Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hypoabuminem
ia
Tekanan onkotik
plasma
Kekurangan
volume
Vasokontriks
i
Hipertensi
Meningkatkan sekret
ADH dan Aldosteron
Hypovulemia
Aktif renin
angiotensin
Menurunnya perfusi
kapiler glomerular,
manifestasi klinis
meningkatnya BUN dan
Creatimin, Retensi cairan.
Odem
Kerusakan
integritas kulit
Anemia
Kelelahan
(Fatique)
Intoleran
aktifitas
Kesimbangan
cairan
Volume urin menjadi sangat berkurang, pekat dengan warna mulai dari kelabu berkabut
sampai merah cokelat.
o Proteinuria 2+
o Hematuria
Pemeriksaan darah
o Anemia tampak sebagai anemia normokromik normositer
o Hipoproteinemia
o Hyperlipidemia
Serum albumin
Fungsi ginjal
o Kenaikan kadar BUN dan kreatinin serum
Pemeriksaan serologi
o Uji serologic dapat dipakai untuk membuktikan adanya respon imun terhadap antigen
Streptokokus.
o Kenaikan titer antibody terhadap streptolisin-O (ASO) terlihat dalam 10-14 hari setelah
terjadinya infeksi Streptokokus.
USG
o Pada USG , ginjal terlihat besar dari ukuran normal.
o
Tahap Antisipatif
Mengantisipasi keadaan penyakit yang mempunyai risiko menimbulkan
komplikasi GGA, sehingga dapat melakukan penanggulangan sedini mungkin:
Tidak ada diuresis 48 jam pasca lahir pada neonates
Adanya gambaran obstruksi saluran kemih pada USG prenatal
Dehidrasi
Pemakaian obat nefrotoksik jangka panjang atau kemoterapi
Pasca bedah kardiovaskuler, dll.
FASE PEMELIHARAAN
Pada fase ini sudah terjadi GGA renal. Tujuan penanggulangan adalah untuk
menjaga homeostasis tubuh, sambil menunggu fungsi ginjal membaik kembali, bila
penyebabnya sudah diobati atau terjadi perbaikan spontan. Bila tidak berhasil atau timbul
salah satu indikasi dialisis maka terapi konservatif harus dilanjutkan dengan terapi
dialisis.
Terapi pada tahap ini dilakukan dengan perhitungan balans cairan, yaitu dengan
perhitungan: jumlah cairan yang diberikan = insensible water loss (IWL) + jumlah urin 1
hari sebelumnya + cairan lain yang keluar dengan muntah, feses, dll. Diperlukan pula
koreksi penambahan 12% pada setiap kenaikan suhu 1C. Balans cairan yang baik bila
hasil pemeriksaan berat badan tiap hari turun 0,1-0,2%.
Perhitungan pemberian kalori dan IWL dapat dilakukan berdasarkan caloric expenditure:
o Berat badan 1-10 kg : 100 kal/kgBB/hari
o 10-20 kg : 1000 kal + 50 kal/kgBB/hari di atas 10 kg BB
o > 20 kg : 1500 kal + 20 kal/kgBB/hari di atas 20 kg BB
IWL = 25 ml per 100 kal
Secara praktis untuk IWL dapat dipakai perkiraan perhitungan sbb:
o Neonatus
= 50 ml/kgBB/hari
o Bayi < 1 tahun
= 40 ml/kgBB/hari
o Anak < 5 tahun = 30 ml/kgBB/hari
o Anak > 5 tahun = 20 ml/kgBB/hari
Cairan dapat diberikan per oral atau per infus atau setengah-setengah. Pada pasien
overload cairan, pemberian jumlah cairan perlu dikurangi sesuai dengan beratnya
overhidrasi.
Jenis cairan yang dipakai:
Bila anuria total, hanya glukosa 10-20%
Pada oliguria, diberikan cairan glukosa-NaCl 3:1
Jumlah protein yang diberikan : 0,5-1 g/kgBB/hari
Hipokalsemia (tetani): kalsium glukonas 10% 0,5 ml/kgBB i.v pela-pelan, pantau
bradikardia.
Hiperfosfatemia diberi kalsium karbonat oral (pengikat fosfat) 50 mg/kgBB/hari.
Asidosis : diberikan natrium bikarbonat sesuai hasil analisis gas darah (ekses basa x
berat badan x 0,3 mEq atau koreksi buta 2-3 mEq/kgBB tiap 12 jam atau 0,6 x BB x
(12- serum bikarbonat).
Kejang: diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB rektal/i.v dengan dosis rumatan luminal 4-8
mg/kgBB/hari atau fenilhidantoin 8 mg/kgBB.
Hipertensi/overload cairan: furosemid 1-2 mg/kgBB i.v. Bila perlu dikombinasi
kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali diberi 2-3 kali sehari.
Hiponatremia: bila kadar Na darah<120 mEq/l atau timbul gejala serebral, dikoreksi
dengan NaCl hipertonik 3% (0,5 mg/ml) dalam 1-4 jam. Natrium darah dinaikkan
sampai 25 mEq/l (0,6 x BB x [25 Na darah]).
Sepsis: antibiotic spectrum luas, sebaiknya yang tidak nefrotoksis dengan modifikasi
dosis.
Edema paru: diberikan furosemid 1 mg/kgBB disertai torniket dan flebotomi dan
morfin 0,1 mg/kgBB.
Hiperurisemia: diberikan alupurinol dengan dosis:
o Umur < 8 tahun : 100-200 mg/kgBB
o Umur > 8 tahun : 200-300 mg/kgBB
Anemia: tranfusi bila kadar Hb <6 gr/dl atau Ht <20%, diberikan packed red cell 10
ml/kgBB dengan tetesan lambat 10 tetes/menit selama 4-6 jam untuk mencegah
overload cairan.
FASE PENYEMBUHAN/POLIURIA
Total %
79,5
3,5
3,5
0,5
2,6
2,6
8,0
Infeksi Pertama
88,6
2,0
3,4
0,1
2,9
0,6
2,4
Infeksi Ulangan
74,7
4,3
3,2
0,6
2,5
3,6
11,1
12. Sebutkan teknik pengambilan sampel urin untuk menunjang diagnosis ISK? Jelaskan!
Jawaban :
Pada anak-anak yang terlatih menggunakan toilet, biakan urin yang diperoleh dari aliran
urin pancar tengah (mid stream urine) diperoleh sesudah membersihkan meatus uretra
dengan larutan povidone iodium dan membersihkannya dengan air steril atau larutan
garam faali.
Pada wanita, labia harus dibuka secara manual untuk menghindarkan kontaminasi atau
kontak urin dengan kulit.
Pada laki-laki, yang tidak di khitan, preputium harus ditarik ke belakang, bila preputium
tidak dapat diretraksi.
Perawat yang terlatih harus membantu orang tua anak untuk memperoleh spesimen ini.
Untuk specimen pancaran tengah, hitung koloni seringkali digunakan untuk membedakan
specimen yang terinfeksi dan yang terkontaminasi.
Hasilnya: biakan yang menunjukkan lebih dari 105 koloni/mL organisme tunggal
spesifikasinya lebih dari 90% untuk infeksi saluran kemih.
Note: harus diketahui bahwa hitungan koloni yang lebih rendah pada penderita terinfeksi
mungkin disebabkan karena kekeringan yang berlebihan, pengosongan kadung kemih yang
terlalu dini, atau karena pengobatan dengan antibiotika, hitungan demikian tidak
mengesampingkan infeksi.
Pada bayi dan anak laki-laki maupun anak wanita muda yang dikhitan. Penerapan
penggunaan kantong pengumpul urin steril yang tertutup dan direkatkan sesudah
disinfeksi kulit genitalia merupakan hal yang bermanfaat, terutama bila hasil biakan
steril. Spesifitas biakan ini jauh lebih rendah dari pada biakan specimen yang berasal dari
aliran pancaran tengah.
Bila diperlukan kepastian yang lebih besar, terhadap kemungkinan infeksi, specimen dari
kateterisasi harus diambil. Persiapan kulit yang tepat dan teknik katerisasi yang baik
merupakan hal yang penting. Penggunaan pipa makan French polietilen No.5 pada bayi,
atau pipa French No.8 dengan pemberian pelican (lumbrikasi) yang tepat pada anak yang
lebih tua mengurangi peluang trauma uretra dan kontaminasi. Kateterisasi segera setelah
pengeluaran kemih secara spontan menghasilkan urin residu dalam kandung kemih dan
membantu menilai masalah yang berkaitan dengan pengosongan kandung kemih.
Note: menurut teori, flora normal dibagian distal uretra dapat merupakan sumber positifpalsu pada hasil biakan, tetapi dalam setiap prakteknya setiap penemuan koloni yang
tumbuh dari urin kandung kemih harus dipertimbangkan sebagai adanya petunjuk
infeksi.
Penggunaan pungsi suprapubik kandung kemih yang penuh dengan jarum suntik
berukuran 25 atau 22 menyajikan hasil yang terpercaya. Dengan anak telah terhidrasi
secara tepat ( bila kandung kemih dapat diperkusi atau dipalpasi), kulit didisinfeksi dan
pungsi dilakukan selebar jari di garis tengah di atas pubis. Digunakan sebuah alat suntik
untuk mengaspirasi setelah jarum ditusukkan : 1 atau 2 mL urin cukup untuk biakan.
Specimen urinuntuk biakan bakteri harus disimpan dalam lemari es sampai biakan di
pindahkan ke cawan untuk menghindarkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Note: negative palsu pada penemuan biakan urin dapat diakibatkan oleh pengobatan
antibiotic yang tidak diketahui, pengenceran dari kekeringan yang berlebihan, atau
kontaminasi specimen dengan larutan antiseptic.
Analsis urin seharusnya diambil dari specimen yang sama seperti pada biakan. Piuria
(leukosit di dalam urin) menimbulkan dugaan adanya infeksi, tetapi infeksi dapat terjadi
tanpa piuria. Karenanya, penemuan ini lebih konfirmatif dari pada diagnostic.
Sebaliknya, piuria dapat ada tanpa infeksi saluran kemih. Hematuria mikroskopk adalah
biasa terdapat pada sistitis akut. Silinder di dalam specimen urin menimbulkan kesan
keterlibatan ginjal. Infeksi proteus secara konsisten menghasilkan PH alkalis.
Dosis
Efek samping
ruam eritem
makulopapular,
urtikaria, ruam kulit,
serum sickness.
2. Reaksi kepekaan yang
serius dan fatal adalah
anafilaksis terutama
terjadi pada penderita
yang hipersensitif
terhadap penisilin.
3. Gangguan saluran
pencernaan seperti
mual, muntah, diare.
4. Reaksi-reaksi
hematologi (biasanya
bersifat reversibel).
Bactrim
Nitrofurantoin
Trimetropim
6-7 mg/kgBB
6-12 mg/kgBB
Dosis mg/kg/hari
6-7
120-150
6-12
30-60
Frekuensi/(umur bayi)
q6h 1-2 mg/kg as single bedtime
q6-8h 50 mg/kg as single bedtime
q6h 2 mg/kg as single bedtime
q6-8h 10 mg/kg as single bedtime