Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
minyak daun cengkeh, minyak akar wangi, minyak nilam, minyak kenanga, minyak
kayu cendana merupakan beberapa bahan ekspor minyak atsiri Indonesia. Minyak
atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan
aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa turunanan
minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer,
aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya.
Minyak atsiri merupakan produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-bagian
suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan
campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak menguap
(non-volatile) yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya (Tavish dan
Haris 2002).
Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses distilasi.
Pada proses ini jaringan tanaman dipanasi dengan air atau uap air. Minyak atsiri akan
menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk atau bersamaan uap air yang
dilewatkan pada bahan. Campuran uap air dan minyak atsiri dikondensasikan pada
suatu saluran yang suhunya relatif rendah. Hasil kondensasi berupa campuran air dan
minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan karena kadua bahan tidak dapat saling
dilarutkan.
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Distilasi sangat baik untuk memisahkan bahan-bahan alam
yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor
(Wonorahardjo, 2013). Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode
pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponenkomponen yang akan di pisahkan secara teoritis bila perbedaan titik didih antar
komponen makin besar maka pemisahan dengan cara distilasi akan berlangsung
makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Distilasi digunakan untuk
menarik senyawa organik yang titik didihnya di bawah 250 C. Pedistilasian senyawa
dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan
didistilasi
diakibatkan
terjadinya
oksidasi
dan
dekomposisi
(Ibrahim
dan
minyak atsiri ini disebut Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak
atsiri larut dalam alkohol. Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri.
Cara ini sangat mahal dan memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang
diproses dengan cara ini contohnya tuberose dan jasmine.
c. Solvent Extraction (Pelarut mudah menguap)
Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum eter,
atau benzen. Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic
(bisa menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini
mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang
dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk
aroma terapi?? Karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven
yang tertinggal 6 20%. Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10
ppm. Hasil akhir cara ini disebut concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam
alkohol untuk memisahkan solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan
absolute. Absolute atau concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk
skin care. Contoh tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine,
hyacinth, narcissus, tuberose.
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan
kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200 atm,
pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini merupakan
solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat singkat/ instan. CO2
bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan
minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri. Jakarta: UI-Press.
Ibrahim, S., dan Marham, S., 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Mac Tavish, Hazel and Harris, David. 2002. An Economic Study of Essential Oil
Production in The UK : A Case Study Comparing Non-UK Lavender/Lavandin
Production and Peppermint/Spearmint Production With UK Production
Techniques and Cost. London: Report to Government-Industry Forum on Non
Food Uses of Crops DEFRA.
Sundari, E. 2001.Pengambilan Minyak Atsiri dan Oleoresin dari Kulit Kayu Manis.
Bandung: Ganesha.
Uhl, S. R. 2000. Handbook of Spices Seasonings and Flavoring Technomic
Publishing. USA:Co. Inc. Lancaster.
Wonorahardjo, Surjani. 2013.Metode-Metode Pemisahan Kimia.Jakarta: Akademia
Permata.