasifikasi
http://dianhusadayulis.blogspot.com/p/untuk-deteksi-komplikasi-dan-ketidak.html
vNAMA KELOMPOK :
DELFI PUTRI
RAMADHANI YASINTA
Riwayat
c.
Hindari mengarahkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang
berisi jawaban yang dapat diulang oleh wanita tersebut.
d.
e.
a. Deskripsi
Informasi yang diperoleh dari riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik
membantu mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan ibu
dan bayi berisiko terhadap masalah-masalah selama kehamilan.
b. Temuan Pengkajian
Temuan pengkajian bervariasi diantara klien, semua penyimpangan dari keadaan
normal harus dilaporkan.
c. Implikasi
Ukur tinggi dan berat badan dasar pada saat kunjungan pertama dan
setiap kunjungan berikutnya
Kaji klien terhadap gerakan janin dan denyut jantung janin yang dapt
didengar
Evaluasi asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan
dan minuman yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan
Siapkan klien untuk persalinan dan kelahuiran; jelaskan tentang tandatanda persalinan pasti dan tanda persalinan palsu.
B.
a. Deskripsi
b. Temuan Pengkajian
c. Implikasi
Lakukan pengkajian fisik, termasuk tanda-tanda vital dan area fisik yang
terlihat seperti rambut, muka, mata dan payudara
Kaji area rektal akan adanya hemoroid, hitung jumlahnya, catat bentuknya
dan ukur dalam ukuran sentimeter
C.
a. Deskripsi
Jika wanita berada pada fase aktif persalinan, riwayat yang diambil pada
saat kedatangan dapat menjadi satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan
Riwayat yang diambil pada waktu ini harus mencakup tinjauan ulang
terhadap kehamilan terdahulu, kesehatan secara umum, serta informasi
mengenai pengobatan dalam keluarga
b. Implikasi
Tanyakan pada klien riwayat kesehatan terdahulu dan catat jika klien
pernah menjalani pembedahan, penyakit jantung, diabetes, anemia,
tuberkulosis, penyakit ginjal, hipertensi atau penyakit menular seksual atau jika
klien berisiko mengalami infeksi human immunodeficiency virus (HIV) (pasangan
seksual lebih dari satu, riwayat pemakaian obat intravena, atau pasangan
seksual memakai obat intravena)
Tanyakan pada klien jika ada anggota keluarga yang memilki penyakit
jantung, diskrasia darah, diabetes, penyakit ginjal, kanker, alergi, kejang, defek
kongenital atau retardasi mental
Kaji penampilan klien secara keseluruhan dan catat jika terdapat pucat,
kelelahan, sakit atau rasa takut; edema; dehidrasi; atau lesi terbuka
Palpasi payudara klien dan adanya benjolan atau kista serta catat
kemunculannya untuk dievaluasi lebih lanjut (mungkin kelenjar susu yang
membesar)
a. Deskripsi
Konstipasi aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada
trimester pertama kehamilan
Ini juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan
Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan
b. Temuan Pengkajian
c. Implikasi
Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat
mencetuskan persalinan
v Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal pranatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas
dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan
genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan,
pengukuran tekanan darah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid,
jantung, paru, payudara, ekstremitas dab abdomen serta pemeriksaan pelvis.
a.
Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi
yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring
peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
b.
Berat Badan
c.
Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena
peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan
normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang
trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil.
d.
Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil, etapi jarang
melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm, instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas.
Hipertiroidisme tidak terjadi jika terdapat takikardia.
e.
Kelenjar Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi
pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider
nevi, serta linea nigra. Periksa earna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan
parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian
khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan klaki yang mungkin
merupakan tanda sifilis. Jaringan parut pernah menunjukkan praktik seksual
yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka
tusuk, tanyakan jarum yang digunakan pada prosedur tersebut. Pemakaian
jarum secara bergantian dapat menjadi sumber infeksi HIV. Enam atau lebih titik
cafe-au-lait (CLS) yang setara dengan diameter 15 mm atau lebih menunjukkan
neurofibromatosis.
f.
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar
dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak
menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan
perlu diteliti. Hipotiroidisme suit dideteksi selama masa kehamilan karena
banyak gejala hipotiroidisme yakni keletihan, penambahan berat, dan konstipasi
yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.
g.
Pemeriksaan Paru
Pemeriksaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas
cepat, pernapasan yang tidak teratur, guarded respiration, mengi, batuk, dan
dispnea. Wanita yang sehat jarang mengalami masalah paru. Pemeriksaan paru
biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis bronchitis atau pneumonia. Dengarkan adanyakrekels, mengi dan
penurunan bunyi nafas.
h.
Pemeriksaan Jantung
Murmur jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil (curtforth &
MacDonald, 1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama hamil
meningkat secara mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita
hamil lebih tinggi daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965).
Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi
ibu ketika darah keluar saat melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil
yang asimtomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggapringan.
Apabila murmur sistolik lebih 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan
ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup. Jika dana yang tersedia tidak
cukup, minta untuk dilakukan elektrokardiogram dan rujuk klien ke dokter jika
memungkinkan untuk evaluasi lebih lanjut.
i.
Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas
dan setiap yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan Anda memeriksa
putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes
protaktilitas harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang
sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. Tekan jaringan payudara
dengan ibu jari dan telunjuk satu inci dibawah areola. Jika putting susu menonjol
ke depan, bayi kemungkinan tidak akan mengalami kesulitan menghisap.
j.
Pemeriksaan Abdomen
k. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam,
pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena verikosa, dan pemeriksaan ukuran
tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan
menunjukkan gangguan genetic.
k.
Pemeriksaan Pelvis
l.
Genitalia Eksterna
m.
v Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody, hitung
darah lengkap atu hematokrit, rapid plasma regain (RPR), atau tes lain untuk
mendeteksi sifilis, titer rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan
kultur urine. Seiring kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel
serum maternal, juga diperlukan. (http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fimages.arikbliz.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment
%2F0%2FSDUFjgoKCD4AAB8pSLo1%2FMENGEMBANGKAN
%2520PERENCANAAN%2520ASUHAN%2520YANG
%2520KOMPREHENSIF.doc%3Fnmid
%3D97247024&ei=vwkuUdayB43PrQfdmYF4&usg=AFQjCNEReJi1yF6kMzWyS
VGma7HASiiUjg)
2.
Kolestrol total
3.
Urinalisis
4.
Pap smear
Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium dan
penelitian terkait:
1.
Darah samar
2.
Mammografi
3.
4.
5.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini
bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan
untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan
dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Pada umumnya diagnosis penyakit
dibuat berdasarkan gejala penyakit (keluhan dan tanda), dan gejala ini
mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan
laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yang
menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika
positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis
demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan
WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah,
terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa
kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling
tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan
diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan penunjang lain. Menurut Henry dan Howanitz, para dokter
memilih dan mengevaluasi uji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurangkurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:
1. Untuk menunjang diagnosis klinis
2. Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3. Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4. Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5. Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)
Dari lima hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium
memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4. Membantu pemantauan pengobatan
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan
pasien.
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit
Berikut ini merupakan beberapa contoh Pemeriksaan Laboratorium, yaitu :
1. Pemeriksan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sample dari penderita, yang dapat berupa darah, urine (air
kencing), faeces, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
2. Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa: Panel pemeriksaan demam, untuk
mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menimbulkan demam.
3. Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang
hati dan adanya gangguan pada fungsi hati
4. Pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal
5. Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
6. Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk
mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit.
7. Pemeriksaan elektrolit darah
8. Pemeriksaan Imunoserologi
9. Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG),
computed tomography (CT Scan), magnetic resonance imaging (MRI),
intravenous pyelography (IVP), dan sebagainya. Dengan berbagai macam
pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya anomali organ, massa,
peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi ekskresi dan kerusakan
struktur organ.
10. Pemeriksaan urine
11. Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah
12. Pemeriksaan feses
13. Pemeriksaan analisa cairan otak
14. Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu
15. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan
pleura, batu ginjal, sputum.
Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada
penemuan klinis yang didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis
suatu penyakit.