Você está na página 1de 5

Analisa Sediaan Apus Darah

Kelompok 1
Hanifah Yonda Bestari, Hilda Nur Indah L, Muhamad Rizal, Nesya Sabrina R
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda 10, Rawamangun, Jakarta 13220
Telp/Fax: (021) 4894909
E-mail: sabrinanesya@ymail.com
Abstrak
I.

Pendahuluan
Sediaan apus darah adalah
suatu sarana yang digunakan
untuk menilai berbagai unsursel
darah tepi, seperti eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Selain
itu dapat pula digunakan untuk
mengidentifikasi adanya parasit
seperti malaria, mikrofilaria,
dan lain-lain.Sediaan apus yang
dibuat dan dipulas dengan baik
merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan
yang baik.
Ada 3 macam sel darah
yaitu, sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah
(trombosit). (Wulangi, 1993)
Leukosit memiliki macammacam
morfologi
yaitu,
Eosinofil memiliki ciri-ciri
nukleusnya terdiri dari 2 lobus,
sitoplasmanya
mengandung
granula yang besar dan kasar,
ukurannya berkisar antara 9
sampai
12
mikron
dan
jumlahnya antara 2 sampai 12%
dari seluruh sel darah putih.
(Eckert,
1978).
Basofil
merupakan sel darah putih yang
paling sedikit jumlahnya yaitu

sekitar 0,5% dan mempunyai


ciri-ciri, nukleusnya relativ
besar,
tetapi
batas-batas
lobusnya tidak jelas dan
ukurannya rata-rata 10 mikron.
(Wulangi, 1993). Limfosit
mempunyai ciri-ciri seperti
nukleusnya besar dan hampir
menempati sebagian besar dari
sel, ukurannya antara 8 sampai
12 mikron dan jumlahnya
berkisar antara 20 sampai 25%
dari seluruh sel darah putih.
Monosit mempunyai ciri-ciri,
nukleusnya
besar
dan
berbentuk seperti sepatu kuda,
ukurannya antara 12 sampai 15
mikron dan jumlahnya berkisar
antara 3 sampai 8% dari
seluruh sel darah putih.
(Wulangi, 1993)

II.

Metodologi
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum ini
adalah Syringe
(suntikan), 2 gelas objek,
gelas penutup,
mikroskop, pipet, cawan
petri dan bahan yang
digunakan adalah HCl
0,1M, darah vena, kertas
alkohol, aquades, darah
vena (plus EDTA), larutan
GIEMSA, alkohol 7%, dan
metanol.
Cara Kerja
A. Membuat Sediaan
Apus Darah
1. Darah diambil dan
dicampurkan dengan
EDTA kemudian
diteteskan 1 tetes
darah ke gelas objek
di ujung kanan.
2. Gelas objek lain
diambil digunakan
sebagai kaca
penghapus.
3. Disentuhkan kaca
penghapus pada
tetesan darah dan
biarkan menyebar ke
seluruh sisi kaca.
4. Sudut kaca
pengahapus diatur
30-40c dan
digerakkan ke arah
kiri untuk meratakan
darah di kaca objek,
dibiarkan mengering.
5. Metanol diteteskan ke
atas sediaan darah,
dibiarkan selama 5
menit.

III.

6. Ditutup sediaan
dengan GIEMSA dan
dibiarkan selama 20
menit, dibilas dengan
air suling.
7. Dibiarkan
mengenang,
digambar hasil
pembuatan sediaan
apusan darah.
B. Memeriksaan sediaan
apus darah
1. Ditetesi minyak
emersi pada
sediaan apus
darah dan ditutu
dengan kaca
penutup.
2. Lihat pada
pebesaran lemah
untuk mendapat
gambar
menyuluruh.
3. Dilakukan penilaian
pada jumlah,
hitung jenis dan
morfologi leukosit.
4. Dilakukan hal yang
sama pada
perbesaran 40x
dan 100x
Sampel
Darah manusia,
yaitu Hilda.
Hasil pengamatan
Hasil dari literatur

Untuk dapat membedakan


jenis leukosit hal harus dilakukan
yaitu membuat sediaan apusan
darah,

dengan

GIEMSA.

menggunakan

Amati

di

bawah

mikroskop dan hitung jenis-jenis


leukosit hingga didapatkan 100 sel.
Tiap jenis sel darah putih
dinyatakan

dalam

persen

(%).

Jumlah absolut dihitung dengan


mengalikan

persentase

jumlah

dengan hitung leukosit, hasilnya


dinyatakan dalam sel/L.
Terdapat lima jenis leukosit,
yang masing-masingnya memiliki
fungsi yang khusus dalam melawan
patogen.

Sel-sel

neutrofil,

itu

limfosit,

adalah
monosit,

eosinofil, dan basofil. . Hasil


hitung jenis leukosit memberikan
informasi

yang

mengenai

infeksi

lebih
dan

spesifik
proses

penyakit.
Pada apusan darah yang telah
IV.

Pembahasan

kami

lakukan

mengalami

pengamatan

kematian sel. Hal itu dikarenakan

apus darah menggunakan

apusan darah dilakukan lebih dari

darah kapiler berasal dari

sekali dan mungkin juga apusan

mahasiswa bernama Hilda.

darah yang telah dilakukan terlalu

Pada

tebal.

Pada

praktikum

identifikasi
leukosit.

dari

ini

dilakukan

bentuk-bentuk

Seharusnya,

hasil

yang

diperoleh dapat terlihat macammacam


eosinofil,

leukosit

yaitu,

batang,

basofil,
segmen,

limfosit, dan monosit. Dan juga

ringan. Monosit, di sitoplasma khas karena

dapat melakukan

perhitungan

intinya besar, berlekuk dalam pada satu

jenis leukosit. Menurut literatur,

sisinya, seperti bentuk ginjal, kadang-

pada

basofil

kadang tidak beraturan, sitoplasmanya abu

warna agak merah muda

kemerahan mengandung granula halus

sitoplasma

memiliki

di

Mengandung

yang terisi enzim proteolisis Monosit

granula spesifik berwarna ungu (purple)

keluar dari pembuluh darah, lalu tersebar

gelap. Lebih sedikit mengandung granula

di seluruh jaringan menjadi makrofag.

sampai

tidak

berwarna.

dibandingkan dengan eosinofil. Granula


bersifat larut dalam air dan cendrung
hilang bila diwarna dan pada inti tidak
jelas tampak seperti bayangan. Eosinofil
pada sitoplasma dipenuhi oleh granula
besar, berwarna orange kemerahan dan
pada inti tidak lebih dari 2 lobus, bentuk
seperti

kacamata,

kromatin

kasar,

clumping. Batang, di sitoplasma Jumlah


sedang sampai banyak. Tidak ada granula
non

spesifik,

semuanya terisi oleh

granula spesifik (Granula lebih merah


muda dan lebih banyak.) dan di inti Bentuk
batang atau bentuk pita. Lebih tipis
daripada metamielosit. Kromatin kasar.
Segmen, di sitoplasma Dipenuhi
granula spesifik yang
muda

berwarna

oleh
merah

sampai ungu kemerahan (rose

Hitung

differensial

menentukan

jumlah

leukosit

relative

atau

presentase dari berbagai populasi leukosit


yang

ada

dalam

darah

yang

dapat

memberikan informasi mengenai berbagai


keadaan

penyakit.

Hitung

differensial

leukosit ini seringkali diabaikan bila


jumlah leukosit dalam darah adalah normal
dan tidak ada kelainan hematologik, baik
klinis

maupun

demikian,

laboratoris.

Namun

kelainan

seperti

banyak

keganasan,

inflamasi

dan

kelainan

imunologik dapat menyebabkan perubahan


presentase ini, walaupun jumlah leukosit
masih dalam batas normal.
Pemeriksaan
leukosit

atau

hitung
hitung

differensial
jenis

leukosit

violet). Jumlahnya banyak dan di inti

merupakan bagian dari tes darah lengkap

Normal

(complete

2-5

lobus,Kromatin

kasar,

clumping. Limfosit, di sitoplasma Banyak,


Warna biru pucat.

Dapat mengandung

sedikit atau tidak mengandung granula


azurofilik non spesifik, di inti Bentuk
bulat atau oval dan disertai

cekungan

blood

count,

CBC)

yang

bermanfaat untuk :

Menilai kemampuan tubuh untuk


merespon
infeksi

dan

menghilangkan

Mendeteksi keparahan reaksi alergi


dan obat ditambah repon terhadap

jenis parasite dan infeksi lainnya


Mengevaluasi reaksi terhadap

infeksi virus dan respon kemoterapi


Mengidentifikasi berbagai tahap
leukemia

Indikasi dilakukannya pemeriksaan hitung


jenis leukosit adalah

Penderita dengan dugaan infeksi

atau keganasan hematologic


Pemeriksaan dasar bagi penderita
yang menjalani pengobatan rumah
sakit (pemeriksaan rutin).
Nilai normal untuk jumlah dan
morfologi leukosit

V.

Kesimpulan
Daftar Pustaka

Irianto Kus. 2004. Struktur dan Fungsi


Tubuh Manusia untuk
Paramedis.Bandung: CV.Yrama
Widya.
Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Martoprawiro Mochmad dkk. 1986. Atlas
Histologi Manusia. Ed-5. Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
Wulangi,kartolo.S. 1993. Prinsip-prinsip
Fisiologi

Hewan.

Jurusan Biologi ITB

Bandung:

Você também pode gostar