Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
AMRINA
14500002
14500025
SHINTA
14500050
SUGIANTO
14500051
YESSY OKTAVIA
14500053
YOSSIE DIANTARI
14500055
14500058
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikumWr. Wb.
Segala puji dan syukur saya kedapa Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat
limpahan
dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah ANALIS MAKANAN DAN MINUMAN yang berjudul Makalah
PENENTUAN GULA REDUKSI DALAM LARUTAN ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu sebagai teknologi tentang analis makanan dan
minuman. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Perguruan
Tinggi Malahayati.Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya dan para
pembaca meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di
masa sekarang dan yang akan datang demikianlah makalah ini saya buat semoga
makalah ini bisa bermamfaat bagi para pembacanya amin ya robbal alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1
Latar Belakang...............................................................................1
1.2
Tujuan............................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dua
dari jenis disakarida ini termasuk gula reduksi (laktosa dan maltosa)
sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi (nonreducing).
c. Polisakarida (tersusun lebih dari 10 monosakarida
Karbohidrat jenis monosakarida dan sebagian besar disakarida termasuk
pada jenis gula reduksi. Gula Reduksi adalah gula yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi terutama dalam suasana basa karena adanya
gugus aldehida atau keton yang bebas. sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan untuk keperluan indentifikasi kabohidrat maupun analisis
kuantitatif . Sifat ini tampak pada reaksi ion-ion logam seperti ion Cu2+
dan Ag+ yang terdapat pada reaksi-reaksi tertentu. Contoh Gula reduksi
dalam karbohidrat adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, dan
maltose sedangkan yang tidak termasuk di dalam gula reduksi adalah
sukrosa.
2.2 Pengujian Gula pereduksi
Beberapa metode kimia untuk penentuan monosakarida dan oligosakarida
dipisahkan berdasarkan banyaknya agen perduksi yang dapat bereaksi dengan
senyawa lain untuk diendapkan atau membentuk warna secara kuantitatif .
Konsentrasi dari karbohidrat dapat ditentukan dengan metode gravimetri ,
spektrofometri, dan titrasi volumetri.
Titrasi ini menggunakan indikator metilen biru. Perubahan warna yang terjadi
adalah dari biru hingga semua warna biru hilang berganti menjadi kemerahan
yang menandakan adanya endapan tembaga oksida. Warna dapat kembali
menjadi biru karena teroksidasi oleh udara. Untuk mencegah hal tersebut,
titrasi dilangsungkan dengan mendidihkan larutan yang dititrasi sehingga uap
dapat mencegah kontak dengan udara dan mencegah terjadinya oksidasi
kembali.
Metode ini didasarkan pada sifat aldehid dan keton yang dapat mereduksi
larutan alkali, dalam hal ini digunakan tembaga tartrat yang dikenal sebagai
larutan Fehling. Larutan Fehling yang digunakan merupakan campuran larutan
tembaga sulfat dan laruta alkali tartrat. Gula reduksi merupakan reduktor kuat
sedangkan Cu2+ merupakan oksidator lemah. Gula mereduksi Cu2+
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Metode Lane-Eynon digunakan untuk menentukan dekstrosa , maltose dan
gula terkait yang terkandung dalam sirup glukosa dengan cara mereduksi
tembaga sulfat (CuSO4) dalam larutan fehling (Pancoast, 1980). Dalam
pereaksi fehling ion Cu++ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O (Poedjiadi, 1994). Secara sederhana reaksi
oksidasi-reduksi pereaksi Fehling dengan karbohidrat dapat dituliskan sebagai
berikut :
Serat pangan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim
manusia, sehingga tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi. Serat makanan
meliputi selulosa, hemiselulosa, pelitin, gum, lignin. Meskipun tidak dapat
dicerna oleh enzim pencernaan, tetapi bakteri flora saluran pencernaan
terutama dalam kolondapat merombak serat tersebut. Sumber utama serat
makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian dan kacangkacangan. Jumlah serat makanan yang harus dikonsumsi oleh orang dewasa
adalah 20-35 gram/hari atau 10-15 gram/1000 kkal menu.
Serat pangan sering dibedakan atas kelarutannya dalam air. Serat pangan total
(TDF atau Total Dietery Fiber ) terdiri dari komponen serat makanan larut air
(Selulable Dietery Fiber atau SDF) dan serat makanan yang tidak larut air
(Insolulable Dietery Fiber). SDF adalah serat makanan yang dapat larut dalam
air hangat atau panas, serta dapat terendapkan oleh air:etanol dengan
perbandingan 1:4. Sedangkan IDF diartikan sebagai serat pangan yang tidak
larut dalam air panas atau dingin. Serat yang tidak larut dalam air adalah
komponen struktural tanaman, sedangkan yang tak larut adalah komponen non
struktural. Serat yang tidak larut air banyak terdapat pada kulit gandum, bijibijian, sayuran dan kacang-kacangan. Serat yang larut dalam air biasanya
berupa gum dan pektin.
Pektin dan gum merupakan turunan dari gula yang biasa terdapat pada
tanaman jumlahnya kecil dibanding dengan karbohidrat lain.pektin dibentuk
oleh satuan-satuan gula dan asam galakturonat yang lebih banyak daripada
gula sederhana, biasanya terdapat pada sayuran dan buah-buahan.pektin larut
dalam air terutama dalam air panassehingga dalam bentuk larutan koloidal
akan berbentuk pasta. Jika pektin dalam larutan ditambah dengan gula dan
asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah yang digunakan dalam pembentukan
gel dalam pembuatan selai dan jeli buah-buahan.
Serat pangan yang tidak larut (IDF) bermanfaat untuk mengatasi sembelit,
mencegah kanker terutama kanker kolon dan mengontrol berat badan. Serat
makanan mempunyai daya serap air yang tinggi adanya serat makanan dalam
feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga
volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya volume feses
yang besar akan mempercepat kontraksi usus untuk lebih cepat buang airwaktu transit makanan pada kolon lebih cepat. Volume feses yang besar dan
tekstur yang lunak dapat mengencerkan senyawa karsinogenik yang
terkandung di dalamnya, sehingga konsentrasinya jauh lebih rendah dengan
demikian akan terjadi kontak antara zat karsinogenik dengan konsentrasi yang
rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun terjadi dalam waktu yang cukup
singkat sehingga tidak memungkinkan terjadinya sel-selkanker.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Bahan
Jagung biasa
Tepung ketan
Kacang hijau
Beras
Kacang merah
kedelai
Aquades
HCl 25%
Larutan CuSO4
NaOH 45%
Gelas arloji
Gelas ukur
Pendingin balik
Pengaduk
Kertas pH
Corong
3.2 Alat
Morfis
Blender
Erlenmeyer
Kertas saring
Oven
Desikator
Timbangan
Sample
dihaluskan
ditimbang 5 gram
erlemeyer 250 ml
+ aquadest 50 ml
Aduk
sampai homogen
Menggunakan
200
aquades
ml
Dinginkan
netralkan dengan NaOH
Di saring
Di ambil 50 ml filtrat
Elemeyer 400 ml
SAMPLE : 50 ml filtrat + 25 ml Fa + 25 ml
Fb
BLANKO : 50 ml aquades + 25 ml Fa + 25
ml Fb
Di timbang
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
24
12
32
19
79
29
18
Penyelesaiaan kelompok A:
*gula reduksi:
1 = 134,2
133,7 = 0,5
2 = 272,5
271,3 = 1,2
3
2
0,6
1,2
Rumus 1:
x 1
x 0,5
=0,2
5
133,7 + 0,25 = `133,95
3 = 271,9
271,3 = 0,6
4 = 271,9
272,5 = 0,6
Rumus 2:
4
2
0,6
1,2
x
x
0,5
0,25
134,2 0,25 =133,95
Jadi, berat gula reduksi = 133,95 x 100%
5000
= 2,679%
*kadar pati
= 0,9 x 500/50 x kadar gula reduksi x 100%
Berat sampel (mg)
= 0,9 x 500/50 x 133,95 x 100%
5000
= 24,111%
BAB V
PEMBAHASAN
enediol,yang kemudian enediol ini akan bereaksi dengan ion kupri (Fehling A)
akan membentuk ion kupro dan campuran dan campuran asam-asam. Selanjutnya
ion kupro dalam suasana akan membentuk kupro oksida yang dalam keadaan
panas mendidih akan mengendap menjadi endapan kupro oksida (Cu2O).
akibat adanya reaksi reduksi oksidasi (redoks), gugus aldehid pada glukosa akan
mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I) oksida. Karena larutan bersifat
basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari
asam karboksilat yang sesuai. Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu
disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat
pada kompleks tembaga dalam rumus struktur.
Persamaan
setengah
reaksi
untuk
larutan
Fehling
dapat
2Cu 2+ + 2OH- + 2 e-
Cu2O + H2O
RCOH + 2OH-
RCOOH + H2O + 2 e-
BAB VI
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
S
a
m
p
e
l
K
a
c
a
n
g
h
i
j
a
u
K
a
%
g
ul
a
re
d
u
ks
i
2,
6
7
9
1,
4
1
2
p
a
t
i
2
4
,
1
1
1
c
a
n
g
t
o
l
o
J
a
g
u
n
g
b
i
a
s
a
K
a
c
a
n
g
m
e
r
a
h
T
e
p
u
n
g
k
e
3
8
9
,
9
5
3,
5
9
6
6
3
2
,
3
6
9
8
2,
1
4
1
9
,
2
7
2
7,
9
0
8
5
7
9
,
4
7
1
7
t
a
n
B
e
r
a
s
3,
2
2
6
2
9
K
2,
1
e
0
8
d
5
,
e
9
5
l
3
a
1
i
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53643/BA
B%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=2 (Diakses pada tanggal 4 Juni
2013)
Riko.
2012.
Gula
Reduksi.
http://wakeriko.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi.html (Diakses pada
tanggal 4 Juni 2013)
Prasetyani,
Habsari.
2012.
Gula
Pereduksi.
http://habsariawesome.blogspot.com/2012/09/gula-pereduksi-merupakangolongan-gula_14.html (Diakses pada tanggal 4 Juni 2013)