Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3612100042
Bayu Arifianto M.
3612100052
M Faridz Nazalaputra
3612100056
Ahmad Ramdhan M.
3612100066
3612100072
Makalah ini mengambil topik mengenai analisis pendanaan proyek PT. PLN (Persero)
dengan studi kasus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu . Makalah ini
membahas mengenai komponen biaya dan sumber-sumber pembiayaan yang digunakan
dalam pengadaan PLTU tersebut. Pendanaan proyek sebesar 184.125.42 juta Yen atau
setara dengan 85,51% dari total biaya proyek menggunakan pendanaan yang
bersumber dari pinjaman JICA. Hasil analisis pendanaan proyek mendapatkan proporsi
sisa pendanaan proyek yaitu sebesar 14,49% atau setara dengan 31.211.62 juta Yen
yang didapatkan melalui pinjaman perbankan. Sumber-sumber pembiayaan yang
digunakan dalam pembangunan PLTU Indramayu ini terbagi menjadi dua yaitu Sumber
Pembiayaan Konvensional yang berupa DAK (Dana Alokasi Khusus) dan Fiskal, serta
Sumber Pembiayaan Non Konvensional berupa Peminjaman komersial perbankan (Kredit)
dan
Investasi
ekuitas
berhubungan
dengan
pembelian
dan
penyimpanan
saham modal pada suatu pasar modal oleh investor baik perorangan (individu) maupun
perusahaan (institusi)
Key word : Pembiayaan Pembangunan, PLTU Indramayu, Pembiayaan Konvensional dan
Non Konvensional
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah atau paper yang berjudul
Strategi Pembiayaan Pembangunan Sarana Listrik , Studi Kasus Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu, Jawa Barat dengan tepat waktu.
Makalah ini adalah bagian dari rangkaian dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Pembiayaan Pembangunan sebagai dasar ilmu tentang pembiayaan
pembangunan yang merupakan bekal untuk semester selanjutnya. Tugas ini
merupakan aplikasi dari teori dan konsep pembiayaan pembangunan pada suatu
kasus, baik berupa kasus perencanaan tata ruang maupun perencanaan sektoral.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam menyelesaikan makalah ini dari awal
hingga selesai. Ucapan terima kasih yang sangat besar kami tujukan kepada
dosen
pembimbing
Mata
Kuliah
Pembiayaan
Pembangunan
yang
telah
Penulis
Daftar Isi
Abstrak............................................................................................................... 1
Kata Pengantar................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 5
1.2 Tujuan........................................................................................................ 7
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................... 7
1.4 Metode...................................................................................................... 8
1.4.1 Tahap Pengumpulan Data...................................................................8
1.4.2 Tahap Analisa...................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup.......................................................................................... 8
BAB II STUDI KASUS............................................................................................ 9
2.1 Deskripsi objek.......................................................................................... 9
2.2 Sumber Pembiayaan................................................................................. 9
2.2.1 Pembiayaan Konvensional..................................................................9
2.2.2 Pembiayaan Non-Konvensional.........................................................11
2.3 Review Konsep Pembiayaan....................................................................11
BAB III EKSPLORASI INSTRUMEN BIAYA.............................................................14
3.1 Kajian Struktur Anggaran Daerah dan Pusat...........................................14
3.2 Komponen Biaya..................................................................................... 16
3.3 Eksplorasi Sumber sumber pembiayaan...............................................16
3.3.1 Sumber Pembiayaan Konvensional...................................................16
3.3.2 Sumber Pembiayaan Non-Konvensional............................................19
BAB IV SKEMA PENANGANAN KASUS................................................................21
4.1 Analisis Finansial Sederhana...................................................................21
4.1.1 Cost of Debt...................................................................................... 21
4.1.2 Weight Average Cost of Capital (WAAC)............................................22
4.1.3 Internal Rate of Return (IRR).............................................................23
4.1.4 Net Present Value (NPV)....................................................................23
4.2 Pemilihan Sumber Pembiayaan...............................................................24
4.2.1 DIPA APBN (PMN).............................................................................. 24
Pembiayaan Pembangunan 2014 | 4
BAB I
PENDAHULUAN
demikian,
diperlukan
peningkatan
investasi
pada
pembangunan
per
tahunnya
sebesar
5.500
Mega
Watt.
Sebagian
besar
tetapi,
penyediaan
PT.
anggaran
PLN
(Persero)
pendanaan
mengalami
untuk
investasi
permasalahan
proyek
maupun
dalam
untuk
menjalankan
kegiatan
usaha
penyediaan
pendanaan
untuk
listrik,
belanja
PT.
PLN
operasional
(Persero)
(operating
(operating expenditure) terdiri dari biaya bahan bakar dan pelumas, pembelian
atau sewa listrik swasta, biaya pemeliharaan, biaya pegawai,depresiasi, biaya
administrasi
dan
lainnya
dan
bunga
operasi.
Pendanaan
untuk
belanja
Total Kebutuhan
Rp. 10.045.178 juta
Rp. 16.695.094 juta
Pembiayaan Pembangunan 2014 | 7
Perbankan Asing
Perbankan Lokal
Rp. 10.291.518 juta
Pinjaman baru untuk APLN
Rp. 30.875.000 juta
DIPA APBN (PMN)
Rp. 9.000.000 juta
Jumlah
Rp. 66.615.271 juta
Sumber : RKAP PT. PLN (Persero) 2011
3.
4.
Salah
satu
bentuk
implementasi
dari
rencana
penambahan
dan
yang
terintegrasi
dengan
jaringan
transmisi
dan
distribusi.
PLTU
Indramayu merupakan bagian dari proyek percepatan 10.000 Mega Watt tahap II
sebagai pemenuhan kebutuhan listrik di Jawa-Bali. Diharapkan PLTU ini dapat
meningkatkan kapasitas penyediaan tenaga listrik dan untuk memenuhi
permintaan tenaga listrik di Jawa Bali sehingga dapat berkontribusi untuk
perkembangan ekonomi di wilayah tersebut melalui utilitasi energi yang sangat
efisien.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
:
1. Mahasiswa mampu merumusakan persoalan pembiayaan pembangunan pada
kasus Pembiayaan Pembangunan Prasarana Listrik PLTU Indramayu, Jawa
Barat
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis pembiayaan pada kasus Pembiayaan
Pembangunan Prasarana Listrik PLTU Indramayu, Jawa Barat
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi alternatif sumber-sumber pembiayaan
yang relevan dengan kasus Pembiayaan Pembangunan Prasarana Listrik PLTU
Indramayu, Jawa Barat
4. Mahasiswa mampu menyusun strategi pembiayaan pada kasus Pembiayaan
Pembangunan Prasarana Listrik PLTU Indramayu, Jawa Barat
latar
belakang
tersebut,
maka
rumusan
masalah
dalam
1. Bagaimana
konsep
dan
permasalahan
yang
terjadi
pada
sistem
Jawa
Barat
dan
identifikasi
alternatif
sumber-sumber
ini
merupakan
kegiatan
indentifikasi
terhadap
hal-hal
yang
Jawa
Barat.
Tahap
pengumpulan
data
ini
meliputi
kegiatan
pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber relevan dalam bentuk data
dokumen meupun data statistik (angka dan gambar)
1.4.2 Tahap Analisa
Tahap analisa merupakan prediksi terhadap pembiayaan yang dilakukan,
biaya yang dikeluarkan , penentuan alternatif pendanaan proyek, serta analisis
strategi-strategi yang tepat terhadap proses pengembalian modal
1.5 Ruang Lingkup
Ruang
lingkup
pembahasan
makalah
ini
adalah
pembiayaan
pemerintah/publik
swasta/private
gabungan antara pemerintah dengan swasta
Pemerintah
membiayai
kegiatan
Pusat,
adalah
belanja
pembangunan
yang
Pemerintah
digunakan
Pusat,
untuk
baik
yang
kemudian
masuk
dalam
pendapatan
APBD
daerah
yang
pembiayaan
non-konvesional
merupakan
sumber-sumber
Struktur biaya
Di dalam implementasi dan pembangunan proyek PLTU Indramayu,
proyeksi perhitungan estimasi biaya berdasarkan struktur biaya sangat
perlu diperhatikan dalam pembiayaan proyek tersebut. Dan diuraian
struktur biaya pada PLTU Indramayu sebagai berikut:
Tingkat Inflasi
Tingkat
inflasi
digunakan
untuk
melakukan
proyeksi
pertumbuhan
Rupiah.
Investment Cost
EPC Cost (Engineering Procurement and Construction)
EPC cost pada proyek PLTU Indramayu dialokasikan untk pekerjaan
perancangan dan enjinering, pengadaan peralatan, material dan
bahan. Total biaya EPC diestimasikan Y 144,856 juta atau setara Rp.
15.745.217.390 juta)
Development cost
Development cost mencakup mobilization work, land acqusition, dan
consulting
service
dan
biaya
lainnya
yang
berhubungan
pada
Menurut
tinjauan
diatas,
dapat
dilihat
bila
proses
pembiayaan
RENS
TRA
K/L
Pedo RENJA
man K/L
Pedo
man
RKAK/L
RKAK/L
Pedo RAPB
RPJP
RPJM dijab RKP
APBN
man
NASIO
NASIO arka
N
n
NAL
NAL
acua
memper
Diserasikan melalui
n
hatikan
musrenbang
dijab RKP
Pedo RAPB
RPJP Pedo RPJM
APBD
arka
man
D
DAER
DAER man
DAER
n
AH
AH
AH
diatu
Pedo
r
man
RENS Pedo RENJA Pedo RKA
RINCIA
man SKPD man SKPD
TRA
N APBD
SKPD
UU No 25/04
UU No 17/03
SPPN
KN
P
u
s
a
t
D
a
e
r
a
h
of
Original (P/M)
Total
JICA Portion
Cost
Calender Year
2010
0
0
2011
242
28
2012
4.586
233
2013
36.207
30.296
2014
53.574
44.636
2015
54.960
46.198
2016
46.547
42.362
2017
27.703
25.658
2018
968
179
Total
224.788
189.589
Note : Exchange Rate : USD 1 = JPY 90,9 = Rp 9017 (July
Others
0
214
4.354
5.912
8.937
8.762
4.185
2.045
790
35.199
2010) , Sumber : Pre
Usaha Milik Negara tersebut guna pemenuhan kebutuhan akan kelistrikan demi
meningkatnya prekonomian suatu daerah/wilayah
Sumber pembiayaan konvensional yang dapat diterapkan dalam proyek
pengembangan PLTU Indramayu, antara lain adalah :
Fiskal
Salah satu peluang penerapan sumber pembiayaan konvensional dalam
dukungan
langsung
untuk
Pemerintah
proyek-proyek
yang
untuk
akan
Rp1 Triliun pada tahun 2010. PT IIF sebagai anak perusahan PT SMI didirikan
pada tahun 2010 dengan kontribusi modal dari Pemerintah melalui PT SMI, IFC,
ADB, dan DEG.
infrastruktur
(creditworthiness),
di
Indonesia;
terutama
ii)
meningkatkan
bankability
dari
kelayakan
proyek
KPS
kredit
dimata
terhadap
APBN
dan
ringfencing
exposure
kewajiban
kontinjensi
Pemerintah.
Indonesia,
baru kemudian
pemerintah
sumber
pembiayaan
apabila
pemerintah
mengalami
kendala
pembiayaan
ini
juga
memiliki
tingkat
resiko
yang
tinggi.
Studi
kasus
Kredit
Peminjaman komersial perbankan (Kredit) adalah salah satu alternatif
sumber pendanaan yang diperhitungkan di dalam sisa pendanaan Proyek
PLTU Indramayu. Pinjaman komersial perbankan terdiri dari dua sumber,
yaitu pinjaman komersial perbankan dengan mata uang rupiah dan
pinjaman perbankan mata uang asing. Suku bunga kredit korporasi untuk
pinjaman komersial perbankan dalam negeri mempunyai rata-rata tingkat
suku bunga tahunan pada tahun 2011 sebesar 12,32% untuk Bank
Persero, 13,60% untuk Bank Pemerintah Daerah, 12,83% untuk Bank
Swasta Nasioanal, 9,41% untuk Bank Swasta Asing, dan 12,47% untuk
Bank Umum
Ekuitas
Investasi ekuitas berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan
saham modal pada suatu pasar modal oleh investor baik perorangan
(individu)
maupun
perusahaan
(institusi)
dalam
mengantisipasi
G-to-
Sumber Pendanaan
o
1
2
Pinjaman
JICA
Pinjaman Komersial Perbankan
1. Dalam Negeri
a. Bank Persero
b. Bank Pemerintah Daerah
c. Bank Swasta Nasional
d. Bank Swasta Asing
e. Bank Umum
2. Luar Negeri
Obligasi PLN XII Tahun 2010
Seri A
Obligasi PLN XII Tahun 2010
7,49%
Seri B
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010
6,98%
Seri A
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010
7,49%
8,88%
9,79%
9,24%
6,78%
8,98%
1,073%
6,98%
7
8
seri B
Obligasi PLN Estimasi
Suku Ijarah Estimasi
7,50% - 8,40%
7,50% - 8,40%
JICA sebesar 184,125.42 juta atau setara 85,51% dari total biaya proyek
yang menghasilkan cost of debt after tax sebesar 1,08%. Komersial perbankan
mendapatkan proporsi sisa pendanaan proyek sebesar 14,49% atau setara
31,211.63 juta. Komersial perbankan luar negeri sebesar 0,72% atau setara
1,555.51 juta yang menghasilkan cost of debt tax sebesar 1.073%. Komersial
perbankan dalam negeri dengan bank asing sebesar 13,77% atau setara
29,656.12 juta yang menghasilkan cost of debt tax sebesar 6,78%.
4.1.2 Weight Average Cost of Capital (WAAC)
Metode Weight Average Cost of Capital (WAAC)
dalam
menghitung
nilai
sebuah
proyek
dimana
dapat
digunakan
pendekatan
dengan
Present
return dibandingkan dengan biaya bunga atau biaya modal. Sehingga apabila
IRR lebih besar daripada biaya bunga atau biaya modal, maka proyek tersebut
layak dilakukan.
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
CF1= Cash low tahun ke-i
I = Tahun ke-i
Pada dasarnya IRR adalah menghitung tingkat return dibandingkan
dengan biaya bunga atau biaya modal. Sehingga apabila IRR lebih besar
daripada biaya bunga atau biaya modal, maka proyek tersebut layak dilakukan.
Pada perhitungan pre apprasial,nilai IRR 8,5%, bila dibandingkan dengan dengan
biaya modal (WACC) 2,21%, maka nilai IRR lebih besar daripada biaya modal
yang artinya proyek layak untuk dijalankan
4.1.4 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NVP) merupakan salah satu metode discounted cash
flow yang menghitung dampak waktu terhadap uang. Metode ini menghitung
nilai uang yang akan diterima pada masa datang dengan mempertimbangkan
tingkat bunga yang berlaku sekarang. Dengan kata lain NPV merupakan selisih
antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaanpenerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang
relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang.
Perhitungan total aliran kas untuk kegiatan operasional didapatkan
dengan mengurangi sales revenue, operating cost, dan tax Komponen sales
revenue didapatkan melalui perkalian antara prediksi tariff listrik yang dihasilkan
proyek dengan energy listrik yang diproduksi oleh proyek. Dari hasil perhitungan
incremental cash flow proyek PLTU Indramayu yang didiskontokan dengan
menggunakan tingkat diskonto dengan menggunakan WACC, didapatkan NPV
sebesar 193,019 juta.
4.2 Pemilihan Sumber Pembiayaan
Sumber
pembiayaan
non-konvesional
merupakan
sumber-sumber
salah
satu
sektor
potensial
dalam
memang diprioritaskan
dengan
menggunakan
daftar
isian
pelaksanaan
anggaran
dalam
JICA
(Japan
International
Cooperation
Agency)
untuk
proyek
yang
diperhitungkan
Indramayu.
Berdasarkan
di
kebutuhan
dalam
sisa
anggaran
pendanaan
investasi
Proyek
melalui
PLTU
pinjaman
Penerbitan Obligasi
Penerbitan obligasi dapat dijadikan salah satu sumber pendanaan dan
investasi
PT.
menerbitkan
PLN
(Persero).PT.
obligasi
sebagai
PLN
(Persero)
sumber
telah
pendanaan
beberapa
dan
kali
investasi
sumber
pendanaan
untuk
kegiatan
investasi
dan
operasi
untuk
pendanaan
kegiatan
investasi
dan
operasional
perusahaan.
4.2.5 Sumber Dana Internal
Untuk menutupi kekurangan di dalam pendanaan PLTU Indramayu dan
proyek-proyek PT. PLN (Persero) lainnya, PT. PLN (Persero) dapat menggunakan
sumber dana internal sebesar Rp 29.420.163,- (RKAP PT. PLN (Persero) 2011),
Untuk pembiayaan proyek, sumber dana internal digunakan sebagai alternative
sumber pendanaan terakhir dikarenakan PT. PLN (Persero) mempunyai sumber
dana internal yang terbatas untuk kegiatan pendanaan dan investasi. Seluruh
aktivitas pendanaan dan kegiatan investasi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero)
diprioritaskan menggunakan sumber dana eksternal terlebih dahulu baru
menggunakan sumber dana internal perusahaan.
4.2.6 IPO PT. PLN Enjiniring
PT. PLN (Persero) berencana untuk melakukan IPO anak perusahaan yaitu
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring) di kuartal I-2012. PT. PLN
(Persero) mengusulkan untuk melepaskan 20% saham anak usahanya tersebut
dalam IPO dengan dana mencapai Rp 200-250 milyar. Namun, berdasarkan hasil
keputusan direksi PT. PLN (Persero), dana yang akan diperoleh melalui IPO PT.
PLN Enjiniring akan digunakan untuk pengembangan dan pendanaan investasi
PT PLN Enjiniring itu sendiri, tidak untuk sebagai sumber pendanaan dan
investasi PT. PLN (Persero). Jadi berdasarkan hasil keputusan direksi PT. PLN
Pembiayaan Pembangunan 2014 | 12
(Persero) mengenai tujuan rencana IPO PT. PLN Enjiniring, alternative sumber
pendanaan dengan menggunakan dana yang dihasilkan melalui IPO PT. PLN
Enjiniring tidak dapat dijadikan sebagai sumber pendanaan proyek PLTU
Indramayu.
Implementasi
Pembiayaan
Pembangunan
PLTU
Indramayu
berfikir
Strategi
Implementasi
Pembiayaan
Pembangunan
PLTU
Indramayu:
kerangka
berfikir
yang
digambarkan
pada
diagram
diatas
pasar
modal,
lembaga
perhitungan
perkiraan
terbaru
yang
lebih
akurat.
proyek
khususnya
perubahan
PLTU
Indramayu,
mata
uang
yang
pembiayaan
perusahaan,
pendapatan
dapat
yang
investasi
internal
menggunakan
dihasilkan
dari
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kondisi infrastruktur listrik di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan perlu
segera
mendapatkan
perhatian
serius.
Salah
satu
langkah
nyata
PLTU
Indramayu yang telah dirancang antara lain DIPA APBN (PMN), JICA (Japan
International Cooperation Agency), Penerbitan surat utang untuk APLN PT.
PLN (Persero) terdiri penerbitan obligasi dan penerbitan suku ijara, dan
Dana internal.
5.2 Rekomendasi
1. PT. PLN (Persero) harus memperhitungkan dampak pergerakan nilai tukar
mata uang, tingkat inflasi, dan kenaikan harga energi primer. Sehingga
perhitungan di dalam valuasi proyek dapat tercermin dengan kondisi yang
terjadi pada saat pembangungan dan pengoperasian sebuah proyek.
2. PT PLN (Persero) harus menerapkan project financing di dalam pendanaan
proyek. Karena project financing tersebut dapat mengalihkan resiko-resiko
yang akan dihadapi proyek tersebut kepada pihak lain.
sehingga
perusahaan
dapat
dengan
mudah
mendapatkan