Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MODUL
IX
AUDIT SALDO KAS
PENDAHULUAN
Deskripsi Mata Kuliah
Pengauditan 2 merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa S-1 Jurusan Akuntansi.
Pengauditan yang dimaksud dalam mata kuliah ini merupakan Pengauditan Keuangan
(financial audit). Matakuliah Pengauditan 2 merupakan kelanjutan dari matakuliah
Pengauditan 1 yang menekankan pada konsep dasar pengauditan keuangan, sedang pada
matakuliah Pengauditan 2 menekankan pada penerapan teknik pengauditan dalam siklussiklus transaksi, penyelesaian audit, dan pelaporan audit. Mahasiswa diharapkan sudah
menguasai konsep dasar, teknik, metode, dan prosedur audit keuangan. Materi pokok
yang akan dibahas adalah Pengauditan Siklus-Siklus Transaksi; Penyelesaian dan
Pelaporan Audit serta Tanggung Jawab Auditor Setelah Audit; di samping itu dibahas
juga mengenai Beberapa assurance akuntan publik.
Sasaran Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu mengetahui audit atas siklus transaksi dan penyelesainnya audit ,
pelaporan dan jasa lainnya.
b. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana auditor menggunakan pengetahuannya
mengenai bisnis dan industri untuk mengembangkan hasil auditnya dari laporan
keuangan yang ada.
221
Modul IX
c. Mahasiswa mampu membuat suatu keputusan terkait dengan audit yang aktual dalam
pertumbuhan bisnis dan industri yang ada di perusahaan.
Urutan Penyajian
MODUL I
MODUL II
MODUL III
MODUL IV
MODUL V
MODUL VI
MODUL VII
MODUL VIII
MODUL IX
MODUL X
MODUL XI
MODUL XII
MODUL XIII
222
Modul IX
Gambaran Umum Modul IX
Ruang lingkup pada modul ini yaitu terkait dengan saldo kas. Dimana kita ketahui bahwa saldo
kas merupakan transaksi ataupun aktiva yang mudah mengalami kecurangan, baik berupa
kehilangan dan penggelapan.
Manfaat yang mampu kita ambil dari modul ini adalah bagaimana melakukan pengendalian untuk
saldo kas, serta bagaimana prosedur yang baik untuk mengaudit saldo kas itu sendiri. Sebagai
mahasiswa, kitapun akan tahu bahwa uang atau kas merupakan aktiva yang sangat diperlukan
dalam sebuah perusahaan, maka dari itu kita perlu mengetahui bagaimana mengendalikan kas.
Urutan Pembahasan
1. Sifat Siklus Kas
2. Tujuan Audit Kas
3. Pertimbangan perencanaan Audit
4. Pengujian Substantif
5. Pertimbangan Lainnya
Selamat belajar!
223
Modul IX
Bahasan 1
AUDIT ATAS SALDO KAS
Tujuan Audit
Saldo Kas
Pertimbangan
Perencanaan
Audit
Materialitas
Risiko Inheren
Prosedur
Analitis
Pengendalian
Internal
224
Pengujian
Substantif
Saldo Kas
Pertimbangan
Lainnya
Modul IX
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening
giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di
bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta
membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa
bentuk investasi yang menghasilkan bunga.
Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang
luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam
penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi.
225
Modul IX
Bahasan 2
TUJUAN AUDIT SALDO KAS
Kategori Asersi
Keberadaan
atau keterjadian
Kelengkapan
dan
yang tepat.
Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang
kewajiban
Penilaian
atau
alokasi
Penyajian
dan
Hak
pengungkapan
neraca.
Lini kreditt, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, dan
pembatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan dengan
tepat.
226
Modul IX
Bahasan 3
PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak material.
Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu periode
waktu benar-benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume transaksi yang
mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya dalam
laporan keuangan.
Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelengkapan. Saldo kas juga rentan atau mudah untuk dicuri. Namun lain hal nya
dengan piutang/persediaan, risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban,
penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal
karena tidak ada kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan
pengungkapan.
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan
atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan
227
Modul IX
investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efekttif bagi perusahaan untuk
membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebajikan perusahaan karena masingmasing kebutuhan kas dari bergbagai entitas sering kali bersifat unik. Apabila
penghargaan yang layak dapat dirumuskan dan datanya sesuai dengan pengharapan
itu, maka bukti analitis dapat dipandang memberikan sejumlah kepastian mengenai
asersi eksistensi/ keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi
untuk saldo kas.
Risiko Pengendalian
Komponen risiko pengendalian dalan suatu entitas sangat diperlukan. Apalagi untuk saldo kas
itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, bahwa transaksi untuk kas itu sering sendiri sering
terjadi dan memiliki risiko inheren untuk mudah dicuri. Maka dari itu, salah satu langkah yang
harus diperhatikan oleh suatu entitas yaitu bagaimana komponen pengendalian internal
mampu untuk diterapkan dalam perusahaan dengan baik. Keuntungan lain yang didapatkan
entitas yaitu auditor mampu menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah.
Untuk auditor itu sendiri, perlu teliti ataupun cermat dalam mengevaluasi saldo kas
disebabkan sifat kas yang sangat rawan untuk dicuri serta dalam melaksanakan tugas, auditor
mampu untuk melaporkan setiap kondisi yang ada. Dalam rangka mengendalikan saldo kas
dapat dilakukan dengan cara pengendalian pembagian tugas yang memadai antara
penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh
personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas
khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani
oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang
memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang
sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
228
Modul IX
Bahasan 4
Kategori
Prosedur Awal
Pengujian Substantif
1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta
menentukan :
Modul IX
Prosedur Analitis
Pengujian Rincian
Transaksi
4. Melaksanakan
pengujian
pisah
batas
kas
(catatan:
Mengamati
cek
terakhir
yang
diterbitkan
dan
Membandingkan
tanggal-tanggal
pada
cek
yang
230
Modul IX
dan sesudah tanggal akhir tahun untuk menentukan bahwa
setiap transfer telah dicatat dengan benar sebagai
pengeluaran serta penerimaan dalam periode akuntansi
yang sama dan secara tepat dicerminkan dalam rekonsiliasi
Pengujian Rincian
Saldo
Penyajian dan
pengungkapan
Modul IX
memerlukan pengungkapan seperti lini kredit, jaminan
pinjaman,
perjanjian
saldo
kompensasi,
atau
Prosedur Analitis
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan menggunakan
prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting dibandingkan area
audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada
tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulanbulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat di prediksi dengan
akun laporan keuangan lain. Maka prosedur analitis substantif untuk audit kas terbatas hanya
pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran.
Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini umumnya dapat digantikan dengan:
232
Modul IX
1. Pengujian pengendalian dan atau pengujian substantif ekstensif atas transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas atau
2. Pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.
- Pengaruh pengendalian
Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan
rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan
dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut
memastikan bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan
saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukan. Pengendalian dapat
lebih baik ditingkatkan jika fungsi independence seperti auditor internal rekonsiliasi
bank.
Audit akun kas umum Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan
dokumen-dokumen berikut ini:
a) Kertas kerja rekonsiliasi
bank
(bank
reconciliation
working
paper)
bank
confirmation
form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap
bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa
bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan
penyelidikan menyeluruh dan ternci atas catatan bank yang melebihi informasi
akun yang diminta dalam konfirmasi. Adapun isi konfirmasi bank antara lain
sebagai berikut:
o Saldo tiap jenis rekening
o Saldo tiap jenir hutang
o Aktiva yang dijadikan jaminan hutang
o Batasan terhadap rekening klien di bank
c) Pisah
batas
rekening
koran
(cut
off
bank
statemen)
233
Modul IX
Cocokan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat
pada konfrmasi bank standar
Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas
rekening koran
Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rokonsiliasi bank dengan
cek yang di batalkan pada pisah batas rekening koran, yaitu untuk nama
penerima, jumlah dan endorsement
Cocokan setiap biaya yang terdapat pada rekening koran rekonsiliasi bank
Cocokan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
Modul IX
Kitting juga bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal
memungkinkan seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek
(misalnya pemisahan tugas yang kurang tepat), atau ada kolusi diantara
orang-orang yang bertanggung jawab atas kedua fungsi itu.
235
Modul IX
Keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis
bahwa terdapat saldo pinjaman.
Hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien
Penilaian atau alokasi karena jawabnnya menunjukkan jumlah
saldo pinjaman.
Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang
sama seperti pada konfirmasi saldo setoran.
c. Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi: lini kredit, saldo kompensasi, dan
kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit dengan bank
mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di bank.
Jumlahnya dapat berupa persentase yang disetujui dari jumlah yang
dipinjam, atau dapat berupa jumlah dollar yang ditetapkan. Jumlan
minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi. Suatu
kewajiban kontinjen mungkin ada apabila klien menjadi penjamin atas
pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga.
Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa
yakin bahwa perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat
konfirmasi kepada bank. Surat itu secara spesifik harus mengidentifikasi
informasi yang diminta dan ditandatangani oleh klien.
d. Melakukan Scan, Mereview atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat
menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi
ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka
auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Penelaahan itu lazimnya
akan mencakup:
Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi
yang beredar.
Menetapkan ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu
Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit,
Modul IX
Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapkan rekonsiliasi
bank dengan menggunakan data benar di tempat klien. Jika risiko deteksi
yang sangat rendah atau auditor mencurigai adanya kemungkinan salah saji
yang material, maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir tahun
langsung dari bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank. Untuk melakukan
hal itu, auditor harus meminta klien untuk memberi tahu bank agar
mengirimkan laporan bank dan data yang menyertainya (cek yang dibayar,
memo debet, dan lain-lain) langsung ke auditor. Prosedur ini akan
mencegah klien melakukan perubahan data untuk menutupi setiap salah
saji yang ada.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi
untuk memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian
berkenaan dengan dua pos rekonsiliasi yang paling penting:
Setoran dalam perjalan
Cek yang beredar.
Bukti tersebut hanya diperoleh dengan menelusuri pos-pos ini ke laporan
bank dalam periode akuntansi berikutnya. Apabila laporan pisah batas
mengesahkan pos-pos ini dan pos rekonsiliasi lainnya, maka rekonsiliasi
bank yang diandalkan auditor dapat dipertinggi secara signifikan.
Scanning pengujian, atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas
di bank yang benar pada tanggal neraca. Jadi, hal itu merupakan sumber
bukti utama untuk asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga
memberikan bukti untuk asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan
dan hak dan kewajiban.
e. Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank
Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan memberitahukan
agar hal itu dikirim langsung kepada auditor. Setelah menerima laporan
pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir,
auditor harus:
Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang
237
Modul IX
Penelusuran atas cek-cek dirancang untu memverifikasi daftar cek yang
beredar. Dalam langkah ini, auditor dapat menemukan bahwa cek periode
sebelumnya belum tercantum pada daftar cek yang beredar yang telah
dikliring oleh bank dan beberapa cek yang terdaftar sebagai cek yang
beredar belum dikliring oleh bank. Hal yang pertama menunjukkan
penyimpangan yang dikenal dengan kitting, sementara hal yang terakhir
mungkin diakibatkan oleh penundaan dalam, pengeposan cek oleh klien,
penyetoran cek itu oleh yang dibayar (payee), dan pemrosesan cek oleh
bank. Auditor harus menyelidiki setiap situasi yang tidak biasa.
Apabila pengaruh agregat dari cek yang belum dikliring bersifat material,
maka hal ini dapat menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal dengan
window dressing, yaitu suatu upaya yang disengaja untuk melebihsajikan
di solvensi jangka pendek perusahaan. Dalam kasus semacam ini, auditor
harus menelusuri cek-cek yang belum di kliring ke register cek serta
dokumentasi pendukung dan, jika perlu meminta keterangan kepada
bendaharawan.
Penelusuran setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas biasanya
merupakan hal yang relative sederhana karena setoran pertama pada
laporan pisah batas harus merupakan setoran dalam perjalanan yang
diperlihatkan pada rekonsiliasi. Jika tidak demikian halnya, maka auditor
harus menentukan situasi yang mendasari kesenjangan waktu dari
bendaharawan dan mendukung penjelasannya.
Perbandingan Penyajian dengan GAAP
Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Misalnya
kas yang disetor merupakan suatu kas aktiva lancar. Akan tetapi, kas dana pelunasan
obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus ad pengungkapan
yang tepat mengenai perjanjian dengan bank, seperti lini kredit, saldo kompensasi dan
kewajiban kontinjen. Suatu overdraft bank (cerukan) biasanya dilaporkan sebagai
kewajiban lancar.
Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah
laporan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian sebstantif sebelumnya.
disamping itu, auditor juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan
melakukan Tanya jawab dengan manajemen menyangkut bukti pembatasan terhadap
penggunaan saldo kas.
238
Modul IX
239
Modul IX
Bahasan 4
PERTIMBANGAN LAIN
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropiasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas
secara sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang
melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Kondisi yang kondusif untuk lapping
tersedia pabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan
pemahaman tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari
pelanggan.
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur
yang dapat mendeteksi lapping, yaitu:
dari
prosedur
ini.
Tanggal
penagihan
aktual
kemudian
dibandingkan dengan tanggal posting penagihan itu ke buku besar piutang usaha.
240
Modul IX
Dana kas kecil dibentuk dengan cara memindahkan atau menyisihkan sebagian
kecil rekening kas perusahaan ke rekening kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest).
Tujuan pembentukan dana kas kecil adalah untuk menyiapkan kalau sewaktu-waktu
secara mendadak perusahaan perlu mengeluarkan sejumlah kecil kas. Pengendalian
yang dapat diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
pembayaran
f. Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk
kegiatan lainnya
g. Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang
bernomor urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya
h. Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel (dicap) lunas
(paid) untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh
penggantian kembali.
Pada hakikatnya audit saldo kas kecil harus lebih merupakan pengujian atas
transaksi daripada pengujian atas saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir
tahun sangat kecil bahkan dapat bersaldo nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya
transaksi pengeluaran kas kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi,
maka auditor cukup menguji sejumlah kecil transaksi penggantian atau pengisian
kembali dana kas kecil. Pengujian pengendalian meliputi :
a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak
c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi kembali dana kas kecil adalah
tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai
241
Modul IX
LATIHAN
1. Jelaskan Jelaskan apa yang dimaksud dengan cutoff bank statement dan jelaskan apa
tujuannya?
Jawab:
Cutoff bank statement adalah laporan bank sebagian (tidak sebulan penuh, tapi
hanya meliputi beberapa hari sesudah tanggal neraca) yang dikirimkan oleh bank langsung
kepada auditor atau secara online ke catatan elektronik akun klien di bank. Tujuan cutoff
bank statement adalah untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi
bank akhir tahun yang dibuat klien dengan bukti yang belum terdapat pada klien. Untuk
mencapai tujuan tersebut, auditor minta kepada klien agar bank mengirim laporan bank
sebagian, untuk jangka waktu sekitar 7-10 hari sejak awal tahun, langsung kepada auditor.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan lapping dan prosedur audit untuk mendeteksi lapping
tersebut!
Jawab:
Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah
penerimaan kas. Lapping dapat mencakup manipulasi temporer atau sementara, maupun
permanen. Lapping sebenarnya merupakan pencatatan penerimaan kas yang tidak
lengkap dan fiktif yang disengaja. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
lapping antara lain :
a. Konfirmasi piutang dagang
b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak
c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit (setoran
ke bank) harian yang terkait.
3. Jelaskan alasan auditor memperluas pengujian rekonsiliasi bank?
Jawab:
Apabila auditor berkeyakinan bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mengandung
kesalahan penyajian yang disengaja, maka auditor biasanya memperluas pengujian atas
rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur tambahan dilakukan untuk memeriksa apakah
semua transaksi yang dimasusukkan ke dalam jurnal pada bulan terakhir dari tahun buku
yang diperiksa telah dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank dengan
benar, dan memeriksa apakah semua unsur yang ada dalam rekonsiliasi bank telah
dicantumkan dengan benar.
242
Modul IX
243
Modul IX
RANGKUMAN
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi keberadaan dan keterjadian, Asersi kelengkapan, Asersi hak dan kewajiban, Asersi
penilaian dan pengalokasian, dan Asersi pelaporan dan pengungkapan.
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelim siklus transaksi yang telah di
bahas sebelumnya dari kelima siklus tersebut adalah : Siklus pendapatan, Siklus pengeluaran,
Siklus pendanaan, Siklus investasi, Siklus jasa personalia. Saldo kas adalah cash on hand (kas
ditangan atau disimpan dalam perusahaan), kas di bank, dan dana tertentu yang disisikan
seperti dana kas kecil.
Tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus kas. Ada
beberapa faktor penyebab tingginya risiko bawaan siklus kas, antara lain: Tingginya potensi
salah saji akibat volume transaksi yang tinggi, Sifat kas ( paling likuid dan sangat diminati ),
Kesempatan menipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing.
244
Modul IX
TES FORMATIF
Berilah tanda silang (X) pada jawaban (a), (b), (c), dan (d) yang Anda anggap terbaik untuk
setiap pertanyaan di bawah ini:
1. Siklus apa yang terkait dengan saldo kas..
a. Siklus jasa dan personalia
b. Siklus pembiayaan
c. Siklus investasi
d. Semuanya benar
2. Risiko saldo kas tinggi terdapat pada..
a. Menentukan risiko deteksi
b. Risiko inheren
c. Risiko prosedur analitis
d. Prosedur pengendalian
3. Konfirmasi bank berisi..
a. Saldo rekening
b. Saldo hutang
c. Aktiva
d. Batasan terhadap rekening klien di bank
4. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan..
a. Verifikasi rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar
b. Memvouching rekonsiliasi bank pada klien
c. Menginspeksi bank yang bersangkutan
d. Menelusuri total kas untuk bank
245
Modul IX
= baik sekali
80-89
= baik
70-79
= cukup baik
60-69
= cukup
<60
= kurang
246
Modul IX
D
B
D
A
247
Modul IX
DAFTAR PUSTAKA
JUSUP, Al Haryono; Auditing/Al; Ed. 2; Yogyakarta; Bagian Penerbit Sekolah Ilmu Ekonomi
YKPN: 2011
http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/10/audit-terhadap-kas.html
http://ntanwijaya.blogspot.co.id/2012/12/mengenal-lapping-kitting.html
248