Você está na página 1de 10

PETROLEUM ELEMENTS :

Source Rock : batuan induk mengandung material organik yg menghasilkan oil


dan gas apabila terdapat P & T yang cukup tinggi.

Migration Route : jalur migrasi HC menuju reservoir rock & trap

Reservoir Rock : batuan tempat menyimpan & mengalirkan fluida

Cap Rock/Seal Rock : batuan penutup yg tidak mampu mengalirkan fluida

Trap : struktur batuan yg terbentuk akibat adanya gaya-gaya dari dalam bumi.

PETROLEUM PROCESS

Generation : proses perubahan material organik pada SR menjadi HC akibat


adanya T & P yg cukup
Immature

: belum mengalami perubahan

Mature

: sedang dalam proses perubahan

Overmature

: sudah mengalami perubahan

Migration : proses berpindahnya HC menuju RR & Trap


Primer : keluar dari SR
Sekunder : dari SR menuju RR & Trap

Accumulation : proses terakumulasinya HC pada RR & Trap

Timing : waktu yg dibutuhkan HC utk bermigrasi

Preservation : sisa HC dalam reservoir yg tidak dipengaruhi oleh proses


biodegradation dan water-washing

Ada 3 tahapan analisa yg digunakan utk mengetahui karakteristik batuan formasi :

Analisa Core : sampel batuan diperoleh dgn core bit

Side Wall Coring

Conventional Core

Analisa Logging : menggunakan Tool Log

Analisa Cutting : berasal dari serbuk cutting

Porositas : ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam batuan


Faktor yg mempengaruhi porositas :

Sudut kemiringan butir

Keseragaman butir

Susunan butir

Distribusi ukuran butir

Komposisi mineral

Derajat sementasi

Derajat kompaksi

Derajat angularitas

Reservoir

Absolute porosity = Vp total : Vb total

Effective porosity = Vp interconnected : Vb total

Isolated porosity = pori yang terisolasi

Saturasi : perbandingan volume pori yang terisi fluida dengan volume pori total
Tahap Kegiatan Penginjeksian Asam
Preflush

Memompakan asam berkonsentrasi rendah dgn volume setengah dari volume


asam yg sebenarnya

Tujuannya :
Menghilangkan material yg dpt bereaksi dgn HCl
Menghilangkan ion Na2+, Ca2+, dll yg dpt mengendap ketika bereaksi
dgn HF
Mendinginkan formasi agar penetrasi asam maksimal

Klasifikasi Fluida reservoir


Black oil
Volatile oil
Retograde gas
Wet Gas

Dry Gas

Sifat Fisik Fluida Reservoir


Densitas minyak atau berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan berat
minyak (lb) terhadap volume minyak (cuft).
Sedangkan specific gravity minyak (o) didefinisikan sebagai perbandingan
densitas minyak terhadap densitas air. Hubungan gravity minyak dan API
dinyatakan sebagai berikut :
Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:
Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI
Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI
Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.
Faktor Volume Formasi (B) Didefinisikan sebagai perbandingan volume fluida
di reservoir dengan volume fluida di surface.
Kelarutan Gas (Rs) Didefinisikan sebagai banyaknya SCF gas yang terlarut
dalam 1 STB pada kondisi standar 14,7 psia dan 60OF, ketika minyak dan gas
masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.
Kompresibilitas didefinisikan sebagai perubahan volume fluida karena adanya
perubahan tekanan.
AFR adalah tahapan analisa setelah sample fluida formasi diperoleh.
Tujuannya ialah untuk mengetahui cara untuk memproduksi fluida yang akan kita
produksi secara efisien & ekonomis. Hal ini berhubungan dengan pemasangan surface
facility yang tepat, hingga fluida dapat mengalir lancar ke tanki penyimpanan.
Cara mendapatkan sample fluida dengan sampling
a. Bottom hole sampling
-> diambi direservoir langsung
b. Surface sampling
-> di well head atau di separator.
Data yang diambil dari sample fluida yakni sifat-sifat fisik & sifat-sifat kimia dari fluida
tersebut.
Air Formasi adalah yang berasal dari formasi, air ini biasanya ikut terpoduksi bersama
dengan oil/gas yang kita produksi.
Standart PH air adalah 0,01%
Air formasi terbagi 2:
Air bebas
: air yg terbebas dari minyak.
Air Emulsi :air yang tercampur dalam minyak, dan diperlukan cara khusus untuk
memisahkannya.
Kosa Kata :
Koloid: pencampuran 2 zat yang tidak sejenis (larutan & padat)
Emulsi: pencampuran 2 zat yang sejenis (larutan)
Emulsifying agent: zat yang mempercepat emulsifikasi ex : air asin, microba.
Demulsifier : zat anti emulsi atau mempercepat pemisahan ex : toluena, glikol.

Syarat-Syarat Emulsi:
Terdapat 2 zat yang berbeda
Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan dengan cara :
Memperkecil tingkat agitasi
Scale
Scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral dari air formasi yang
terproduksi bersama minyak dan gas.
Scale akan terbentuk jika air formasi yang ikut terproduksi bersifat basa.
Scale akan menyebabkan berkurangnya diameter pipa sehingga menghambat
produksi. Jika scale terlalu besar akan mematikan aliran di flow line.
Kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi, terutama
tekanan dan temperatur.
Pencegahan scale dengan menginjeksikan scale inhibitor di flow line, penggunaan
heater, penggunaan teknologi water shut off untuk mengurangi produksi air
berlebih dan melakukan pemisahan air sebelum scale terbentuk.
Penanggulangan scale dengan cara acidizing dan dengan menggunakan metode
Pigging, yakni dengan injeksi alat Pigging ke flow line untuk membersihkan
Scale.
Korosi Internal
yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO2 dan H2S pada minyak bumi,
sehingga apabila terjadi kontak dengan air akan membentuk asam yang merupakan
penyebab korosi.
Korosi Eksternal
yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem perpipaan dan peralatan,
baik yang kontak dengan udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya kandungan zat
asam pada udara dari tanah

TEKNIK PEMBORAN
Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam
pengambilan sample maupun pemboran produksi.
94
Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak saja dilakukan dalam
industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain sehingga secara keseluruhan kegitan
pemboran bertujuan sebagai berikut:

Eksplorasi mineral dan batubara

Ekplorasi dan produksi air tanah

Eksplorasi dan produksi gas

Eksplorasi dan produksi minyak

Peledakan

Geoteknik

Ventilasi tambang

Penirisan tambang

Keperluan perhitungan cadangan

Perolehan data geologi

Pengontrolan tambang dan

Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll

Maksud Dan Tujuan Pemboran


Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan pengeboran itu
berlangsung, dapat mengetahui tahap tahap dari pada kegiatan pemboran, juga dapat
mengetahui peralatan peralatan yang digunakan dalam pengeboran. Sehinga apa bila terjun
kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui apa apa yang harus dikerjakan juga yang harus
dipersiapkan. Dalam pencapaian target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan perlengkapan ,tipe
serta kapasitas mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang vertical keatas, kebawah
maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu.
Teknik Produksi merupakan bagian dari bidang keahlian Teknik Perminyakan. Teknik
Produksi mempelajari tentang cara-cara mengeluarkan fluida dari reservoir ke permukaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksikan sumur adalah besarnya laju produksi
(q), yang akan diperoleh dengan menggunakan metode produksi tertentu dan merupakan
laju produksi yang optimum. Secara keseluruhan, yang mendasari Teknik Produksi terdapat
dua hal pok
Aliran fluida dari formasi ke dasar sumur (melalui media b
Aliran fluida dari dasar sumur ke permukaan (melalui media pipa)
Hal yang perlu diketahui untuk aliran fluida dari dasar sumur sampai ke permukaan
melalui media berpori adalah, besarnya tekanan yang terjadi selama aliran tersebut.
Besarnya tekanan tersebut harus dihitung dengan metode yang sudah dikembangkan.
Secara umum metode produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu sembur alam (natural
flow) dan pengangkatan buatan (artificial lift)

Cara pengangkatan buatan ini dilakukan supaya produksi sumur dapat dipertahankan. Hal
ini dikarenakan kemampuan produksi suatu sumur semakin lama, akan semakin
berkurang (decline). Faktor lain yang dapat mempengaruhi, dikarenakan dari awal
memang kemampuan produksi sumur kecil, sehingga tidak dapat dilakukan secar sembur
alam.
Kemampuan produksi sumur kadang sedemikian kecilnya karena dipengaruhi oleh
kecilnya permeabilitas1) di sekitar lubang bor. Penyebabnya dikarenakan adanya padatan
yang menutup pori batuan atau pengaruh dari filtrat lumpur pemboran di sekitar lubang
bor. Untuk tetap meningkatkan kemampuan sumur, dapat dilakukan dengan perangsangan
sumur (well stimulation) sesuai jenis batuannya.

Inflow Performance Relationship (IPR) merupakan hubungan antara laju produksi


terhadap tekanan alir dasar sumur. Bila kurva IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva
pipa alir, maka perpotongan kedua kurva tersebut merupakan laju produksi yang
optimum. Pengaruh faktor skin terhadap kurva IPR akan mengubah kemiringan kurva,
sehingga laju produksi akan berubah pada suatu tekanan alir dasar sumur.
Persamaan aliran untuk minyak dalam media berpori adalah sebagai berikut :

Apabila indeks produksi (J) didefinisikan sebagai :

maka dari persamaan diatas dapat diturunkan harga J :

Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa (Gas dan Minyak) dengan Faktor Skin = 0
Untuk aliran dua fasa Vogel menurunkan persamaan kurva IPR yang tidak
berdimensi dengan menggunakan simulator untuk reservoir solution gas drive.
Persamaan tersebut adalah :

Pembuatan kurva IPR dengan persamaan ini memerlukan satu data uji produksi
(qo dan Pwf) dan uji tekanan statik.
Sesuai dengan penurunannya, persamaan diatas hanya berlaku apabila tidak
terjadi kerusakan atau perbaikan formasi. Persamaan ini dikembangkan untuk
menentukan kurva IPR, apabila tekanan statik lebih besar daripada tekanan jenuh. Pada
kondisi ini kurva IPR terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Kurva IPR yang linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih besar dari tekanan jenuh.
Pada kondisi ini persamaan (38) digunakan untuk membuat kurva IPR.
2. Kurva IPR yang tidak linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari tekanan
jenuh. Pada kondisi ini persamaan kurva IPR berupa :

ESP
Pertama kali ESP dilakukan di Indonesia oleh Caltex sekitar tahun 1960;
kemudian sejak tahun 1969. ESP banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan minyak

asing maupun Pertamina. Dewasa ini ada 4 pabrik ESP yang besar yaitu: Reda, Centrilift,
Baker, dan ODI.
Alat ESP terdiri atas pompa sentrifugal bertingkat banyak (Gambar l dan 2)
berputar 3475-3500 rpm, 60 HZ (atau 2900-2915.50 HZ) dengan motor listrik induksi
sinkron kutub, 3 fasa, berbentuk sangkar. Antara motor dan pompa terdapat protector atau
equilizer, untuk menyamakan tekanan di dalam motor dengan sekelilingnya. Motor disini
dengan minyak mineral agar tidak mengalirkan listrik dan memberi efek lubrikasi serta
pendinginan. Pendinginan terutama didapat dari aliran cairan produksi. Selain protector
di atas kadang-kadang dapat dipakai gas separator untuk sumur yang menghasilkan
banyak gas.
ESP biasanya dipakai untuk laju produksi 200-2500 STB/hari, walaupun dapat
digunakan untuk produksi sampai 95.000 STB/hari. Umumnya dipakai di sumur miring
di daerah lepas pantai. Di daratan hanya dipakai untuk laju produksi tinggi yaitu di atas
2000 STB/hari. Karena pompa angguk akan lebih ekonomis untuk sumur dengan laju
produksi rendah.
Laju produksi sangat menentukan jenis ESP yang dipilih, karena ESP sangat
sensitif terhadap laju aliran. Hanya kisaran laju produksi tertentu yang dapat diatasi oleh
suatu jenis ESP. Laju produksi terlalu besar dari kemampuan ESP akan menyebabkan up
thrust kerusakan terjadi pada bantalan (washer) atas. Sedangkan laju terlalu kecil dari
kapasitas ESP akan menyebabkan down thrust yang akan merusak bantalan bawah.

SRP

Pompa angguk merupakan alat pengangkatan buatan yang paling umum dipakai di
dunia ini karena tidak mudah rusak, mudah diperbaiki, dikenal banyak orang lapangan
dan toleran terhadap fluktuasi laju produksi. Pompa ini tidak cocok dipakai dilepas pantai
karena kebanyakan sumur berprofil miring. Dalam garis besarnya terdapat dua macam
pompa yaitu: tubing dan rod pump. Pemasangan tubing pump dilakukan bersama dengan
tubingnya. rod pump cukup rodnya saja. Cara pemasangan yang terakhir mengakibatkan
kapasitas pompa agak berkurang besarnya. Batang isap pompa dibuat dari tahanan besi
dengan berbagai campuran penahan karat, penambahan kekuatan, dan lain-lain. Dewasa
ini dipakai pula fiber-glass.

Analisa Kerusakan pada SRP


Beberapa pengamatan langsung serta penggunaan alat dinamometer diperlukan
dalam mempelajari kekurangan pada peralatan sistem pompa angguk. Pengamatan
langsung ini dilakukan secara periodik dan kadang-kadang memerlukan ketelitian yang
tinggi. Dinamometer adalah alat untuk mencatat berat beban yang ditanggung oleh batang
upaman terhadap waktu secara kontinu. Dari pencatatan ini diperoleh beban maksimum
dan beban minimum, beban standing valve, beban travelling valve serta beban
counterbalance. Informasi yang bisa didapat dari dynamometer adalah beban batang isap,
aras cairan, kebocoran tubing, kebocoran standing/ travelling valve, keseimbangan
counterbalance dan lain-lain.

Você também pode gostar