Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARSITEKTUR TROPIS
Oleh :
Putro Arif Wicaksono
PA.13.1.0202
Dito Ilman S
PA.13.1.0203
Risa Adesta P
PA.13.1.0216
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat serta hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Paper yang berjudul Arsitektur Tropis
sebagai syarat untuk lulus pada mata kuliah Fisika Bangunan pada smester 2 ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan Paper ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan, bimbingan, petunjuk dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait, Untuk itu pada
kesempatan ini Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang
telah banyak membantu kami dalam segala hal, termasuk membantu dalam penyelesaian
paper ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam paper ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dengan harapan agar
paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ARSITEKTUR TROPIS
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................. 7
ARSITEKTUR TROPIS ........................................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................ 9
PENGERTIAN KANTOR ........................................................................................................................ 9
BAB IV...............................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...................................................................................................................................11
Kenyamanan Thermal ...................................................................................................................11
1. Analisa Sirkulasi Udara ..............................................................................................................13
2. Analisa Matahari .......................................................................................................................15
3.Analisa Pencahayaan ..................................................................................................................17
Kesimpulan .......................................................................................................................................20
ARSITEKTUR TROPIS
BAB I
PENDAHULUAN
Tropis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu tropikos yang berarti garis
balik yang meliputi sekitr 40% dari luas seluruh permukaan bumi. Garisgaris balik ini adalah
garis lintang 2327 Utara dan Selatan. Daerah tropis didefinisikan sebagai daerah yang
terletak diantara garis isotherm 20 di sebelah bumi Utara dan Selatan (Lippsmeier, 1994).
Dengan kata lain, arsitektur tropis merupakan arsitektur yang berada di daerah tropis dan
telah beradaptasi dengan iklim tropis. Indonesia sebagai daerah beriklim tropis memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap bentuk bangunan rumah tinggal, dalam hal ini
khususnya rumah tradisional. Kondisi iklim seperti temperature udara, radiasi matahari,
angina, kelembaban, serta curah hujan, mempengaruhi disain dari rumah-rumah tradisional.
Masyarakat pada jaman dahulu dalam membangun rumahnya berusaha untuk
menyesuaikan kondisi iklim yang ada guna mendapatkan disain rumah yang nyaman dan
aman.
Disamping itu, arsitektur rumah tradisional sebagai ungkapan bentuk rumah tinggal
karya manusia adalah merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, suku
atau bangsa yang unsur-unsur dasarnya tetap bertahan untuk kurun waktu yang lama dan
tetap sesuai denga perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suatu masyarakat, suku,
atau bagsa yang bersangkutan. Oleh karena itu, arsitektur tradisional, pada khususnya
arsitektur rumah tradisional, akan merupakan salah satu identitas sebagai pendukung
kebudayaan masyarakat, suku, atau bangsa tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai seberapa besar pengaruh iklim tropis terhadap rumah-rumah tradisional di
Indonesia, maka di dalam buku ini akan dibahas beberapa contoh arsitektur rumah
tradisional dalam kaitannya dengan iklim tropis di Indonesia.
Arsitektur dan lingkungan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Arsitektur tropis
adalah jawaban atas kondisi lingkungan di daerah tropis, merupakan karya arsitektur yang
ARSITEKTUR TROPIS
mencoba memecahkan problematik iklim tropis. Konsep dasar arsitektur tropis, pada
dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis.
Pada zaman yunani kuno kata tropikos berarti garis balik kini pengertian ini berlaku
untuk daerah antara kedua garis balik ini yang meliputi 40% dari luas seluruh permukaan
bumi.
Garis-garis ini adalah garis lintang 23027 utara dan selatan garis lintang utara 23027
adalah garis balik cancer disini matahari pada tanggal 22 juni mencapai posisi tegak
lurus garis lintang selatan 23027adalah garis balik capricom,pembagian bumi
dengan garis-garis tegak ini tidak mempertimbangkan batas-batas daerah iklim yang
sebenarnya.karena itu sekarang Tropis didefinisikan sebagai daerah yang terletak di
antara garis isotem 200C di sebelah bumi utara dan selatan.
Pembagian daerah iklim dan ciri-cirinya akan di bahas dalam bab ini.kondisi iklim dan
ARSITEKTUR TROPIS
BAB II
ARSITEKTUR TROPIS
Sebagaimana diketahui, secara umum iklim tropis ditandai dengan kondisi dua
musim, kemarau dan hujan, yang kerap kali mencapai keadaan cukup ekstrim. Design
arsitektur tropis harus mampu menanggapi kedua kondisi tersebut dengan baik.
Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk bangunan secara umum,
seperti :
Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di
tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan sinar matahari langsung
yang masuk ke dalam bangunan.
Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim
tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh
terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada
tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara
dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi
bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren
yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai
ARSITEKTUR TROPIS
representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang
diekspos lainnya.
Beberapa konsep yang digunakan dalam perancangan berdasarkan iklim:
1. pemecah angin
6. kulit bangunan
7. pelindung matahari
8. ventilasi alami
Arsitektur tropis merupakan arsitektur yang berada di daerah tropis dan telah
beradaptasi dengan iklim tropis. Indonesia sebagai daerah beriklim tropis memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap bentuk bangunan rumah tinggal, dalam hal ini
khususnya rumah tradisional. Kondisi iklim seperti temperatur udara, radiasi matahari,
angin, kelembaban, serta curah hujan, mempengaruhi desain dari rumah-rumah tradisional.
Masyarakat pada zaman dahulu dalam membangun rumahnya berusaha untuk
menyesuaikan kondisi iklim yang ada guna mendapatkan desain rumah yang nyaman dan
aman.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis,
dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh
terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada
tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara
dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi
bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren
yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai
representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang
diekspos lainnya.
ARSITEKTUR TROPIS
BAB III
PENGERTIAN KANTOR
Secara etimologis kantor berasal dari Belanda: kantoor, yang maknanya: ruang
tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan, jawatan instansi dan sebagainya. Dalam
bahasa Inggris office memiliki makna yaitu: tempat memberikan pelayanan (service),
posisi, atau ruang tempat kerja.
Pengertian kantor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kantor dalam arti dinamis dan
kantor dalam arti statis.
Kantor
dalam
arti
dinamis
merupakan
proses
penyelenggaraan
kegiatan
kegiatan
pengumpulan,
pencatatan,
pengolahan,
penyimpanan
ARSITEKTUR TROPIS
ARSITEKTUR TROPIS
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Rumah kantor yang akan kita bahas berikut ini adalah bangunan rumah yang berada
di perumahan semarang indah, dulunya bangunan ini berupa rumah biasa, setelah
pemiliknya memiliki usaha yang berkembang cukup pesat akhirnya pemilik rumah
memutuskan untuk membangun satu rumah yang jauh lebih besar lagi di lokasi lain, dan
merombak rumah lamanya menjadi kantor kontraktor.
Dari perubahan fungsi yang semula kantor menjadi rumah itu adalah perubahan
mendasar dalam segi desain, karena tentunya konsep rumah dan kantor itu jauh berbeda,
dengan kebutuhan ruang yang jelas berbeda, maka dari itu pemilik merenovasi
bangunannya.
Dari hasil renovasi itu yang akan di ulas pada paper ini, kita mengulasnya berdasar
konsep arsitektur tropis.
Bangunan di ciptakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, dan juga di desain
senyaman mungkin agar lingkungan binaan ini bisa menunjang setiap kegiatan yang di
lakukan didalam bangunan ini.
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan
bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor- faktor spesifik yang
hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi,
bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk
akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.
Kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab
adalah, yaitu :
Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
ARSITEKTUR TROPIS
11
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang
mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan
tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap.
Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih
kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena
akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan
beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga
akan memperbesar tahan panas.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
2. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan
memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna
gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur
permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini
menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan
menyebabkan aliran panas yang besar.
ARSITEKTUR TROPIS
12
13
aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal.
Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka.
Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat
diatur.
Pantry
Ruang kerja
Garasi
Parkir
motor
Denah Kantor
ARSITEKTUR TROPIS
14
15
Tapi karena pada bangunan ini hanya terdapat sedikit ruang yang menerima cahaya
langsung dari sinar matahari, maka sun shading sangat tidak di anjurkan, karena intensitas
cahaya di dalam ruangan sangatlah kurang jika bangunan ini di gunakan sebagai kantor,
karena kantor membutuhkan cahaya yang cukup untuk menunjang kegiatan di dalamnya,
demi menjaga kesehatan mata dari para karyawan karyawan yang ada didalamnya.
R.pimpinan
Toilet
R.kerja
ARSITEKTUR TROPIS
Pantry
R.briefing
16
3.Analisa Pencahayaan
Dalam konsep pencahayaan gren building diperlukan pencahayaan yang baik,
terutama pada siang hari yang notabennya banyak cahaya matahari, maka pencahayaan
yang baik adalah cahaya alami yang tidak mengguanakan listrik, sehingga penghematan
listrik bisa dilakukan.
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
1. Cahaya matahari langsung.
2. Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk
penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari
langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan
pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu
dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Matahari
Tenggelam
Matahari
Terbit
ARSITEKTUR TROPIS
17
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi
cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat
dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada
tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan
adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada model
bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan siang
hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai, dengan
catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1
meter, faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam ruang sekitar 50% 60% tidak
ada penghalang dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca bening.
Dari analisa bangunan kantor yang sedang kita ulas ini pencahayaan pada siang hari
sangat kurang, sehingga pencahayaan bantuan dari lampu pun di butuhkan untuk
menunjang kegiatan didalam kantor tersebut.
ARSITEKTUR TROPIS
18
Lampu inbow
ARSITEKTUR TROPIS
Lampu gantung
19
Kesimpulan
Dari beberapa analisa di atas bangunan rumah yang difungsikan sebagai kantor di kawasan
perumahan Semarang Indah tersebut belum sepenuhnya memenuhi syarat sebagai green building
yang bisa memanfaatkan alam untuk menunjang kegiatan didalam bangunan, tapi bangunan
tersebut juga cukup dapat menunjang kegiatan didalamnya denagn beberapa kekurangannya dan
penanggulangannya bangunan tersebut sudah memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah kantor yang
cukup nyaman.
ARSITEKTUR TROPIS
20