Você está na página 1de 14

TUGAS INDIVIDU : MATA KULIAH FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS

MODEL PILIHAN PUBLIK DALAM

PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK


WIRNA
105610520514
NON REGULER

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas nikmat yang telah ALLAH SWT yang telah
anugerahkan kepada kami. Salah satu nikmat yang terbesar dari-Mu adalah hidup penulis.
Untuk itu sebagai wujud rasa syukur kami kepada-Mu, penulis harus mengelolanya dengan
baik dan amanah. Semoga dengan terselesainya penulisan makalah ini, penulis semakin
sadar bahwa setiap tarikan nafas adalah anugerah, takdir dan nikmat dari-Mu yang tak
boleh penulis sia-siakan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya terima kasih atas doa, teladan, perjuangan dan
kesabaran yang telah diajarkan kepada umatnya.
Makalah ini berjudul Analisis Model Pilihan Publik Dalam Perumusan
Kebijakan Publik merupakan tugas yang harus dipenuhi untuk mata kuliah Formulasi
kebijakan publik. Atas selesainya makalah ini, tidak terlepas dari upaya berbagai pihak
yang telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan dan penulisan makalah
ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, terutama kepada dosen Drs. Muhammad Tahir, M.Si
Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri, penulis
menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya sederhana ini
bermanfaat.
Makassar, 02 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3. Tujuan.............................................................................................................2
1.4. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Publik Choice ( Pilihan Publik).....................................................3
2.2. Perkembangan Publik Choice Serta Pengaplikasiannya di Indonesia.............6
2.3. Aspek-aspek dalam teori pilihan publik...........................................................8
2.4. Prinsip Teori Pilihan Publik......................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................................10
3.2. Kritik dan saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sejarah Teori ini muncul pada tahun 50-an dan mendapat perhatian publik secara luas
pada tahun 1986, ketika James Buchanan, salah seorang dari dua Pelopor utamanya (yang
seorang lagi adalah Gordon Tullock), mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi.
Teori pilihan publik ( public-choic theory ), atau yang dikenal juga sebagai pendekatan
ekonomi politik

baru (new political economy approach) beranjak lebih jauh dengan

menyatakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam urusanurusan ekonomi selalu
salah, sehingga setiap bentuk intervensi pemerintah harus dijauhi. Pandangan pedas ini
bertolak dari asumsi dasarnya meyakini bahwa sikap, tindakan, dan keputusan para politisi,
birokrat, warga Negara biasa, pejabat pemeintah, senantiasa bertolak dari kepentingan
kepentingan meraka sendiri, tidak peduli apa konskuensi terhadap pihak lain.
Teori pilihan publik ini merupakan sebuah pendekatan ekonomi politik baru dimana
dalam teori ini menganggap negara/pemerintah, politisi atau birokrat sebagai agen yang
memiliki kepentingan sendiri. Teori pilihan publik memusatkan perhatian pada aktor dimana
aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya
aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut,
actor pun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan.
Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sekedar sebagai institusi-institusi
dan proses-proses dimana individu berusaha memenuhi kebutuhan atau pilihan mereka
yang terkait dengan barang-barang yang dibutuhkan banyak orang atau bersifat publik.
Disini Politik dipandang bukan hanya sebagai arena memperoleh kekuasaan seperti yang

digunakan dalam pendekatan politik murni melainkan lebih dipandang sebagai arena
permainan yang memungkinkan terjadinya pertukaran di antara warga negara, partai-partai
politik, pemerintah dan birokrat.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait dengan kepentingan masyarakat
yang harus berdasar pada pilihan publik ?
b. Bagaimana model pilihan publik yang politiknya dipandang sebagai institusi untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat publik ?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pemerintah dalam membuat keputusan yang terkait dengan
kepentingan masyarakat yang harus berdasar pada pilihan publik.
b. Untuk mengetahui model pilihan publik yang politiknya dipandang sebagai institusi
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat publik.
1.4. Manfaat
a. Dapat di gunakan untuk mempelajari perilaku aktor politik maupun sebagai petunjuk
bagi pengambilan keputusan publik dalam penentuan pemilihan kebijakan publik yang
paling efektif.
b. Dapat membantu pakar-pakar politisi memfalitasi konseptualisasi berbagai teori politik
sebagai masalah-masalah tindakan kolektif.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Pilihan Publik (Public Choice)
Pilihan publik atau yang dikenal dengan public Choice adalah sebuah perspektif
untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan

metode ilmu ekonomi terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai
fenomena non pasar (non market phenomena).Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini
tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi
politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. Dalam model ini kebijakan
sebagai proses formulasi keputusan kolektif dari setiap individu yang berkepentingan atas
keputusan tersebut. Akar dari kebijkan ini adalah dari teori ekonomi pilihan publik
(economic of public choice) yang mengatakan bahwa manusia itu homo ecnomius yang
memiliki kepentingan yang harus di puaskan dan pada prinsipnya adalah buyer meet seller,
supply meet demand. Indicator dari model ini adalah :
a.
b.
c.
d.

Preferensi public
Demokrasi
Kontribusi public, dan
Kontrak social
Menurut Samuelson & Nordhaus (1995), teori pilihan publik adalah salah satu cabang

ilmu ekonomi yang memepelajari bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait
dengan

kepentingan

masyarakat

(publik).Lebihjelas,

Samuelson

&

Nordhaus

mendefinisikan teori pilihan publik sebagai berikut: Public Choice Theory asks about
how, what, and for whom of the public sectors just as supply and demand theory
examines choices for the private sectors.Definisi yang lebih sederhana diberikan oleh
Caporaso & Levine (1993), yang mengartikan pilihan publik sebagai aplikasi metodemetode ekonomi terhadap politik. Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Buchanan
(1984) yang mengatakan bahwa teori pilihan publik menggunakan alat-alat dan metodemetode yang sudah dikembangkan hingga tingkat analisa canggih ke dalam teori-teori
ekonomi dan diaplikasikan ke sektor politik atau pemerintahan, ke ilmu politik atau ke

ekonomi publik. Bagi Buchanan, teori pilihan publik bukan metode dalam arti biasa, juga
bukan seperangkat alat analisis, melainkan sebuah perspektif untuk bidang politik.
Teori pilihan publik dapat digunakan untuk mempelajari perilaku para actor
politik maupun sebagai petunjuk bagi pengambilan keputusan dalam penentuan pilihan
kebijakan publik yangpaling efektif. Yang menjadi subjek dalam telaah pilihan publik
adalah pemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan, yang semuanya
secara tradisional lebih banyak dipelajari oleh pakar-pakar politik. Premis dasar pilihan
publik ialah bahwwa pembuat pembuat keputusan politik (pemilih, politisi, birokrat) dan
membuat keputusan privat (konsumen, produsen, perantara) bertindak dengan carayang
sama : mereka bertindak sesuai kepentingan pribadi. Dalam kenyataan, pembuat keputusan
ekonomi (misalnya konsumen) dan pembuat keputusan politik (pemilih) biasanya adalah
orang yang sama.Tegasnya, orang yang membeli barang-barang keperluan sehari-hari
(konsumen) adalah juga orang-orang yang menjadi pemilih dalam pemilu.
Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sebagai arena permainan yang
memungkinkan terjadinya pertukaran di antara warga Negara, partai-partai politik,
pemerintah dan birokrat. Seperti halnya dalam permainan olahraga dan permainan pasar
ekonomi, permainan dalam pasar politik juga memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi
dan para pemain dengan tujuan utama memenangkan pertandingan. Aturan yang harus
diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi dansistem pemilihan. Adapun yang
menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih sebagai konsumen dan pembeli
barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif atau politikus yang bertindak
layaknya seorang wirausahawan yang menginterprestasikan permintaan rakyat terhadap
barang-barang publik dan mencarikan jalan sekaligus memperjuangkan agar barang-barang

publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok pemilih yang memilih mereka dalam
pemilihan.
Selain pemilih sebagai konsumen dan legislatif sebagai pemasok, kadang-kadang
ikut serta organisasi kelompok kepentingan dalam permainan politik. Mereka mewakili
suatu kelompok masyarakatatau bisnis tertentu yang diorganisasi untuk melobi pengambil
keputusan untuk mengeluarkan

kebijakan yang mengakomodikasikan kepentingan para

anggotanya. Kadang-kadang kelompok kepentingan ini memilih kekuatan politik melebihi


jumlah anggotanya. Jika kelompok kepentingan menguasai badanpengaturan dan badan
legislatif, ia bisa berubah menjadi apa yang disebut non-representative government.
Dalam model pilihan publik, hasil politik ditentukan oleh permintaan dan
penawaran, persis sama seperti halnya proses terbentuknya harga dalam pasar persaingan
sempurna. Hanya saja dengan pilihan publik, konsep barter dan pertukaran yang sederhana,
sesuai konsep ekonomi murni, menjadi lebih kompleks sifatnya. Pertukaran dalam
pengertian yang lebih kompleks ini diartikan sebagai suatu proses persetujuan kontrak yang
lebih luas makna dan cakupannya dari pertukaran yang dilakukan oleh duaorang yang
melakukan transaksi, sebab tekanan akhir dari persetujuan kontrak adalah proses
persetujuan sukarela di antara banyak orang dalam masyarakat. Dalam hal ini, pilihan
publik tidak menolak kemungkinan adanya kepentingan kolektif dan tindakan kolektif,
tetapi kalaupun ada maka semua ituhanya merupakan hasil dari segenap kepentingan
individu yang ada dalam kelompok.
2.2. Perkembangan Publik Choice Serta Pengaplikasiannya di Indonesia
Pemikiran public choise dalam merombak bidangbidang sosial maupun politik
sesuai hukum ekonomi klasik yang analog dengan permintaan dan penawaran komoditas.

Dengan analogi tersebut ,maka pemerintah bisa di asumsikan sebagai supplier , yang bisa
menyediakan komoditas publik untuk masyarakat. Selain itu public choise perhatiannya
tertuju terhadap fungsi pilihan sosial atau eksplorasi erhadap kepemilikan kesejahteraan
sosial. Publik choise bukan suatu objek studi tetapi sebuah carauntuk menelaah subyek ,
jadi public choise tersebut bisa menjadi petunjuk bagi pengambil keputusan untuk
menentukan pilihan kebijakan yang paling efektif.
Pilihan Publik di awali setelah karya monumental Eli Hecksher (1931) berkenaan
merkantilisme sebagai kumpulan ide-ide yang ditujukan untuk mencapai beberapa tujuan
utama, seperti halnya

kekuasaan negara. Namun disisi lain Ekelund

dan Tollison

menolakinterpretasi standar darimerkantilisme dan menawarkan alternatif. Buku pertama,


Merkantilisme sebagai Rent Seeking Society selanjutnya Peraturan Ekonomi dalam
Perspektif Sejarah (Ekelund dan Tollison 1981) "melihat proses"regulasi ekonomi didorong
olehkepentingan individu, koalisi politik, atau keduanya; dan yang kedua,Ekonomi
dipolitisir: Monarki, Monopoli dan Merkantilisme, diperpanjang pandangan ini kepada
keprihatinan yang lebih luas perubahan institusional. Ekelund dan Tollison menemukan
bukti baik di Heckscher dan dalam sumber-sumber lain yang bertentangan dengan
pandangan bahwa merkantilisme acollection of ideas or the apotheosis of state power
(hanyalah kumpulan ide atau pendewaan kekuasaan negara).
Penggabungan analisis pilihan publik dalam interpretasi sejarah dari merkantilisme
telah menghasilkan reaksi yang beragam. Kritik-kritik yang menolak aksioma kepentingan
diri misalnya John J. McCusker (2000) merasa sulit untuk percaya bahwa salah satu
kekuatan pendorong utama dan kekal dari perubahan sejarah adalah perilaku
mementingkan diri sendiri oleh kelolmpok kepentingan yang menggunakan pemerintah

untuk melakukan control terhadap ekonomi. Selanjutnya dalam pemahaman tentang


individu dan sekolah melalui kajian school pemikiran ekonomi didasarkan pada
pendekatan umum yang sama, untuk analisis ekonomi yang sebelumnya telah
disebutkan:pilihanpublik, implikasi rasional analisis kepentingan, kepentingan kelompok
dan interaksi politik dan peraturan.
Disamping itu penempatan porsi yang besar pada sektor pilihan publik
menghasilkan inefisiensi penyelenggaraan negara. Sebagai kasus yang lain dapat
ditampilkan di Indonesia adalah pemilihan umum secara langsung, yang memberi
kesempatan pada setiap individu warga negara untuk memaksimalkan pilihannya dalam
sebuah arena politik. Perhelatan politik menyedot perhatian dan anggaran yang cukup besar
pada setiap individu yang terlibat.
Dengan demikian, public choice dalam aplikasinya sangat erat kaitannya dengan
masyarakat pemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan dan aturanaturan pemilihan umum.Semua ini biasanya dikaitkan dengan ilmu politik, tetapi pada saat
ini para ahli ekonomi politik mengembangkan pendekatan baru dengan meminjam
paradigm dasar pada ilmu ekonomi. Jadi, public choice bukan hanya suatu objek studi,
tetapi juga sebuah cara untuk menelaah subjek yang secara definitive yang di artikan
sebagai the economic study of nonmarket decision making.
2.3. Aspek-aspek dalam teori pilihan publik.
Buchanan mengulas teori pilihan publik dari dua aspek :
1. Pendekatan catallaxy

Ekonomi sebagai ilmu pertukaran. Para pelaku politik menawarkan berbagai kebijakan
public kepada masyarakat. Pembeli kebijakan public ini adalah masyarakat pemilih yang
akan memilih kebijakan yang benar-benar dapat mewakili kebutuhan mereka.
2. Homo economicus (konsep manusia ekonomi)
Konsep ini menjelaskan bahwa manusia cenderung memaksimalkan manfaat utilitas untuk
dirinya karena dihadapkan pada kelangkaan sumber daya. Dalam pasar politik, politisi
sebagai pelaku memaksimalkan kepuasan pribadi yang dimotivasi oleh banyak factor
seperti gaji,reputasi public, kekuasaan dan ruang untuk mengontrol birokrasi. Sementara
para pemilih akan mengontrol suara untuk mendapatkan kebijakan yang diinginkan.
2.4. Prinsip Teori Pilihan Publik
Teori Pilihan Publik menggunakan prinsip yang sama seperti yang digunakan para
ekonom untuk menganalisa kegiatan masyarakat di pasar dan menerapkannya pada
kegiatan masyarakat dalam pembuatan keputusan publik Ekonom-ekonom yang mengkaji
perilaku dalam pasar swasta mengasumsikan bahwa orang digerakkan terutama oleh
kepentingan pribadi. Walaupun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan mereka
karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motif dominan dalam tindakan orang di
pasar baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja, maupun konsumen, adalah suatu
kepedulian terhadap diri mereka sendiri.
Teori pilihan publik berusaha mengkaji tindakan rasional dari actor-aktor politik,
baik di parlemen, lembaga pemerintah, lembaga kepresidenan, masyarakat pemilih,
pencinta lingkungan hidup dan sebagainya.

Aturan yang harus diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi dan sistem
pemilihan. Ada pun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih sebagai
konsumen atau pembeli barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif dan
politikus, yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang menginterpretasikan
permintaan rakyat terhadap barang-barang publik dan mencarikan jalan sekaligus
memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok
pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Pilihan publik atau yang dikenal dengan public Choice adalah sebuah perspektif untuk
bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode

ilmu ekonomi terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena
non pasar (non market phenomena).
2. Public choice dalam aplikasinya sangat erat kaitannya dengan masyarakat pemilih,
partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan dan aturan-aturan pemilihan
umum. Semua ini biasanya dikaitkan dengan ilmu politik, tetapi pada saat ini para ahli
ekonomi politik mengembangkan pendekatan baru dengan meminjam paradigm dasar
pada ilmu ekonomi.
3. Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sekedar sebagai institusi-institusi
dan proses-proses dimana individu berusaha memenuhi kebutuhan atau pilihan mereka
yang terkait dengan barang-barang yang dibutuhkan banyak orang atau bersifat publik.
4. Teori pilihan publik memberikan kerangka atau penjelasan bagaimana pemerintah
membuat keputusan tentang perpajakan, pengeluaran, peraturan-peraturan ekonomi dan
kebijakan-kebijakan lainnya.

3.2. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah dikesempatankesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Fuazi, Mirsa. Makalah ekopol. Di dapat dari https://www.scribd.com/doc/98168401/makalahekopol. Di akses pada tanggal 02 mei 2016.
Muliadi,adhy. 2015. Model-model formulasi kebijakan publik. Di dapat dari
http://adhymuliadi.blogspot.co.id./2014/06/model-model-formulasi-kebijakanpublik.html?m=1. Di akses pada tanggal 02 mei 2016.
Parsons, Wayne. 2006. Public Policy.Pengantar Teori dan Analisis kebijakan. Jakarta: Kencana

Você também pode gostar