Você está na página 1de 14

Ibu memiliki penyakit riwayat penyakit hipertensi.

Keadaan Umum
Suhu

: 36,5C

Nadi

: 88x/menit

Tekanan Darah: 120/80 mmHg


RR

: 30x/menit

Breathing
Gejala : napas pendek
Pemeriksaan fisik :
Tanda : dispnea, inspirasi mengi, takipnea, pernapasan dangkal.
Blood
Gejala : penyakit jantung congenital
Tanda : takikardia, disritmia, edema.
Brain
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi
Tanda : Gelisah
Gejala: kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas
Terapi
Terapi yang diberikan untuk pasien ini berupa O2 3 4 liter/menit, posisi duduk, diit
jantung I, infus D 5% Lini 16 tetes/menit, Captopril 3 x 6.25 mg (ACE inhibitor), Aspilet 2 x
80 mg (anti platelet), ranitidin 2 x 150 mg (antagonis reseptor H2), Inj, ISDN diberikan
secara sub lingual bila dada terasa nyeri (Vasodilator).

3.2 Analisa Data


3.2 Analisa Data

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

DS: Klien mengeluh

Vaskularisasi terganggu

Nyeri akut

nyeri pada bagian


anterior, diperberat oleh

inspirasi, gerakan

Aliran darah ke arteri

menelan.

koronari terganggu

DO: Gelisah, pucat

i
Iskemia
i
As Laktat
i
Nyeri akut

DS: Disritmia
DO: riwayat penyakit
jantung konginetal

Kontraktilitas jantung

Penurunan Cardiac

menurun

Output

i
Gagal jantung
i
Penurunan CO

DS: Pasien mengeluh

Rupture dalam pembuluh

Perubahan perfusi

lemah karena hipoksia

darah

jaringan

DO: Pasien terlihat

lemah dan pucat karena


O2 jaringan menurun.

Obstruksi pembuluh darah


i
Aliran darah ke jaringan
terganggu
i
Perubahan perfusi jaringan

DS: Klien mengeluh


sesak, nafas pendek.
DO: dispnea, inspirasi
mengi, takipnea,
pernapasan dangkal.

Perubahan perfusi jaringan


O2 dalam darah menurun
i
Kongesti pulmonalis

Pola nafas tidak efektif

3.3Diagnosa dan Intervensi


1.

Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokardium.

Kriteria hasil: Mengidentifikasi metode yang dapat menghilangkan nyeri,melaporkan nyeri


hilang atau terkontrol.
Intervensi :
Intervensi

Rasional

Kolaboratif
Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
1.

Agen non steroid, mis:

1.

Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan

indometasin(indocin);, ASA(aspirin)

respon inflamasi.

2.

2.

Antipiretik mis: ASA/asetaminofen

Untuk menurunkan demam dan

(tylenol)

meningkatkan kenyamanan.

3.

Steroid

3.

Diberikan untuk gejala yang lebih berat.

4.

Oksigen 3-4 liter/menit

4.

Memaksimalkan ketersediaan oksigen

untuk menurunkan beban kerja jantung dan


menurunkan ketidaknyamanan karena iskemia.
Mandiri
1.

Selidiki keluhan nyeri dada,

1.

Mengetahui lokasi dan derajat nyeri. Pada

memperhatikan awitan, faktor pemberat

iskemia miokardium nyeri dapat memburuk

atau penurun

dengan inspirasi dalam, gerakan atau berbaring


dan hilang dengan duduk tegak atau
membungkuk.
2.

Memberikan lingkungan yang tenang dan

tidakan kenyamanan. Mislanya merubah posisi,


menggunakan kompres hangat, dan menggosok

punggung
1.

Tindakan ini dapat meningkatkan

kenyamanan fisik dan emosional pasien.

2. Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan konstriksi


fungsi ventrikel, degenerasi otot jantung.
Kriteria hasil: Menurunkan episode dispnea, angina dan disritmia. Mengidentifikassi perilaku
untuk menurunkan beban kerja jantung.
Intervensi :
Intervensi

Rasional

Mandiri
1.

Pantau irama dan frekuensi jantung

1.

Takikardia dan disritmia dapat

terjadi saat jantung berupaya untuk


meningkatkan curahnya berespon
terhadap demam. Hipoksia, dan asidosis
1.

Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan

karena iskemia.

jarak / tonus jantung, murmur, gallop S3

2.

dan S4.

terjadinya komplikasi misalnya GJK,

Memberikan deteksi dini dari

tamponade jantung.
1.

Dorong tirah baring dalam posisi

semi fowler
2.

Berikan tindakan kenyamanan

misalnya perubahan posisi dan gosokan

3.

Menurunkan beban kerja jantung,

memaksimalkan curah jantung


4.

Meningkatkan relaksasi dan

mengarahkan kembali perhatian

punggung, dan aktivitas hiburan dalam


toleransi jantung
3.

Dorong penggunaan teknik

menejemen stress misalnya latihan

1.

Perilaku ini dapat mengontrol

ansietas, meningkatkan relaksasi dan

pernapasan dan bimbingan imajinasi


4.

menurunkan kerja jantung

Evaluasi keluhan lelah, dispnea,

palpitasi, nyeri dada kontinyu. Perhatikan


adanya bunyi napas adventisius, demam

1.

Manifestasi klinis dari GJK yang

dapat menyertai endokarditis atau


miokarditis

Kolaboratif
1.

Berikan oksigen komplemen

1.

Meningkatkan keseterdian oksigen

untuk fungsi miokard dan menurunkan


efek metabolism anaerob,yang terjadi
sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
2.

Dapat diberikan untuk

meningkatkan kontraktilitas miokard dan


menurunkan beban kerja jantung pada
1.

Berikan obat obatan sesuai dengan

indikasi misalnya digitalis, diuretik

adanya GJK ( miocarditis)


3.

Diberikan untuk mengatasi

pathogen yang teridentifikasi, mencegah


kerusakan jantung lebih lanjut.
1.

Antibiotic/ anti microbial IV

4.

prosedur dapat dilakuan di tempat

tidur untuk menurunkan tekanan cairan


di sekitar jantung.
5.

1.

Bantu dalam periokardiosintesis

darurat

1.

Penggantian katup mungkin

diperlukan untuk memperbaiki curah


jantung

Siapkan pasien untuk pembedahan

bila diindikasikan

3. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d menurunya suplai oksegen ke otot.

Kriteria hasil: mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara


individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi
perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang.
Intervensi:
Intervensi

Rasional

Mandiri
1.

Evaluasi status mental. Perhatikikan

terjadinya hemiparalisis, afasia, kejang,

1. Indicator yang menunjukkan


embolisasi sistemik pada otak.

muntah, peningkatan TD.


2.

Selidiki nyeri dada, dispnea tiba-tiba

yang disertai dengan takipnea, nyeri


pleuritik, sianosis, pucat

2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung


dan / atau organ vital lain, dapat terjadi
sebagai akibat dari penyakit katup, dan/
atau disritmia kronis

1.

Tingkatkan tirah baring dengan tepat

3. Dapat mencegah pembentukan atau


migrasi emboli pada pasien endokarditis.
Tirah baring lama, membawa resikonya
sendiri tentang terjadinya fenomena
tromboembolic.

4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan


aliran balik vena karenanya menurunkan
1.

Dorong latihan aktif/ bantu dengan

resiko pembentukan thrombus.

rentang gerak sesuai toleransi.


Kolaborasi
Berikan antikoagulan, contoh heparin,
warfarin (coumadin)

Heparin dapat digunakan secara


profilaksis bila pasien memerlukan tirah
baring lama, mengalami sepsis atau GJK,
dan/atau sebelum/sesudah bedah
penggantian katup.

Catatan : Heparin kontraindikasi pada


perikarditis dan tamponade jantung.
Coumadin adalah obat pilihan untuk
terapi setelah penggantian katup jangka
panjang, atau adanya thrombus perifer.

4.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan


Kriteria Hasil: mempertahankan pola nafas efektif bebas sianosis, dan tanda lain dari
hipoksia.
Intervensi:
Intervensi

Rasional

Mandiri:
1.

Evaluasi frekuensi pernafasan dan

1.

Kecepatan dan upaya mungkin

kedalaman. Contoh adanya dispnea,

meningkat karena nyeri, takut, demam,

penggunaan otot bantu nafas, pelebaran

penurunan volume sirkulasi, hipoksia atau

nasal.

diatensi gaster.
2.

1.

Lihat kulit dan membran mukosa

untuk adanya sianosis.

Sianosis bibir, kuku, atau daun

telinga menunjukkan kondisi hipoksia


atau komplikasi paru
3.

Merangsang fungsi

pernafasan/ekspansi paru. Efektif pada


1.

Tinggikan kepala tempat tidur

pencegahan dan perbaikan kongesti paru.

letakkan pada posisi duduk tinggi atau


semifowler.

Kolaborasi:
Berikan tambahan oksigen dengan kanul

Meningkatkan pengiriman oksigen ke

atau masker, sesuai indikasi

paru untuk kebutuhan sirkulasi khususnya

pada adanya gangguan ventilasi

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard,
penurunan curah jantung
Kriteria hasil: menunjukkan toleransi aktivitas, menunjukkan pemahaman tentang
pembatasan terapeutik yang diperlukan.
Intervensi:
Intervensi

Rasional

Mandiri
1.

Kaji respon pasien terhadap

1.

Miokarditis menyebabkan

aktivitas. Perhatikan adanya dan

inflamasi dan kemungkinan kerusakan

perubahan dalam keluhan kelemahan,

sel-sel miokardial, sebagai akibat GJK.

keletihan, dan dispnea berkenaan dengan Penurunan pengisian dan curah jantung
aktivitas

dapat menyebabkan pengumpulan


cairan dalam kantung perikardial bila
ada perikarditis. Akhirnya endikarditis
dapat terjadi dengan disfungsi katup,
secara negatif mempengaruhi curah
jantung
2.

Membantu derajad dekompensasi

jantung and pulmonal penurunan TD,


takikardia, disritmia, takipnea adalah
indikasi intoleransi jantung terhadap
1.

Pantau frekuensi dan irama jantung, aktivitas.

tekanan darah, dan frekuensi pernapasan


sebelum dan sesudah aktivitas dan selam
di perluka
2.

Mempertahankan tirah baring

selama periode demam dan sesuai


indikasi.

3.

Demam meningkatkan kebutuhan

dan konsumsi oksigen, karenanya


meningkatkan beban kerja jantung, dan
menurunkan toleransi aktivitas
4.

Pada saat terjadi inflamasi klien

mungkin dapat melakukan aktivitas


1.

Membantu klien dalam latihan

progresif bertahap sesegera mungkin

yang diinginkan, kecuali kerusakan


miokard permanen.

untuk turun dari tempat tidur, mencatat

5.

respon tanda vital dan toleransi pasien

proses inflamasi dan nyeri yang di

pada peningkatan aktivitas

timbulkan. Dikungan diperlukan untuk

2.

Evaluasi respon emosional

Ansietas akan terjadi karena

mengatasi frustasi terhadap


hospitalisasi.

Kolaborasi
Berikan oksigen suplemen

Peningkatan ketersediaan oksigen


mengimbangi peningkatan konsumsi
oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

6.

Kurang pengetahuan kondisi penyakit

Kriteria hasil : menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan dan
kemungkinan komplikasi.
Intervensi
Intervensi

Rasional

Mandiri
1.

Jelaskan efek inflamasi pada

1.

Untuk bertanggung jawab terhadap

jantung, ajarkan untuk memperhatikan

kesehatan sendiri, pasien perlu

gejala sehubungan dengan

memahami penyebab khusus,

komplikasi/berulangnya dan gejala yang

pengobatan, dan efek jangka panjang

dilaporkan dengan segera pada pemberi

yang diharapkan dari kondisi inflamasi,

perawatan misalny demam, nyeri,

sesuai dengan tanda/gejala yang

peningkatan berat badan, peningkatan

menunjukkan kekambuhan/komplikasi

toleransi terhadap aktifitas.


2.

Anjurkan pasien/orang terdekat

tentang dosis, tujuan dan efek samping

1.

Untuk bertanggung jawab terhadap

obat: kebutuhan diet/pertimbangan

kesehatan sendiri, pasien perlu

khusus: aktivitas yang diizinkan/dibatasi

memahami penyebab khusus,


pengobatan, dan efek jangka panjang
yang diharapkan dari kondisi inflamasi,
sesuai dengan tanda/gejala yang
menunjukkan kekambuhan/komplikasi

1.

Kaji ulang perlunya antibiotic

jangka panjang/terapi antimikrobial

2.

Perawatan di rumah sakit

lama/pemberian antibiotic
IV/antimicrobial perlu sampai kultur
darah negative/hasil darah lain
menunjukkan tak ada infeksi.
3.

Pemahaman alasan untuk

pengawasan medis dan rencana


1.

Tekankan pentingnya evaluasi

untuk/penerimaan tanggung jawab

perawatan medis teratur. Anjurkan


pasien membuat perjanjian.

3.4 Evaluasi

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien
dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
Nyeri hilang atau terkontrol
Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Suplai oksigen adekuat.

Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.


Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta


arpenito ( 2000),Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktek Klinis,Ed.6,EGC, Jakarta

Doenges at al ( 2000 ),Rencana Asuhan Keperawatan,Ed.3,EGC,Jakarta


Price & Wilson (1995),Patofisiologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,Ed,4,EGC Jakarta
Soeparman & Waspadi(1990),Ilmu Penyakir Dalam,BP FKUI,Jakarta
Boedi Warsono;Diagnostik dan Pengobatan Penyakit Jantung: Lektor Madya Fakultas
kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. 1984,hal 93-100.
Elliott M.Antman,Eugene Braunwald;Acute Myocardial Infarction;Harrisons Principles of
Medicine 15th edition,2005,page 1-17.
Lily Ismudiati Rilantono,dkk.;Buku Ajar Kardiologi;Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia,2004,hal 173-181.
Pramonohadi Prabowo;Penyakit Jantung Koroner,Lab/UPF Ilmu Penyakit Jantung;FK Unair
RSUD dr.Soetomo,Surabaya,1994,hal 33-36.

Prof.dr.H.M.Sjaifoellah Noer,dkk.;Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Diposkan oleh chan axe

Você também pode gostar