Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Nama
NIM
Kelompok
Kelas
: KHAFIDOTUL JANAH
: 141710101118
: 1/SATU
: THP-A
Sayur asin adalah suatu produk yang rnernpunyai citarasa khas, yang
dihasilkan dari proses fermentasi bakteri asam laktat. Dalam proses ferrnentasi ini,
jenis bakteri asam laktat yang dibiarkan aktif adalah Leuconodoc mesenteroide,
Lactebacillus
cucu.
meris, L, plantarum
dan L. pentoaceticus.
Pada
awal
fermentasi, bakteri yang aktif dalam jurnlah besar adalah bakteri coliform seperti
Aerobacter cloacer, yang rnenghasilkan gas dan asam-asam yang mudah menguap
dan pada kondisi tersebut aktif pula bakteri Flavo-bacterium rhenanus, yang
menghasilkan senyawa-senyawa pembentuk citarasa yaitu kornbinasi dari asam
dan alkohol pembentuk ester. Fermentasi dilakukan dalam keadaan anaerob,
namun bila dalam wadah fermentasi ada udara, akan rnengakibatkan terjadinya
proses pembusukan pada sayur asin (Dewipadma, 1978)
Fermentasi sayur asin merupakan fermentasi spontan yang menggunakan
aktivitas bakteri asam laktat. Pada awalnya fermentasi sayur asin dilakukan
dengan menggunakan media larutan gula dan garam, yaitu proses fermentasi tanpa
digunakan starter dan terjadi dengan sendirinya dengan bantuan mikroflora alami.
Karakteristik dari proses ini adalah adanya bakteri asam laktat yang termasuk
bakteri heterofermentatif. Pada proses fermentasi asam laktat, gula yang
dibutuhkan oleh bakteri asam laktat sekitar 5-20%. Bakteri asam laktat penting
dalam pencapaian produk yang stabil dengan rasa dan aroma yang khas. Hasil
pertumbuhan bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol,
manitol, dekstran, ester dan CO2. Kombinasi dari asam, alkohol dan ester akan
menghasilkan rasa yang spesifik dan disukai (Pederson, 1971).
Kadar asam yang dihasilkan berkisar antara 0,8-1,5% (dinyatakan sebagai
asam laktat). Sayur-sayuran setelah persiapan yang memadai, kemudian direndam
dalam larutan garam 3-10% dimana dalam kondisi anaerobik yang terbentuk,
organisme-organisme
pembentuk
asam
laktat
berkembang
menyebabkan
a. Sayur asin ini tidak hanya daunnya saja yang diolah tetapi juga tangkai
daunnya.
b. Sayur asin harus diletakkan pada tempat yang gelap agar proses peragiannya
benarbenar sempurna, sehingga tidak busuk.
c. Penutup stoples harus benar-benar rapat agar udara tidak ada yang masuk,
sehingga sayur asin benar-benar masak dan tidak terjadi proses pembusukan.
d. Setiap habis mengambil sayur asin, stoples harus ditutup rapat kembali
(Margono, dkk, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., dkk, 1987. Ilmu Pangan, Universitas Indonesia (UI. Press), Jakarta.
Dewipadma, J .K . 1978 . Pekerjaan Laboratorium. Mikrobiologi Pangan .
Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Meka nisasi dan
Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Foster . 1957 . Dairy Microbiology . Prentice - Hall Inc., Englewood Cliffs, New
Jersey.
Margono, Tri, dkk, 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan. Kanisius, Yogyakarta.
Pederson, C.F . 1971 . Microbiology of Food Fermentation . The Avi Publishing
Company Inc., West Part, Connecticut
Pengolahan sayur. 1981. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura, Badan Litbang Pertanian,.
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Andi,
Yogyakarta.