Você está na página 1de 13

Tugas Kimia

MINYAK TANAH

Oleh :
-Achmad Rivai
-Annafi Avicenna Fikri
-Daniel Caesar Pratama
-Giga Kurnia
-Muhammad Milky Yudha Pratama
-Selvi Nafisa Shahab
Kelas : X-1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,


karena berkat limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Selain untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia,


tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai pengetahuan tentang
salah satu sumber daya alam di dunia, yaitu minyak bumi.

Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dan
dapat membantu kita dalam pembelajaran kimia.

Depok, Maret 2009

Tim Penulis

2
Daftar Isi

1. Kata Pengantar 2
2. Daftar Isi 3
3. Bab I Pendahuluan 4
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Tujuan Penelitian 4
I.3 Metode Penelitian 4

4. Bab II Pembahasan 5

5. Bab III Penutup


III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
6. Daftar Pustaka

BAB I

3
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Yang melatarbelakangi dibuatnya makalah dan penelitian
ini di samping untuk memenuhi tugas dalam mata pelajaran
Pengetahuan Lingkungan Hidup (PLH) adalah kesadaran kami
tentang pemanfaatan minyak mentah di Indonesia, bahkan di
dunia tak lagi bisa semaksimal dulu. Keadaan ini tak sebanding
dengan permintaan yang semakin bertambah.

I.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah dan penelitian ini adalah untuk
memanfaatkan energi altenatif untuk mengatasi kelangkaan
bahan bakar di dunia khususnya di Indonesia.
Percobaan ini sengaja kami lakukan hingga tiga kali
dengan jumlah bahan yang berbeda untuk keakuratan minyak
dan mengetahui apa-apa saja yang mempengaruhinya

I.3 Metode Penelitian


Metode yang kami gunakan untuk membuat penelitian ini
adalah dengan mencari data dari berbagai sumber dan
melakukan eksperimen untuk mengujinya.

BAB II

4
Pembahasan
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus karang
dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

Komposisi
Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian,
setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.

Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) -
semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6C, -88.6C, -42C, dan -0.5C,
berturut-turut (-258.9, -127.5, -43.6, dan +31.1 F).

Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih.
Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan
produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan
digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10

Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline) berada di antara C16
sampai ke C20.

Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

minyak eter: 40 - 70 C (digunakan sebagai pelarut)


minyak ringan: 60 - 100 C (bahan bakar mobil)
minyak berat: 100 - 150 C (bahan bakar mobil)
minyak tanah ringan: 120 - 150 C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)
kerosene: 150 - 300 C (bahan bakar mesin jet)
minyak gas: 250 - 350 C (minyak diesel/pemanas)
minyak pelumas: > 300 C (minyak mesin)

5
sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini
tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami
dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Negara penghasil minyak bumi terbesar


(Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun (Diurutkan berdasar jumlah yang diekspor di
2006) dan total produksi1nya dalam juta 2006) dan total ekspor dalam juta barrel per
barrel per hari hari

1. Arab Saudi - 10,665 Arab Saudi - 8,651


2. Rusia - 9,667 Rusia - 6,565
3. Amerika Serikat2 - 8,331 Norwegia - 2,524
4. Iran - 4,148 Iran - 2,519
5. Republik Rakyat Cina - 3,858 Uni Emirat Arab - 2,515
6. Meksiko - 3,707 Venezuela - 2,203
7. Kanada - 3,288 Kuwait - 2,150
8. Uni Emirat Arab - 3,0 Nigeria - 2,146
9. Venezuela - 2,803 Aljazair - 1,847
10. Norwegia - 2,786 Meksiko - 1,676
11. Kuwait - 2,675 Libya - 1,525
12. Nigeria - 2,443 Irak - 1,438
13. Brasil - 2,166 Angola - 1,365
14. Aljazair - 2,122 Kazakhstan - 1,114

15. Irak - 2,008 Kanada - 1,071

Catatan:
1
Total produksi termasuk minyak mentah, gas alam, kondesat dan cairan lainnya.
2
Amerika Serikat mengkonsumsi seluruh minyak yang diproduksinya.
3
Yang dicetak tebal adalah negara-negara anggota OPEC.

6
Eksplorasi minyak bumi
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset
dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka
adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.

Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai
danau, namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya
seperti gambar di bawah ini

Kajian Geologi
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak
bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja
tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung
hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

Batuan Sumber (Source Rock)

Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang
berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur
atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan
itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia
hidrokarbon.

Tekanan dan Temperatur

Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi
di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada
dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.

Migrasi

Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat
dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya
sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di
sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting
untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.

7
Reservoar

Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses
migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua
jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar
sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.

Perangkap (Trap)

Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar
hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini
tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya
akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2
yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.

Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan
untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua
kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak
bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya
diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka
penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Kajian Geofisika
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan
hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan
kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan
data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya
untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran
merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali
untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber,
reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian
hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan
sebagai aplikasi engineering.

8
Metoda tersebut adalah:

1. Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang
luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
2. Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini
bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan salah
satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki
nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan
minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan
rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari
tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan
daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang
kita miliki.
3. Data porositas
4. Data berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif
yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis
batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi
hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda

Pengolahan minyak bumi


Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat
dibedakan menjadi:

- Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
- Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana
dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik.
Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-
komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, proses ini disebut
distilasi bertingkat.

9
Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil
dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan
pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.

Distilasi bertingkat

Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom
Distilasi.

Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di
dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini
minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti
minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar
(gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.

Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya
terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang
menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,
sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang
lebih atas.

10
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih
lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-
komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang
mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon
begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi
sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian
bawah menara/tanur distilasi.

- Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat
(tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.

- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat
cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.

- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi
di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih
rendah akan terkondensasi di bagian atas menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi
selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses konversi.

Proses konversi

Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas
sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai
pendek.

Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai
bercabang/ alisiklik/ aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi
untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon.
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah:

- Perengkahan (cracking)
Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.

11
Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat menjadi fraksi gas, bensin, kerosin,
dan minyak solar/diesel.

- Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C5? C6) dari fraksi
bensin diubah menjadi aromatik.

- Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contohnya,
penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi bensin.

- Coking
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi minyak bakar dan
hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). Kokas digunakan
dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al.

Pemisahan pengotor dalam fraksi

Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain senyawa organik yang


mengandung S, N, O; air; logam; dan garam anorganik. Pengotor dapat dipisahkan
dengan cara melewatkan fraksi melalui:

- Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh,
senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
- Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
- Scrubber, yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa belerang.

Pencampuran Fraksi

Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang
diinginkan. Sebagai contoh:
- Fraksi bensin dicampur dengan hidrokarbon rantai bercabang/alisiklik/aromatik dan
berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia. Selanjutnya,
produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian bahan bakar dan
industri petrokimia.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi
http://blogpribadi.com/pengolahan-minyak-bumi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_minyak_bumi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak

13

Você também pode gostar