Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
email: meylinda@ukmc.ac.id
2
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
email: penulis a_alfian@ukmc.ac.id
3
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
email: penulis t_sunarni@ukmc.ac.id
Abstraksi
Perkembangan suatu pembangunan dapat dilihat dari jumlah penyebaran penduduk yang
menempati daerah perkotaan dan kabupaten. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah
sampah kertas yang dihasilkan oleh sekolah. Selama ini pemanfaatan sampah kertas ini dapat
ditanggulangi dengan cara membuangnya di tempat penampungan sampah yang kemudian di
buang ke Tempat Pembuangan Akhir atau dengan cara pembakaran. Dari permasalahan yang
ada, salah satu usaha yang akan dilaksanakan oleh Prodi Teknik Industri, Unika Musi
Charitas melalui Program Pengabdian Masyarakat merasa peduli akan permasalahan tersebut.
Sebagai solusinya, tim mencoba memberikan pelatihan tentang pemanfaatkan limbah kertas
dan pelepah pisang menjadi produk daur ulang kertas dan bubur kertas yang masih dapat
dimanfaatkan dan memiliki nilai jual yang lebih baik. Untuk itu Tim Prodi Teknik Industri,
Unika Musi Charitas bermaksud memberikan pelatihan berupa cara pengolahan sampah kertas
untuk didaur ulang menjadi lembaran kertas yang tentunya memiliki nilai ekonomis dengan
cara cetakan screen dan juga pemanfaatan sampah pelepah pisang menjadi lembaran kertas
yang bisa dibuat produk lain yang lebih bernilai ekonomis. Sekolah yang dipilih untuk
pelatihan ini adalah SMA Methodist 4 Banyuasin. Pelatihan ini diberikan pada siswa SMA
Methodist 4 Banyuasin agar menimbulkan niat untuk melakukan program recycle sampah
kertas dan membuatnya menjadi kreativitas tinggi sehingga menimbulkan niat berwirausaha.
Dari Hasil Pelatihan siswa SMA Methodist 4 Banyuasin sangat antusias mengikuti pelatihan
ini dikarenakan manfaatnya besar bagi mereka. Mereka juga mengharapkan adanya pelatihan
lainnya yang melibatkan siswa praktek langsung dengan topik yang lainnya yang bisa mereka
adopsi dilingkungan rumah tempat mereka tinggal.
Kata Kunci: Sampah kertas, Pelepah Pisang, Recycle, Kreativitas
Abstract
Progress of development can be seen from the distribution of the population that occupies urban
areas and districts. One of the problems that occurs is paper waste collected by the school.
During this time, paper waste can be handled by throw it in the garbage disposal which is
dumped into the final disposal or by burning. From this problems, one of the ways to be solved
by the Industrial Engineering Department, Unika Musi Charity through the Community Service
Program is by recycle waste paper. As a solution, the team tried to provide training on recycle of
waste paper and banana steem to be pulp that can still be used and have a better resale value.
For that Tim Prodi Industrial Engineering, Unika Musi-Caritas intends to provide training of
processing waste paper to be recycled into pulp which certainly has an economic value and also
use of waste banana steem into pulp that can be made other products more valuable
economical. Schools selected for this training is a SMA Methodist 4 Banyuasin. The training is
given to students of SMA Methodist 4 Banyuasin in order to create an intention to commit
recycle waste paper program and make it a high creativity, giving rise to entrepreneurial
intentions. Results of this trainning from SMA Methodist 4 Banyuasin student is the students
very enthusiastic about this training because the benefits are they earn. They also expect their
other training practices that engage students directly with other topics they can adopt in theirs
environment.
Keywords: Waste paper, Banana Steem, Recycle, Creativity
1.
PENDAHULUAN
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi
penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran.
Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah warga belajar tidak
menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Di sekolah, sampah
bisa menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian serius. Namun juga bisa dipakai
sebagai
sekolah yaitu sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang
bisa terurai secara alamiah/ biologis. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri
dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya
membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sampah B3 (bahan berbahaya dan
beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun.
Misalnya adalah bahan kimia beracun.
Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan. Di
dalam parameter tersebut tidak bisa dilepaskan dari pola pengelolaan sampahnya.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Mereka akan belajar bagaimana
sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor
dan menjijikkan. Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis
sampah kering. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik
dan sedikit logam. Dengan kenyataan seperti ini berarti dapat disimpulkan bahwa
sekolah menghasilkan sampah yang dapat didaur ulang dengan mudah. Bahkan
sampah yang dihasilkan sekolah termasuk mempunyai nilai yang cukup tinggi.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di
kalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi.
Khusus
untuk
sampah
kertas,
bisa
dilakukan
dua
hal
untuk
kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga
berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur
kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar
kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.
Selain sampah kertas, sampah lain yang bisa di manfaatkan sebagai bubur
kertas adalah sampah pelepah pisang. Sampah pelepah pisang ini selama ini
kurang bisa dimanfaatkan untuk jadi produk yang lebih berguna dan menarik.
Pelepah pisang diharapkan baik dipergunakan sebagai bahan baku bubur kertas,
karena berkadar lignin rendah (5%), selulosa (63-64%) dan hemiselulola (20%)
tinggi, sedangkan seratnya relatif panjang sekitar 4,29 mm. Kadar lignin yang
rendah dari pelepah merupakan keuntungan lain karena proses pembuatan pulp
relatif membutuhkan bahan pemasak yang relatif sedikit dan waktu yang relatif
singkat sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis (Lisnawati, 2000).
Maka dari itu sampah pelepah pisang baik untuk dijadikan bubur kertas.
Sampah yang dihasilkan dari sekolah selama ini masih kurang bisa
dimanfaatkan dengan baik, baik sampah kertas maupun sampah pelepah pisang
yang berasal dari lingkungan sekolah. Dari daur ulang kertas bekas ini, hasil yang
diperoleh atau ketebalan kertas tergantung kepada cara kita melakukan daur ulang
kertas, salah satunya pada saat mencelupkan cetakan sablon pada bubur kertas dan
tergantung kepada lamanya cetakan sablon di dalam wadah yang berisi bubur
kertas (Tesa Y, Delima Suci P.S, Ahmad Affandi Nst, 2017).
SMA Methodist 4 memiliki siswa yang memiliki kreativitas tinggi yang
bisa memanfaatkan sampah ini menjadi sesuatu yang lebih berguna melalui proses
daur ulang. Untuk itu perlu dilakukan suatu pelatihan bagi siswa SMA Methodist
4 untuk mendaur ulang sampah kertas dan pelepah pisang dengan sistem cetakan
screen agar menumbuhkan jiwa cinta lingkungan dan jiwa berwirausaha melalui
produk yang dihasilan dari daur ulang sampah kertas dan sampah pelepah pisang
dan dapat membuat produk seperti bingkai foto, dompet dan lainnya.
2.
METODE
Metode pendekatan yang ditawarkan oleh tim pengusul pengmas Teknik
Industri Unika Musi Charitas pada program ini dapat dirinci menjadi 4 tahap
yaitu:
a. Tahap 1: Koordinasi dengan pihak dari SMA Methodist 4.
b. Tahap 2: Pelatihan Teknik Pengolahan Limbah Kertas Dan Pelepah Pisang
Dengan Sistem Cetakan Screen dan Pembuatan produk baru dari kertas daur
ulang.
c. Tahap 3: Pelatihan kewirausahaan yang meliputi pengenalan potensi diri,
pengenalan potensi usaha, kreativitas dan inovasi dalam menjalankan usaha,
modal untuk berwirausaha serta tips untuk berwirausahan dari kertas daur ulang.
Secara
ringkas,
metode
pelaksanaan
program
yang
ditawarkan
untuk
Tahap 2.
Pelatihan Teknik Pengolahan
Limbah Kertas Dan Pelepah Pisang Dengan
Sistem Cetakan Screen dan Pembuatan
produk baru dari kertas daur ulang.
Kegiatan ini diadakan di aula SMA Methodist 4 Banyuasin pada hari Sabtu
tanggal 12 November 2016, pukul 10.00-12.00 WIB.
Adapun rincian aspek, program, target luaran dan indikator capaian dari
program ini dapat dilihat dari tabel 1 berikut:
3.
Aspek
Produksi
Manajemen
Usaha
Permasalahan
Nama Program
Target Luaran
Indikator
Capaian
Belum memiliki
pengetahuan tentang
cara mengolah sampah
kertas dan sampah
pelepah pisang dengan
metode Screen
Alat produksi untuk
mengolah sampah
kertas dan pelepah
pisang belum ada
Pelatihan
pengolahan
sampah kertas dan
sampah pelepah
pisang dengan
metode screen
Peningkatan
kuantitas
peralatan
pengolahan
sampah kertas dan
sampah pelepah
pisang
Pelatihan
pengelolaan
kertas daur ulang
Meningkatnya
pengetahuan siswa SMA
Methodist 4 dalam
mendaurulang sampah
kertas dan sampah
pelepah pisang
Tersedianya peralatan
pengolah sampah kertas
dan sampah pelepah
pisang yaitu screen
Meningkatnya
keterampilan siswa SMA
Methodist 4 dalam
mengelola kertas daur
ulang
Terciptanya jiwa untuk
berwirausaha siswa
SMA Methodist 4
Keterampilan
mengelola kertas daur
ulang menjadi produk
lain yang bernilai
ekonomis
Kreativitas dan inovasi
dalam pengembangan
usaha daur ulang kertas
belum ada
Pelatihan
kewirausahaan
daur ulang kertas
bagi siswa SMA
Methodist 4
tersedia peralatan
standar
pengolahan
sampah kertas dan
sampah pelepah
pisang
Limbah Kertas Dan Pelepah Pisang Dengan Sistem Cetakan Screen Di SMA
Methodist 4 Banyuasin diselenggarakan pada tanggal 5 November 2016. Acara
dimulai dengan pembukaan dan pengarahan dari Kepala Sekolah SMA Methodist
4 pada pukul 10.30 WIB di SMA Methodist 4 Banyuasin. Setelah pembukaan
dari Kepala Sekolah acara selanjutnya adalah kata sambutan dari salah satu
anggota tim sekaligus memperkenalan tim pengabdian masyarakat yang berasal
dari Universitas Katolik Musi Charitas. Anggota tim pengabdian ini terdiri dari 3
dosen Teknik Industri, 4 orang mahasiswa prodi Teknik Industri, dan 1 orang
mahasiswa dari Tim Promosi Unika Musi Charitas. Tim
juga menjelaskan
maksud dan tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk mengajari
siswa-siswi Kelas XII tentang pemanfaatan limbah kertas dan limbah pelepah
pisang untuk menjadi bahan baku kertas kreasi dengan menggunakan sistem
cetakan Screen.
4. KESIMPULAN
Secara umum,
Teknik Pengolahan Limbah Kertas Dan Pelepah Pisang Dengan Sistem Cetakan
Screen Di SMA Methodist 4 Banyuasin telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa indikator seperti:
1. Sasaran (target luaran) dalam kegiatan ini juga cukup tercapai yaitu
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan siswa SMA Methodist 4
Banyusin dalam mendaurulang sampah kertas dan sampah pelepah pisang
melalui praktek langsung pada kegiatan ini.
2. Sasaran yang lainnya juga tercapai yaitu terciptanya jiwa
untuk
6.
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Lisnawati, 2000, Biologi Serat Abaka dan Musa sp Lain Berdasarkan Sifat Fisis
Kimia dan Kelayakan untuk Bahan Baku Pulp dan Paper, Skripsi, FMIPA,
IPB, Bogor.
Tesa Y, Delima Suci P.S, Ahmad Affandi Nst, 2017, Melakukan Daur Ulang
Kertas Bekas Dan Dimanfaatkan Dalam Kehidupan Sehari Hari, Jurnal
Nasional Ecopedon JNEP, Vol. 4No.1 (2017), Politanipyk.