Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan medik, makin banyak masalahmasalah kesehatan yang dapat diatasi, namun demikian masalah-masalah kesehatan di
tengah-tengah masyarakat tetap saja tidak pernah akan habis.
Masalah kesehatan mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah, itu
sebabnya pembangunan dalam bidang kesehatan mempunyai tujuan tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
Kesehatan Nasional.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional terhadap klien yang
mengalami gangguan sistem pencernaan dengan kasus dysentri amuba.
2. Tujuan Khusus
a. Membina dan memelihara hubungan terapeutik dengan klien
b. Mampu melaksanakan pengkajian kepada klien melalui pengumpulan data
dan mengelompokkan data-data tersebut
c. Merumuskan diagnosa keperawatan yang dialami klien sesuai dengan datadata yang telah diperoleh
d. Merumuskan dan menetapkan rencana tindakan serta menetapkan tujuan dan
kriteria hasil dari tindakan yang direncanakan
e. Melaksanakan rencana tindakan dan memberikan alternatif pemecahan
masalah kepada klien
f. Menilai tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan berdasarkan tujuan
dan kriteria hasil yang ditetapkan
C. METODA PENULISAN
Metoda yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah metoda deskriptif yaitu
dengan melukiskan atau menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada
klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan menggunakan
teknik :
1. Study Kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan masalah gangguan sistem
pencernaan : dysentri amuba
2. Study Kasus
Dengan secara langsung melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien Ny. R
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap
pengkajian sampai tahap evaluasi
3. Study Dokumentasi
Dengan mempelajari status klien Ny. R beserta dengan data-data penunjang
masalah yang dialami klien
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
: PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
: TINJAUAN
KASUS,
meliputi
tahap
Pengkajian,
Diagnosa
: PEMBAHASAN,
meliputi
tahapan
Pengkajian,
Diagnosa
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. DEFENISI
Dysentri amuba adalah suatu penyakit yang menyerang manusia melalui makanan
ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh kista, dimana kista ini akan dapat
hidup lama pada saluran pencernaan yaitu pada daerah usus secara komersial
dengan floras usus. Penyebab dari dysentri amuba adalah sejenis kuman yang
disebut dengan Entamuba histolitika dan apabila penyakit ini berlangsung kronik
maka akan dapat menyebabkan perforasi pada intestinum itu sendiri serta penyakit
ini dapat menyerang hati. (Purnawan Junadi, 1982, Hal. 48)
B. ANATOMI FISIOLOGI
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
1. Mulut (oris)
2. Faring (tekak)
3. Oesofagus (kerongkongan)
4. Intestinum minor (usus halus)
a. Duodenum (usus 12 jari)
b. Yeyunum
c. Ileum
5. Intestinum mayor (usus besar)
a. Saekum
b. Kolon assendens
c. Kolon transversum
d. Kolon dessendens
e. Kolon sigmoid
6. Rektum
7. Anus
(Syaifuddin, 1992, Hal. 87)
C. ETIOLOGI
Penyakit ini disebababkan oleh Entamoeba histolitika dan menular melalui makanan
atau air yang terkontaminasi dengan kista. Kista ini dapat hidup lama di usus secara
komersial dengan floras usus yaitu hidup dari sisa-sisa makanan dalam usus
sehingga akan mampu merubah bentuk.
D. PATOFISIOLOGI
Cara infeksi ditularkan secara oral melalui makanan, air yang tercemar oleh faeses
penderita ; tropozoid yang mula-mula hidup sebagai komensalisme di dalam lumen
usus besar dapat berubah menjadi patogen. Faktor yang menyebabkan perubahan
sifat tropozoid belum diketahui. Amuba yang ganas dapat memproduksi enzim
fosfoglukomutase yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan
dinding usus akibatnya terjadi ulkus di permukaan mukosa usus, menonjol dan
hanya terjadi reaksi radang yang minimal. Ulkus yang terjadi dapat menimbulkan
perdarahan dan apabila menembus lapisan muskular akan terjadi perforasi dan
peritonitis. Dari ulkus di dalam dinding usus besar amuba dapat mengadakan
metastasis ke hati lewat cabang vena porta dan menimbulkan abses hati. Embolisasi
lewat pembuluh darah atau pembuluh getah bening dapat pula terjadi ke paru, otak
atau limpa dan menimbulkan abses di sana. Akan tetapi peristiwa ini jarang terjadi.
(Sarwono Waspadji, 1996, Hal. 497)
E. GEJALA KLINIK
Gejalanya samar-samar seperti lesu, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan sakit
kepala.
Pada bentuk klinik didapati diare rata-rata 6 10 x/hari, tinja bercampur darah dan
lendir, terdapat nyeri
F. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi penyakit terjadi pada dysentri amuba, dibagi dua antara lain :
1. penyakit intestinal
a. Perdarahan usus
b. Proporsi usus
c. Penyempitan usus
2. Penyakit ekstra intestinal
a. Amubiasis hati
b. Amubiasis usus
G. PENATALAKSANAAN
Prinsip dan tindakan pengobatan adalah istirahat, mencegah/memperbaiki dehidrasi.
A. PENGKAJIAN
1. Aktifitas/istirahat
Gejala
2. Makanan/cairan
Gejala
Tanda
3. Eliminasi
Gejala
4. Interaksi sosial
Gejala
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan feses : darah samar, steatorea atau garam empedu dapat ditemukan.
Prioritas keperawatan
1. Mengontrol diare/meningkatkan fungsi usus
2. Mencegah komplikasi
3. Memberikan informasi tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan
Tujuan pemulangan
1. Fungsi usus stabil
2. Komplikasi dicegah dan dikontrol
3. Menerima kondisi dengan positif
Kriteria hasil :
Klien akan melaporkan penurunan frekwensi defekasi : konsistensi kembali
normal
Rencana tindakan :
Observasi dan catat frekwensi defekasi, jumlah dan faktor pencetus
Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya sayuran
segar dan buah
Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman
jernih tiap hari
Observasi demam dan kelesuan
Kriteria hasil :
Klien mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membran
mukosa lembab, turgor kulit baik
Rencana tindakan :
Awasi masukan dan pengeluaran
Kaji tanda vital
Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari kerja
Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk mengetahui adanya darah
samar
Kriteria hasil :
Klien dapat mempertahakan nutrisi adekuat ditandai dengan berat badan dapat
dipertahankan, nafsu makan meningkat, makanan yang disajikan habis dimakan.
Rencana tindakan :
Timbang berat badan tiap hari
Anjurkan istirahat sebelum makan
Batasi makanan yang dapat mengakibatkan kram abdomen
Dorong klien untuk menyatakan perasaannya tentang diet yang disajikan
Pertahankan puasa sesuai indikasi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Berikan supplemen vitamin B-12 dan asam folat
Berikan nutrisi parenteral
(Marilyn E. Doenges, 1999, Hal. 471)
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama
: Ny. R
Umur
: 35 tahun
Alamat
Status perkawinan
: Sudah menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: 17 Oktober 2001
No. Register
: 01 54 36
Ruangan/kamar
: Anggrek
Golongan darah
: O
: Tn. S
Umur
: 40 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan keluarga
: suami klien
11
sudah berobat ke bidan dan diberi obat, namun mencretnya belum juga
berkurang sehingga oleh keluarganya klien di bawa berobat ke Rumah Sakit
Imelda Medan.
Genogram :
62 thn
65 thn
58 thn
40 thn
35 thn
12 thn
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= klien Ny. R
= tinggal serumah
60 thn
8 thn
3 thn
12
7. Riwayat/keadaan psikososial
Bahasa yang dipergunakan
: Bahasa Indonesia
Emosi
Perhatian terhadap orang lain : Baik, klien dapat menanggapi lawan bicara
dengan positif
Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan orang lain : Baik, terlihat dari banyaknya tetangga klien
yang menjenguknya
Kegemaran klien
: Membaca
penyakit
yang
dideritanya
dan
8. Pemeriksaan fisik
Tanda vital
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
Pernafasan
: 26 x/mnt
Suhu tubuh
: 38 oC
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Tinggi badan
: 154 cm
Berat badan
: 50 kg
Kepala :
Bentuknya
: oval
Rambut
: pendek
Bentuk rambut
: keriting
Warna
: hitam
13
Penglihatan/mata :
Ketajaman penglihatan : baik, klien dapat membaca koran dalam jarak 25
30 cm
Sklera
Pupil
Konjungtiva
Penciuman/hidung :
Polip
Perdarahan
: tidak dijumpai
Fungsi penciuman
Pendengaran/telinga :
Serumen
Cairan
: tidak ditemukan
Fungsi pendengaran
Mulut :
Rongga mulut
Fungsi pengecapan
Gigi
: lengkap
Rumus gigi :
3212 2123
3212 2123
Lidah
Tonsil
14
Leher :
Kelenjar tiroid
TVJ
Thoraks
Jantung
jantung,
irama
teratur,
tidak
Abdomen :
Turgor kulit
Hepar
Massa or cair
: tidak dijumpai
Reproduksi
Ekstremitas :
Atas
Bawah
15
Nutrisi :
Sebelum masuk RS
Setelah masuk RS
Eliminasi Bab :
Sebelum masuk RS
: Bab
bercampur
frekwensi
Bab
dengan
kira-kira
lendir
10
dan
x/hari
darah,
dengan
x/hari
dan
berwarna
kuning
kecoklatan
Eliminasi Bak :
Sebelum masuk RS
Setelah masuk RS
Minum :
Sebelum masuk RS
16
Setelah masuk RS
Istirahat :
Sebelum masuk RS
Setelah masuk RS
Kebersihan perorangan :
Sebelum masuk RS
Setelah masuk RS
17
9. Analisa data
No
1
Kemungkinan
Masalah
penyebab
Kehilangan banyak Gangguan
Data
Data subjektif :
diare berat
cairan tubuh
Data objektif :
Klien terlihat lemas, lemah,
pucat,
gelisah,
mata
agak
cekung
2
Data subjektif :
dan
terasa
tubuh
tidak
Data objektif :
Klien terlihat keringatan, suhu
tubuh klien 38 oC, gelisah
3
Data subjektif :
Anoreksia
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Data objektif :
Porsi makanan yang disajikan
tidak habis dimakan, diet M-II
(bubur), klien terlihat lemas,
lesu, BB klien 50 kg saat
masuk RS dan TB 154 cm
18
Kriteria hasil :
Intake dan output seimbang
Bab terkontrol atau frekwensinya dapat diturunkan
Keadaan/kondisi klien berangsur-angsur membaik
Rencana tindakan :
o Beri klien banyak minum (dengan memberikan banyak minum cairan tubuh
klien tetap dalam keadaan seimbang dengan cairan yang dikeluarkan)
o Beri diet dengan konsistensi lembek dalam porsi kecil tapi sering dan dalam
keadaan hangat (dapat memenuhi kebutuhan klien akan zat nutrisi dan
merangsang selera makan klien)
o Anjurkan klien memakan buah-buahan (buah-buahan mengandung cairan
yang
mengandung
banyak
gizi
sehingga
membantu
pemulihan
Pelaksanaan :
Menganjurkan klien agar mau makan sesuai dengan diet yang disajikan RS
dan menjelaskan pentingnya makanan dengan konsistensi lembek untuk
19
Evaluasi :
Keseimbangan cairan tubuh belum dapat dipertahankan kekeadaan seimbang
ditandai oleh :
* Intake dan out put masih belum seimbang
* Frekwensi Bab masih mencapai 5 x/hari dengan konsistensi lembek
* Keadaan klien berangsur-angsur membaik
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
o Kompres dingin pada dahi (membantu proses penguapan panas tubuh klien)
o Beri klien banyak minum (menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui
evaporasi dan keringat)
o Ganti pakaian klien dengan kain tipis dan mengisap (menghindari tubuh
klien lembab oleh keringat dan mencegah iritasi kulit yang tertekan)
o Kolaborasi dengan dokter terhadap pemberian obat antipiretik (menurunkan
suhu tubuh klien hingga batas normal)
20
Pelaksanaan :
Mengajurkan keluarga klien membawa baju klien yang tipis dan mengisap
keringat serta menggantikan baju klien dengan pakaian yang kering
Evaluasi :
* Suhu tubuh klien kembali normal
* Klien menyatakan tubuh terasa segar dan nyaman
* Waspadai terulangnya peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses
infeksi entamoeba histolitika pada saluran pencernaan
Kriteria hasil :
Selera makan klien meningkat
Makanan yang disajikan habis dimakan
Klien terlihat segar dan ceria
Rencana tindakan :
o Beri makanan lembek dalam keadaan hangat dan porsi kecil (merangsang
selera makan dan mencegah perasaan mual)
21
Pelaksanaan :
Memberikan makanan kepada klien sesuai dengan diet yang ditentukan yaitu
M-II (bubur)
Menganjurkan klien untuk memakan roti atau buah-buahan yang ada di meja
klien
Evaluasi :
* Selera makan klien meningkat
* Makanan yang disajikan habis dimakan 2/3 porsi
* Klien terlihat senang
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. TAHAP PENGKAJIAN
Selama dalam tahap pengkajian terhadap klien Ny. R baik dalam wawancara dan
obserbvasi tidak menemui hambatan yang berarti. Hal ini terjadi karena respon yang
positif klien terhadap perawat dan dukungan dari keluarga yang menginginkan agar
klien cepat sembuh. Pengkajian yang dilakukan penulis meliputi pengumpulan data
yang dibantu oleh informasi dari klien sendiri dan informasi dari keluarga klien
serta dari status klien dengan berkolaborasi dengan dokter yang menangani klien
selama berada di Rumah Sakit Imelda Medan. Informasi yang didapatkan sesuai
dengan keadaan klien yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dokter dan
pemeriksaan penunjang.
23
Ketiga diagnosa keperawatan di atas didapatkan pada landasan teoritis. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan klien benar mengalami gangguan saluran pencernaan
dengan kasus dysentri amuba. Hanya saja terjadi perubahan pada kalimat
berhubungan dengan respons individu terhadap permasalahan tidak selalu sama
sehingga dalam penegakan diagnosa ini tidak menggunakan kata-kata sesuai dengan
teoritis.
B. TAHAP PERENCANAAN
Dalam tahap perencanaan, penulis merencakan tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang didapatkan dengan membandingkan antara landasan teoritis
dengan masalah yang dialami klien dan respons klien terhadap masalah yang
dialaminya. Sehingga rencana yang dibuat lebih spesifik ke pemenuhan kebutuhan
klien saat itu tanpa mengabaikan kebutuhan klien jangka panjang. Dan ditetapkanlah
tujuan yang hendak dicapai dan mudah untuk dikerjakan serta ditentukan kriteria
hasil yang mudah diobservasi sehingga dalam evaluasi lebih mudah untuk
menilainya.
C. TAHAP PELAKSANAAN
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis tidak mengalami hambatan yang berarti sebab
klien dan keluarga sangat kooperatif dengan rencana tindakan yang penulis telah
utarakan dan percaya bahwa tindakan yang telah direncanakan tersebut sangat
24
membantu untuk penyembuhan klien. Dalam pelaksanaan partisipasi aktif dari klien
sangat baik dan mau mengikuti anjuran yang diberikan penulis sehingga dalam
waktu yang singkat masalah yang dialami klien dapat teratasi dengan baik.
D. TAHAP EVALUASI
Dalam tahap evaluasi penulis melibatkan klien dan keluarga untuk melihat
kemajuan yang dialami klien yang meliputi keseimbangan intake dan output klien
berangsur-angsur membaik dibuktikan dengan frekwensi Bab yang tadinya 10 x
sehari menjadi 3 x sehari ; demam atau peningkatan suhu tubuh yang dialami klien
dapat di turunkan dibuktikan dengan suhu tubuh dalam batas normal dan kebutuhan
nutrisi klien yang kurang dapat ditingkatkan dibuktikan dengan selera makan klien
meningkat dan diet yang disajikan sudah bisa ditoleransi klien.
25
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami
gangguan saluran pencernaan : dysentri amuba diperlukan proses
keperawatan yang jelas dan sistematis dengan melibatkan peran serta klien
dan keluarga, sehingga terjalin hubungan yang terapeutik antara perawatklien-keluarga. Hal ini akan sangat membantu perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan
masalah yang dialami klien.
B. SARAN
1. Menyarankan kepada klien yang pernah mengalami, yang sedang mengalami
dan yang belum mengalami untuk menjaga kebersihan makanan dan
minuman keluarga serta lingkungan sekitarnya untuk mencegah penularan
penyakit dysentri amuba di dalam lingkungan keluarga khususnya dan
masyakat pada umumnya.
2. Bila mengalami tanda dan gejala seperti di atas, dianjurkan untuk segera di
bawa berobat ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan paripurna
sehingga dapat mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan
mengurangi beban keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit
26
27
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl
Dx.
18/10/01
Implementasi
Evaluasi
* Menganjurkan
banyak minum
* Menganjurkan
klien
memakan
buahan
dalam
berangsur-angsur membaik
selera
M-II
* Mengajurkan
memakan
mengatakan
makanan
memakan
roti
sebagai
makanan tambahan
vitamin
dipertahankan
supplemen
19/10/01
* Menganjurkan
banyak minum
* Menganjurkan
memakan
klien
buahan
dalam
berangsur-angsur membaik
28
19/10/01
memakan
selera
M-II
* Mengajurkan
mengatakan
mau
memakan
roti