Você está na página 1de 4

PENYELENGGARAAN SISTEM TRANSPORTASI

FASILITAS ANGKUTAN UMUM ARJOSARI-LANDUNGSARI (AL)


BELLA ASTRINA C A.

(201310340311080)

AULIA INDIRA K.

(201310340311089)

ARTIKEL TUGAS MATA KULIAH SISTEM TRANSPORTASI


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK / SEMESTER 3

I.

LATAR BELAKANG
Dewasa ini, transportasi menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

masyarakat di Kota Malang. Hampir setiap hari masyarakat di Kota Malang melakukan
kegiatan transportasi demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu upaya pemerintah
untuk mengimbangi kebutuhan transportasi di Kota Malang adalah dengan menambahkan
angkutan kota (angkot) sebagai moda transportasi. Angkot ini pun dapat kita temui di segala
penjuru Kota Malang. Tujuan adanya angkot ini agar masyarakat dapat berpergian dengan
nyaman, aman, dan efisien. Selain itu, dengan adanya angkutan kota, diharapkan dapat
mengurangi kemacetan di ruas-ruas jalanan di Kota Malang yang diakibatkan oleh banyaknya
kendaraan pribadi.
Namun nyatanya, masyarakat belum sepenuhnya dapat menggunakan angkutan kota
dengan maksimal. Banyak masyarakat yang belum mau berpindah dari angkutan pribadi ke
angkutan kota. Pelayanan yang kurang baik menjadi alasan mengapa banyak orang masih
memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan menggunakan angkot.
Padahal tidak semua angkutan kota memiliki fasilitas yang buruk. Bahkan beberapat angkot
memiliki fasilitas yang tidak kalah nyaman jika dibandingkan dengan angkutan pribadi.
Dan dengan adanya kondisi di atas maka kami tertarik untuk menulis sebuah artikel
mengenai sistem transportasi yang terdapat di kota Malang, khususnya tentang moda
transportasi angkutan kota AL. Dipilih angkutan kota dengan tujuan Arjosari-Landungsari
karena angkutan tersebut banyak didemui di sekitaran kami. Diharapkan artikel ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai moda transportasi angkutan kota dan dapat
mengajak pembaca untuk lebih memilih menggunakan transportasi angkutan kota untuk
berpergian dengan tujuan di dalam kota.

II.
KONDISI EKSISTING
Durasi menunggu angkot AL datang agak lama yaitu sekitar 10 menit.
Rute angkutan AL yang lebih panjang dari pada ADL yang sama-sama berjurusan

Arjosari ke Landungsari dan sebaliknya.


Terjadi pergantian ke angkot AL yang lain karena supir angkot AL yang pertama tidak
membawa dokumen-dokumen lengkap, sedangkan di depan stasiun Kota Baru ada

operasi penertiban angkutan.


Pada angkot AL yang pertama, kondisi di dalam angkot kurang baik dengan adanya

lampu dalam yang lepas.


Pada angkot AL yang pertama, sopir tetap memaksakan penumpang baru untuk masuk

walaupun kondisi di dalam angkutan sudah penuh.


Kondisi di dalam angkutan AL yang kedua yang lebih bersih dan terawat.
Supir angkot AL yang kedua menyetir dengan tidak ugal-ugalan.
Tarif angkot sesuai ketentuan yaitu Rp 3000.00 untuk umum dan Rp 2000.00 untuk

berseragam sekolah.
Tarif untuk tujuan jauh dan dekat sama.

III.

PEMBAHASAN
Angkutan Kota, atau yang sering kita sebut dengan Angkot telah menjadi moda

transportasi yang penting di Kota Malang. Kita dapat menemukan moda transportasi ini di
seluruh penjuru Kota Malang. Angkutan Kota ini beroprasi hampir di sepanjang jalan-jalan di
Kota Malang. Tujuan dari angkot ini dapat dilihat dari kode huruf yang biasanya terdapat di
bagian depan dan belakang angkot tersebut. Ada banyak sekali angkot yang beroperasi di
Kota Malang. Salah satu contohnya adalah angkot AL. Angkot AL melayani perjalanan dari
Arjosari ke Landungsari, begitu juga sebaliknya.
Mikrolet AL memiliki rute mulai dari terminal Landungsari Jalan MT Haryono
Jalan Gajayana Jalan Veteran Jalan Bandung - Jalan Ijen Jalan Jakarta Jalan Surabaya
Jalan Bondowoso Jalan Retawu Jalan Ijen Jalan Semeru Jalan Kahuripan Jalan
Tugu Jalan Kertanegara Jalan Trunojoyo Jalan Hos Cokroaminoto Jalan Dr. Cipto
Jalan Panglima Sudirman Jalan Wr. Supratman Jalan Mahakam Jalan Asahan Jalan
Karya Timur Jalan Tenaga Utara Jalan LA. Sucipto Jalan Jendral Ahmad Yani Jalan
Raden Intan terminal Arjosari. Rute yang dilalui saat kembali ke terminal Landungsari
sedikit berbeda karena tidak melewati Jalan Raden Intan dan Jalan Ahmad Yani melainkan
melalui Jalan Raden Panji Suroso langsung ke Jalan LA Sucipto. Angkot yang mempunyai

tujuan Arjosari Landungsari ada dua yaitu AL dan ADL. ADL yang mempunyai jalur dalam
kota mempunyai jarak tempuh lebih pendek daripada angkot AL.
Pada hari Rabu, 8 Oktober 2014, kami mencoba menaiki moda transportasi angkot.
Kami memilih angkutan dengan jurusan Arjosari Landungsari dengan pertimbangan
angkutan tersebut mudah ditemui di sekitar tempat tinggal kami. Kami menunggu angkot
tersebut di sekitaran JL. Gajayana pada pukul 10.10 dan baru mendapatkan angkot dan
menaikinya pada pukul 10.21.
Angkot AL yang kami naiki fasilitas di dalamnya tidak begitu baik. Lampu di dalam
mobilnya terlepas dari tempatnya. Kondisi di dalam angkot penuh oleh penumpang. Dan
ketika ada penumpang baru, supir angkot tetap memaksakan penumpang untuk masuk ke
dalam. Sehingga kondisi di dalam angkot yang awalnya sudah penuh menjadi sangat sesak
dan pengap. Perjalanan kami terhenti di Jalan Surabaya. Para penumpang dipindah ke angkot
AL yang lain karena supir mendapatkan informasi bahwa terjadi operasi penertiban angkutan
umum di depan Stasiun Kota Baru.
Kami pun berpindah ke angkot AL kedua. Angkot AL kedua yang kami naiki
memiliki fasilitas yang lebih nyaman bagi penumpangnya. Kondisi tempat duduk dan
interiornya bersih dan terawat. Sangat jarang bisa menemukan angkutan dengan kondisi di
dalam angkutan yang bersih dan nyaman karena biasanya angkot yang kami naiki fasilitasnya
kurang baik, seperti busa kursi yang sobek, jendela yang tidak bisa dibuka, atau lampu dalam
mobil yang hilang. Selain itu, penumpangnya tidak terlalu penuh sehingga kami tidak perlu
duduk berdesak-desakan. Angkot yang kami tumpangi tersebut juga tidak ugal-ugalan saat di
jalan. Angkot AL yang kami naiki pun tidak terlalu sering ngetem. Supir angkot yang
ramah menambah rasa nyaman perjalanan kami.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk satu kali perjalanan menggunakan angkot AL
sebesar Rp 3000.00 untuk umum dan Rp 2000.00 untuk pelajar. Jarak yang jauh ataupun
dekat tidak mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan penumpang. Hal tersebut telah
sesuai dengan peraturan Walikota No 24 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa tarif angkutan
kota untuk umum yaitu sebesar Rp 3000.00 dan untuk pelajar Rp 2000.00.

IV.

KESIMPULAN

Demi memenuhi kebutuhan trasnportasi masyarakat Kota Malang, pemerintah


memberikan moda transportasi umum yaitu angkutan kota (angkot). Pengandaan angkot
diharapkan dapat mengurangi kepadatan ruas-ruas jalan di Kota Malang dari kendaraan
pribadi. Selain itu, pemerintah mengharapkan dengan adanya angkot, masyarakat dapat
bepergian dengan mudah dan efisien.
Banyak warga malang yang sudah menggunakan angkot sebagai moda transportasi
sehari-hari. Namun masih lebih banyak warga Malang yang lebih memilih menggunakan
transportasi pribadi dengan alasan kenyamanan dan efisiensi waktu. Padahal angkot di kota
Malang fasilitasnya sudah cukup memadai. Agar lebih banyak masyarakat yang mau beralih
ke transportasi umum, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, warga Kota Malang, dan
supir angkutan umum dalam menjada kenyamanan dan keamanan di dalam angkutan umum.

Você também pode gostar