Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PROFIL PERUSAHAAN
Sekarang ini perkembaangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan
banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian,
kebutuhan akan faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak.
Rasa menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh
John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah
yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca Cola.
Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca Cola karena
berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia
menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling
terkenal di dunia.
Upaya mengiklankan merek Coca Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan
kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca Cola dengan kata-kata berikut:
"Mintalah Coca Cola sesuai namanya secara lengkap, nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama
dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca Cola, dan pada
tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Bobo
Peringka
Bobot
Kekuatan
Opportunity (Peluang)
1
2
0,18
0,72
0,14
0,42
3
4
5
0,14
0,42
0,18
0,72
0,14
0,42
0,09
0,18
0,05
0,05
0,09
0,18
Threat (Ancaman)
1
2
3
Jumlah
1,0
3,11
Berdasarkan analisis tabel EFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara eksternal,
karena lebih banyak peluang yang dimiliki dibandingkan dengan ancaman yang ada.
Strenght (Kekuatan)
Brand image yang sudah dikenal masyarakat
1 luas.
0,11
0,44
0,11
0,44
0,08
0,24
0,08
0,24
0,08
0,24
0,08
0,24
0,11
0,44
0,08
0,24
0,08
0,24
0,05
0,10
0,03
0,03
0,05
0,10
0,03
0,03
5 Kebijakan pemerintah.
0,05
0,10
Jumlah
1,0
Weakness (Kelemahan)
The Coca Cola Company tidak memiliki produk
1 organik.
Sebagian
perusahaan
beverage
lainnya
3,39
Berdasarkan analisis tabel IFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara internal
karena mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan kelemahannya.
Analisis SWOT
Kekuatan (Strength)
Kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand Image
dan Brand Loyality yang sudah melekat kuat di masyarakat dan terbukti hingga saat ini
masih menjadi pemimpin di pasar atau market leader. Formula rahasia produknya juga tidak
mudah ditiru oleh para pesaing yang menjadikan produk ini tetap memiliki keunikan
tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah merambah hampir keseluruh dunia tidak
akan mudah untuk dikejar oleh competitor. Produk-produk baru yang terus menerus
diluncurkan serta promosi yang gencar semakin memperkokoh posisi The Coca Cola
Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap bisnis harus baik diminimalkan dan dipantau agar dapat
secara efektif mencapai produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha mereka. Isu
kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh produk Coca-Cola.
Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk sugar
free ternyata juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis
buatan yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum mulai beralih ke
produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman ringan yang memakai isu
keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk mereka.
Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non soda dan
8,5% pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata
oleh Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan
produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia
Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini
merupakan Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
Ancaman (Threat)
Kompetitor baik tingkat domestic maupun level International seperti Pepsi dan
Cadbury merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma
konsumen yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan
material lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini mungkin.