Você está na página 1de 3

HUBUNGAN PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISWA

DENGAN PENERAPAN DI LABORATORIUM OTOMOTIF SMK SE-KOTA


PROBOLINGGO
KHUSNUL YULIO PRATAMA
Yuliopratama39@gmail.com
UNIVERSITAS NEGERI MAALANG
ABSTRAK: Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sekolah berperan sebagai upaya untuk
mengurangi terjadinya resiko kecelakaan, kerusakan benda/peralatan kerja yang merugikan siswa,
guru maupun pihak sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemahaman K3
dan penerapan K3 siswa di labortorium otomotif SMK se-Kota Probolinggo. Metode penelitian
menggunakan adalah metode deskriptif korelasional dengan teknik Cluster sampling. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman K3 dengan penerapan K3 siswa di laborarotium
SMK se-Kota Probolinggo adalah positif dan signifikan.
Kata Kunci: pemahaman K3, penerapan K3

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang


mengutamakan kemampuan siswa untuk mampu bekerja dalam bidang tertentu, mampu
beradaptasi dalam lingkungan kerja, dan mampu mengembangkan diri dikemudian hari.
Menurut (Tri Kuncoro, 1997:8) tujuan pendidikan kejuruan mempersiapkan lulusan untuk
menjadi tenaga kerja tingkat menengah, dalam bidang tertentu yang mampu bekerja mandiri.
Wena (1997) mengatakan bahwa pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk
mampu memasuki lapangan kerja, dapat mengembangkan diri dalm pekerjaan dan dapat
menjadi tenaga profesional. Memperhatikan uraian di atas dapat di artikan bahwa setiap
lulusan sekolah menengah kejuruan dipersiapkan sebagai tenaga keselamatan dan kesehatan
kerja.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang dilaksanakan di
laboratorium adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Ketidaktahuan siswa akan
kaakter mesin, keterampilan siswa yang kurang, kondisi laboratorium yang tidak layak dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang sering terjadi dapat
mengakibatkan kehilangan-kehilangan baik berupa luka, sakit, kematian, kerusakan
peralatan, kerusakan mateial yang kesemuanya membutuhkan biaya pengganti (Winarsunu,
2009:95). Sesuai dengan penjelasan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
hubungan antara pemahaman K3 dan penerapan K3 siswa di laboratorium di SMK se-Kota
Probolinggo, sehingga siswa dapat mengurangi kecelakaan kerja di dalam laboatorium
otomotif maupun di dunia industri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kuantitatif yang berarti metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumn penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik. Populasi dalam penelitian ini menngunakan beberapa SMK se-Kota


Probolinggo yang mempunyai Kopetensi keahlian Teknik Otomotif. Pengambilan sampel
penelitian inin menggunakan teknik Cluster Sampling yang dibagi mendaji dua tahap. Tahap
pertama ialah mengambil empat sampel SMK secara acak yaitu: SMKN 2, SMKN 4, SMK
Muhammadiyah 2, dan SMK Assulthaiyah. Tahap ke dua yaitu menentukan siswa yang
dijadikan sampel antaralain siswa kelas X,XI,XII. Instrumen penelitian menggunakan dua
item pertanyaan yaitu item pertanyaan positif dan item pertanyaan negatif.
HASIL
Pemahaman K3 siswa cenderung dalam kategori sangat baik 38 responden (36,2%),
kategori baik sebanyak 63 responden (60%), sedangkan sisanya berada dalam kategori
sedang sebanyak 4 responden (3,8%). Sebanyak 38 responden rentan nilai 109,2130,63;
sebanyak 63 responden berada pada nilai 88,4109,1; dan 4 responden berada pada rentan
nilai 67,7888,3. Rata-rata niali responden adalah 107. Penerapan K3 siswa cenderung sangat
baik sebanyak 67 responden (63,8%), kategori baik sebanyak 36 responden (34,3%),
sedangkan sisanya berada dalam kategori cukup sebanyak 2 responden (1,9%). Sebanyak 67
responden berada pada rentan nilai 71,485,0; sebanyak 36 responden berada dalam rentan
nilai 57,871,3; dan 2 responden berada dalam rentan nilai 44,257,7. Rata-rata nilai dari
responden adalah 72,5.
No Hubungan
Koefisie
Psig
Kesimpula
Interpretasi
.
korelasi
n
n
korelasi
1
rxy
0,518
0,00
P < 0,05
(+) dan signifikan
0
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai dari koefisien korelasi r xy sebesar 0.0518. Dengan
membandigkan nilai P < 0,05 pada hasil koefisien korelasi tersebut, maka dapat di
interpretasikan bahwa nilai koefisien korelasi antara pemahaman K3 siswa dengan penerapan
K3 siswa di laboratoium SMK se-Kota Probolinggo adalah positif (+) dan signifikan.
PEMBAHASAN
Pemahaman K3 siswa adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengauhi
penerapan K3 sisaw di laboratorium otomotif. Oleh sebab itu, pemahaman K3 siswa unutuk
meningkatkan penerapak K3 di laboratorium SMK sangat penting, sehingga peserta didik
akan bekerja sesuai dengan progam pendidikan kejuruan. Dari angka-angka yang didapat
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,1% responden menyatakan bahwa
merekan memiliki pemahaman yang baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman K3
siswa di SMK se-Kota Probolinggo tergolong baik. Penerapan K3 merupakan suatu
keharusan dalam bekerja di laboratoium otomotif SMK. Dalam penelitian ini penerapan K3
menunjukkan bahwa terdapat 63,8% responden menyatakan bahwa mereka menerapkan
sangat baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan K3 di laboratorium otomotif SMK
se-Kota Probolinggo tergolong sangat baik. Dengan demikian hubungan pemahaman K3
siswa dengan penerapan K3 siswa diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan
antara pemahaman K3 siswa dengan penerapan K3 siswa di laboratorium se-Kota
Probolinggopada taraf 5 persen dan hubungan tersebut sangat bermakna. Dari hubungan

tersebut dapat disimpulkan dengan pemahaman K3 yang baik maka penerapan K3 di


laboratorium SMK akan muncul dengan sendirinya.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pemahaman K3 siswa dengan penerapan K3
siswa di laboratorium SMK se-Kota Probolinggo, dapat disimpulkan: 1) Pemahaman K3
siswa di SMK se-Kota Probolinggo di kategorikan baik. 2) Penerapan K3 siswa di
laboratorium SMK se-Kota Probolinggo dikategorikan sangat baik. 3) Ada hubungan yang
positif dan signifiakan pemahaman K3 siswa dengan penerapan K3 siswa di laboratorium
SMK se-Kota Probolinggo.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan, saran-saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut: 1) Diharapkan siswa dapat membudayakan K3 bukan hanya
di laboratorium otomotif sekolah tetapi juga di dunia industri. 2) Diharapkan dapat
menambah informasi bagi guru otomotif dalamrangka pemahaman K3 siswa, sehingga
penerapan K3 dilaksanakan dengan sangat baik. 3) Diharapkan dapat dijadikan acuan sekolah
untuk menentukan kebijakan yang sesuai dengan K3 di SMK.
DAFTAR RUJUAKAN
Arikunto, Suharmisi. 20010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Daryanto. 2008. Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyo. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Kataman. 2008. Menerapkan Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Tempat Kerja untuk SMK dan MAK. Jakarta : Erlangga.
Kuncoro, T. 1997. Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi yang
Terkait dengan Dunia Usaha. Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
Wena, Made. 1997. Pendidikan Kejuruan Sistem Ganda. Malang : Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Malang.
Winarsunu, Tulus. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang : UMM Pess

Você também pode gostar