Você está na página 1de 4

Audiometri

Pada pemeriksaan audiometric penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tetapi dapat
pula dijumpai adanya tuli sensorineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem penghantaran suara di telinga tengah.
Paparela, Brady dan Hoel (1970) melaporkan pada penderita OMSK ditemukan tuli
sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala timpani melalui
membran foramen rotundum, sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara
temporer atau permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal koklea tetapi dapat
meluas ke bagian apeks koklea.
Evaluasi audiometric penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea.
Dengan menggunakan audiometric nada murni pada hantaran udara dan tulang, biasanya
kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat diperkirakan dan bisa ditentukan manfaat operasi
rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran.
Radiorafi
Pemeriksaan radiologi daerah mastoid pada penyakit telinga tengah kronis nilai diagnostiknya
terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometric. Pemeriksaan radiologi
biasanya mengungkapkam mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil denga pneumatisasi lebih
sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah
atik memberikan kesan kolesteatoma.
Proyeksi radiografi yang sekarang baisnya digunakan adalah :
Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas.
Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.
Pada keadaan mastoid yang sklerotik, gambaran radiologi ini sangat membantu ahli bedah untuk
menghindari dura atau sinus lateral.
Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah anterior telinga tengah, akan tampak gambaran
tulang-tilang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur.

Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang pyramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum, dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini
menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukkan adanya
pembesaran akibat kolesteatoma.
Proyeksi Chausse III, memberikan gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat
memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat
menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatoma, ada atau tidak tulang-tulang
pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis semisirkularis horizontal.
Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya dengan hasil sinar X saja. Pada
keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus lateralis terletak lebih anterior menunjukkan adanya
penyakit
MRI ( Magnetic resonance imaging)
Pencitraan resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic Resonance Imaging, MRI) ialah
gambaran potongan cara singkat badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang
kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan CT scan, MRI tidak memberikan
rasa sakit akibat radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut.
Magnetic

Resonance

Imaging

(MRI)

merupakan

suatu teknik yang

digunakan

untuk

menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah
kandungan air dalam struktur geologi.

Biasa

digunakan

untuk

menggambarkan

secara patologi atau perubahanfisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu
kepada hidrokarbon.
Cara Kerja MRI
Pertama,

putaran

nukleus

atom

molekul

otot diselarikan dengan

menggunakan medan

magnet yang berkekuatan tinggi.


Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan
magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.

Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal.
Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang
mengelilingi pasien.
Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar
otot.
Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI digunakan
untuk membedakan otot patologi seperti tumur otak dibandingkan otot normal.
Teknik ini bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang menggunakan magnet
dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga radio frekuensi, yang dengan
kehadiran

medan

megnet,

membuatkan

nuklei

dalam

keadaan

bertenaga

tinggi.

Ketika molekul kembali menurun kepada normal, tenaga akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui
proses yang dikenal sebagai relaksasi. Molekul bebas menurun pada ambang normal, tenang
lebih pantas. Perbedaan antara kadar tenang merupakan asas gambar MRIsebagai contoh,
molekul air dalam darah bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda
berbanding molekul air dalam otot lain.

Tympanometri
Tympanometry (timpanometri) bukan tes pendengaran tetapi prosedur yang dapat menunjukan
seberapa baik gerakan gendang telinga saat suara yang lembut dan tekanan udara diberikan di
liang telinga. Sangat menolong dalam menilai masalah di telinga tengah seperti cairan di telinga
tengah.
Timpanogram adalah gambaran grafik dari timpanometri. Garis datar pada timpanogram
mengindikasikan gendang telinga tidak mudah bergerak, sementara gambaran paku menunjukan
bahwa gendang telinga berfungsi normal. Pemeriksaan visual keadaan gendang telinga harus
dilakukan bersamaan dengan timpanometri.
Menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai tengah telinga (tulang sanggurdi).
Caranya mirip OAE tapi responnya dari defleksi (perubahan gerak) gendang telinga. Tesnya

tidak menyakitkan, objektif dan tidak perlu respon aktif dari pasien. Biasanay digunakan untuk
mengeliminasi kemungkina gangguan telnga tengah jika hasil OAE menunjukan respon negatif.

Você também pode gostar