Você está na página 1de 38

BLUEPRINT PENGEMBANGAN

KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN TRANSPORTASI
(KNKT)

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI


DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
2006

Blueprint KNKT
Daftar Isi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup Blueprint
1.4 Sistematika
BAB II KONDISI KNKT SAAT INI
2.1 Legalitas
2.1.1 Landasan Struktural
2.1.2 Landasan Operasional
2.1.3 Landasan Internasional
2.1.4 Bagan Legalitas
2.2 Kewenangan
2.3 Independensi
2.4 Organisasi
2.5 Kelembagaan (Uraian Struktur Organisasi)
2.6 Sumber Daya Manusia
2.7 Sumber Dana
2.8 Fasilitas
2.9 Proses Investigasi dan Koordinasi
BAB III LEMBAGA INVESTIGASI DI BEBERAPA NEGARA
3.1 National Transportation Safety Board (NTSB)-Amerika Serikat
3.2 Australian Transportation Safety Bureau (ATSB)-Australia
3.3 Aviation And Railway Investigation Board (ARAIB)-Korea
3.4 Aviation Safety Council (ASC)-Taiwan
3.5 Transportation Safety Board (TSB)-Canada
3.6 Aircraft and Railway Accidents Investigation Commission
(ARAIC)-Jepang
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN
4.1 Legalitas
4.2 Kewenangan
4.3 Indepedensi
4.4 Organisasi dan Kelembagaan
4.5 Sumber Daya Manusia
4.6 Pendanaan

i
1
1
2
2
4
5
5
5
5
6
6
7
8
8
9
10
11
11
11
14
14
15
17
19
20
21
23
23
24
25
25
29
31

Hal. i

Blueprint KNKT
Daftar Isi

4.7
BAB
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6

Fasilitas
V PENUTUP
Legalitas
Kewenangan
Organisasi dan Kelembagaan
Sumber Daya Manusia
Pendanaan
Fasilitas

31
33
33
33
34
34
35
35

Hal. ii

Blueprint KNKT
Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap
transportasi, tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan, keamanan dan
keselamatan transportasi juga semakin dirasakan.
Indikator dari penyelenggaraan transportasi yang berbasis keselamatan
adalah apabila angka kecelakaan dapat ditekan serendah mungkin.
Beberapa peristiwa kecelakaan transportasi seperti yang terjadi beberapa
waktu yang lalu dapat dijadikan contoh bahwa kendati telah memenuhi
standar dan prosedur keselamatan yang berlaku, namun kesalahan sekecil
apapun dapat menimbulkan ancaman bagi keselamatan transportasi. Tentu
saja bahwa kecelakaan dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
harta benda yang seringkali tidak sedikit jumlahnya.
Upaya keselamatan sistem transportasi merupakan tanggung jawab semua
unsur: baik itu penyelenggara penyediaan jasa transportasi, yakni
pemerintah sebagai regulator dan operator transportasi, maupun
masyarakat luas sebagai pemanfaat jasa transportasi
Upaya pemerintah sebagai otorita dan regulator antara lain adalah
penyelenggaraan upaya keselamatan transportasi nasional, terwujud dalam
pembentukan lembaga Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Dengan berdasar pada konsep pembentukan KNKT sebagai satu-satunya
lembaga penyelenggara investigasi dan penelitian kecelakaan transportasi
di Indonesia dengan tujuan peningkatan keselamatan transportasi, maka
pelaksanaan tugas dan fungsi KNKT dapat berlangsung secara maksimal
apabila terpisah dan independen terhadap lembaga-lembaga pemerintahan
setingkat atau departemen lain di Indonesia. Meskipun demikian perlu
ditekankan kembali bahwa KNKT tidak memiliki kekuasaan untuk membuat
regulasi/peraturan-peraturan, mengadakan pemasukan keuangan sendiri
ataupun melaksanakan secara langsung pengoperasian moda transportasi.
Upaya pembentukan KNKT ini dan dalam perjalanan pelaksanaan tugas
dan fungsinya ternyata tidak secara langsung berakibat pada pengurangan
angka kecelakaan di Indonesia. Karenanya KNKT harus melakukan suatu
kajian blueprint pengembangan KNKT dipandang dari semua aspek yang
berkaitan dengan permasalahan pelaksanaan tugas, pembandingan
dengan lembaga pelaksana investigasi sejenis di luar negeri dan pada
akhirnya analisis kelembagaan KNKT yang diharapkan di masa datang.

Hal. 1

Blueprint KNKT
Bab I Pendahuluan

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud membuat suatu blueprint adalah agar terbentuk KNKT yang
optimal, berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan pembuatan blueprint adalah agar ada suatu
pengembangan KNKT dalam melaksanakan visi dan misi-nya.

pedoman

Penentuan maksud dan tujuan pembuatan blueprint didasarkan pada visi


dan misi KNKT yaitu:
Visi
Meningkatnya keselamatan transportasi
kecelakaan oleh penyebab serupa.

dengan

berkurangnya

Misi
a. Melaksanakan kegiatan investigasi dan penelitian yang meliputi
analisis dan evaluasi sebab-sebab terjadinya kecelakaan
transportasi,
b. Melaksanakan penyusunan rekomendasi sebagai bahan masukan
bagi perumusan kebijakan keselamatan transportasi dan upaya
pencegahan kecelakaan transportasi,
c. Melaksanakan penelitian penyebab kecelakaan transportasi dengan
bekerja sama dengan organisasi profesi yang berkaitan dengan
penelitian penyebab kecelakaan transportasi dalam rangka
mewujudkan visi KNKT.
1.3. RUANG LINGKUP BLUEPRINT
Blueprint pengembangan KNKT disusun dengan mengacu pada aspekaspek yang mempengaruhi rencana pengembangan itu sendiri yakni
meliputi:

Legalitas (Dasar Hukum)


Sebagai satu-satunya lembaga yang melakukan penelitian dan
investigasi penyebab
kecelakaan transportasi di Indonesia,
mengharuskan KNKT memiliki aspek legal sebagai kekuatan hukum
KNKT. Aspek legal ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas
KNKT di tingkat nasional dan internasional. Aspek legal ini pula
didasarkan pada adanya tuntutan agar KNKT dapat mempertahankan
independensinya dalam menentukan suatu penyebab kecelakaan
transportasi. Tuntutan ini mengandung arti bahwa dalam menentukan
kesimpulan kemungkinan penyebab kecelakaan transportasi, KNKT
dalam penyusunan rekomendasi keselamatannya diharapkan tidak
dipengaruhi oleh kebijakan ataupun kekuasaan tertentu baik dari

Hal. 2

Blueprint KNKT
Bab I Pendahuluan

pemerintah sebagai regulator, operator maupun pihak-pihak lain yang


terlibat dalam kecelakaan.
Pada akhirnya perlu dikaji aspek legal sebagai penentu status
kelembagaan KNKT sehingga dapat melaksanakan investigasi
kecelakaan secara independen.

Organisasi dan struktur kelembagaan KNKT


Penentuan
status
KNKT
beserta
organisasi
dan
struktur
kelembagaannya akan memberikan perspektif dan gambaran secara
jelas pembagian pelaksanaan tugas, kewenangan dan tanggung jawab
KNKT yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KNKT. Dengan
status kelembagaan yang jelas, akan memberikan pula kepastian
hubungan kerja dan koordinasi antar instansi.
Diperlukan pengkajian apakah KNKT dapat berfungsi secara lebih
maksimal apabila terpisah dari lembaga-lembaga pemerintahan
setingkat atau departemen lain di Indonesia ataupun masih bertanggung
jawab terhadap menteri di departemen tertentu.
Pengkajian ini juga dilakukan dengan cara studi literatur kelembagaan
lembaga-lembaga keselamatan transportasi di luar negeri seperti NTSB
(National Transportation Safety Board, Amerika Serikat), ATSB
(Australian Transport Safety Bureau, Australia), TSB (Transportation
Safety Board, Canada), DTSB (Dutch Transportation Safety Board,
Belanda), yang menangani bidang transportasi udara, maritim dan darat.
Serta lembaga-lembaga di beberapa negara lain, misalnya ASC
(Aviation Safety Council, Taiwan) dan ARAIC (Aircraft and Railway
Accidents Investigation Commission, Jepang), yang bertugas dalam
penanganan kecelakaan transportasi masih dilakukan lembaga-lembaga
yang masing-masing khusus menangani bidang-bidang udara dan/atau
maritim dan/atau darat. Bahkan di lingkup Asia Tenggara, hanya
Indonesia saja yang memiliki lembaga pelaksana investigasi kecelakaan
independen yang mencakup seluruh moda transportasi.

Koordinasi dan Operasional


Koordinasi antar kelembagaan baik itu dari dalam maupun luar negeri
dengan KNKT perlu pengkajian lebih mendalam agar pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KNKT dapat berjalan dengan lebih terarah, efisien dan
implementatif.

Sumber Daya Manusia (SDM)


Profesionalisme kerja KNKT dihasilkan dari kerja anggota-anggota
KNKT sendiri dan ditunjang oleh peralatan investigasi dan laboratorium.
Selama ini untuk pelaksanaan penelitian, KNKT menerima bantuan
teknis, fasilitas dan SDM dari lembaga pelaksana investigasi sejenis di
dalam dan luar negeri serta lembaga pendidikan di dalam negeri.

Hal. 3

Blueprint KNKT
Bab I Pendahuluan

Untuk peningkatan profesionalisme kerja KNKT diperlukan pembentukan


dan pembinaan kemampuan operasional KNKT, salah satunya dengan
cara
mengikutsertakan anggota KNKT pada pelatihan-pelatihan
investigasi secara berkelanjutan dan berulang sebagai sarana updating
teknologi dan teknik-teknik investigasi serta memperlengkapi dengan
peralatan pendukung investigasi dan laboratorium.

Sumber Dana
Sejak berdirinya KNKT sampai sekarang, status kelembagaannya
dibawah Departemen Perhubungan, demikian pula anggaran KNKT
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Departemen Perhubungan.
Diperlukan kajian dan rumusan sistem anggaran operasional dan
pembangunan KNKT agar pelaksanaan investigasi dapat dilakukan
secara maksimal dan menyeluruh.

1.4. SISTEMATIKA
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II KONDISI KNKT SAAT INI


BAB III LEMBAGA INVESTIGASI DI BEBERAPA NEGARA
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN
BAB V PENUTUP

Hal. 4

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

BAB II
KONDISI KNKT SAAT INI
2.1 LEGALITAS
2.1.1Landasan Struktural
Organisasi KNKT dibentuk berdasarkan peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 1999 tentang Komite Nasional
Keselamatan Transportasi
b. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 7 Th 2003 tentang Organisasi dan
Tata Kerja KNKT
c. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 46 Th 2004 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat KNKT
2.1.2Landasan Operasional
Transportasi Darat
a. Jalan
1) UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
2) PP No 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
3) PP No 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi
4) Keputusan Menteri Perhubungan No KM 71 Tahun 1993 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
5) Keputusan
Dirjen
Perhubungan
Darat
No.
SK.
266/AJ.404/DRJD/2002 Tentang Tata Cara Penelitian dan Pelaporan
Kecelakaan Lalu Lintas
b. Kereta Api
1) UU No. 13 Th 1992 tentang Perkeretaapian
2) PP No 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta Api
3) PP No 81 Tahun 1998 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
4) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 82 Th 2000 tentang
Penelitian Penyebab Kecelakaan Kereta Api
5) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 52 Th 2000 tentang Jalur
Kereta Api
6) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 53 Th 2000 tentang
Perpotongan dan/atau Persinggungan antara Jalur Kereta Api
dengan Bangunan Lain
7) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 81 Th 2000 tentang Sarana
Kereta Api
8) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 8 Th 2001 tentang
Angkutan Kereta Api
9) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 22 Th 2003 tentang
Operasi Kereta Api
Hal. 5

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

10)Reglemen-reglemen yang terkait dengan keselamatan


Transportasi Udara
a. UU No. 15 Th 1992 tentang Penerbangan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Th 2001 tentang Keamanan dan
Keselamatan Penerbangan
c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 1 Tahun 2004 tanggal
13 Januari 2004 tentang Pemberitahuan dan Pelaporan Kecelakaan,
Kejadian atau Keterlambatan Kedatangan Pesawat Udara dan
Prosedur Penyelidikan Kecelakaan/Kejadian Pada Pesawat Udara
Transportasi Laut
a. UU No. 21 Th 1992 tentang Pelayaran
b. Peraturan Pemerintah No. 1 Th 1998 jo PP No 8 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
c. Peraturan Pemerintah No. 82 Th 1999 tentang Angkutan di Perairan
d. Peraturan Pemerintah No. 7 Th 2000 tentang Kepelautan
e. Peraturan Pemerintah No. 81 Th 2000 tentang Kenavigasian
f. Peraturan Pemerintah No. 69 Th 2001 tentang Kepelabuhanan
g. Peraturan Pemerintah No. 51 Th 2002 tentang Perkapalan
2.1.3Peraturan Internasional
Peraturan internasional yang berkaitan dengan kegiatan investigasi dan
penelitian yang dilakukan oleh KNKT.
a. Transportasi Udara
Convention on International Civil Aviation, termasuk Annex 13
Aircraft Accident and Incident Investigation dan dokumendokumennya.
b. Transportasi Laut
Konvensi IMO Resolution A 849 (20): Appendix 5 Code for
Casuality Investigation adopted on 27 November 1997.

2.1.4Bagan Legalitas
Legalitas, prosedure dan peraturan yang saat ini masih digunakan sebagai
dasar acuan kerja KNKT, seperti terlihat bagan pada di bawah ini

Hal. 6

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

2.2 KEWENANGAN
a. KNKT melakukan investigasi kecelakaan didasarkan pada masing-masing
Undang-Undang di bidang transportasi dan Keputusan Presiden Nomor
105 Tahun 1999, yang didalamnya mengatur tugas sebagai berikut:
1) melakukan investigasi dan penelitian yang meliputi analisis dan
evaluasi sebab-sebab terjadinya kecelakaan transportasi;

Hal. 7

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

2) memberikan
rekomendasi
bagi
penyusunan
perumusan
kebijaksanaan keselamatan transportasi dan upaya pencegahan
kecelakaan transportasi;
3) melakukan penelitian penyebab kecelakaan transportasi dengan
bekerja sama dengan organisasi profesi yang berkaitan dengan
penelitian penyebab kecelakaan transportasi.
b. Untuk melaksanakan tugas tersebut, KNKT mempunyai wewenang antara
lain:
-

memasuki tempat kejadian kecelakaan

mengumpulkan barang bukti

mengamankan on board recording (OBR)

memanggil dan meminta keterangan saksi

menentukan penyebab kecelakaan transportasi

membuat rekomendasi keselamatan transportasi agar kecelakaan


dengan penyebab yang sama tidak terjadi lagi

Wewenang tersebut sudah dilaksanakan oleh KNKT dalam melakukan


investigasi dan penelitian kecelakaan transportasi namun secara eksplisit
belum tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang ada.
2.3 INDEPENDENSI
Saat ini, investigator KNKT terdiri dari para ahli dan profesional di bidangnya
masing-masing yang pekerjaan utamanya di luar Departemen Perhubungan;
ada yang sebagai dosen, ahli mesin, penerbang, dokter dan ahli hukum, yang
bekerja di berbagai perusahaan/institusi antara lain operator penerbangan,
operator pelayaran dan perguruan tinggi. Disamping itu terdapat pula
investigator yang masih berstatus sebagai staf/pejabat di Departemen
Perhubungan.
KNKT masih berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Perhubungan. Demikian juga anggarannya masih berada di bawah APBN
Departemen Perhubungan.
Dari kondisi sebagaimana tersebut di atas, indepensi KNKT masih sulit untuk
diwujudkan.
2.4 ORGANISASI

Sebelum tahun 1994 penelitian kecelakaan transportasi udara


dilakukan oleh Direktorat Jenderal terkait yaitu Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara cq Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara;

Dalam perkembangannya tahun 1994 berubah menjadi Komisi


Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (KPPKPU) sampai
sempat diperbaharui dengan Keputusan Menteri Tahun 1997;

Sebelum tahun 1999, penelitian kecelakaan transportasi kereta api


dilakukan oleh badan penyelenggara perkeretaapian dengan
membentuk tim CO (commisi van onderzoek);

Hal. 8

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

2.5

Sedangkan untuk penelitian kecelakaan transportasi laut sampai


sekarang dilakukan oleh Mahkamah Pelayaran;

Untuk penelitian kecelakaan jalan, sampai dengan terbentuknya KNKT


di tahun 1999, belum ada lembaga resmi yang melakukan penelitian
kecelakaan di jalan;

Dengan terbentuknya Komite Nasional Keselamatan Transportasi


(KNKT) tahun 1999, kegiatan investigasi dan penelitian kecelakaan
dilakukan terhadap kecelakaan pesawat udara, kereta api, kendaraan
bermotor dan kapal laut.

KELEMBAGAAN (URAIAN STRUKTUR ORGANISASI)

Berdasarkan Keppres 105 Tahun 1999, bentuk organisasi dari Komite


Nasional Keselamatan Transportasi adalah lembaga non struktural di
lingkungan Departemen Perhubungan, dipimpin oleh seorang ketua, dibantu
oleh tiga orang ketua sub komite dan seorang sekretaris yang menjalankan
fungsi kesekretariatan sesuai dengan bagan di bawah ini.

Selanjutnya Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 7


Tahun 2003 tanggal 7 Pebruari 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja
KNKT dan Keputusan Menteri Perhubungan SK 689 Tahun 2003 tanggal 3
Juni 2003 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Dari Dan Dalam
Jabatan Pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi telah diangkat:
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Ketua Sub-Komite Penelitian Kecelakaan
Transportasi Udara, Ketua Sub-Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi
Laut, Ketua Sub-Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi Darat serta
Ketua Sub Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi Jalan dan Ketua
Sub Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi Kereta Api, sesuai
dengan bagan dibawah ini.

Hal. 9

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KM 46 tahun 2004 tetang


Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Nasional Keselamatan
Transportasi, sesuai dengan bagan dibawah:

2.6 SUMBER DAYA MANUSIA


Persyaratan jabatan kelompok unsur pimpinan sampai saat ini belum
ditetapkan.
Kelompok unsur Pimpinan saat ini terdiri dari:
-

Ketua (mantan Ka Badan SAR)

Wakil Ketua (mantan Staf Ahli Menhub)

Ketua Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transporasi Darat


(mantan direktur badan penyelenggara perkeretaapian)

Ketua Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transporasi Laut


(Sekditjen Hubla)
Hal. 10

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

Ketua Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transporasi Udara


(Purnawirawan Penerbang Kepolisian)

Ketua Sub-sub Komite Penelitian Kecelakaan Transporasi Kereta


Api (mantan pegawai badan penyelenggara perkeretaapian)

Ketua Sub-sub Komite Penelitian Kecelakaan Transporasi Jalan


(Pejabat Dephub)

Dari 7 jabatan pimpinan, 5 orang adalah pensiunan dan 2 orang masih aktif
sebagai pejabat struktural di Departemen Perhubungan.
Tenaga-tenaga investigator umumnya adalah mereka-mereka yang
mempunyai pendidikan dan pengalaman yang cukup di bidangnya masingmasing dan pengangkatannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perhubungan.

2.7 SUMBER DANA


Biaya kebutuhan operasional KNKT tertampung di dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) KNKT yang berada di APBN Departemen
Perhubungan.
2.8 FASILITAS
Fasilitas perkantoran KNKT, termasuk mebelair dan lain-lain, saat ini masih
menjadi satu dengan kantor Departemen Perhubungan dan dirasakan masih
kurang memadai.
Peralatan investigasi yang ada, jumlah dan jenisnya masih dirasakan kurang
memadai.
Saat ini KNKT sedang mengembangkan laboratorium pembacaan Cockpit
Voice Recorder (CVR) meskipun peralatan yang ada belum lengkap untuk
melakukan analisis. Sedangkan untuk laboratorium pembacaan Flight Data
Recorder (FDR) dan sinkronisasinya dengan laboratorium pembacaan CVR
yang sekarang sedang dikembangkan, masih menunggu hasil kajian
kelompok kerja (pokja).
2.9 PROSES INVESTIGASI DAN KOORDINASI
Untuk melakukan investigasi kecelakaan transportasi, tahap-tahap yang
dilalui adalah sebagai berikut:

Hal. 11

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

1. Informasi adanya kecelakan transporasi diterima oleh KNKT


melalui beberapa sumber, baik perorangan, institusi, perusahaan
maupun media baikl elektronik maupun cetak;
2. KNKT membentuk tim untuk melaksanakan investigasi yang terdiri
dari para investigator sesuai bidangnya masing-masing;
3. Dalam melaksanakan investigasi dilakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait antara lain operator transporasi, pejabat terkait
di lokasi (Dinas Perhubungan, Polri dan lain-lain),
4. Dalam melakukan investigasi di lokasi kejadian dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan sarana dan prasarana yang mengalami
kecelakaan,
b. Pengumpulan data faktual di lokasi,
c. Pengumpulan barang bukti untuk dilakukan penelitian
lanjutan di fasilitas atau laboratorium,
d. Pengumpulan dokumen-dokumen,
e. Wawancara dengan pihak terkait.
Khusus untuk kecelakaan pesawat udara, sesuai ICAO Convention
Annex 13 Tahun 2001 dan CASR 830 (peraturan nasional), negaranegara yang terlibat dalam kecelakaan tersebut dapat mengirimkan
wakilnya setelah mendapat persetujuan dari Ketua KNKT.

Hal. 12

Blueprint KNKT
Bab II Kondisi KNKT Saat Ini

Hal. 13

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

BAB III
LEMBAGA INVESTIGASI DI BEBERAPA NEGARA
3.1 NATIONAL TRANSPORTATION SAFETY BOARD (NTSB) AMERIKA
SERIKAT
NTSB adalah badan independen yang bertugas untuk menentukan
kemungkinan penyebab kecelakaan transportasi dan untuk mempromosikan
keselamatan transportasi.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan serupa dan rangka menyelamatkan
nyawa manusia, NTSB menyusun rekomendasi keselamatan sebagai hasil
investigasi dan kajian yang dilakukan, ditujukan kepada Federal (negara
bagian) dan kepada State (negara), kepada badan-badan negara, industri
dan kepada organisasi lain dengan tujuan meningkatkan keselamatan
transportasi.
Sejak berdiri tahun 1967, NTSB telah melakukan investigasi terhadap
124.000 kecelakaan pesawat udara dan lebih dari 10.000 kecelakaan darat
lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa NTSB adalah salah satu
badan pelaksana investigasi kecelakaan terbesar di dunia.
NTSB juga telah mengeluarkan 12.000 rekomendasi keselamatan kepada
lebih dari 2.200 pihak dan sejak tahun 1990 NTSB juga telah mempertegas
beberapa rekomendasinya yang diterbitkan dalam NTSB Most Wanted.
Legalitas
NSTB didirikan pada tanggal 1 April 1967, pada saat itu meskipun NTSB
adalah badan yang independent namun pendanaan dan administrasinya
masih berada di bawah US Departemen of Transport (DOT). Di tahun 1975,
setelah adanya Independent Safety Board Act, semua organisasi dibawah
DOT dipisahkan dari DOT itu sendiri. Kemudian NTSB tidak lagi berada di
bawah DOT ataupun badan-badan lainnya.
Kewenangan
Wewenang NTSB adalah melakukan:
- investigasi kecelakaan,
- kajian keselamatan
- evaluasi efektivitas program kerja badan-badan pemerintah lainnya dalam
hal pencegahan kecelakaan transportasi; dan
- mengkaji penegakan sanksi terhadap awak pesawat udara dan awak
kapal laut yang dikeluarkan Federal Aviation Administration (FAA) dan
U.S. Coast Guard.
Independensi
NTSB adalah badan Negara yang indepeden dan bertanggung jawab kepada
Congress untuk melakukan investigasi kecelakaan pesawat udara sipil dan
kecelakaan moda transporasi lainnya: kereta api, kepal laut, angkutan jalan
dan jaringan pipa; dan menyusun rekomendasi keselamatan dengan tujuan
mencegah terjadinya kecelakaan serupa dikemudian hari.
Hal. 14

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

Organisasi dan Kelembagaan

Wewenang Board tercantum dalam Title 49 of the United States Code,


Chapter 11 sedangkan tugas-tugas Board didasarkan pada Chapter VIII,
Title 49 of the Code of Federal Regulations.
Sumber Daya Manusia
Pegawai NTSB berjumlah kurang lebih 400 orang dengan 300 orang
diantaranya adalah investigator.
3.2 AUSTRALIAN TRANSPORT SAFETY BUREAU (ATSB) AUSTRALIA
Australian Transport Safety Bureau (ATSB) adalah badan di lingkungan
Australian Government Department of Transport and Regional Services
(Dotars) yang bertugas melakukan investigasi, analisis dan pelaporan secara
terbuka segala hal yang berkaitan dengan keselamatan dengan tujuan
tercapainya keselamatan transportasi (safe transport).
ATSB mempublikasikan laporan investigasi (yang termasuk di dalamnya
adalah fakta dan hasil investigasi), hasil riset keselamatan dan statistik
(misalnya statistik korban kecelakaan jalan). Di dalam laporan dapat saja
Hal. 15

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

tercantum rekomendasi keselamatan yang ditujukan bagi otoriti atau pihakpihak lain untuk tujuan meningkatkan keselamatan.
ATSB juga mengkoordinasikan National Road Safety Strategy (Kebijakan
Keselamatan Jalan) untuk menjadi bahan pertimbangan Menteri Transportasi.
Legalitas
ATSB didirikan pada tanggal 1 July 1999 sebagai pengembangan organisasi
Bureau of Air Safety Investigation. Pelaksanaan tugas ATSB didasarkan pada
Transport Safety Investigation Act 2003 (TSI Act) yang berada pada level
Undang-Undang.
TSI Act (Section 7) menyatakan bahwa tujuan dari undang-undang ini adalah
untuk meningkatkan keselamatan transportasi melalui investigasi kecelakaan
dan insiden transportasi yang independent dan penyusunan safety action dan
rekomendasi yang menggambarkan kesimpulan investigasi. Tujuan
investigasi ATSB adalah bukan untuk melimpahkan kesalahan atau tindakan
penuntutan terhadap pihak-pihak yang terkait.
Dasar pelaksanaan tugas investigasi yang dilakukan oleh investigator ATSB
adalah Transport Safety Investigation Act 2003 (TSI Act). Berdasarkan
undang-undang tersebut Executive Director berhak untuk melakukan
investigasi keselamatan transportasi udara, laut dan kereta api di wilayah
juridiksi konstitusi pemerintah Australia dan berhak untuk merelease informasi
keselamatan, termasuk laporan hasil investigasi yang secara detail
memamaparkan temuan-temuan dan faktor-faktor yang signifikan
menyebabkan terjadinya kecelakaan tranportasi.
Kewenangan
Misi ATSB yaitu untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan transportasi
dan kesadaran public. Dan sesuai dengan misi ATSB tersebut, kewenangan
ATSB adalah:

Melakukan investigasi secara independent pada kecelakaan dan kejadian


lainnya (safety occurrences);

Melakukan safety data recording, analisis dan riset; dan

Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan keselamatan.

Independensi
Meskipun Australian Transport Safety Bureau (ATSB) adalah badan di
lingkungan Australian Government Department of Transport and Regional
Services (Dotars) namun sebagai badan utama di Australia yang
melaksanakan investigasi keselamatan secara operasional independen dan
secara nyata terpisah dengan regulator, service provider maupun badanbadan lain yang mungkin dapat diinvestigasi.
Organisasi dan Kelembagaan
ATSB dikepalai oleh seorang Executive Director yang dibantu oleh seorang
General Manager Road Safety dan 4 orang Deputy Director; dengan bagan
sebagai berikut:

Hal. 16

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

Sumber Daya Manusia


Staf ATSB berjumlah (kurang lebih) 100 orang dan 60 orang diantaranya
adalah investigator baik itu investigator udara, laut maupun kereta api.
Sebagian besar staf ditempatkan di Canberra dan sebagian lainnya di kantor
cabang (field offices) yang berada di Brisbane, Adelaide dan Perth.
Selain dari itu, termasuk dalam staf ATSB adalah bagian notifikasi dan
pelaporan penting (notification and confidential reporting), analisis, statistik
dan spesialis riset terutama untuk keselamatan jalan dan keselamatan
penerbangan.

3.3 AVIATION AND RAILWAY INVESTIGATION BOARD (ARAIB) KOREA


Legalitas
ARAIB didirikan pada tanggal 10 Juli 2006 setelah digabungkannya Korea
Aviation-Accident Investigation Board dengan Railway Accident Investigation
Board. Dasar pembentukan dan kerja ARAIB adalah Aviation and Railway
Accident Investigation Act di tingkat Undang-Undang.
Secara organisasi, ARAIB berada dibawah Ministry of Maritime Affairs and
Fisheries (MOMAF).

Hal. 17

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

Khusus untuk Investigasi kecelakaan laut tidak dilakukan oleh ARAIB


melainkan dilakukan oleh organisasi tersendiri yaitu Korean Maritime Safety
Tribunal.
Tujuan dari investigasi kecelakaan pesawat udara dan kereta api adalah
untuk mencegah terjadinya kecelakaan melalui penentuan penyebab
kecelakaan, yang pada akhirnya dapat menyelamatkan nyawa dan harta
benda.
Kewenangan
ARAIB yang bertugas melakukan investigasi terhadap kecelakaan yang
terjadi pada kecelakaan penerbangan dan kecelakaan kereta api sedangkan
untuk kecelakaan laut berada dibawah organisasi tersendiri yaitu Korean
Maritime Safety Tribunal yang melaksanaan penyelidikan kecelakaan
transportasi laut. Organisasi ini berada dibawah Ministry of Maritime Affairs
and Fisheries (MOMAF).

Organisasi dan Kelembagaan

Sumber Daya Manusia


ARAIB memiliki 12 anggota Board termasuk Ketua dan Assistent Minister,
Head of Logistic Innovation Headquarters (juga bertindak selaku Standing
Member). Board sendiri dibagi menjadi Aviation Sub-Board dan Railway SubBoard dengan jumlah anggota masing-masing Sub-Board 5 orang yang dipilih
berdasarkan keahliannya masing-masing.
Didalam ARAIB terdapat Sekretariat yang terdiri dari 4 team yaitu Team
Standard, Team Investigasi Pesawat, Team Investigasi Kereta Api dan Team
Analisis yang bertugas untuk membantu Board. Sekretariat terdiri dari 26 Staf
termasuk 1 Direktur Jenderal, 10 Investigator Pesawat Udara dan 5
Investigator Kereta Api.
Team Standard
- Melakukan penyusunan dan Amandment terhadap hukum yang
terkait
- Melakukan penyiapan pendanaan
- Memberikan rekomendasi untuk seleksi dari anggota Board
Hal. 18

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

Tim Analisis
- Melakukan analisa pembacaan dari FDR dan CVR
- Melakukan pembacaan dan analisa terhadap Train Recording Sys
- Melakukan establishment dan maintenance data base
- Melaksanakan pemeriksaan di laboratorium
Tim Investigasi Pesawat udara dan Tim Investigasi Kereta Api:
- Melaksanakan investigasi kecelakaan pesawat udara dan
kecelakaan kereta api
- Melaksanakan Public Hearing
- Penyiapan laboratorium investigasi
3.4 AVIATION SAFETY COUNCIL (ASC) TAIWAN
Legalitas
ASC didirikan pada tanggal 25 Mei 1998 sebagai badan pemerintah yang
independent pelaksana investigasi kecelakaan pesawat udara untuk
menentukan penyebab kecelakaan dan menentukan rekomendasi
keselamatan.
Pelaksanaan tugas ASC didasarkan pada R.O.C's Civil Aviation Law (articles
84 and 87) dan berada di bawah Perdana Menteri (Premier).
Organisasi dan Kelembagaan
ASC terdiri dari 7 orang anggota Board (termasuk Ketua) yang seluruhnya
dipilih oleh Perdana Menteri (Premier). Board mengadakan pertemuan sekali
sebulan atau dua kali apabila Ketua memandang perlu.
Struktur organisasi ASC terdiri dari Occurrence Investigation Division, Flight
Safety Division, Investigation Laboratory dan Legal & Administrative Division;
sedangkan Managing Director diangkat oleh Ketua sebagai penanggung
jawab pelaksananan tugas sehari-hari ASC.

Hal. 19

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

3.5 TRANSPORTATION SAFETY BOARD (TSB) CANADA


TSB adalah badan independent yang dibentuk untuk meningkatkan
keselamatan transportasi melalui investigasi kecelakaan dan kejadian kepal
laut, jaringan pipa, kereta api dan pesawat udara.
Misi TSB adalah melaksanakan investigasi keselamatan secara independen
dan menyebarluaskan pengetahuan akan risiko-risiko pada sistem
transportasi.
Apabila TSB melakukan investigasi kecelakaan, tidak ada lembaga atau
badan atau federal department (selain National Defense and the Royal
Canadian Mounted Police) dapat melakukan investigasi dengan tujuan
mencari temuan, penyebab maupun faktor yang berkontribusi pada
kecelakaan. Meskipun demikian Transport Canada and the National Energy
Board dapat melakukan investigasi untuk tujuan lain, misalnya untuk tujuan
penentuan peraturan-peraturan.
Legalitas
TSB bekerja berdasarkan Act of Parliament (the Canadian Transportation
Accident Investigation and Safety Board Act) di tingkat Undang-Undang dan
mulai berfungsi pada tanggal 29 Maret 1990.
Kewenangan
Canadian Transportation Investigation and Safety Board Act menyajikan
dasar hukum pelaksanaan tugas TSB. TSB sendiri ditugaskan (diberi
mandate) untuk meningkatkan keselamatan transportasi terutama

Hal. 20

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

keselamatan laut, jaringan pipa, kereta api dan udara, dengan kewenangan
sebagai berikut:
-

melaksanakan investigasi secara independent (termasuk public inquiries


apabila diperlukan) pada beberapa kejadian kecelakaan transportasi
dengan tujuan menentukan temuan-temuan yang berakibat pada
penentuan penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi pada
kecelakaan

menyusun rekomendasi keselamatan

melaporkan kepada publik mengenai investigasi dan temuan-temuan yang


ada

Sebagai bagian dari investigasi yang sedang berjalan, TSB juga melakukan
kajian pengembangan keselamatan transportasi dan menentukan resiko
keselamatan yang diharapkan dapat disadari oleh regulator dan operator.
Independensi
Untuk menjaga kepercayaan publik akan independensi TSB dalam
melaksanakan tugas investigasi kecelakaannya, TSB terpisah dari
departemen teknis dan badan-badan atau lembaga pemerintah dan
melaporkan kepada Parlemen melalui President of the Queen's Privy Council
for Canada.
Dengan independensi yang ada, diharapkan TSB dapat secara objektif
menentukan temuan-temuan dan penyebab serta factor-faktor yang
berkontribusi dan juga menentukan rekomendasi keselamatan.
Sumber Daya Manusia
TSB terdiri dari 5 anggota Board, termasuk ketua dan kurang lebih 220
pegawai. Kantor Pusat TSB berada di Gatineau, Quebec; namun demikian
hampir semua staf investigasi berada di beberapa regional dan field offices di
Canada, hal ini dimaksudkan agar para staf investigasi dapat merespon atau
menindaklanjuti kejadian dengan lebih cepat.
3.6 AIRCRAFT AND RAILWAY ACCIDENTS INVESTIGATION COMMISSION
(ARAIC) JEPANG
ARAIC didirikan pada tanggal 1 Oktober 2001 (sebagai pengembangan
organisasi yang dulunya bernama Aircraft Accidents Investigation
Commission) untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan pesawat
terbang dan kereta api, investigasi ini dilakukan secara terbuka dan tidak
berpihak dengan tujuan pencegahan kecelakaan.
ARAIC melaporkan hasil investigasi kepada Minister of Land. Infrastructure
and Transport untuk dibuat terbuka kepada publik dan apabila diperlukan
membuat rekomendasi keselamatan kepada Minister of Land. Infrastructure
and Transport atau kepada pihak-pihak lain dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
Kewenangan
Tugas utama Komisi adalah sebagai berikut:

Hal. 21

Blueprint KNKT
Bab III Lembaga Investigasi Di Beberapa Negara

1.

Melaksanakan investigasi penyebab kecelakaan pesawat udara dan


kereta api.

2.

To conduct investigation to ascertain the cause of aircraft and railway


accidents.

3.

Melaksanakan investigasi insiden serius pesawat udara dan kereta api


(kejadian yang berpotensi terjadinya kecelakaan) dengan tujuan
pencegahan kecelakaan.

4.

Membuat rekomendasi dan proposal tindakan-tindakan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan pesawat udara dan kereta api yang disusun dari
hasil investigasi.

5.

Melaksanakan penelitian dan kajian (studi) untuk melaksanakan tugastugas di atas.

Organisasi dan Kelembagaan


a. Komisi:
Komisi terdiri dari seorang Ketua dan 9 orang anggota yang keanggotaannya
harus dengan persetujuan Diet.

b. Sekretariat:
Sekretariat dibentuk unutk membantu pelaksanaan tugas Komisi

Hal. 22

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
4.1 LEGALITAS
Sesuai Keppres No 105 Tahun 1999 keberadaan KNKT sebagai
lembaga non struktural ada di lingkungan Departemen Perhubungan.
Berdasarkan peraturan ini tugas pokok KNKT yang melaksanakan
investigasi kecelakaan transportasi masih dibawah kendali dan tanggung
jawab kepada Menteri Perhubungan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil
investigasi yang dilaksanakan oleh KNKT.
Hasil investigasi KNKT seharusnya tidak dapat dipengaruhi oleh pihak
manapun (objektif).
Pembentukan KNKT berdasarkan Keppres Nomor 105 Tahun 1999
tersebut dirasakan kurang memadai mengingat hal-hal sebagai berikut:
a. KNKT mempunyai tugas yang sangat penting;
keselamatan manusia dan keselamatan harta benda.

menyangkut

b. Kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan instansi lain terutama


dengan instansi lain yang pembentukannya dengan Undang-Undang
seperti Polri.
c. Kewenangan investigasi KNKT yang diberikan oleh Keputusan
Presiden tidak sekuat kewenangan yang diberikan oleh UndangUndang.
d. Anggaran KNKT yang masih dibawah anggaran Departemen
Perhubungan sulit ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan, termasuk
untuk memberikan kompensasi kepada pejabat dan investigatornya.
e. Perekrutan tenaga investigator tidak didasarkan pada kriteria tertentu
dan tidak melalui proses yang sesuai.
f. Dengan kuatnya dasar pembentukan KNKT maka independensi
institusi dapat lebih mudah diwujudkan, karena tidak berada atau
dipengaruhi oleh Departemen sebagai regulator ataupun instansi
terkait lainnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka sebaiknya KNKT merupakan badan
yang berdiri sendiri, tidak terkait dengan salah satu departemen dan
langsung dibawah Presiden serta ditetapkan dalam Undang-Undang
yang mengatur tugas, fungsi dan organisasi KNKT.
Keberadaan KNKT yang ditetapkan dengan suatu Undang-Undang
seperti ini juga terdapat di berbagai negara, antara lain Inggris, Perancis,
Amerika dan Australia.
Pembentukan KNKT dalam suatu Undang-Undang hendaknya
merupakan bagian dari Undang-Undang yang secara umum mengatur
tentang investigasi keselamatan transportasi yang mengatur hal-hal
antara lain sebagai berikut:
a. Hak dan kewajiban warga negara dalam mewujudkan keselamatan
transportasi

Hal. 23

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

b. Peranan operator transportasi dalam investigasi


c. Koordinasi antar instansi
d. Badan pelaksana investigasi keselamatan transportasi yang meliputi:
-

tugas pokok dan fungsi badan

kewenangan dan tanggung jawab badan

kemandirian/independensi badan

anggaran badan

pengangkatan dan pemberhentian personil

e. Sistem informasi investigasi yang didalamnya mencakup:


-

tata cara pelaporan,

mekanisme pelaporan,

kewajiban penyelanggara sistem informasi investigasi

Badan pelaksana investigasi keselamatan transportasi dalam undangundang tersebut dapat disebut sebagai Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi dan disingkat KNKT.
4.2

KEWENANGAN
Tugas KNKT sudah secara jelas diatur dalam Keppres Nomor 105
Tahun 1999 dan dalam peraturan perundang-undangan di bidang
transportasi.
Dalam melaksanakan tugas investigasi dan penelitian kecelakaan
transportasi, KNKT harus diberi kewenangan-kewenangan tertentu untuk
kelancaran pelaksanaan tugasnya termasuk dalam melakukan
koordinasi dengan instansi lain. Namun kewenangan tersebut belum
secara jelas diatur didalam peraturan perundang-undangan.
Adapun kewenangan yang diperlukan untuk kelancaran investigasi
antara lain adalah:
-

memasuki tempat kejadian kecelakaan

mengumpulkan barang bukti

mengamankan on board recording (OBR)

memanggil dan meminta keterangan saksi

menentukan penyebab kecelakaan transportasi

membuat rekomendasi keselamatan transportasi agar


kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak terjadi lagi

Kewenangan dalam pelaksanaan investigasi dan penelitian kecelakaan


transportasi juga dimiliki oleh badan-badan investigasi di luar negeri.
Misalnya
ATSB memiliki kewenangan:
-

Melakukan investigasi secara independent pada kecelakaan dan


kejadian lainnya (safety occurrences);
Hal. 24

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

Melakukan safety data recording, analisis dan riset; dan

Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan keselamatan

NTSB memiliki kewenangan:


-

investigasi kecelakaan,
kajian keselamatan
evaluasi efektivitas program kerja badan-badan pemerintah lainnya
dalam hal pencegahan kecelakaan transportasi; dan
mengkaji penegakan sanksi terhadap awak pesawat udara dan awak
kapal laut yang dikeluarkan Federal Aviation Administration (FAA)
dan U.S. Coast Guard.

Dengan tercantumnya kewenangan KNKT dalam Undang-undang maka


pelaksanaan nya oleh KNKT tidak mengalami hambatan baik oleh
masyarakat umum maupun pihak yang terkait dengan kecelakaan
(operator, pabrikan dan lain-lain).
4.3 INDEPENDENSI
Yang dimaksud dengan independensi ini adalah bebasnya KNKT dalam
melakukan tugasnya dari pengaruh pihak regulator, operator, pabrikan,
maupun masyarakat lainnya.
Keputusan dan rekomendasi KNKT bersifat objektif, tidak berpihak
kepada salah satu pihak yang terkait. Untuk itu organisasi KNKT
hendaknya tidak berada di bawah suatu departemen (Departemen
Perhubungan).
Demikian juga para investigatornya harus merupakan pegawai tetap dari
KNKT dan tidak terikat dengan instansi atau badan lain.
Untuk itu, KNKT seharusnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
4.4

ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN


Susunan organisasi KNKT yang ada saat ini masih sangat sederhana
sehingga tidak cukup efektif untuk mengantisipasi meningkatnya tugastugas dan perkembangan di bidang transportasi.
Yang masih dibutuhkan antara lain:
a. Adanya bidang hukum, bidang humas serta bidang riset dan
laboratorium;
b. Sub Komite Perhubungan Darat dipisahkan antara Sub Komite
Angkutan Jalan dengan Sub Komite Kereta Api.
Dengan demikian susunan organisasi KNKT akan menjadi sebagai
berikut:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. (Anggota Board);

Hal. 25

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

d. Sub Komisi Transportasi Jalan;


e. Sub Komisi Transportasi Kereta Api;
f. Sub Komisi Transportasi Laut;
g. Sub Komisi Transportasi Udara;
h. Bidang hukum;
i.

Bidang humas (termasuk data dan infomasi);

j.

Bidang riset dan laboratorium;

k. Kelompok investigator;
l.

Sekretariat yang terdiri dari:


-

Sekretaris;

Bagian Umum dan Kepegawaian;

Bagian Keuangan;

Bagian Perlengkapan.

Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut (pada rapat terakhir


pokja Penyusunan Blueprint KNKT terdapat 2 model organisasi KNKT
yang dapat dipilih untuk dijadikan bagan organisasi KNKT di masa
datang, yakni):
a. Model 1

Tugas pokok masing-masing adalah sebagai berikut:

Hal. 26

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

a. Tugas Ketua KNKT adalah memimpin dan mengkoordinasikan


penyelenggaraan tugas-tugas Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi.
b. Tugas Wakil Ketua KNKT adalah membantu Ketua KNKT dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Tugas Sub Komisi Transportasi Jalan adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan jalan.
d. Tugas
Sub
Komisi
Transportasi
Kereta
Api
adalah
menyelenggarakan investigasi dan penelitian kecelakaan kereta api.
e. Tugas Sub Komisi Transportasi Laut adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan laut.
f. Tugas Sub Komisi Transportasi Udara adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan udara.
g. Tugas Bidang Hukum adalah menangani hal-hal yang berkaitan
dengan hukum dalam investigasi kecelakaan.
h. Tugas Bidang Humas adalah menangani hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan kepada masyarakat dan media massa serta
pengelolaan data dan informasi kecelakaan.
i.

Tugas Bidang Riset dan Laboratorium adalah menangani penelitian


detail secara laboratoris dari bagian-bagian/peralatan/komponen alat
transportasi yang diinvestigasi.

j.

Tugas Kelompok Investigator adalah pelaksana investigasi dan


penelitian kecelakaan dibidangnya masing-masing.

k. Tugas Sekretaris adalah


administratif kepada KNKT.
l.

memberikan

pelayanan

teknis

dan

Tugas Bagian Umum dan Kepegawaian adalah melakukan urusan


ketatausahaan dan kepegawaian.

m. Tugas Bagian Keuangan adalah melakukan urusan keuangan.


n. Tugas Bagian Perlengkapan adalah melakukan urusan perlengkapan
investigasi.

Hal. 27

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

b. Model 2

Tugas pokok masing-masing adalah sebagai berikut:


a. Tugas Ketua KNKT adalah memimpin dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan tugas-tugas Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi.
b. Tugas Wakil Ketua KNKT adalah membantu Ketua KNKT dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Tugas seluruh Anggota Board adalah untuk bersama-sama Ketua
dan Wakil Ketua KNKT mengambil keputusan atas hasil investigasi.
d. Tugas Sub Komisi Transportasi Jalan adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan jalan.
e. Tugas
Sub
Komisi
Transportasi
Kereta
Api
adalah
menyelenggarakan investigasi dan penelitian kecelakaan kereta api.
f. Tugas Sub Komisi Transportasi Laut adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan laut.
g. Tugas Sub Komisi Transportasi Udara adalah menyelenggarakan
investigasi dan penelitian kecelakaan angkutan udara.
h. Tugas Bidang Hukum adalah menangani hal-hal yang berkaitan
dengan hukum dalam investigasi kecelakaan.
i.

Tugas Bidang Humas adalah menangani hal-hal yang berkaitan


dengan hubungan kepada masyarakat dan media massa serta
pengelolaan data dan informasi kecelakaan.

j.

Tugas Bidang Riset dan Laboratorium adalah menangani penelitian


detail secara laboratoris dari bagian-bagian/peralatan/komponen alat
transportasi yang diinvestigasi.

k. Tugas Kelompok Investigator adalah pelaksana investigasi dan


penelitian kecelakaan dibidangnya masing-masing.
l.

Tugas Sekretaris adalah


administratif kepada KNKT.

memberikan

pelayanan

teknis

dan

m. Tugas Bagian Umum dan Kepegawaian adalah melakukan urusan


ketatausahaan dan kepegawaian.

Hal. 28

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

n. Tugas Bagian Keuangan adalah melakukan urusan keuangan.


o. Tugas Bagian Perlengkapan adalah melakukan urusan perlengkapan
investigasi.
4.5 SUMBER DAYA MANUSIA
Dengan adanya pengembangan organisasi di KNKT yang susunannya
bertambah dengan adanya (Board), Bidang Hukum, Bidang Humas serta
Bidang Riset dan Laboratorium dan juga ditingkatkannya Sub-sub
Komite Jalan menjadi Sub Komisi tersendiri maka diperlukan tambahan
personalia unsur pimpinan maupun unsur pelaksana yang memadai
pula.
Tenaga-tenaga investigator umumnya adalah mereka-mereka yang
mempunyai pendidikan dan pengalaman yang cukup di bidangnya
masing-masing sebagai investigator.
Jumlah investigator yang ada masih dirasakan belum mencukupi,
disebabkan bertambahnya kecelakaan transportasi seiring dengan
meningkatnya jumlah sarana, prasarana dan pengguna transportasi.
Jumlah tenaga di Sekretariat untuk sementara ini dirasakan mencukupi
secara kuantitas namun dari segi kualitasnya masih perlu peningkatan.
-

Untuk unsur Pimpinan


Tugas unsur pimpinan KNKT cukup banyak, sehingga diperlukan
pejabat yang dapat bekerja secara full time (penuh waktu).
Mereka yang merangkap dengan jabatan struktural baik di
Departemen Perhubungan atau instansi lain menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaan tugas dan koordinasi.

Unsur Investigator
Investigator yang ada umumnya adalah tenaga penuh waktu di
instansi induknya. Membantu melakukan investigasi atas permintaan
KNKT dan persetujuan atasan masing-masing.
Kesulitannya adalah mereka tidak bisa secara penuh dan cepat
menyelesaikan tugas investigasi dan pembuatan laporan, mengingat
terbatasnya waktu untuk mereka meninggalkan kantor induknya.

Untuk staf Penunjang/Sekretariat


Tenaga yang ada seluruhnya adalah tenaga PNS Departemen
Perhubungan. Selama KNKT berada di Departemen Perhubungan
keadaan ini tidak menimbulkan masalah yang berat. Kekurangan
tenaga pun biasanya dapat dimintakan penambahan dari PNS
Departemen Perhubungan. Sebagian petugas sekretariat juga
melakukan tugas-tugas investigasi bila yang bersangkutan
mempunyai kualifikasi sebagai investigator. Keadaan ini masih dapat
ditolerir oleh karena kejadian kecelakaan yang perlu diinvestigasi
tidak terlalu banyak sehingga tugas administratif penunjang masih
bisa dilaksanakan dengan baik.

Tugas investigasi dengan demikian, dilakukan bukan sebagai tugas rutin


tetapi bersifat insidentil.

Hal. 29

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

Kebutuhan tenaga KNKT secara keseluruhan adalah 92 orang (apabila


dipilih model 1) atau 96 orang (apabila dipilih model 2) termasuk
investigator (57 orang) dengan rincian sebagai berikut:
a. Ketua KNKT (1 orang)
b. Wakil Ketua (1 orang)
c. Anggota Board (3 orang)
d. Sub Komisi Transportasi Jalan
-

Ketua (1 orang)

Investigator (7 orang)

e. Sub Komisi Transportasi Kereta Api


-

Ketua (1 orang)

Investigator (12 orang)

f. Sub Komisi Transportasi Laut


-

Ketua (1 orang)

Investigator (12) orang

g. Sub Komisi Transportasi Udara


-

Ketua (1 orang)

Investigator (22 orang)

h. Bidang Hukum

i.

j.

Ketua (1 orang)

Anggota (2 orang)

Bidang Humas
-

Ketua (1 orang)

Anggota (2 orang)

Bidang Riset dan Laboratorium


-

Ketua (1 orang)

Anggota (5 orang)

k. Sekretaris (1 orang)
l.

Kabag Umum dan Kepegawaian (1 orang)


-

Ka Sub Bag Umum (1 orang)


Staf (5 orang)

Ka Sub Bag Kepegawaian (1 orang)


Staf (5 orang)

m. Ka Bag Keuangan (1 orang)


Staf (3 orang)
n. Ka Bag Perlengkapan (1 orang)
Staf (3 orang)

Hal. 30

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

Mengenai kualitas masing-masing tenaga kerja tergantung kepada


jabatan yang diembannya. Untuk tenaga investigator diperlukan tenaga
yang mempunyai pendidikan dan pengalaman sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
4.6 PENDANAAN
Selama ini sumber pendanaan untuk pembiayaan KNKT hanyalah dari
APBN Departemen Perhubungan. Dirasakan anggaran yang disediakan
belum mampu memenuhi kebutuhan KNKT baik kebutuhan rutin,
operasional maupun pembangunan/pengadaan fasilitas/peralatan.
Hasil investigasi KNKT yang pada ujungnya berakhir pada pemberian
rekomendasi pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan umum dan
kepentingan mereka yang terlibat dalam suatu kecelakaan transportasi
baik regulator, operator maupun stake holder
lainnya (pabrikan,
perusahaan asuransi, dll).
Mengingat pihak-pihak yang terlibat dalam kecelakaan (regulator,
operator maupun pabrikan) dan merekalah yang akan menggunakan
dan membutuhkan rekomendasi KNKT, adalah wajar kalau mereka itu
pun turut membantu biaya operasional investigasi untuk setiap
kecelakaan yang melibatkan mereka, dan bukan hanya dana dari
Pemerintah/Departemen Perhubungan.
Kewajiban memberikan bantuan dana untuk invstigasi sulit diminta
kepada mereka yang terlibat dalam kecelakaan, karena bisa dianggap
sebagai KKN.
Hal ini akan berbeda kalau memang Undang-undangnya mewajibkan
mereka membayar/membantu dana investigasi.
Oleh karena itu dalam undang-undang tentang investigasi keselamatan
transportasi seperti yang telah dikemukakan terdahulu hendaknya diatur
adanya kewajiban para pihak yang terlibat dalam kecelakaan
transportasi untuk membari bantuan dana bagi keperluan investigasi
kecelakaannya.
Kewajiban ini dapat diambilkan dari persentase asuransi, sarana,
prasarana yang selama ini diwajibkan kepada para operator transportasi.
Sementara itu terdapat undang-undang yang mengatur adanya
sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) yaitu
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964, dimana setiap pemilik
kendaraan bermotor diwajibkan untuk membayar sumbangan wajib
setiap tahun yang dananya dikelola oleh PT. Jasa Raharja. Dari sumber
ini seyogyanya disisihkan juga biaya untuk kepentingan investigasi
kecelakaan lalu lintas di jalan.
4.7 FASILITAS
Kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh KNKT saat ini mengakibatkan
tugas-tugas tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.
Suatu kecelakaan pesawat udara misalnya, memerlukan pembacaan

Hal. 31

Blueprint KNKT
BAB IV Analisis Permasalahan

black box agar analisis sebab-sebab kecelakaan dapat dilakukan lebih


objektif dan lengkap.
Namun tidak dimilikinya alat pembaca blackboxes ini maka selama ini
KNKT mengirimkan blackbox dari pesawat yang mengalami kecelakaan
ke luar negeri (NTSB, ATSB dll)
Fasilitas yang dibutuhkan terdiri dari:
a. Perkantoran
b. Peralatan/perlengkapan investigasi di lapangan
c. Laboratorium, baik laboratorium metalurgi maupun alat pembacaan
blackboxes
d. Simulator
e. Perpustakaan

Hal. 32

Blueprint KNKT
Bab V Penutup

BAB V
PENUTUP
Berdasarkan analisis masalah-masalah dalam bab IV dan setelah
membandingkan dengan organisasi-organisasi sejenis KNKT di luar negeri,
antara lain National Transportation Safety Board (NTSB)-Amerika Serikat,
Australian Transport Safety Bureau (ATSB)-Australia, Aviation and Railway
Investigation Board (ARAIB)-Korea, Aviation Safety Council (ASC)-Taiwan,
Transportation Safety Board (TSB)-Kanada dan Aircraft and Railway Accident
Investigations
Commission
(ARAIC)-Jepang;
maka
dapat
diambil
pilihan/kesimpulan berkaitan dengan KNKT yang akan datang sebagai berikut:
5.1 LEGALITAS
Pengaturan kelembagaan, tugas dan wewenang KNKT yang selama ini
diatur berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 1999 perlu
ditingkatkan menjadi Undang-Undang dan nama KNKT dirubah menjadi
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Dalam Undang-Undang ini diatur juga tentang ketentuan-ketentuan
investigasi kecelakaan transportasi, antara lain: hak dan kewajiban warga
negara dalam mewujudkan keselamatan transportasi, peranan operator
transportasi dalam investigasi, koordinasi antar instansi serta sistem
informasi investigasi yang didalamnya mencakup tata cara pelaporan,
mekanisme pelaporan dan kewajiban penyelanggara sistem informasi
investigasi.
Dengan ditetapkannya keberadaan KNKT dengan undang-undang,
kedudukan dan status KNKT diharapkan dapat menjadi organisasi yang
lebih independen, dimana keputusan-keputusan yang diambil serta
pertanggunganjawabnya tidak dipengaruhi oleh regulator, operator atau
pihak-pihak lain.
Pertanggungan jawab dan anggaran KNKT tidak ditempatkan dibawah
Departemen Perhubungan akan lebih memungkinkan KNKT mendapatkan
anggaran yang mencukupi sehingga tidak memerlukan bantuan pihak
manapun yang diperkirakan akan mempengaruhi hasil penelitian. Dengan
tidak adanya bantuan dari pihak lain maka hasil penelitian KNKT dapat
menjadi lebih objektif.
5.2 KEWENANGAN
Untuk melaksanakan tugas investigasi sampai kepada penyampaian
laporan hasil-hasilnya, KNKT membutuhkan kewenangan-kewenangan
antara lain: memasuki tempat kejadian kecelakaan, mengumpulkan barang
bukti, mengamankan on board recording (OBR), memanggil dan meminta
keterangan saksi, menentukan penyebab kecelakaan transportasi dan

Hal 33.

Blueprint KNKT
Bab V Penutup

membuat rekomendasi keselamatan transportasi agar kecelakaan dengan


penyebab yang sama tidak terjadi lagi
Kewenangan-kewenangan seperti tersebut di atas, perlu dicantumkan di
dalam Undang-Undang tentang Investigasi Keselamatan Transportasi.
5.3 ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN
Sesuai dengan perkembangan transportasi di masa yang akan datang,
maka struktur organisasi KNKT haruslah merupakan organisasi yang dapat
mengatasi kebutuhan investigasi dan dalam waktu yang relatif singkat
mampu menyajikan laporan dan rekomendasi sebagai tindak lanjutnya.
Untuk itu susunan organisasi KNKT perlu ditingkatkan menjadi:
-

Ketua KNKT

Wakil Ketua KNKT

(Anggota Board)

Ketua Sub Komisi Penelitian Kecelakaan Jalan

Ketua Sub Komisi Penelitian Kecelakaan Kereta Api

Ketua Sub Komisi Penelitian Kecelakaan Laut

Ketua Sub Komisi Penelitian Kecelakaan Udara

Bidang Riset dan Laboratorium

Bidang Hukum

Bidang Humas

Sekretariat

Secara bagan struktur organisasi dapat digambarkan seperti yang ada di


dalam bab IV.
5.3 SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah SDM yang dibutuhkan seperti yang diuraikan dalam bab IV adalah
93 orang (apabila dipilih model 1) atau 96 orang (apabila dipilih model 2).
Dari jumlah ini, jumlah investigator adalah 57 orang. Mengingat bahwa
kecelakaan tidak terjadi setiap hari maka tenaga investigator perlu dipilahpilah menjadi tenaga investigator tetap yang bertugas penuh waktu di KNKT
dan tenaga investigator on call yang bertugas bila dibutuhkan untuk
melakukan suatu investigasi.
Untuk investigator tetap mendapat penghasilan tetap bulanan, sementara
investigator on call mendapat honorarium bila melakukan tugas investigasi.
Persyaratan untuk menduduki jabatan-jabatan teknis di KNKT; baik ketua,
wakil ketua, ketua sub komisi, ketua-ketua bidang maupun para
investigator; perlu ditetapkan agar kualitas investigasi dapat lebih bermutu.

Hal 34.

Blueprint KNKT
Bab V Penutup

5.4 PENDANAAN
Walaupun pendanaan investigasi merupakan kewajiban pemerintah, namun
adalah hal yang wajar bila mereka-mereka yang berkepentingan atau
berusaha di bidang transportasi terutama perusahaan-perusahaan yang
menangani asuransi kecelakaan transportasi menyisihkan sebagian
dananya untuk kepentingan investigasi kecelakaan.
Seperti diketahui tiap-tiap sarana transportasi umum diwajibkan untuk
diasuransikan baik pesawat terbang, kapal laut maupun kendaraan
bermotor. Selain itu biaya investigasi dan penelitian juga wajib
diasuransikan. Hal ini perlu dicantumkan didalam Undang-Undang tentang
Investigasi Kecelakaan Transportasi.
5.5 FASILITAS
Pemenuhan kebutuhan fasilitas investigasi secara bertahap perlu dilakukan
agar mutu dan kecepatan pelaporan hasil investigasi dapat terwujud. Daftar
kebutuhan fasilitas investigasi seperti yang diuraikan dalam bab IV antara
lain: fasilitas perkantoran, peralatan/perlengkapan investigasi di lapangan,
laboratorium (baik laboratorium metalurgi maupun alat pembaca blackbox),
simulator dan perpustakaan; adalah merupakan kebutuhan fasilitas yang
sudah mendesak.
Demikianlah Blueprint Pengembangan KNKT Tahun 2006 2009 untuk
dipertimbangkan dalam meningkatkan keselamatan transportasi nasional.

Hal 35.

Você também pode gostar