Você está na página 1de 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN III
ALKOHOL DAN FENOL

OLEH
NAMA

: SAMUEL MANGRURA

STAMBUK

: F1C1 15 068

KELOMPOK

: IX (SEMBILAN)

ASISTEN

: ALMAUN

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Istilah alkohol dalam kehidupan sehari-hari sering dikaitkan dengan
minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol
adalah etanol atau etil. Fenol juga termasuk golongan alkohol dan biasa disebut
alkohol aromatik sedangkan alkohol yang dimaksud oleh kebanyakan orang
adalah alkohol alifatik.
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama
dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul dan kemudian
mempengaruhi sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan. Salah satu gugus
fungsi yaitu hidroksil dengan jenis senyawanya adalah alkohol.
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai
struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin
aromatik. Alkohol sendiri dapat diklasifikasikan menurut letak gugus hidroksil
yang berikatan pada atom C yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan percobaan tentang alkohol dan
fenol.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut
1. Bagaimana mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan
fenol?
2. Bagaimana membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier?

C. Tujuan
Tujuan dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut
1. Untuk mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol
2. Untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut
1. Dapat mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol.
2. Dapat membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih


gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat penting dalam
kimia organik karena dapat diubah dari satu tipe kebanyak tipe senyawa lainnya.
Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan dua macam senyawa. Reaksi bisa
menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga
menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H (Anwar dkk., 2015).
Alkohol adalah turunan hidroksil dari alkana RH, maupun sebagai
turunan alkil dari air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan
senyawa yang banyak penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organik,
disamping itu pembuat senyawa-senyawa organik yang lain. Berdasarkan cara
pembuatan maupun reaksi-reaksinya, alcohol merupakan senyawa hidroksida
turunan dari alkana atau air (Basari, 1998).
Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus
hidroksil yang terikat langsung dengan cincin aromatik. Fenol (C6H5OH) atau
asam karbolat merupakan struktur yang mendasari semua golongan dari senyawa
tersebut dimana cincin aromatik yang dimaksud adalah benzena. Senyawa fenolik
merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman yang terlibat dalam
berbagai fungsi fisiologis khusus seperti untuk pertumbuhan, perkembangan dan
pertahanan mekanisme normal dari tanaman (Prasiddha dkk., 2016).
Hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH)
atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol
tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil

per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R
ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1 (Keenan,1986).
Alkil alkohol (alkanol) merupakan senyawa hidrokarbon yang termasuk
dalam senyawa turunan alkana. Alkil alkohol mengandung gugus fungsi OH.
Rumus umum untuk alkil alkohol adalah CnH2n+1OH. Tata nama alkil alkohol
dibedakan menjadi dua, yaitu tata nama secara IUPAC dan tata nama secara
Trivial. Aturan tata nama alikil alkohol secara IUPAC, yaitu mengganti akhiran a
dengan akhiran ol sedangkan aturan tata nama Trivial dalam alkil alkohol, yaitu
menyebutkan alkil yang terikat pada gugus OH dan diikuti dengan kata alkohol
(Lahallo dkk., 2016).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum dengan percobaan alkohol dan fenol dilaksanakan pada hari
Senin, 31 Oktober 2016 pukul 07.3009.55 WITA dan bertempat di Laboratorium
Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan alkohol dan fenol adalah tabung
reaksi dan pipet tetes.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan sifat-sifat kimia hidrokarbon
adalah 1 mL akuades, 1 mL n-heksana, 1 mL ZnCl2, etanol, iso amil, dan butanol.

C. Prosedur Kerja
1. kelarutan dalam air dan n-heksana
1 mL air

1 mL n-heksana

dimasukkan maing-masing di
dalam tabung reaksi 1 dan 2
- ditambahkan masing-masing 1
tetes etanol
- diamati kelarutannya
-dicatat

Hasil pengamatan
2. alkohol primer, sekunder dan tersier
1 mL ZnCl2

1 mL ZnCl2

dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi 1
-ditambahkan tetes
alkohol primer
(etanol)

dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi 2
-ditambahkan tetes
alkohol sekunder
(isoamil alkohol)

1 mL ZnCl2

dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi 3
-ditambahkan tetes
alkohol tersier
(butanol)

-diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi

Hasil pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan
a. kelarutan dalam air dan n-heksana
Alkohol

Kelarutan dalam air

Kelarutan dalam n-heksana


Tidak larut dan membentuk dua

Etanol

larut
fasa

b. alkohol primer, sekunder dan tersier dengan pereaksi Lucas


Jenis alkohol
Primer (etanol)
Sekunder (isoamil alkohol)
Tersier (butanol)

Reagen Lucas
ZnCl2
ZnCl2
ZnCl2

Keterangan
Lebih lambat bereaksi
Lambat bereaksi
Cepat bereaksi

2. Reaksi-reaksi yang terjadi


a. Kelarutan dalam air dan n-heksana
- CH3CH2OH + H2O

CH3CH2O- + H3O+

- CH3CH2OH + C6H14

tidak larut

b. Alkohol primer, sekunder dan tersier dengan pereaksi Lucas


- Alkohol primer
CH3CH2OH + HCl
-

ZnCl2

CH3CH2Cl + H2O

Alkohol sekunder
CH3C3H6CH2OH + HCl ZnCl2 CH3C3H6CH2Cl + H2O
Alkohol tersier
CH3
CH3
CH3 C
OH + HCl
ZnCl2
CH3 C Cl + H2O

CH3

CH3

B. Pembahasan
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Terutama dalam bentuk ester dapat ditemukan di
alam yang merupakan senyawa yang banyak penggunaannya, terutama sebagai
pelarut senyawa organik. Alkohol mempunyai rumus umum yaitu R-OH, dimana
R adalah gugus alkil atau alkil tersubsitusi. Gugus ini dapat merupakan rantai
terbuka, rantai tertutup (siklik) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau
mengikat gugus aromatik.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah menentukan kelarutan etanol
dalam air dan n-heksana. Pada saat etanol dilarutkan dalam air terjadi campuran
homogen atau larutan etanol larut dalam air. Hal itu dikarenakan air dan etanol
mengandung gugus OH sehingga keduanya dapat membentuk ikatan hidrogen
sehingga etanol dapat larut dalam air. Selain itu, karena sifat kepolaran etanol dan
air sama yaitu bersifat polar. Sedangkan pada saat etanol dilarutkan dalam nheksana terjadi ketidaklarutan antara kedua larutan tersebut sehingga membentuk
dua fasa. Hal ini disebabkan larutan n-heksana bersifat non polar sedangkan
etanol bersifat polar, sehingga larutan etanol tidak dapat larut karena perbedaan
sifat kepolarannya. Hal ini sesuai dengan prinsip kelarutan Like Dissolves Like,
maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang polar, begitupun
untuk senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar.
Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lucas untuk
membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Dimana larutan yang

digunakan adalah etanol, isoamil alkohol dan butanol sedangkan yang menjadi
pereaksi Lucas adalah ZnCl2. Fungsi penambahan pereaksi Lucas (ZnCl2) untuk
membedakan senyawa yang termasuk alkohol primer, sekunder dan tersier melalui
proses reaksi baik cepat, lambat, maupun sangat lambat. Pada saat larutan etanol,
isoamil alkohol dan butanol ditambahkan dengan pereaksi Lucas secara bersamasama menghasilkan kecepatan reaksi antara etanol dengan ZnCl2 sangat lambat,
kecepatan reaksi antara isoamil dengan ZnCl2 lambat dan kecepatan reaksi
butanol dengan ZnCl2 cepat. Dalam rekasinya, alkohol primer dan sekunder
membutuhkan ZnCl2 agar bisa bereaksi dengan HCl. ZnCl2 adalah suatu asam
lewis yang sangat kuat dengan orbital-orbital kosong yang dapat menerima
pasangan-pasangan elektron dari oksigen. Pembentukan suatu kompleks antara
ZnCl2 dengan oksigen alkohol melemahkan ikatan CO dan dengan demikian
menaikan kemampuan gugus oksigen untuk lepas.
Berdasarkan teori yakni larutan alkohol tersier apabila dilarutkan dengan
pereaksi Lucas akan menghasilkan reaksi yang cepat dan larutan alkohol sekunder
apabila dilarutkan dengan pereaksi Lucas akan menghasilkan reaksi yang lambat
sedangkan untuk reaksi antara alkohol primer dengan pereaksi Lucas akan
menghasilkan reaksi yang lebih lambat dari alkohol sekunder. Dari teori tersebut,
maka larutan etanol termasuk larutan primer, isoamil termasuk larutan sekunder
dan butanol termasuk larutan alkohol tersier.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1. Alkohol memiliki sifat fisik dari kelarutannya yaitu sebagian gugus alkohol
dapat larut di dalam air, tetapi hanya jenis alkohol yang memiki struktu
molekul yang sederahana.

2. Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat diuji menggunakan pereaksi Lucas
yang dilihat dari segi kecepatan reaksinya. Hasilnya bahwa alkohol tersier akan
bereaksi dengan cepat dengan pereaksi Lucas.
B. Saran
Diharapkan agar pihak laboratorium menyediakan alat dan bahan yang
lengkap yang digunakan pada saat praktikum sehingga dapat berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S., Ishak I., dan Erni M., 2015, Pemanfaatan Buah Nangka Bubur
(Artocarpus Heterophyllus) untuk Pembuatan Alkohol dengan Cara
Fermentasi, Jurnal Penelitian, 2 (1).
Basari, I., 1994, Kimia Organik untuk Universitas, Armico, Bandung.
Keenan, W. C., 1986, Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi VI, Erlangga, Jakarta.
Lahallo, C. A. S., A. A. Kt. A., Cahyawan W., dan Gusti M. A. S., 2016, Media
Pembelajaran Molymod Senyawa Hidrokarbon Teknologi Augmented
Reality Berbasis Android, Jurnal Merpati, 4 (1).
Prasiddha, I. J., Rosalina A. L., Teti E., Jaya M. M., 2016, Potensi Senyawa
Bioaktif Rambut Jagung (Zea Mays L.) untuk Tabir Surya Alami : Kajian
Pustaka, Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4 (1).

Você também pode gostar