Pada praktikum siklus reproduksi digunakan hewan mencit yang
tergolong sebagai hewan non primata. Siklus reproduksi dari mencit dikenal dengan siklus estrus karena bukan merupakan hewan primata. Praktikum kali ini bertujuan untuk menbedakan sel-sel apusan vagina dan menentukan suklus yang sedang dialami oleh hewan amatan yaitu mencit. Mencit yng dapat digunakan untuk pengamatan siklus estrus adalah mencit yang sudah matang, ditandai dengan memiliki vagina yang sudah terbuka. Pengamatan siklus estrus dilakukan dengan meghisap NaCl menggunakan pipet tetes yang kemudian memasukkannya kedalam vagina mencit, hal ini dilakukan dengan tujuan agar sel-sel vagina dapat masuk bercampur dengan NaCl yang kemudian akan diamati. Setelah diperolah sel-sel vagigina yang sudah bercampur dengan Nacl maka teteskan suspensi pada kaca benda dan megusahakan akar kaca benda benar-benar steril dan bersih yang kemudian ditambahkan satu tetes meliten blue. Metilem blue ini bertujuan untuk mewarnai sel-sel vagina agar dapat dimati. Setelah ditetesi dengan metilen blue, bahan amatan atau preparat dikeringkan hingga benar-benar kering hal ini agar sel-sel vagina benar-benar menempel pada kaca benda. Setelah kaca benda benar-benar kering cuci preparat dengan air mengalir dan jangan menggosok-gosok proparat, hal ini dilakukan agar sel-sel vagina tidak ikut terlarut bersama metilen blue dan air. Tahab selanjutnya yaitu pengamatan preparat. Pengamatan dilakukan meggunakan mikroskop. Pada saat dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 40 x 10 pada preparat ditemukan sel-sel yang memiliki bentuk oval tidak beraturan, tidak memiliki inti, dan berukuran sedang sel ini ditemukan hampir menyebar atau banyak. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sel vagina ini adalah sel sel epitel kornivikasi. Pada pengamatan tidak ditemukan sel-sel lain selain sel epitel kornifikasi, dengan demikian siklus estrus pada mencit yang sedang diamati masuk pada tahap Estrus akhir.