Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Hak reproduksi adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan untuk memutuskan mengenai jumlah anak, jarak antaraanak-anak,
serta menentukan waktu dan tempat kelahiran anak. Hakreproduksi ini
berdasarkan pada pengakuan akan HAM yang diakui di dunia internasional.Hak
reproduksi perempuan hak yang timbul karena memiliki fungsi reproduksi yang
diberikan Tuhan, sehingga hak ituharus dijamin.
Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M.
echols dan Hassan Sadhily, 1983: 256). Secara umum, pengertian Dalam buku
Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya;
perempuan

dikenal

dengan

lemah

lembut,

cantik,

emosional

dan

keibuan.Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa.Ciriciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada lakilaki

yang

lemah

lembut,

ada

perempuan

yang

kuat,

rasional

dan

perkasa.Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu
dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).
Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu
konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran,
perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Kesehatan reproduksi juga dapat diartikan sebagain suatukeadaan


kesejahteraan fisik mental dan sosial yang utuh,bukanbebas dari penyakit atau
kecacatan.Dalam

segala

aspek

yangberhubungan

dengan

sistem

reproduksi,fungsi sertaprosesnya. (WHO ,1992 )/UU 36 /2009 PASAL 71 ayat


2.laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaanbiologis.
Peran gender dibentuk secara sosial, institusi social memainkan peranan
penting dalam pembentukkan peran gender danhubungan.Menurut WHO
(1998
Ketidaksetaraandalamaspek pendidikan, pekerjaan,pengambilankeputusan,dan
sumber daya merupakan pelanggaran pasal 48, 49,ayat (1 dan 2) UU
No.39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.Pada masa sekarang ini tanggung
jawab kesehatan reproduksiwanita bukan saja berada pada isteri, namun
melibatkan peransuami.
B.
C.

Rumusan masalah
bagai mana menganalisis gender dalam kesehatan
Tujuan
1. Tujuan umun
Untuk mengetahui analisis gender dalam kesehatan agar mengetahui
2.

lebih dalam
Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian gender dalam kesehatan
b. Mengetahui masalah-masalah gender dalam kesehatan
c. Mengetahui peran gender dalam kesehatan

BAB II
KONSEP TEORI
A.

Pengertian
Definisi Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat fisik,
mental dan sosial budaya yang utuh (bukan hanya bebas dari penyakit
ataucacat

saja)

dalam

segala

aspek

yang

berhubungan

dengan

sistem,fungsi dan proses reproduksi.


Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan
apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.laki-laki dan perempuan
ditentukan perbedaan fungsi,perbedaan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan sebagai hasilkonstruksi sosial yang dapat berubah atau diubah
sesuai

perubahan

zaman

peran

dan

kedudukan

sesorang

yang

dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir


sebagai laki-lakiatau perempuan.
Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan olehperbedaan
kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu,pembagian peranan
antara pria dengan wanita dapat berbeda diantara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya sesuaidengan lingkungan. Peran gender juga
dapat berubah dari masa kemasa, karena pengaruh kemajuan pendidikan,
teknologi, ekonomi,dan lain-lain.Dalam kenyataannya, ada pria yang
mengambil pekerjaanurusan rumah tangga, dan ada pula wanita sebagai
pencari nafkah.
Peran

produktif

adalah

peran

yang

dilakukan

oleh

seseorang,menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa,

baikuntuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran inisering


disebutdengan peran di sektor publik. Peran reproduktif adalah peran yang
dijalankan

oleh

seseoranguntuk

kegiatan

yang

berkaitan

dengan

pemeliharaan sumberdaya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga,


sepertimengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alatrumah
tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain.Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseoranguntuk
berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,seperti gotongroyong dalam menyelesaikan beragam pekerjaanyang menyangkut
kepentingan bersama. (Kantor Menteri NegaraPeranan Wanita, 1998 dan
Tim Perbedaan Gender dan SeksualitasMenurut Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perbedaan antaraGender dan Jenis KelaminJenis Kelamin
Gender tidak dapat berubah, contohnya alatkelamin laki-laki dan
perempuan dapat berubah, contohnya perandalam kegiatan sehari-hari,
sepertibanyak perempuan menjadi jurumasak jika dirumah, tetapi jika
direstoran juru masak lebih banyaklaki-laki.Tidak dapat dipertukarkan,
contohnyajakun pada laki-laki dan payudara pada perempuan dapat
dipertukarkanBerlaku sepanjang masa. seorang laki-laki/perempuantetap
laki-laki

dan

pembatasan

perempuan
kesempatandi

tergantung
bidang

budaya

setempat,contohnya

pekerjaan

terhadapperempuan

dikarenakan budayasetempat antara lain diutamakanuntuk menjadi


perawat, guru TK,pengasuh anak.
Setiap

masyarakat

mengharapkan

wanita

dan

pria

untuk

berpikir,berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu denganalasan

hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita/pria.Contohnya, wanita


diharapkan untuk menyiapkan masakan,membawa air dan kayu bakar,
merawat anak-anak dan suami.Sedangkan pria bertugas memberikan
kesejahteraan bagikeluarga di masa tua serta melindungi keluarga dari
ancaman.Gender

dan

kegiatan

yang

dihubungkan

dengan

jenis

kelamintersebut. Peran gender bisa tidak sama di dalam suatumasyarakat,


tergantung pada tingkat pendidikan, suku danumurnya, contohnya : di
dalam suatu masyarakat, wanita darisuku tertentu biasanya bekerja
menjadi pembantu rumah tangga,
B.

bentuk-bentuk gender
a. Diskriminasi gender
Adalah ketidakadilan gender yangmerupakan akibat dari adanya
sistem (struktur) sosial di mana salahsatu jenis kelamin (laki-laki atau
perempuan) menjadi korban.
Contohnya terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang
ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan
carayang menimpa kedua belah pihak, walaupun dalam kehidupanse
hari-hari lebih banyak
b.
Bentuk-Bentuk Ketidak

adilan

Gendera.

Marginalisasi

(peminggiran).Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi.


Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang
tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status
dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit
perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan.
c. Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat,bahkan
oleh negara yang bersumber keyakinan,tradisi/kebiasaan, kebijakan
pemerintah, maupun asumsi-asumsiilmu pengetahuan.

d.

Violence (kekerasan)Serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak


paling

rentanmengalami

denganmarginalisasi,

kekerasan,

subordinasi

dimana
maupun

hal

itu

stereotip

terkait
diatas.

Perkosaan,pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan


e.

paling banyak dialami perempuan.


Beban kerja berlebihanTugas dan tanggung jawab perempuan yang
berat dan terusmenerus. Misalnya, seorang perempuan selain
melayani suami(seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus
menjaga rumah.Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di
rumah),dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas
dantanggung jawab.
Gender dalam Kesehatan Reproduksi gender adalah suatu
kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan
yaitu adanya kesenjangan antara kondisiyang dicita-citakan (normatif)
dengan kondisi sebagaimana adanya(obyektif).
Isu-isu gender dalam ruang lingkup kesehatan reproduks
iterdapat dalam kasus-kasus di Keluarga Berencana, Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Kesehatan Reproduksi.Kesenjangan gender
dalam kesehatan reproduksi seringkali menjadikan perempuan sebagai
korban, karena sebagian besarmasalah kesehatan reproduksi selalu
berkaitan dengan perempuan.Sedangkan partisipasi dan motivasi dari
laki-laki saat ini sangatlah kurang Untuk mencapai kesetaraan gender
dalam kesehatan reproduksi, masyarakat harus diberikan pemahaman
yang benar agar lebih bisa menerima.
Keluarga BerencanaKeluarga Berencana dalam hal ini adalah
penggunaan

alatkontrasepsi.Seperti

diketahui

selama

ini

ada

anggapanbahwa KB adalah identik dengan urusan perempuan.Hal

inijuga

menunjukkan

adanya

budaya

kuasa

dalam

pengambilankeputusan untuk ber-KB.


Pelaksanaan program KB yang sasarannya cenderungdiarahkan
kepada kaum perempuan.
1. Terbatasnya tempat pelayanan KB pria.
2. Rendahnya pengetahuan pria tentang KB.
3. Terbatasnya informasi KB bagi pria serta informasitentang hak
reproduksi bagi pria/suami dan perempuan/istri.
4. Sangat terbatasnya jenis kontrasepsi pria.g. Kurang berminatnya
penyedia pelayanan pada KB pria.
Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan yangtelah
menikah dan ingin punya anak tetapi tidak dapatmewujudkannya
karena ada masalah kesehatan reproduksi,baik pada suami maupun istri
atau keduanya. Informasimenunjukkan penyebab infertilitas adalah
40% pria, 40%wanita dan 20% kedua belah pihak.
Kesehatan Reproduksi RemajaBanyak orang dewasa dan tokoh
pemuda tidak siapmembantu remaja menghadapi masa pubertas,
akibatnyaremaja

tidak

memiliki

cukup

pengetahuan

dan

keterampilanuntuk menghadapi perubahan, gejolak dan masalah


yangsering timbul pada masa remaja.Hal ini dapat menyebabkanremaja
sering terjebak dalam masalah fisik, psikologis danemosional yang
kadang-kadang sering merugikan sepertistres, depresi, KTD, penyakit
dan infeksi menular seksual. Sedangkan BKKBN menggunakan
batasan usia remaja10 24tahun.Hal-hal yang sering dianggap sebagai
isu gender sebagaiberikut
a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab.
b. Ketidakadilan dalam aspek hukum.

C. Kesehatan reproduksi remaja dianggap penting karenabeberapa hal berikut


ini:
a.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran remajatentang
b.

kesehatan reproduksi
b. Mempersiapkan remaja menghadapi dan melewati masapubertas

c.

yang sering cukup berat.


Melindungi anak dan remaja dari berbagai resikokesehatan reproduksi
seperti IMS, HIV AIDS sertakehamilan tidak diinginkan (KTD).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawabantara
laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksisosial dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
Peran gender adalah peran sosial

yang

tidak

ditentukan

olehperbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena


itu,pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda diantara
satu

masyarakat

dengan

masyarakat

yang

lainnya

sesuaidengan

lingkungan.
konsep gender adalah sifat yangmelekat pada kaum laki-laki dan
perempuan yang dibentuk olehfaktor-faktor sosial maupun budaya,
sehingga lahir beberapaanggapan tentang peran sosial dan budaya lakilaki dan perempuan.
Diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender yangmerupakan
akibat dari adanya sistem (struktur) sosial di mana salahsatu jenis kelamin
(laki-laki atau perempuan) menjadi korban.
Bentuk-bentuk
ketidakadilan
gender
marginalisasi,subordinasi,

stereotipe,

kekerasan,dan

antara
beban

lain;
kerja

berlebihan
.Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkankesenjangan lakilaki dan perempuan yaitu adanya kesenjanganantara kondisi yang dicitacitakan (normatif) dengan kondisisebagaimana adanya (obyektif).
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa di harapkan agar dapat mengerti lebih mendalam tentang
analisis gender dalam kesehatan
2. Bagi institusi

Di harapkan institusi dapat memberikan tambahan pengetahuan


peserta didik tentang analisis gender dalam kesehatan .

DAFTAR PUSTAKA

Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif al-Quran, Jakarta :


Paramadina, 2001, hal.
Mansour Faqih, Analisis gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 1996, hal.8.
Jhon M. Echol, dan Hasan Shadily, Kamus Besar Inggris-Indonesia, (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 1996), cet.23a
Mansour Faqih, Gender Sebagai Alat Analisis Sosial, Edisi 4 November 1996.
Mufidah Ch, Paradigma Gender, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),

Você também pode gostar