Você está na página 1de 17

Anesthesia and Surgical Care (ASC)

Standar
Organisasi
Manajemen
ASC 1

ASC2

&

Pelayanan anestesi
(tmasuk sedang dan
berat)tersedia untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien,
dan semua pelayanan
anesthesia
memenuhi standarstandar lokal dan
nasional, hukum serta
peraturan
dan
standar-standar
professional.

Orang
yang
memenuhi kualifikasi
yang
bertanggung
jawab
untuk
mengelola pelayanan
anestesi

Tujuan
Pelayanan anestesi memenuhi
semua standar lokal dan
nasional, serta hukum dan
perundangan yang berlaku, dan
harus
tersedia
setiap
waktu/gawat darurat.
Pelayanan anestesi tersedia di
RS /dari luar rumah sakit ,
sesuai perjanjian. Sumber dari
luar
harus
berdasarkan
rekomendasi dari direktur dan
koordinator pelayanan anestesi.
Sumber
tersebut
harus
memenuhi
peraturan
dan
perundangan yang berlaku dan
dikenal mempunyai mutu dan
keselamatan
pasien
yang
memadai

Pelayanan anestesi berada


dibawah arahan dari satu atau
lebih orang yang memenuhi
kualifikasi dan ada bukti tertulis
meliputi pelatihan, expertise
dan pengalaman yang konsisten

Elemen yang diukur


Pelayanan
anestesia
memenuhi standar-standar,
UU dan peraturan local
maupun nasional.
Tersedia pelayanan anestesi
yang adekuat, teratur dan
nyaman, untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pasien.
Tersedia pelayanan anestesi
untuk kedaruratan setelah jam
kerja
Sumber dari luar dipilih
berdasarkan rekomendasi dari
direktur, kinerjanya yang dpt
diterima, dan ketaatan pada
peraturan dan perundangan.

Related

1. Pelayanan anestesi seragam


diseluruh RS
2. Pelayanan anestesi berada
dibawah arahan dari satu atau
lebih orang yang memenuhi
kualifikasi

COP1 ME1

1.

2.

3.

4.

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

(GLD.5)

1/17

Standar

Pelayanan Sedasi
ASC3

Kebijakan
dan
prosedur
menjadi
pedoman
untuk
menangani pasienpasien
yang
menjalani
sedasi
sedang dan dalam

Tujuan
sesuai
dengan
peraturan
perundangan yang berlaku.
Individu ini bertanggung jawab
secara
professional
untuk
pelayanan
anestesi
yang
diberikan.
Tanggung
jawabnyameliputi:
Mengembangan,
menerapkan, dan menjaga
kebijakan dan prosedur
Pengawasan administrasi
Memelihara
program
pengendalian mutu yang
diperlukan
Merekomendasi
sumber
dari luar
Memantau serta mengkaji
semua pelayanan anestesi.

Elemen yang diukur


Related
3. Tanggung
jawab
untuk
mengembangkan,
menerapkan, dan menjaga
kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan dan dijalankan.
4. Tanggung
jawa
utk
memelihara
program
pengendalian
mutu
yg
ditetapkan dan dijalankan
5. Tanggung
jawab
utk (GLD.3.3,
memberikan
rekomendasi ME 1)
sumber dari luar
6. Tanggung
jawab
utk
memantau dan mengkaji
semua pelayanan anesthesia
terdefinisi dan dijalankan

Sedasiterutama sedasi sedang


dan dalammembawa risiko
bagi pasien, sehingga perlu
menggunakan
definisi,
kebijakan dan prosedur yang
jelas. Kadar sedasi terjadi dalam
rangkaian proses dan kondisi
seorang pasien dapat berubah
dari satu tingkat ke tingkat
lainnya, berdasarkan obat-

1. Kebijakan
menjelaskan
setidaknya elemen a-f yang
menjadi pedoman melayani
pasien-pasien yang menjalani
sedasi sedang dan dalam

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

AOP.2 ME 2
COP.1,ME 3
MMU4ME 1

2. Individu yang mempunyai


kualifikasi untuk melakukan
sedasi, seperti yang dimaksud
dalam ASC.2, turut berperanan

2/17

Standar

Tujuan
obatan yang diberikan, cara
pemberian dan dosisnya. Hal
penting yang perlu diperhatikan
termasuk kemampuan pasien
untuk mempertahankan refleks
pelindungnya, jalan nafas yang
terbuka , dan untuk merespons
pada stimulus fisik atau
perintah lisan
Kebijakan dan prosedur sedasi :
a. Bagaimana
melakukan
perencanaan,
termasuk
perbedaan antara pasien
dewasa dan anak, atau
pasien dengan kebutuhan
khusus.
b. Dokumentasi
yang
diperlukan
tim untuk
melakukan pekerjaan dan
berkomunikasi
dengan
efektif.
c. Pertimbangan persetujuan
khusus /consent, bila perlu.
d. Frequensi
dan
jenis
monitoring yg diperlukan
e. Kualifikasi/ketrampilan
khusus yang harus dimiliki
staf yang terlibat dalam

Elemen yang diukur


dalam penyusunan kebijakan
dan prosedur.
3. Ada pemeriksaan pre sedasi
untuk melakukan evaluasi
risiko dan kelayakan tindakan
sedasi bagi pasien , dilakukan
secara
konsisten
sesuai
dengan kebijakan rumah sakit.

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

AOP1.1ME1

4. Individu yang melakukan


sedasi
sekurang-kurangnya
mempunyai kualifikasi dalam
unsur g-k .

5. Individu yang mempunyai


kualifikasi bertanggung jawab
untuk memonitor pasien
selama sedasi dan melakukan
dokumentasi.

6. Adanya kriteria yg dibuat dan


didokumentasikan
utk
pemulihan dan keluar dari
ruang pemulihan.
7.
Sedasi sedang dan dalam
dilakukan
sesuai
dengan

3/17

Standar
f.

Tujuan
proses pemberian sedasi .
Ketersediaan
dan
penggunaan
peralatan
khusus.

Elemen yang diukur


kebijakan rumah sakit.

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

Kualifikasi dari dokter, dokter


gigi, atau individu lainnya yang
bertanggung jawab bagi pasien
yang menerima sedasi sedang
dan dalam juga penting.
Individu tsb harus kompeten
dalam:
g. Berbagai
teknik
melakukan sedasi.
h. Melakukan
monitoring
tepat.
i.
Cara-cara menanggulangi
komplikasi.
j.
Penggunaan
bahan
antidotum.
k. Basic Life Support.
Individu yang bertanggung
jawab untuk melakukan sedasi,
melakukan pemeriksaan pasien
pre sedasi untuk memastikan
bahwa
sedasi
yang
direncanakan
dan
tingkat
sedasinya sesuai bagi pasien

4/17

Standar

Tujuan
tersebut. Kebijakan/prosedur
yang menjelaskan ruang lingkup
dan isi dari pemeriksaan ini.

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

Selain dari dokter atau dokter


gigi yang melakukan sedasi, ada
orang
yang
mempunyai
kualifikasi yang bertanggung
jawab
untuk
melakukan
monitoring
fisiologis pasien
terus menerus dan membantu
upaya suportif atau resusitasi .
Kualifikasi dari individu yang
melakukan monitoring pasien
dan alat/ supplies sedasi ,sama
di semua tempat di RS, misalnya
di OK dan poligigi. Jadi ada
tingkat pelayanan yang seragam
di seluruh RS(COP.1,ME 3 dan
GLD.3.2.1,ME 3)
Definisi level dr sedasi hal 245
Pelayanan Anastesi

ASC4

Karena anestesi mempunyai


tingkat risiko yang tinggi, maka
pelaksanaannya direncanakan
Individu
yang secara teliti. Penilaian pasien
mempunyai
pre anestesi merupakan dasar
kualifikasi melakukan dari rencana tersebut dan juga
penilaian pre anestesi dasar untuk
penggunaan

1. Penilaian
pre
anestesi
dilakukan untuk setiap pasien.

AOP.1.1,
ME 1

2. Pemeriksaan preinduksi yg
berbeda
dilakukan
utk
mengevaluasi ulang pasien
segera
sebelum
induksi

5/17

Standar
dan pre induksi

Tujuan
analgesia
post
operasi.
Penilaian
pre
anestesi
memberikan informasi yang
diperlukan untuk:
Memilih
anestesi
dan
merencanakan perawatan
anestesi.
Memberikan anestesi yang
aman dan tepat.
Menafsirkan data-data hasil
monitoring pasien.

Elemen yang diukur


anestesi

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

3. Kedua pemeriksaan tersebut


dilakukan oleh individu yang
mempunyai kualifikasi untuk
melakukannya.
4. Kedua pemeriksaan tersebut
dicatat dalam rekam medis.

Penilaian preanestesi dilakukan


oleh seorang spesialis anestesi
atau orang lainnya yang
mempunyai kualifikasi.
Proses penilaian preanestesi
dapat dilakukan sebelum masuk
RS, sebelum operasi, atau
segera sebelum operasi pada
kasus
emergency
atau
kebidanan.
Pemeriksaan
pre-induksi
berbeda dengan pemeriksaan
pre-anatesia, karena pre induksi
fokus kpd stabilitas fisiologis
dan kesiapan pasien dalam
anastesi dan dilakukan sesaat

6/17

Standar

Tujuan
sebelum induksi anastesi.

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

Bila anestesi pada kasus


emergency maka pemeriksaan
pre anestesi dan pre induksi
dapat dilakukan bersamaan
atau preinduksi sesaat sesudah
preanestesi,
tetapi
perlu
didokumentasikan pada tempat
yg terpisah.
ASC5

Pelayanan anestesi
yang
diberikan
kepada setiap pasien
direncanakan dan didokumentasikan
pada rekam medis

ASC5.1

Resiko, manfaat, dan


alternatif
tindakan
anestesi didiskusikan
dengan pasien atau
keluarga atau org yg

Pelayanan
anestesi 1. Pelayanan anestesi bagi tiap
direncanakan dengan teliti dan
pasien telah direncanakan.
dicatat dalam rekam medis.
Rencana ini menggunakan 2. Rencana tersebut telah dicatat
informasi dari pemeriksaan
dalam rekam medis.
pasien lainnya Rencana
dan berisi
anestesi yang akan digunakan,
cara
pemberiannya,
obatobatan lainnya maupun cairan
yang diperlukan, tindakantindakan
monitoring,
dan
perawatan post anesthesia yang
telah diantisipasi.
Proses perencanaan anestesi 1. Pasien,
keluarganya
dan
termasuk penyuluhan pasien,
pembuat keputusan diberi
keluarganya
atau
orang
penyuluhan
mengenai
membuat keputusan untuk
risiko,manfaat dan alternatif
pasien
tersebut
mengenai
dari anestesi

COP6 ME3

PFR6.4ME 2

7/17

Standar
Tujuan
membuat keputusan risiko, manfaat, dan tindakan
utk pasien
alternatif yang ada, yang
berhubungan dengan rencana
dilakukannya anestesi dan
analgesia pasca operasi. Diskusi
ini merupakan bagian dari
proses untuk mendapatkan
persetujuan
bagi
tindakan
anestesi
(termasuk
sedasi
sedang dan alam) seperti yang
disyaratkan dalam PFR.6.4, ME
2. Pendidikan dilakukan oleh
seorang
dokter
spesialis
anestesi atau individu yang
mempunyai kualifikasi.
ASC5.2

Anestesi
yang
digunakan dan teknik
anestesi
yang
digunakan
dicatat
dalam rekam medis
pasien.

Anestesia yang digunakan dan


teknik anestesi yang digunakan
dicatat dalam catatan anestesi
pasien.

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

2. Penyuluhan tersebut diatas


diberikan oleh dokter spesialis
anestesi atau orang yang
mempunyai kualifikasi.

1. Anestesia yang digunakan


dicatat dalam rekam medis
anesthesia pasien

COP2.1ME
7
MCI19.1
ME4

2. Teknik
anestesi
yang
digunakan
dicatat
dalam
catatan anestesi pasien.
3. Nama
spesialis
anestesi,
perawat anestesi, dan assistan
anestesi
diidentifikasikan
dalam rekam medis catatan
anestesi pasien

8/17

ASC5.3

ASC6

Standar

Tujuan

Elemen yang diukur

Related

Keadaan
fisiologis
setiap pasien selama
pemberian anestesia
dimonitor
secara
terus menerus dan
dicatat dalam rekam
medis pasien.

Monitoring
fisiologismemberikan informasi
yang
dapat
diandalkan
mengenai
keadaan
pasien
selama pemberian anestesi dan
periode pemulihan nya. Caracara monitoringnya tergantung
pada keadaan pasien sebelum
dianestesi, pilihan anestesi yang
diberikan, dan kompleksitas
tindakan operasi atau tindakan
lainnya yang dilakukan selama
anestesi. Pada semua pasien,
proses monitoring bersifat terus
menerus dan hasil-hasilnya
dicatat dalam rekam medis
pasien.

1. SOP menjelaskan frequensi


dan tipe monitoring yg plg
minimaldilakukan
selama
anestesi dan seragam utk
pasien yg serupa dimanapun
anestesi itu diberikan

AOP2ME1-3

2. Keadaan fisiologis pasien


selalu
dimonitor
selama
pemberian anestesi sesuai dgn
SOP.

AOP2ME1&
2

3. Hasil-hasil monitoring tersebut


ditulis dalam rekam medis
pasien.

MCI.19.1,
ME.4

Monitoring selama anestesi


merupakan
dasar
bagi
monitoring selama periode
recovery atau post anestesi.
Pengumpulan data keadaan
pasien dan analisis data yang
dilakukan secara terus menerus,
dan sistematis selama masa
recovery akan mendukung
keputusan-keputusan mengenai

1. Pasien di monitor sesuai


dengan SOP selama masa
recovery sesudah anestesi.

AOP.2 ME 3

Keadaan
pasien
sesudah
anestesi
dimonitor
dan
dicatat, dan pasien
dikeluarkan
dari
kamar recovery oleh
individu
yang
mempunyai
kualifikasi
atau
dengan

2. Temuan-temuan
monitoring dicatat
rekam medis pasien.

hasil
dalam

3. Pasien dipindahkan dari unit

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

MCI.19.1,
ME 4

AOP.1.5.1,
ME1
AOP.5.3,

9/17

Standar
Tujuan
menggunakan kriteria pemindahan pasien ke ruang
yang telah ditetapkan lain yang kurang intensif.
sebelumnya.
Pencatatan
data
hasil
monitoring
memberikan
dokumentasi yang diperlukan
untuk mendukung pengambilan
keputusan untuk memindahkan
pasien.
Kriteria pasien boleh keluar dari
ruang recovery :
1. Pasien dipindahkan/ tidak
dimonitor lagi oleh dokter
spesialis
anestesi
atau
individu lain yang diberi
wewenang oleh orang yang
bertanggung
jawab
terhadap
pelayanan
anestesi.
2. Pasien dipindahkan oleh
seorang perawat atau orang
lain dengan kualifikasi yang
sejenis, sesuai
dengan
criteria post anestesi yang
ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit dan rekam
medis pasien membuktikan
bahwa kriteria tersebut
terpenuhi oleh ps.

Elemen yang diukur


postanestesia (RR) sesuai
dengan pilihan-pilihan yang
tercantum dalam nomor 1-3
dalam Niat.

Related
ME3
AOP6.4,
ME3

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

4. Waktu saat pasien tiba dan


meninggalkan ruang recovery
dicatat dalam rekam medis
pasien. Temuan-temuan hasil
monitoring dicatat dalam
rekam medis pasien.

10/17

Standar

Tujuan
3. Pasien dipindahkan ke unit
lain yang dinyatakan cocok
untuk merawat pasienpasien postanestesi atau
post sedasi tertentu, seperti
antara lain Cardiovascular
ICU dan neurosurgical ICU.

Elemen yang diukur

Related

1. Informasi
anamnese
yg
digunakan utk merancang dan
mensupport prosedur invasif
yg
direncanakan,
didokumentasikan
direkam
medis
oleh
dokter
yg
bertanggungjawab
sebelum
prosedur dijalankan

AOP 1.5.1
ME1
AOP 5.3
ME3
AOP
6.4
ME3
AOP1.5.1
ME1

2. Pelayanan operasi pasien


direncanakan
berdasarkan
informasi penilaian

AOP1.5.1
ME1
MCI19.1
ME3

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

Waktu kedatangan dan transfer


dari ruang pemulihan dicatat
dalam rekam medis pasien.
Pelayanan Bedah
ASC7

Penanganan
pembedahan setiap
pasien
telah
direncanakan
dan
dicatat berdasarkan
hasil-hasil
pemeriksaan

Karena
pembedahan
mempunyai tingkat risiko yang
tinggi, maka perlu direncanakan
dengan teliti. Pemeriksaan
pasien
merupakan
dasar
pemilihan
tindakan
pembedahan
yang
sesuai.
Pemeriksaan
memberikan
informasi yng diperlukan untuk:
Menentukan tindakan yang
tepat dan waktu yang
optimal.
Melakukan tindakan dengan
aman.
Menafsirkan
temuan-

3.

Diagnosa preoperasi dan

11/17

Standar
temuan
pasien.

Tujuan
hasil monitoring

Pemilihan tindakan tergantung


pada data-data pasien dari
riwayat,
anamnesa,
pemeriksaan fisik dan data
diagnotic, termasuk risiko dan
keuntungan bagi pasien dari
tindakan tersebut. Pemilihan
prosedur mempertimbangkan
informasi yang didapat dari
pemeriksaan
saat
masuk,
pemeriksaan diagnostic, dan
sumber-sumber lainnya yang
tersedia. Bila yang memerlukan
operasi
adalah
pasien
emergency,
maka
proses
pemeriksaan dilakukan dengan
waktu yang lebih singkat.

Elemen yang diukur


prosedure yg direncanakan
terdokumentasi di rekam
medis
oleh dokter yg
bertanggungjawab
sebelum
prosedur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

Rencana pembedahan bagi


pasien tersebut dicatat dalam
rekam medis pasien, termasuk
diagnosis preoperative. Nama
tindakan pembedahannya saja
bukanlah merupakan sebuah
diagnosis.

12/17

ASC7.1

Standar

Tujuan

Elemen yang diukur

Related

Risiko,manfaat dan
alternatif
tindakan
didiskusikan dengan
pasien
dan
keluarganya
atau
dengan orang yang
membuat keputusan
bagi pasien.

Pasien dan keluarganya atau


orang yang membuat keputusan
bagi
pasien
mendapatkan
informasi yang adekuat untuk
berpartisipasi dalam penentuan
pengobatan dan memberikan
persetujuan yang diperlukan
dalam PFR.6.4. Informasi ini
meliputi:
Risiko dari tindakan yang
direncanakan.
Manfaat dari tindakan yang
telah direncanakan.
Komplikas yang mungkin
terjadi.
Alternatif pembedahan dan
terapi non pembedahan
yang tersedia.

1. Pasien, keluarganya, dan


orang
yang
membuat
keputusan bagi pasien diberi
penyulujhan
mengenai
risiko,manfaat,
komplikasi
yang dapat terjadi dan
alternatif tindakan yg tersedia
berhubungan dengan tindakan
pembedahan
yang
telah
direncanakan

PFR6.4 ME1

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

2. Penyuluhan yang diberikan


mencakup kebutuhan akan,
risiko, manfaat, dan alternatif
bagi pemberian darah dan
penggunaan produk-produk
darah.
PFR6.1 ME2

Sebagai
tambahan,
bila
diperlukan darah atau produkproduk
darah,
informasi
mengenai risiko-risiko dan
alternative nya dibicarakan
dengan
pasien.
Informasiinformasi ini diberikan oleh
dokter bedah pasien tersebut
atau
orang
lain
yang

3. Edukasi
pasien
dan
keluarganya dilakukan oleh
dokter bedah tersebut atau
individu lain yg berkualifikasi.

13/17

Standar

ASC7.2

Tindakan
pembedahan dicatat
dalam rekam medis
pasien
utk
memastikan
perawatan
yg
berkesinambungan

Tujuan
mempunyai kualifikasi
Perawatan pasien post operasi
tergantung pada operasi dan
temuan
selama
tindakan
operasi. Jadi, rekam medis
pasien mencakup diagnosis post
operasi, penjelasan mengenai
tindakan pembedahan dan
temuan-temuan selama operasi
(termasuk
contoh
jaringan/spesimen yang dikirim
untuk diperiksa), dan namanama
ahli
bedah
dan
asistennya. Untuk mendukung
penanganan post operasi yang
berkesinambungan,
laporan
operasi harus sudah ada
sebelum pasien meninggalkan
ruang pemulihan. (Lihat juga
COP.2.1, ME 7 dan AOP
5.3,ME3).

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

1. Laporan operasi dan catatan


operasi yg singkat jelas (brief
operative note) mengandung
elemen a-f
COP2.3
2. Laporan bedah dan catatan
operasi yg singkat jelas (brief
operative
note)
tersedia
sebelum ps meninggalkan
ruang recovery postanasthesi

Sebelum meninggalkan ruang


recovery, catatan operasi yg
singkat jelas dapat digunakan
sebagai pengganti laporan
operasi yg formal, dan berisi
paling sedikit:

14/17

ASC7.3

Standar

Tujuan
a. Diagnosis post operasi
b. Nama ahli bedah dan
assisstennya
c. Nama prosedur
d. Spesimen yg dikirimkan utk
diperiksa
e. Penjelasan
spesifik
komplikasi operasi bila
terjadi atau bila tidak
nyatakan tidak, termasuk
jumlah darah yg hilang
f. Tanggal,
jam,
dan
tandatangan dokter yg
bertanggungjawab

Status fisiologis setiap


pasien
dimonitor
secara
berkesinambungan
selama dan segera
sesudah operasi, dan
tercatat dalam rekam
medis pasien

Status
fisiologis
pasien
dimonitor selama pembedahan,
dan
segera
sesudahnya.
Monitoring yang dilakukan
sesuai dengan keadaan pasien
dan tindakan yang dilakukan.

Penilaian ini hanya


untuk prosedur yg
dilakukan
dibawah
anestesi lokal, bukan
menggunakan

Hasil monitoring menyebabkan


diambilnya
keputusankeputusan
intraoperative
maupun keputusan-keputusan
post operasi seperti reoperasi,
pemindahan
ke
tingkat
perawatan yang lain, atau

Elemen yang diukur

1. Status
fisiologis
dimonitor
berkesinambungan
operasi.

Related

pasien
secara
selama

2. Hasil monitoring dicatat dalam


rekam medis pasien.

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

AOP.2 ME 1

AOP.2 ME 1
MCI.19.1,
ME 4

15/17

ASC7.4

Standar
Tujuan
general atau regional pemulangan. Informasi yang
anestesi/sedasi
didapat
dari
monitoring
menuntun penanganan medis
dan
perawatan
dan
mengidentifikasi
kebutuhan
untuk pemeriksaan diagnostic
maupun pelayanan lainnya.
Hasil-hasil monitoring dicatat
dalam rekam medis pasien.
Persyaratan
ini
berkaitan
dengan persyaratan yang sama
bagi
monitoring
fisiologis
selama anestesi (Lihat juga
ASC.5.3).
Penanganan pasien Setiap pasien post operasi
post operasi telah mempunyai
kebutuhan
direncanakan
dan penanganan
medis
dan
dicatat dalam rekam perawatan yang berbeda-beda.
medis pasien
Oleh karena itu, penting untuk
merencanakan
penanganan
tersebut, termasuk tingkat
penanganan,lokasi perawatan,
monitoring
lanjutan
atau
pengobatannya. Perencanaan
penanganan post operasi dapat
dimulai
sebelum
operasi
dijalankan berdasarkan hasil
pemeriksaan
mengenai
kebutuhan-kebutuhan pasien

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

1. Penanganan
medis,
keperawatan dan masalah
lainnya dari setiap pasien post
opersi telah direncanakan
sebelumnya.
2. Rencana-rencana
tersebut
telah dicatat dalam rekam
medis pasien oleh dokter
operator yg bertanggungjawab
atau diverifikasi oleh dokter
operator dgn co-signature
oleh org yg didelegasi oleh
operator

16/17

Standar

Tujuan
maupun keadaannya. Rencana
penanganan tersebut telah
dicatat dalam rekam medis
pasien
untuk
memastikan
adanya
kesinambungan
pelayanan
selama
masa
pemulihan atau rehabilitasi.

Elemen yang diukur

Related

Komponen yang harus dimiliki

Keterangan

3. Rencana
keperawatan
didokumentasikan di rekam
medis

4. Sesuai kebutuhan pasien,


rencana keperawatan post
operasi dibuat oleh individu
lain
dan
didokumentasi
direkam medis

5. Rencana
perawatan
didokumentasikan dlm waktu
24 jam masa operasi

6. Perencanaan
dilaksanakan

pelayanan

17/17

Você também pode gostar