Você está na página 1de 3

Apa itu konsumerisme???

Konsumerisme adalah sebuah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang


atau sekolompok orang melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang hasil
produksi secara berlebihan. Biasanya hal ini tidak disadari oleh seorang atau
sekolompok individu dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan mereka pecandu
dari suatu produk, sehinggan ketergantungan itu sangat sulit dihilangkan. Apabila
seorang konsumtif menjadikan kekonsumtifannya sebagai gaya hidup, maka orang
tersebut menganut paham konsumerisme.

Hal-hal yang dikatakan perilaku konsumtif

1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.


2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
ataukegunaannya).
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model
yang mengiklankan.
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal
akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Penyebab Perilaku Konsumerisme


Perilaku konsumtif adalah perilaku yang mencerminkan serba instan atau tidak
mau menempuh proses. Perilaku konsumtif juga sering dilawankan dengan
perilaku produktif. Bahkan, konsumtif cenderung mengarah pada gaya hidup glamor,
boros, dan lain sebagainya. Perilaku konsumtif lazim dialami pada masa-masa
remaja. Remaja sangat senang dengan perilaku yang mengarah ke arah konsumtif
dan hedonis(kesenangan/kenikmatan). Mereka senang mengeluarkan uang demi
membeli barang-barang yang mereka sukai.

A.Faktor Orang Tua


Perilaku konsumtif ini biasanya disebabkan oleh lingkungan, tapi tidak dipungkiri
bahwa perilaku konsumtif ini sendiri bisa berasal dari keluargannya. Contoh,
seorang ibu sering memakai barang-barang mahal. Anak-anak itu mempunyai 1
perilaku yang tidak mungkin bisa lepas, yaitu mengimitasi (meniru). Jadi, jika anak
melihat ibunya memakai perhiasan, Hp, atau barang mahal lainnya, anak biasanya
juga ingin mempunyainya. Maka dari itu, jika orang tua menuruti permintaan anak,
maka secara tidak sengaja orang tua telah membangun sikap konsumtif kepada si
anak. Akan tetapi, jika orang tua menjelaskan mengapa dia membeli perlengkapan
tersebut, maka kemungkinan anak menjadi konsumtif lebih kecil, tapi tidak dipungkiri
juga bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh kepada si anak.
B.Faktor Lingkungan
Walaupun orang tua sudah mengajarkan kepada si anak bahwa perilaku konsumtif
yang berlebihan itu tidak baik, tapi bisa saja faktor lingkungan membuat dia menjadi
seorang yang konsumtif. Misalnya, menipu orang tua untuk mendapatkan uang jajan
lebih agar bisa membeli baju yang serupa dengan teman-teman yang lain atau bisa
juga menipu dengan mengatakan bahwa harus bayar uang ini, itu, dsb agar bisa
membeli barang yang diinginkan. Bagaimana penanganannya??

Saran untuk perilaku konsumerisme


Saran dari saya sebenarnya lebih kepada keluarga. Karena kepribadian anak
awalnya terbentuk dari keluarga. Keluarga itu ibaratnya fondasi paling awal untuk
menanamkan hal-hal baik kepada si anak. Kalau orang tua mengajarkan hal baik,
maka anaknya juga akan baik. Tapi, banyak fenomena lain yang orang tuanya baik,
tapi anaknya jahat. Ini bisa disebabkan beragam faktor lain.
Read more: http://www.wivrit.com/2013/12/pengertian-darikonsumerisme.html#ixzz4Qpqfh3WE

Você também pode gostar