Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Burung Rangkong Badak adalah anggota dari genus Buceros, spesies yang
mempunyai karakter seperti bentuk tanduk dan mempunyai pelindung kepala
yang berwarna orange (Poonswad, 1993). Burung Rangkong Badak merupakan
salah satu spesies burung terbesar di Asia. Keanekaragaman burung Rangkong di
Indonesia saat ini semakin hari populasi makin menurun. Hal ini disebabkan oleh
berkurangnya kawasan habitat sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya
makanan, tempat bersarang, dan perburuan burung Rangkong. Di Indonesia
terdapat beberapa jenis subspesies dari burung Rangkong Badak yaitu Buceros
rhinoceros rhinoceros (Malay & Sumatera), Buceros rhinoceros borneonsis
(Borneo), Buceros rhinoceros silvertris (Java) (Aviabase, 2003). Menurut Daftar
Merah IUCN (Internasional Union For Conservation of Nature and Natural
Resources), burung Rangkong Badak termasuk spesies yang hampir mengalami
kelangkaan. CITES juga mengklasifikasikan satwa burung ini ke dalam kategori
Appendix II, yaitu sebagai spesies yang dilarang untuk perdagangan komersial
internasional karena hampir mengalami kelangkaan, kecuali jika perdagangan
tersebut tunduk pada peraturan ketat, sehingga pemanfaatan yang tidak sesuai
dapat dihindari (IUCN, 2008).
Saat ini di Indonesia dukungan penuh mengenai konservasi burung
Rangkong Badak ini telah dilakukan, konservasi dan upaya pelestarian burung
Rangkong Badak dilakukan sebagai dukungan untuk melestarikan dan
memelihara habitat Rangkong Badak tersebut, salah satu upaya pelestarian burung
Rangkong Badak berada di Eco Green Park diantaranya adalah dengan
penangkaran dan rehabilitasi burung Rangkong Badak. Hasil observasi di Eco
Green Park terdapat beberapa burung Rangkong Badak dan berdasarkan
pengamatan morfologi burung Rangkong Badak mempunyai morfologi yang
berbeda seperti bentuk paruh, jenis kelamin, warna iris, ukuran tubuh burung
Rangkong Badak, sehingga perlu dilakukan pendekatan secara molekular untuk
memastikan apakah burung Rangkong Badak di Eco Green satu sub-spesies atau
tidak. Selain itu pendekatan secara molekuler dapat digunakan untuk konservasi
secara genetik. Sampai saat ini Eco Green Park belum melakukan konservasi
secara genetik pada burung Rangkong Badak, strategi konservasi ini merupakan
suatu langkah yang digunakan untuk menyelamatkan sumberdaya genetik suatu
spesies dari kepunahan, sehingga perlu dilakukannya pendekatan secara molekular
dengan teknik DNA barcode.
METODE
Penelitian ini menggunakan Rangkong Badak berjumlah 2 individu dan
mengunakan darah burung Rangkong Badak di Eco Green Park, Jawa Timur
dengan bantuan dokter hewan. Penelitian dilakukan berdasarkan tahap
pengamatan morfologi yang di lakukan Eco Green Park, Batu Jawa Timur dan
Preparasi DNA di Laboratorium Regulasi Jurusan Biologi UM & Laboratorium
Bioteknologi Sentral MIPA Universitas Negeri Malang, dan Tahap sekuensing
dilakukan di First BASE Laboratories, Malaysia. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November 2014-April 2015. Alat yang digunakan seperti meteran kain
untuk pengamatan morfologi, sedangkan untuk isolasi DNA Centrifuge,
waterbath, microcentrifuge tube, high pure filter tube, mesin PCR, cetakan gel
agarose, tray, mesin elektroforesis, venojack, microwave oven, Tube berisi
Alkohol 96% 3ml, 1,5 PCR tube, , UV transluminator, oven sterilisasi, oven
pengering, autoklaf, UV spektrofotometer, refrigerator digunakan untuk PCR dan
Elektroforesis.
HASIL
Hasil Pengamatan Karakter Morfologi Burung Rangkong Badak
Identifikasi karakter morfologi burung Rangkong Badak dilakukan dengan
mengamati dan mengukur bagian-bagian tubuh yang merupakan parameter
identifikasi spesies rangkong. Hasil pengamatan karakter morfologi burung kepala
Rangkong Badak ditunjukan dengan Gambar 1.1 dibawah ini
B. Paruh
C. Iris
RB 2
RB1
A. Balung (casque)
Gambar 1.1 Karakter Morfologi dan Morfometrik Rangkong Badak bentuk balung
(casque) (panah merah), paruh (panah biru) dan iris, (panah kuning).
F.
RB 2
RB1
D. Bulu Tubuh
Gambar 2.2 Karakter Morfologi dan Morfometrik Rangkong Badak bentuk Bulu Tubuh
(panah ijo) Bulu Sayap Tubuh (panah orange ) dan Bulu Penutup Sayap,
(panah ungu).
RB 2
RB1
Gambar 3.3 Karakter Morfologi dan Morfometrik Rangkong Badak bentuk Ekor (panah
biru gelap), Kaki (panah biru muda).
No
Hasil
Rangkong Rangkong
Badak 1
Badak 2
Berat Badan
3,5 Kg
2 Kg
112 cm
82 cm
Panjang Sayap
58 cm
43 cm
Rentang Sayap
136 cm
86 cm
Lebar Sayap
52 cm
37 cm
Tinggi Paruh
6,5 cm
6 cm
14 cm
15 cm
Panjang Paruh
21 cm
22 cm
10
11
12
11
Panjang Ekor
40 cm
16 cm
12
Panjang Tarsus
14 cm
12 cm
13
Diameter Tarsus
11 cm
8 cm
14
lebar tapak
4,5 cm
12 cm
15
9 cm
8 cm
16
11,5 cm
12 cm
17
6 cm
6 cm
18
8 cm
5 cm
19
20
9 cm
7 cm
6,5 cm
7 cm
1 & 2 dengan nilai boostrap 99 dan clade kedua merupakan posisi spesies
pembanding dengan nilai boostrap 100.
Gambar 5.1 Morfologi dari Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) (A), Ragnkong Papan
(Buceros bicornis) (B). (Gambar A : dokumentasi pribadi 2015, Gambar B:
beautyofbirds.com)
10
11
DAFTAR RUJUKAN
Anggraini, K., M. Kinnaird & T. OBrien. 2000. The Effect of Fruit Availability
and Habitat Disturbance on An Assemblage of Sumatran Hornbill. Bird
Conservation International 10:189-202.
Aviabase,
2003.
The
world
bird
database,
eoc.org/species.jsp?avibaseid=0D3D9303B6AEB120,
tanggal 2 Februari 2015.
http://avibase.bsc
diakses
pada