Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penyelesaian Audit
Oleh :
Kelompok 8
(1406305099)
(1406305131)
(1406305182)
(1406305190)
Tujuan yang berhubungan dengan transaksi, tujuan yang berhubungan dengan saldo, dan
tujuan pengujian dan pengungkapan. Akan dibahas tiga tahap pertaman proses audit menjelaskan
bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit untuk memperoleh bukti yang
kuat untuk mendukung setiap kategori dari tujuan tujuan audit, auditor melakukan pendekatan
untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan penyajian dan pengungkapan,
konsisten dengan bagaimana mereka melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk
tujuan audit yag berkaitan dengan transaksi saldo.
Melakukan uji pengendalian dan hubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal
atas risiko pengendalian berada di bawah maksimum.
Perkara pengadilan akibat pelanggaran atas hak paten atau pelanggaran yang lainnya
Garansi produk
akuntansi atas utang bersyarat yang diketahui untuk memastikan apakah manajemen telah
menggolongkan kontingensi dengan tepat dan mengidentifikasi seberapa besar kemungkinan
kontingensi yang belum diidentifikasi oleh manajemen.
a. Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijensi
Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat
kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya
lebih sulit menemukan transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas informasi
yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi mereka akan melakukan evaluasi
3
Materialitas dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa
digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi :
Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
atas penentuan PPh.
Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari
penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.
Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang terpakai
atau tidak.
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai
bagian dari audit atas masing-masing area audit. Misalkan, dalam melakukan verifikasi
penjualan, auditor seharusnya waspada atas adanya komitmen penjualan.
d. Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien
Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan tuntutan hukum yang
diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya jawab
dengan pengacara klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara mengenai
masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas hasil tuntutan hukum yang
diharapkan dan kemungkinan jumlah kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.
b) Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.
c) Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku.
d) Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang
dimasukkan dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi
pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun.Informasi setelah tanggal neraca tidak
boleh dimasukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi
setelah akhir tahun.
2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan
pengungkapan.
Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan,
tetapi tidak signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan
penyesuaian akun. Akun ini biasanya diungkapkan dengan penjelasan tambahan, tetapi
terkadang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan
tambahan (supplemental financial statements) yang memasukkan dampak kejadian seolaholah kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan
pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:
a) Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau akan
dijual kembali
b) Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
c) Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk
d) Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
e) Penggabungan usaha atau akuisisi.
b. Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori
yaitu:
1.
Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai
bagiandari pengujian perincian saldo.Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan
danpembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.Auditor
juga menguji tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kasperiode setelah
tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutangtidak tertagih.
2. Prosedur yang Dilakukan Khususnya untuk Menemukan Kejadian atau Transaksi yang harus
Diakui sebagai Kejadian setelah Tanggal Neraca.
Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk
menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a) Tanya Jawab dengan Manajemen
Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
Tanya jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukan
untuk menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas atau
struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui dengan pasti pada
tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggal neraca.
b) Koresondensi dengan Pengacara.
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban
kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan
mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi
kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.
c) Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis
perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun.Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau
lingkunganr dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan
laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas
hasil operasinya.
d) Telaah atas Pencatatan yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat
dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu
terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun
jurnal tersebut.
e) Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi setelah Tanggal Neraca.
Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi
atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode
berjalan.
f) Permintaan Surat Representasi
Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan
adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian
setelah tanggal neraca.Surat ini harus dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.
c. Penetapan Tanggal Ganda
Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah
tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru
setelah tanggal neraca.
akhiratas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian dan
membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan. Saat
8
melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam standar audit,
rekanan
biasanya
membaca
laporan
keuangan,
termasuk
penjelasan
tambahan
dan
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan
atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit tambahan
dibutuhkan.
b.
substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktusatu
tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian
dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Auditor
menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan
adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa
audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun
depan..
c.
mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit. Penolakan
klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat padamunculnya opini dengan
pengecualian atau tidak ada opini. Ada tiga tujuan surat representasi klien tersebut, yaitu:
Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian laporan
keuangan.
Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbaagai spek
dalam audit.
d.
yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar.PSA 36 (SA 351) merujuk pada
9
informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan oleh auditor. Beberapa jenis informasi tambahan informasi, yaitu:
a) laporan komparatif terinci yang mendukung keseluruhan pengendalian atas laporan
b)
c)
d)
e)
keuangan utama atas akun harga pokok penjualan, beban operasi, dan aktiva rupa-rupa;
tambahan informasi yang diwajibkan oleh FASB dan SEC;
data statistik tahun lalu dalam bentuk rasio dan tren;
skedul pertanggungan asuransi;
komentar tertentu atas perubahan yang terjadi dalam laporan.
Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan
opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan
bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan
auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil
atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang
mengindikasikan
tingkat
kepastian
tinggi
atau
tidak
memberikan
pendapat
yang
dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. SA 550 hanya menyebutkan informasi yang
bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini.
Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam
laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan publik. Jika auditor menyimpulkan bahwa ada
ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk mengubah informasi
tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor akan memasukkan paragraf
penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.
5. MENGEVALUASI AKHIR
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah
untuk kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus
mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan
keuangan.
10
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh auditor atas
seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah
mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan
program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi. Kelima aspek dalam evaluasi hasil,
yaitu:
1)
2)
3)
11
5)
6)
rekanan dalam KAP dan juga klien. KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang
membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan oleh
auditor
2)
3)
4)
13
Setelah pengauditan selesai, auditor kadang kadang merasa perlu untuk mengirim surat
ditunjukkan kepada manajemen. Tujuan dari pengiriman surat tersebut adalah untuk member
informasi kepada personil klien tentang rekomendasi yang diberikan akuntan public untuk
perbaikan suatu bidang tertentu dalam bisnis klien.
Banyak akuntan public membuat surat ditunjukkan kepada manajemen pada setiap audit
yang dilakukannya untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa kantor akuntan public
memberi manfaat tambahan kepada entitas yang diauditnya diluar jasa audit. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dengan manajemen dan menawarkan jasa
jasa lain yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan public, seperti misalnya jasa di bidang
perpajakan atau bantuan manajemen lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : STIE YKPN
14
https://www.scribd.com/doc/254333796/Penyelesaian-Audit
15