Você está na página 1de 3

Peran Mahasiswa Indonesia Paling Ideal: Creator of

Change, Iron Stock, Social Control, & Moral Force


http://www.anakui.com/2010/02/23/peran-mahasiswa-indonesia-paling-ideal-creator-ofchange-iron-stock-social-control-moral-force/#.VhfUDCtpv3h
Dalam konteks era kekinian, peranan mahasiswa mengalami pergeseran nilai dan tujuan.
Mahasiswa kini tak lagi idealis seperti dulu, banyak peranan mahasiswa yang diboncengi
oleh banyak kepentingan yang ada. Selain itu, peranan mahasiswa yang seharusnya menjadi
pembawa aspirasi rakyat, kini mulai bergeser menjadi academic oriented saja dengan hanya
belajar sebagai kegiatan utama. Perlu ingat, mahasiswa hakikatnya lahir dari RAHIM
RAKYAT, dan sudah sepantasnyalah mahasiswa membela kepentingan rakyat.
Penulis sebagai mahasiswa dapat memetakan setidaknya ada empat peranan mahasiswa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul. Peranan ini diturunkan apa yang
seharusnya dan paling idealnya.
Creator of Change
Selama ini kita mendengar bahwa peranan mahasiswa hanya sebagai agen perubahan. Penulis
mengatakan itu tidaklah benar, mengapa? Karena dalam defininya kata agen hanya merujuk
bahwa mahasiswa hanyalah sebagai pembantu atau bahkan hanya menjadi objek perubahan,
bukan sebagai pencetus perubahan. Inilah alasan mengapa saat ini peranan mahasiswa banyak
yang diboncengi pencetus perubahan lain seperti partai politik, ormas, dan lainnya. Melihat
dari kata pencetus, mahasiswa seharusnya dapat bergerak independen, sesuai dengan
idealisme mereka.
Hal ini dapat lihat, ketika kondisi bangsa ini sekarang tidaklah ideal, banyak sekali
permasalahan bangsa yang ada, mulai dari korupsi, penggusuran, ketidakadilan, dan lain
sebagainya. Mahasiswa yang mempunyai idealisme sudah seharusnya berpikir dan bertindak
bagaimana mengembalikan kondisi negara menjadi ideal. Lalu, apa yang menjadi alasan
untuk berubah? Secara substansial, perubahan merupakan harga mutlak, setiap kebudayaan
dan kondisi pasti mengalami perubahan walaupun keadaanya tetap diam sudah menjadi
hukum alam. Sejarah telah membuktikan, bahwa perubahan besar terjadi di tangan generasi
muda mulai dari zaman nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu,
mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi agen perubahan saja, melainkan pencetus
perubahan itu sendiri yang tentunya ke arah yang lebih baik.
Iron Stock
Peranan mahasiswa yang tak kalah penting adalah iron stock atau mahasiswa dengan
ketangguhan idealismenya akan menjadi pengganti generasi-generasi sebelumny, tentu
dengan kemampuan dan akhlak mulia. Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset,
cadangan, dan harapan bangsa masa depan. Peran organisasi kampus tentu mempengaruhi
kualitas mahasiswa, kaderasasi yang baik dan penanaman nilai yang baik tentu akan

meningkatkan kualitas mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa depan. Pasti timbul
pertanyaan, bagaimana cara mempersiapkan mahasiswa agar menjadi calon pemimpin yang
siap pakai? Tentu jawabannya adalah dengan memperkaya pengetahuan yang ada terhadap
masyarakatnya. Selain itu, mempelajari berbagai kesalahan yang ada pada generasi
sebelumnya juga diperlukan sehingga menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan diri.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik bagi saya, mengapa bernama iron stock? Bukan
golden atau silver stock? Hal ini masuk akal, karena sifat besi itu sendiri yang berkarat dalam
jangka waktu lama, sehingga diperlukan pengganti besi-besi sebelumnya. Filosofi ini dapat
dibenarkan, karena manusia yang disimbolkan sebagai besi tentu akan mati dan kehilangan
tenaganya, maka dari itu dibutuhkan generasi manusia baru sebagai pengganti yang lebih
baik.
Social Control
Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam
masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki
peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus
menjadi social control? Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu sendiri lahir dari rahim
rakyat, dan sudah seyogyanya mahasiswa memiliki peran sosial, peran yang menjaga dan
memperbaiki apa yang salah dalam masyarakat.
Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya
sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang telah
diumbar-umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela
dalam kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene
sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya. Lalu
bagaimana cara agar mahasiswa dapat berperan sebagai kontrol sosial? Mahasiswa harus
menumbuhkan jiwa sosial yang peduli pada keadaan rakyat yang mengalami penderitaan,
ketidakadilan, dan ketertindasan. Kontrol sosial dapat dilakukan ketika pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan yang merugikan rakyat, maka dari itu mahasiswa bergerak
sebagai perwujudan kepedulian terhadap rakyat.
Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan saja, melainkan harus lebih
substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, sifat peduli
terhadap rakyat juga dapat ditunjukkan ketika mahasiswa dapat memberikan bantuan baik
secara moril dan materil bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Moral Force
Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama dalam peran mahasiswa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu mengapa harus moral force? Mahasiswa dalam
kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi
masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat
sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang
lebih tinggi.

Kini, peran mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan, banyak kegiatan mahasiswa
yang berorientasi pada kehidupan hedonisme. Amanat dan tanggung jawab yang telah
dipegang oleh mahasiswa sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja. Jika ini
terjadi, kegiatan mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti akan
menyebabkan generasi pengganti hilang. Maka dari itu, peran moral force sangat dibutuhkan
bagi mahasiswa Indonesia yang secara garis besar memiliki goal menjadikan negara dan
bangsa ini lebih baik.
Mahasiswa dengan segala keunikan dan kelebihannya masih sangat rentan, sebab posisi
mahasiswa yang dikenal sebagai kaum idealis harus berdiri tegap di antara idealisme mereka
dan realita kenyataan. Realita ini yang ada dalam masyarakat, di saat mahasiswa tengah
berjuang membela idealisme mereka, tenyata di sisi lain realita yang terjadi di masyarakat
semakin buruk. Saat mahasiswa berpihak pada realita, ternyata secara tak sadar telah
meninggalkan idealisme dan ilmu yang seharusnya di implementasikan. Inilah yang menjadi
paradoks mahasiswa saat ini.
Posisi mahasiswa di masyarakat juga masih dianggap sebagai kaum ekslusif, kaum yang
hanya bisa membuat kemacetan di kala aksi, tanpa sekalipun memberikan hasil yang konkret,
yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan kata lain, perjuangan dan peran mahasiswa
saat ini telah kehilangan esensinya sehingga masyarakat sudah tidak menganggap peran
mahasiswa sebagai suatu harapan. Inilah paradigma yang seharusnya diubah, jurang lebar
antara masyarakat dan mahasiswa harus dihapuskan. Penulis berpendapat, bahwa peran
mahasiswa saat ini seyogyanya memiliki kesinergisan masyarakat dimana mahasiswa
bernaung sebagai anak rakyat, semoga.
Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga, untuk negeri tercinta
semoga dapat memotivasi kalian, wahai para mahasiswa.

Você também pode gostar