Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH
I KOMANG LEO TRANDANA ARIZONA
NIM. 131523143073
A Definisi
Chronic kidney diseases (CKD) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu
sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun,
berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular
kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al, 2001). Gagal ginjal kronis merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi
uremia. (Smeltzer & Bare, 2001).
B Etiologi
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1
Nefropati toksik
C Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai
reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat
diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, akan semakin berat.
1
muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang semakin memperburuk
status uremik.
3
Asidosis
Dengan semakin berkembangnya penyakit renal, terjadi asidosis metabolic seiring
dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan.
Penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus gjnjal untuk
menyekresi ammonia (NH3) dan mengabsopsi natrium bikarbonat (HCO3) . penurunan
ekskresi fosfat dan asam organic lain juga terjadi
Anemia
Sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel
darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat
status uremik pasien, terutama dari saluran gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi
eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak
napas.
D Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal
kronis adalah sebagai berikut :
1. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem reninangiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital,
Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
2. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis
dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
4. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
5. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku
6. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
7. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan EKG :
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan
gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
Pemeriksaan USG :
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal,
anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate
Pemeriksaan Radiologi :
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi
dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada,
pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
(CCT)
72 x Kreatinin Serum
F Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001) serta
Suwitra (2006) antara lain adalah :
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
G Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan
fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah atau
mengobati komplikasi (Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007). Terapi konservatif tidak
dapat mengobati GGK namun dapat memperlambat progres dari penyakit ini karena
yang dibutuhkan adalah terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi
ginjal.
Lima sasaran dalam manajemen medis GGK meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan obatobatan) dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga intake protein
sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan katabolisme (menyediakan
kalori nonprotein yang adekuat untuk mencegah atau mengurangi katabolisme)
2. Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga (Black & Hawks,
2005)
A Pengkajian
1) Pengkajian Primer (primary survey)
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah
aktual/potensial dari kondisi life threatning (berdampak terhadap kemampuan
pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap berpedoman pada inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan.
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
A = Airway dengan kontrol servikal
-
Distress pernafasan
C = Circulation
-
Tekanan darah
D = Disability
-
Tingkat kesadaran
Gerakan ekstremitas
E = Eksposure
-
Metode pengkajian :
1
(signs
and
symptoms)
tanda
:
dan
gejala
yang
A (Allergis)
M (medications)
P (pertinent past
medical hystori)
klien
untuk
mengatasi nyeri
:
riwayat
penyakit
yang
diderita klien
makan/minum
terakhir;
solid
jenis
or liquid)
makanan,
ada
kualitas makan
pencetus/kejadian penyebab
E (event leading
keluhan
to injury or illnes)
2
menimbulkan
Q (quality)
mengurangi nyeri
R (radian)
kualitas nyeri
S (severity)
T (time)
skala nyeri ( 1 10 )
dan
lamanya
nyeri
sudah
dialami klien
b) Tanda-tanda vital dengan mengukur :
-
Tekanan darah
Suhu tubuh
Periksa leher
Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakhea miring atau tidak,
distensi vena leher, perdarahan, edema dan kesulitan menelan.
Pengkajian dada
Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks :
- Kelainan bentuk dada
- Pergerakan dinding dada
- Amati penggunaan otot bantu nafas
- Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera, petekiae, perdarahan, sianosis,
abrasi dan laserasi
Nadi femoralis
Distensi abdomen
Pengkajian Ekstremitas
Hal-hal yang perlu dikaji :
Nyeri
Pergerakan
Warna kulit
Deformitas
Jejas
Laserasi
Luka
Pengkajian Psikosossial
Meliputi :
-
Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus seperti sakit
tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh ataupun anggota keluarga
B Diagnosa Keperawatan
C Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Gangguan pertukaran gas b/d
kongesti
paru,
hipertensi
pulmonal, penurunan perifer
yang mengakibatkan asidosis
laktat dan penurunan curah
jantung.
Definisi : Kelebihan atau
kekurangan dalam oksigenasi
dan
atau
pengeluaran
karbondioksida
di
dalam
membran kapiler alveoli
Batasan karakteristik :
- Gangguan penglihatan
- Penurunan CO2
- Takikardi
- Hiperkapnia
- Keletihan
- somnolen
- Iritabilitas
- Hypoxia
- kebingungan
- Dyspnoe
- nasal faring
- AGD Normal
TUJUAN
INTERVENSI
NOC :
NIC :
Respiratory Status : Gas exchange
Airway Management
Respiratory Status : ventilation
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Vital Sign Status
thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil :
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi da - Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
oksigenasi yang adekuat
- Memelihara kebersihan paru paru dan bebas - Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dari tanda tanda distress pernafasan
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan - Lakukan suction pada mayo
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, - Berika bronkodilator bial perlu
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada - Barikan pelembab udara
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
pursed lips)
- Tanda tanda vital dalam rentang normal
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
- Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi
- Catat
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot
tambahan,
retraksi
otot
supraclavicular dan intercostal
- Monitor suara nafas, seperti dengkur
sianosis
warna kulit abnormal (pucat,
kehitaman)
- Hipoksemia
- hiperkarbia
- sakit kepala ketika bangun
- frekuensi dan kedalaman
nafas abnormal
Faktor
faktor
yang
berhubungan :
- ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
- perubahan membran kapileralveolar
putput
Monitor status kardiovaskuler
Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
jantung
- Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
perfusi
- Monitor balance cairan
- Monitor adanya perubahan tekanan darah
- Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien
- Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulsus paradoksus
- Monitor adanya pulsus alterans
-
NOC :
Fluid management
Respiratory status : Ventilation
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Pasang urin kateter jika diperlukan
Respiratory status : Airway patency
- Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
Vital sign Status
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Kriteria Hasil :
- Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
PAP, dan PCWP
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
- Monitor vital sign
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, - Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
pursed lips)
- Kaji lokasi dan luas edema
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien - Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
intake kalori harian
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada - Monitor status nutrisi
- Berikan diuretik sesuai interuksi
suara nafas abnormal)
- Tanda Tanda vital dalam rentang normal - Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
Nafas pendek
Assumption of 3-point
position
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi berlangsung
sangat lama
Peningkatan diameter
anterior-posterior
Pernafasan rata-rata/minimal
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30
Usia 5-14 : < 14 atau > 25
Usia > 14 : < 11 atau > 24
Kedalaman pernafasan
Dewasa volume tidalnya 500
ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg
Timing rasio
Penurunan kapasitas vital
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan
syaraf tulang belakang
- Imaturitas Neurologis
Kelebihan volume cairan b/d
berkurangnya curah jantung,
retensi cairan dan natrium oleh
ginjal, hipoperfusi ke jaringan
perifer dan hipertensi pulmonal
Definisi : Retensi cairan
isotomik meningkat
Batasan karakteristik :
- Berat badan meningkat pada
waktu yang singkat
- Asupan
berlebihan
dibanding output
- Tekanan darah berubah,
NOC :
NIC :
Electrolit and acid base balance
Fluid management
Fluid balance
- Timbang popok/pembalut jika diperlukan
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil:
- Pasang urin kateter jika diperlukan
- Terbebas dari edema, efusi, anaskara
- Bunyi
nafas
bersih,
tidak
ada - Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
dyspneu/ortopneu
- Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek - Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
PAP, dan PCWP
hepatojugular (+)
Monitor vital sign
- Memelihara tekanan vena sentral, tekanan
- Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
kapiler paru, output jantung dan vital sign
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
dalam batas normal
- Kaji lokasi dan luas edema
- Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau
- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
Ketidakseimbangan
kebingungan
Menjelaskanindikator kelebihan cairan
nutrisi NOC :
NIC :
ketidakmampuan
untuk
mengunyah makanan
- Miskonsepsi
- - Kehilangan BB dengan
makanan cukup
- Keengganan untuk makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal dengan
atau tanpa patologi
- Kurang berminat terhadap
makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau steatorrhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya
informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan
- Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan
dengan
faktor
biologis,
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
RR
- Mampu melakukan aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri
NIC :
Energy Management
- Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
- Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
- Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
- Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
- Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
- Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
- Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
- Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
- Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
iskemia
Adanya
dyspneu
atau
ketidaknyamanan
saat
beraktivitas.
Faktor
factor
yang
berhubungan :
- Tirah Baring atau imobilisasi
- Kelemahan menyeluruh
- Ketidakseimbangan antara
suplei
oksigen
dengan
kebutuhan
- Gaya
hidup
yang
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume 2, 2006, EGC, Jakarta
Musliha, Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep dengan pendekatan
Nanda, NIC, NOC, 2010, Nuha Medika, Yogyakarta
Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2009-2011, EGC, Jakarta
Wilkinson J M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC, Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta