Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
elektronis.
Review Analitical
Deloitte Haskins & Sells (disingkat DHS, cikal bakal dari Deloitte Touche
Tohmatsu) mencatat penggunaan teknik ini dalam audit manual mereka di tahun
1930-an. Di akhir 1960-an dan awal 1970-an DHS mengembangkan berbagai
perangkat lunak untuk review analitikal, di antaranya Statistical Techniques for
Analytical Review (STAR) in Auditing. Dalam review analitical yang penting
bukannya perangkat lunaknya, tetapi semangatnya seperti dikatakan Houck
think analytical first! ini ciri auditor (dan investigator) yang tangguh.
2
Ada beberapa teknik review analitikal disajikan dengan label tertentu untuk
memudahkan pemahaman, yaitu :
1. Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich
Dalam Betriebs Vergleich kita membandingkan perusahaan (Betriebs) yang
kita audit investigatif dengan saingannya yang seukuran. Sedangkan dalam
Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita audit investigatif
pada saatsekarang dengan hal yang sama di masa (Zeit) lalu.
2. Membandingkan Anggaran dengan Realisasi
Membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya
fraud.
Hal
yang
perlu
dipahami
di
sini
adalah
mekanisme
maupun
nonkeuangan)
yang
terkandung
dalam
sistem
anggarannya.
3. Analisis Vertikal dan Horizontal
Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisi rasio laporan keuangan.
Analisis vertikal meunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainnya
dalam laporan keuangan untuk tahun yang sama. Analisis horizontal
menunjukkanperubahan (kenaikan atau penurunan) suatun akun untuk suatu
tahun (periode) dibandingkan tahun sebelumnya atau berikutnya.
4. Hubungan Antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain
Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan, bisa
mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk review analitikal.
Contoh: angka penjualan dengan piutang dan persediaan rata-rata.
5. Menggunakan Data Nonkeuangan
Inti dari review analitikal adalah mengenal pola hubungan, relationship
pattern. Pola ubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan
demgan data keuangan lain. Pola hubungan nonkeuangan pun bisa bermacammacam bentuknya.
6. Regresi atau Analisi Trend
Dengan data historikal yang memadai (makin banyak makin baik, ceteris
paribus), review analitikal dapat mengungkapkan trend. Berbagai perangkat
lunak mempermudah hitungan dan grafiknya, misalnya STAR, perangkat
lunak Deloitte yang disebut diatas.
7. Menggunakan Indikator Ekonomi Makro
Ada hubungan antar besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu
tahun
dengan
indikator-indikator
ekonomi
seperti
inflasi,
tingkat
lain, dan lain-lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni para ahli
BAB 14
AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK PERPAJAKAN
1.1 Latar Belakang
Investigatif dengan tehnik perpajakan menggunakan dua tehnik yang secara luas
dipraktekkan oleh IRS (Internal Revenue Services) di Amerika Serikat. Kedua tehnik
investigasi ini digunakan untuk menentukan panghasilan kena pajak (PKP) yang belum
dilaporkan oleh wajib pajak dalam SPT-nya. Penerapan tehnik-tehnik ini terus
berkembang, sehingga menjadi umum digunakan dalam memerangi organized crime.
Kedua tehnik investigatif ini adalah Net Worth Method dan Expenditure Method.
Keduanya menggunakan logika pembukuan atau akuntansi yang sederhana. IRS
menggunakannya sebagai bukti tidak langsung (circumstantial evidence). Tehnik ini
menggeser beban pembuktian dari negara/fiskus kepada wajib pajak. Perlindungan hak
2.1.1
Berikut ini adalah contoh perhitungan PKP yang belum dilaporkan dengan Net
Worth Method.
Net Worth Method untuk menentukan PKP yang belum dilaporkan
Tahun 1
Aset
(-) Liabilitas
Net Worth
1.000
200
800
Tahun 2
Aset
(-) Liabilitas
Net Worth
Net Worth tahun 1
Kenaikan Net Worth
(+) Non deductible Expense
(-) Nontaxable income
Corrected taxable income
(-) reported taxable income
Unreported taxable income
3.000
250
2750
800
1950
1000
400
2550
1250
1300
Beberapa istilah yang perlu dipahami dari tabel diatas adalah sebagai berikut.
Nondeductable Expanse adalah biaya-biaya yang tidak boleh dibebankan
dalam menghitung PKP. Untuk wajib pajak perorangan di Indonesia, ini adalah
hampir seluruh biaya hidup seseorang, karena biaya yang boleh dikurangkan
(deductable) hanyalah pengurangan penghasilan bruto berupa biaya jabatan, biaya
pensiun, iuran pensiun dan THT. Oleh karena itu nondedectable expanse harus
ditambahkan kepada net worth increase.
Nontaxable expanse adalah penghasilan seseorang (perusahaan) yang untuk
kepentingan perpajakan bukan merupakan PKP. Oleh karena itu, penghasilan bukan
PKP (Nontaxable expanse) harus dikurangkan dari net worth increase.
Corrected taxable income adalah PKP sesunguhnya atau yang seharusnya
dilaporkan oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan net worth method.
Unreport taxable income adalah PKP yang belum dilaporkan oelh wajib pajak
dalam SPTnya. Informasi inilah yang dihitung pemeriksa atau penyidik pajak.
Legal income adalah semua penghasilan yang dilaporkan yang bersangkutan. Inilah
yang dibandingkan dengan net worth increase (sesudah di-adjust dengan personal
expenses) untuk menentukan illegal income.
Berikut adalah contoh perhitungan untuk menentukan illegal income
Tahun 1
Aset
(-) Liabilitas
Net Worth
1.000
200
800
Tahun 2
Aset
(-) Liabilitas
Net Worth
Net Worth tahun 1
Kenaikan Net Worth
(+) Personal Expense
Corrected Legal Income
(-) legal income
Illegal Income
3.000
250
2750
800
1950
1000
2950
1250
1700
3. Beberapa Catatan
Dibawah ini ada beberapa catatan yang harus diperhatikan penyidik atau investigator
dalam menerapkan net worth method.
a. Rekaman
Makin banyak transaksi terekam, makin ampuh pula net worth method. Seperti,
penggunaan kartu kredit ; selain meninggalkan paper trails (jejak berupa kertas),
ia juga meninggalkan digital trails yang bisa menjadi bukti dalm upaya
pemberantasan tindak pidana pencucian uang, bank, dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Rekaman ini sangat mendukung penerapan net worth method
b. Penyimpanan uang tunai ada beberapa pelaku kejahatan yang menggunakan
jasa perbankan atau pasar modal dalam menyimpan bahkan menggandakan uang
hasil kejahatan mereka. Ada pula yang menyimpan uang dalam rumah dinas
atau rumah tempat tinggal mereka dalam jumlah yang besar, disebut juga Cash
Hoarding.
c. Tambahan penghasilan kalau tambahan dari pembelian tanah atau warisan,
masih bisa ditelusuri. Yang menjadi perhatian bahkan KPK menetapkan aturan
dalam hal ini adalah gratifikasi.
d. Pembalikan beban pembuktian membalikkan apa yang sudah dilaporkan ke
pemerintah dari yang bersangkutan.
e. Catatan pembukuan catatan yang seringkali tidak lengkap dan menjadi
tantangan bagi penyidik.
Expenditure Method
Sebagaimana halnya dengan Net Worth yang dijelaskan, penerapan Expenditure
Method juga dipelopori IRS. Expenditure Method yang merupakan derivasi atau turunan
dari net worth method digunakan IRS sejak tahun 1940an. Ketika RICO Act
diundangkan dalam tahun 1970, Expenditure Method dimanfaatkan sebagai petunjuk
organized crime. Expenditure Method juga merupakan cara pembuktian tidak langsung.
Seperti Net Worth Method, Expenditure Method juga dimaksudkan untuk menentukan
unreported taxable income. Expenditure Method lebih cocok untuk para wajib pajak
yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran
besar (mewah).
Contoh perhitungan unreported taxable income
Jumlahpengeluaran
(-) total nontaxable income
Adjusted gross income
(-) itemized/ standard deduction
(-) exemptions
Corrected Taxable Income
Reported taxable income
Unreported taxable income
10.000
1.000
9.250
750
500
8.000
3.000
5.000
Keterangan istilah :
1. Itemized = pengurangan yang diperkenankan UU baik yang bersifat standar atau dirinci
satu per satu.
2. Exemption = pengecualian.
Expenditure Method lebih populer dari Net Worth Method, karena Expenditure Method
lebih mudah dibuat atau dihitung, dan juga lebih mudah dimengerti oleh orang awam.
Mahkamah Agung di Amerika Serikat tidak menetapkan Expenditure Method secara
khusus sebagai alat pembuktian, karena Expenditure Method dianggap derivasi atau
turunan dari Net Worth Method. Seorang akuntan harusnya mampu menghitung
unreported taxable income berdasarkan Net Worth Method akan mengkonversikannya ke
Expenditure Method.
Expenditure Method harusnya digunakan untuk kasus-kasus perpajakan apabila kondisikondisi berikut sangat kuat atau dominan:
1.
2.
3.
4.
5.
4. Illegal income harus ditentukan untuk menghitung denda (misalnya dalam kejahatan
penebangan hutan ilegal), menghitung kerugian negara (dalam kasus korupsi), dan
pungutan negara lainnya.
Expenditure Method adalah derivasi dari Net Worth Method. Namun, perlakuan terhadap
asset dan liabilities-nya berbeda. Misalnya, dalam Net Worth Method penyidik akan
mencantumkan saldo akhir kas dan bank. Dalam Expenditure Method, hanya
perubahannya yang diambil (kenaikan atau penurunan kas dan bank). Hal yang sama
juga berlaku untuk persediaan barang, piutang, utang, dan pinjaman bank. Depresiasi,
amortisasi, deplesi, deffered gains, dan semacamnya juga diabaikan dalam Expenditure
Method ini sebenarnya merupakan hal yang elementer untuk seorang akuntan.
2.1.3
Penerapannya Di Indonesia
Dua metode audit investigatif yang telah dibahas diatas diterapkan oleh kantor pajak
IRS di Amerika Serikat untuk memberi petunjuk adanya penghasilan yang belum
dilaporkan. Wajib pajak kemudian membuktikan adanya kekeliruan perhitungan oleh
IRS, atau mengakui kesalahannya dan membayar kekurangan pajak beserta dendanya.
Metode yang sama dapat diterapkan penegak hukum (FBI) disana untuk memberikan
petunjuk adanya penghasilan atau aset yag diperoleh dari kegiatan melawan hukum.
Di Indonesia, contoh penerapannya adalah pada kasus laporan PPATK tentang
transaksi bank atau transfer yang sangat besar ke rekening penyelenggara negara,
termasuk penegak hukum, anggota DPR dan pimpinan partai politik. PPATK tidak
melakukan investigasi. Laporannya merupakan bagian dari pelaporan transaksi
mencurigakan oleh lembaga keuangan ke PPATK.
10