Você está na página 1de 23

ANALISIS DAN RESPON RISIKO PADA

PROYEK PEMBANGUNAN GALANGAN


KAPAL KABUPATEN LAMONGAN
Nama Mahasiswa
NRP
Jurusan / Fakultas
ITS
Dosen Pembimbing
ST,MSc

: Rizalatul Isnaini
: 3107 100 023
: Teknik Sipil / FTSP: M. Arif Rohman,
: Cahyono Bintang

Nurcahyo, ST.MT
Abstrak
Perkembangan wilayah Pantura
Lamongan yang semakin pesat mendorong
Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk
menyediakan jasa perbaikan kapal. Saat ini
pemerintah Kabupaten Lamongan telah
memiliki jasa perbaikan kapal, namun belum
dapat beroperasi secara penuh sebab jumlah
galangan kapal untuk perbaikan sangat
terbatas,kapasitas dan galangan kapal sangat
tidak sebanding sehingga seringkali kapal
harus mengantri untuk melakukan perbaikan.
Pembangunan galangan kapal merupakan
salah
satu
solusi
untuk
menjawab
permasalahan tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan
Pemerintah
Kabupaten
Lamongan membangun fasilitas tambahan
untuk perbaikan kapal. Pembangunan
galangan kapal merupakan salah satu
pembangunan yang memiliki banyak risiko
cukup banyak karena pembangunan galangan
kapal ini sangat bergantung padaa kondisi
cuaca di daerah sekitar perairan Pantai
Lamongan serta pembebasan lahan. Oleh
karena itu diperlukan suatu manajemen risiko
yang tepat sesuai dengan permasalahan pada
setiap proyek. Tugas akhir ini bertujuan untuk
melakukan identifikasi risiko pelaksanaan
proyek galangan kapal, analisis terhadap
risiko yang signifikan, dan menentukan jenis
respon terhadap risiko yang signifikan.
Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey.
Rangkaian analisis dimulai dengan identifikasi
risiko melalui studi literatur, setelah itu
dilakukan analisis risiko yang dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada
respoden responden yang telah dipilih
sebelumnya pada Proyek galangan kapal ini.
Analisis risiko dilakukan dengan cara
memperkirakan kemungkinan risiko yang
terbesar yang akan terjadi dan dampak yang

dihasilkan terhadap biaya dan juga waktu.


Langkah terakhir menetapkan respon risiko
pada proyek pembangunan galangan kapal,
dengan teknik wawancara kepada pihak yang
berkompeten.
Berdasarkan hasil analisa diketahui
bahwa variabel risiko yang signifikan
terhadap waktu terdapat 2 macam variabel
risiko yaitu kerusakan peralatan kerja dimana
respon yang dapat dilakukan adalah dengan
cara mengontrol servis berkala serta kalibrasi
terhadap peralatan yang telah jatuh tempo
masa validasinya, serta kesalahan estimasi
waktu dimana respon yang dapat dilakukan
berupa
menggunakan analisa
historis
sebelumnya dan melakukan pengecekan ulang
terhadap pekerjaan, sedangkan variabel risiko
yang signifikan terhadap biaya terdapat 3
macam, yaitu perubahan harga material
dimana respon risiko yang dapat dilakukan
yaitu menggunakan cadangan biaya yang
memang diperuntukkan untuk kejadian yang
tak terduga, kerusakan peralatan kerja dimana
respon risiko yang dapat dilakukan yaitu
perawatan peralatan secara berkala, serta
kesalahan estimasi waktu, dimana respon
risiko yang dilakukan yaitu menggunakan
analisa data historis sebelumnya.
Kata Kunci : Analisis risiko, Pembangunan
galangan kapal, wilayah
Pantura Lamongan, Respon
risiko.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
wilayah
Pantura
Lamongan yang semakin pesat mendorong
Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk
menyediakan jasa perbaikan kapal. Saat ini
Pemerintah Kabupaten Lamongan
telah
memiliki jasa perbaikan kapal di Desa
Kematren Kecamatan Paciran. Jasa perbaikan
kapal tersebut belum beroperasi secara penuh,
namun dock perbaikan sudah dapat di
fungsikan. Sejak Juli 2010 lalu, sudah ada 18
kapal besar yang memanfaatkan jasa perbaikan
kapal Pemerintah Kabupaten Lamongan
tersebut. Saat ini fasilitas jasa perbaikan kapal
masih dalam tahap uji coba sebab secara
administrasi maupun teknis masih belum
sempurna, yaitu jumlah galangan kapal untuk
perbaikan sangat terbatas, kapasitas dari
galangan kapal sangat tidak sebanding
sehingga seringkali kapal harus mengantri
untuk melakukan perbaikan. Galangan kapal

yang akan dibangun itu akan berlokasi di lahan


sekitar 20 hektar. Pada tahap awal, galangan
kapal tersebut akan digunakan untuk proses
reparasi dan pembangunan kapal sekala kecil.
Galangan kapal itu nantinya akan dilengkapi
dengan fasilitas doking maupun pembangunan
kapal lainnya, karena kedalaman laut yang
memadai untuk menggunakan dock kolam
atau graving dock maka, Pemerintah
Kabupaten Lamongan membangun dock
kolam atau graving dock yaitu semacam kolam
yang terdapat di pinggir laut dimana dinding
dan lantainya terbuat dari beton dan tiang
pancang, serta pintu (gate) yang selalu
terhubung langsung dengan laut.
Pembangunan
galangan
kapal
merupakan salah satu pembangunan yang
memiliki risiko cukup banyak karena
pembangunan galangan kapal ini sangat
bergantung pada kondisi cuaca di daerah
sekitar perairan Pantai Lamongan, serta
pembebasan lahan pada daerah yang
nantinya akan di bangun galangan kapal,
mengingat pembangunan galangan kapal
tersebut akan dibangun pada lahan sekitar 20
hektar. Risiko-risiko yang akan terjadi pada
pembangunan galangan kapal tersebut
nantinya akan berpengaruh pada lama waktu
pengerjaan pembangunan . Masalah-masalah
teknis maupun non teknis yang dihadapi oleh
DPL
nantinya akan
menimbulkan
ketidakpastian dalam penyelesaian proyek.
Ketidakpastian tersebut merupakan risiko
dan masalah dari sumber-sumber risiko.
Risiko
merupakan
kombinasi
dari
probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi
dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup
kemungkinan bahwa ada lebih dari satu
konsekuensi untuk satu kejadian, dan
konsekuensi merupakan hal yang positif
maupun negatif (Santosa, 2009). Risiko akan
timbul apabila terjadi penyimpangan di luar
rencana dari suatu kejadian atau suatu
keadaan tertentu. Proyek merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk menganbil
peluang, sehingga risiko akan selalu
menyertainya. Oleh sebab itu yang perlu
diperhatikan adalah mengoptimalkan setiap
peluang yang ada, disamping mengambil
langkah-langkah untuk memperkecil dampak
negatif dari risiko terhadap sasaran.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang
telah
diuraikan
sebelumnya,

1.3

permasalahan yang dikemukakan


dalam tugas akhir ini adalah :
1. Risiko apa saja yang signifikan
bila ditinjau terhadap kinerja
waktu
dan
biaya
pada
pelaksanaan
pembangunan
galangan kapal?
2. Bagaimana respon terhadap
risiko yang signifikan terhadap
kinerja biaya dan waktu pada
pelaksanaan
pembangunan
galangan kapal?
Tujuan
Adapun tujuan utama dari penyusunan
Tugas Akhir ini adalah melakukan
analisis resiko dan respon pada
pelaksanaan pembangunan galangan
kapal Kabupaten Lamongan.
1. Mengetahui risiko apa saja yang
berdampak signifikan bila ditinjau
terhadap kinerja waktu dan biaya
pada pelaksanaan pembangunan
galangan kapal.
2. Mengetahui respon terhadap
risiko yang berdampak signifikan
terhadap kinerja biaya dan waktu.

1.4

Batasan Masalah
Identifikasi, analisis, dan pengelolaan
resiko yang ada di dalamnya nanti
akan cukup luas dan kompleks. Agar
pembahasaan dalam penulisan nanti
bisa terarah dan sistematis, maka
pembahasan dalam penulisan dibatasi
sebagai berikut:
1. Obyek yang dilakukan penelitian
adalah pembangunan galangan
kapal Kabupaten Lamongan.
2. Risiko yang dianalisis dilihat dari
sudut pandang kontraktor.
3. Respon dilakukan terhadap risiko
yang signifikan.

1.5

Manfaat Penelitian
Penyusunan tugas akhir ini diharapkan
mampu
mendapatkan
beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Dapat
mengidentifikasi
kemungkinan risiko yang akan
terjadi sedini mungkin, sehingga
dapat
mengetahui
cara
mengantisipasi risiko yang akan
terjadi.
2. Dapat mengurangi kerungian
yang nantinya akan dialami oleh

perusahaan jika risiko yang


nantinya akan terjadi sudah
direspon dengan baik.
3. Dapat menjadi referensi bagi
peneliti sejenis yang selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Proyek
Menurut
Soeharto
(1999), proyek dapat diartikan
sebagai
salah
satu
kegiatan
sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya terbatas dan
dimaksudkan untuk melaksanakan
tugas
yang
sasarannya
telah
digariskan dengan jelas. Lingkup
tugas
tersebut
dapat
berupa
pembangunan pabrik, pembuatan
produk baru, atau pelaksanaan
penelitian dan pengembangan.
Soeharto
(1999)
menjelaskan bahwa proyek memilki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memilki tujuan khusus, produk
akhir atau hasil kerja akhir.
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal
serta kriteria mutu dalam proses
mencapai tujuan.
c. Bersifat sementara, dalam arti
umurnya
dibatasi
oleh
selesainya tugas. Titik awal dan
akhir ditentukan dengan jelas,
d. Non rutin, tidak berulang-ulang.
Jenis dan intensitas kegiatan
berubah
sepanjang
proyek
berlangsung.
Proyek
didefinisikan
sebagai sebuah rangkaian aktivitas
unik yang saling berkaitan untuk
mencapai suatu hasil tertentu dan
dilaksanakan dalam periode waktu
tertentu pula (Santosa, 2009).
Menurut PMBOK Guide (2004)
sebuah proyek memiliki beberapa
karakteristik
penting
yang
terkandung didalamnya yaitu :
Temporary
(Sementara)
berarti setiap proyek selalu
memiliki jadwal yang jelas
kapan dimulai dan kapan
diselesaikan. Sebuah proyek
berakhir jika tujuannya telah

tercapai
atau
kebutuhan
terhadap proyek itu tidak ada
lagi sehingga proyek tersebut
dihentikan.
Unik artinya bahwa setiap
proyek menghasilkan suatu
produk, solusi, servis atau
output tertentu yang berbedabeda satu dan lainnya.
Progressive
elaboration
adalah karakteristik proyek
yang berhubungan dengan dua
konsep sebelumnya yaitu
sementara dan unik. Setiap
proyek terdiri dari langkahlangkah yang berkembang dan
berlanjut
sampai
proyek
berakhir.
berakhir.
2.1.1 Manajemen Proyek
Manajemen
proyek
adalah
aplikasi
pengetahuan
(knowledges), keterampilan (skills),
alat (tools) dan teknik (technique)
dalam aktivitas-aktivitas proyek
untuk
memenuhi
kebutuhankebutuhan
proyek
(PMBOK,
2004).
Manajemen
proyek
merupakan
perencanaan,
pengorganisasian,
mengarahkan
dan mengendalikan sumber daya
perusahaan
untuk
mencapai
sasaaran jangka pendek yang telah
ditentukan. Lebih jauh manajemen
proyek menggunakan pendekatan
sistem hierarki (arus kegiatan)
vertikal dan horisontal.
Dari definisi tersebut
terlihat bahwa konsep manajemen
proyek mengandung hal-hal pokok
sebagai berikut :
a. Menggunakan
pengertian
manajemen
berdasarkan
fungsinya,
yaitu
merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengendalikan
sumber daya perusahaan yang
berupa manusia, dana dan
material.
b. Kegiatan
yang
dikelola
berjangka pendek, dengan
sasaran yang telah digariskan
secara spesifik. Hal ini
memerlukan
teknik
dan

c.

d.

metode pengelolaan yang


khusus
terutama
aspek
perencanaan
dan
pengendalian.
Memakai sistem pengendalian
(system
approach
to
management).
Mempunyai hierarki (arus
kegiatan) horisontal disamping
hierarki vertikal.

2.1.2 Galangan Kapal


Galangan Kapal merupakan
suatu tempat yang dirancang untuk
memperbaiki dan membuat kapal.
Kapal-kapal tersebut dapat berupa
yacht, armada militer,cruise line,
pesawat barang atau penumpang.
Sebuah lokasi galangan kapal besar
akan berisi crane, dock kering,
slipway, gudang bebas debu,
fasilitas pengecatan dan tempat
yang sangat luas untuk fabrikasi
kapal-kapal (Budiono, 2010). Suatu
galangan
kapal
minimal
mempunyai
fasilitas-fasilitas
sebagai berikut :
a. Kantor.
b. Fasilitas perancangan.
c. Gudang material.
d. Bengkel pelat dan pipa.
e. Bengkel mesin dan listrik.
f. Tempat untuk pembangunan
kapal.
g. Tempat untuk mereparasi
kapal.
2.1.3 Graving Dock
Graving dcok merupakan
sebuah kolam yang mana air
didalamnya dapat dikuras atau
dikeluarkan sampai habis dengan
pompa. Dok kolam ini sering juga
disebut dok gali (Budiono, 2010).
Dok kolam atau graving dok ini
mempunyai dinding yang sangat
kokoh, sebab pada saat kosong dok
akan menerima tekanan tanah dari
sekitar. Sedangkan pada saat ada
kapal yang akan dimasukkan atau
dikeluarkan dari dalam kolam maka
beban lateral air akan diterima oleh
dinding dan lantai.

2.2 Pengertian Risiko


Risiko merupakan kata
yang sudah sering didengar.
Biasanya kata tersebut mempunyai
konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak disukai dan sesuatu yang
ingin dihindari. Risiko juga bisa
didefinisikan sebagai kejadian yang
merugikan. Memahami konsep
risiko secara luas merupakan dasar
yang esensial untuk memahami
konsep dan teknik manajemen
risiko (Darmawi, 2008). Oleh
karena itu dengan mempelajari
berbagai definisi yang ditemukan
dalam
beberapa
literatur
diharapkan pemahaman tentang
konsep risiko semakin jelas.
Beberapa
perbedaan
definisi tentang risiko, hal ini
disebabkan subyek risiko begitu
kompleks, terdapat dalam beberapa
bidang yang berbeda sehingga
terdapat beberapa pengertian yang
berbeda pula. Darmawi (2008)
mengutip Vaughan membagi risiko
kedalam 3 pengertian yaitu
kemungkinan
kerugian,
ketidakpastian, probabilitas suatu
outcome yang berbeda dengan
outcome yang diharapkan. PMI
(2004) membarikan tambahan
risiko sebagai suatu kondisi atau
peristiwa yang tidak pasti yang jika
terjadi akan mempunyai efek
positif dan efek negatif pada tujuan
proyek. Risiko proyek meliputi
ancaman terhadap tujuan proyek
dan peluang untuk meningkatkan
tujuan tersebut.
2.3 Jenis-jenis Risiko
Jenis-jenis risiko menurut Santosa
(2009) antara lain:
1. Risiko Operasional
Kejadian
risiko
yang
berhubungan dengan operasional
organisasi mencakup risiko yang
berhubungan dengan sistem
organisasi,
proses
kerja,
teknologi dan sumber daya
manusia.
2. Risiko Finansial
Risiko yang berdampak pada
kinerja keuangan organisasi

seperti kejadian risiko akibat dari


fluktuasi mata uang, tingkat suku
bunga termasuk risiko pemberian
kredit, likuiditas dan pasar.
3. Hazard Risk
Risiko
yang
berhubungan
dengan kecelakaan fisik seperti
kejadian atau kerusakan yang
menimpa harta perusahaan dan
adanya ancaman perusahaan.
4. Strategic Risk
Risiko
yang
berhubungan
dengan strategi perusahaan,
politik, ekonomi, peraturan dan
perundangan.
Risiko
yang
berkaitan
dengan
reputasi
organisasi kepemimpinan dan
termasuk perubahan keinginan
pelanggan.
2.4 Klasifikasi Risiko
Dalam dunia konstruksi yang
dimaksud risiko adalah apabila risiko
tersebut
diartikan
sebagai
ketidakpastian yang menimbulkan
kerugian (Uncertainty of loss).
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Risiko Spekulatif (Speculative
Risk)
Risiko Spekulatif adalah risiko
yang memberikan kemungkinan
untung atau rugi atau tidak
untung dan tidak rugi. Risiko
Spekulatif disebut juga risiko
dinamis (dynamic risk).
2. Risiko murni (Pure Risk)
Risiko yang hanya mempunyai
satu akibat yaitu kerugian.
Sehingga tidak ada yang akan
menarik keuntungan dari risiko
ini.
3. Risiko
Fundamental
(Fundamental Risk)
Risiko yang sebab maupun
akibatnya impersonal (tidak
menyangkut seseorang) dimana
kerugian yang timbul dari risiko
yang
bersifat
fundamental
biasanya tidak hanya menimpa
seorang individu melainkan
menimpa banyak orang atau
banyak pihak.
4. Risiko khusus (Particular Risk)
Risiko khusus dimana risiko ini
disebabkan
oleh
peristiwa-

peristiwa
individual
dan
akibatnya terbatas.
5. Perubahan Klasifikasi Risiko
Perubahan klasifikasi risiko
dapat terjadi apabila penyebab
terjadinya risiko dan akibat dari
risiko berubah atau dapat pula
disebabkan adanya cara pandang
seseorang
terhadap
risiko
tersebut.
6. Guna klasifikasi Risiko
Klasifikasi risiko berguna dalam
rangka menetapkan apakah suatu
risiko dapat diasuransikan atau
tidak, dan untuk menentukan
apakah risiko lebih tepat
ditangani oleh pemerintah atau
diserahkan kepada lembaga
asuransi komersial.
7. Risiko yang dapat diasuransikan
dan risiko yang tidak dapat
diasuransikan
Risiko spekulatif tidak dapat
diasuransikan karena pada risiko
ini terdapat kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan.
Risiko
murni
dapat
diasuransikan karena hanya
mempunyai satu kemungkinan
yaitu mendatangkan kerugian,
tetapi berdasarkan pertimbangan
secara yuridis maupun komersial
tidak semua risiko murni dapat
diasuransikan.
2.5 Manajemen Risiko
Berbagai
definisi
dapat
diberikan kepada kata risiko, namun
secara sederhana artinya mengenai
kemungkinan terjadinya akibat buruk
atau akibat yang merugikan seperti
kemungkinan,
kehilangan,
cedera,kebakaran dan sebagainya.
Manajemen risiko yang baik akan
mampu memperbaiki keberhasilan
proyek secara signifikan ( Santosa,
2009 ).
Santosa (2009) menjelaskan
bahwa mamajemen risiko adalah
proses mengidentifikasi, mengukur
dan
memastikan
risiko
serta
mengembangkan strategi untuk
mengelola risiko tersebut. Suatu
sistem pengelolaan risiko yang
digunakan di dalam suatu organisasi,
atau perusahaan yang merupakan

suatu proses atau rangkaian kegiatan


yang dilakukan secara menerus,
untuk mengendalikan kemungkinan
timbulnya risiko yang membawa
konsekuensi merugikan organisasi
atau perusahaan yang bersangkutan.
Ada 3 kunci yang perlu diperhatikan
dalam manajemen risiko agar bisa
efektif.
1. Identifikasi, analisa dan
penilaian risiko pada awal
proyek secara sistematis
dan
mengembangkan
rencana
untuk
menanganinya.
2. Mengalokasikan tanggung
jawab kepada pihak yang
paling
sesuai
untuk
mengelola risiko.
3. Memastikan bahwa biaya
penanganan risiko cukup
kecil dibanding dengan
nilai proyeknya.
2.6 Proses Manajemen Risiko
2.6.1 Perencanaan Manajemen Risiko
Perencanaan
manajemen
risiko meliputi langkah memutuskan
bagaimana
mendekati
dan
merencanakan aktifitas manajemen
risiko untuk proyek. Menentukan
pendekatan dan aktivitas-aktivitas
yang
akan
dilakukan
dalam
manajemen risiko.
Hal-hal yang tercakup dalam
perencanaan
manajemen
risiko
adalah :
1. Metodologi
Mendefinisikan alat, pendekatan
dan sumber data yang mungkin
digunakan dalam manajemen
proyek tertentu.
2. Peran dan tanggung jawab
Menentukan
siapa
yang
bertanggung
jawab
untuk
mengimplementasikan
tugas
tertentu dan hasil apa yang harus
dipertanggung
jawabkan
berkaitan dengan manajemen
risiko.
3. Dana & Biaya
Penjelasan estimasi biaya dan
dana yang diperlukan dalam
melakukan
aktivitas-aktivitas
yang
berkaitan
dengan
manajemen risiko.

4. Waktu
Berisi
rencana
waktu
pelaksanaan proses manajemen
risiko akan dilakukan selama
siklus hidup proyek.
5. Scoring dan Interpretasi
Metode scoring dan interpretasi
yang sesuai untuk tipe dan waktu
analisa risiko kualitatif dan
kuantitatif yang akan dilakukan.
2.6.2 Identifikasi Risiko
Langkah selanjunya dalam
mengelola risiko adalah identifikasi
risiko potensial, risiko adalah event
yang jika dipicu akan menyebabkan
masalah. Karena itu, identifikasi
risiko bisa dimulai dari identifikasi
sumber
masalahnya
atau
masalahnya sendiri. Identifikasi
risiko adalah rangkaian proses
pengenalan yang seksama atas
risiko dan komponen risiko yang
melekat pada suatu aktifitas atau
transaksi yang diarahkan kepada
proses
pengukuran
serta
pengelolaan risiko yang tepat.
Identifikasi
risiko
merupakan
pondasi dimana tahap lainnya
dalam manajemen risiko dibangun.
Sebagai suatu rangkaian
proses, indentifikasi risiko dimulai
dengan pemahaman tentang apa
sebenarnya yang disebut sebagai
risiko,
sebagaimana
telah
didefinisikan di atas, maka risiko
tingkat
ketidakpastian
akan
terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan. Tahap
selanjutnya pada proses identifikasi
risiko adalah mengenali jenis-jenis
risiko yang mungkin atau pada
umumnya dihadapi oleh setiap
pelaku bisnis. Langkah ini meliputi
pendefinisian risiko mana yang
mungkin mempengaruhi proyek
dan
mendokumentasikan
karakteristik dari setiap risiko, hasil
utama dari proses ini adalah risk
register. Identifikasi bisa dilakukan
dengan
melihat
asal
dan
problemnya.
1. Analisis Sumber Risiko.
Sumber bisa berasal dari
internal atau eksternal dari
sistem yang menjadi target

dari manajemen risiko. Risiko


berdasarkan sumbernya dapat
dikatagorikan sebagai berikut:
a. Internal Risk
Keterlambatan
jadwal,
risiko teknis, desain,
konstruksi, opersional.
b. Eksternal Risk
Perubahan
peraturan,
bencana alam.
2. Analisis Problem
Risiko berhubungan dengan ke
khawatiran
melanggar
informasi yang bersifat privat
atau khawatir akan terjadi
kecelakaan
dan
korban,
khawatir kehilangan uang.

pertanyaan disusun. Jawaban


dari
pertanyaan
menunjukkan risiko yang
ada.
Common Risk checking
Beberapa daftar risiko yang
sudah bisa terjdi dan disini
dilakukan pemilihan mana
yang sesuai untuk proyek
yang ditangani.
Dimana variabel variabel
risiko tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.1 seperti dibawah ini :

Ketika
sumber
atau
masalah sudah diketahui, kejadian
yang dipicu oleh sumber atau
kejadian yang dapat menimbulkan
masalah dapat ditelusuri. Metode
identifiksi risiko yang umum
adalah:
Identifikasi
Risiko
berdasarkan Tujuan
Perusahaan dan tim proyek
mempunyai tujuan-tujuan.
Setiap
kejadian
yang
membahayakan pencapaian
tujuan secara perbagian atau
menyeluruh diidentifikasikan
sebagai risiko.
Identifikasi
Risiko
berdasarkan Skenario
Dalam analisa skenario,
skenario-skenario
yang
berbeda
diciptakan.
Skenario-skenario mungkin
menjadi jalan alternatif
untuk mencapai tujuan atau
sebuah
analisa
dari
hubungan kekuatan, setiap
kejadian
yang
memicu
sebuah skenario yang tidak
di inginkan di identifikasikan
sebagai risiko.
Identifikasi
Risiko
berdasarkan Taksonomi
Taksonomi disini adala
breakdown sumber risiko
yang mungkin, berdasarkan
taksonomi dan pengetahuan
praktik yang ada daftar

1.

2.6.3 Analisis Risiko Kualitatif


Analisis kualitatif dalam
manajemen risiko adalah proses
menilai impak dan kemungkinan
dari risiko yang sudah di
identifikasi. Proses ini dilakukan
dengan
menyusun
risiko
berdasarkan efeknya terhadap
tujuan
proyek,
analisa
ini
merupakan
salah
satu
cara
menentukan bagaimana pentingnya
memperhatikan
risiko-risiko
tertentu dan bagaimana respon
yang akan diberikan. Analisa
kualitatif
memerlukan
teknik
tertentu untuk bisa mengevaluasi
risiko berdasarkan kemungkinan
dan impaknya. Hal-hal yang perlu
dijadikan masukan dalam analisi ini
antara lain:
Risk management plan
Resiko yang sudah di
identifikasi
Status proyek
Tingkat ketidakpastian dari
suatu
risiko
biasanya
akan
bergantung pada kemajuan proyek
dalam siklus hidupnya. Dalam
tahap awal dari pelaksanaan
proyek, beberapa risiko mungkin
belum muncul, desain proyek
belum matang, banyak perubahan
bisa terjadi sehingga masih akan
banyak lagi risiko yang akan
muncul.
2.6.4 Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis Risiko Kuantitatif
adalah proses menganalisa secara
numerik probabilitas dari setiap
risiko dan konsekuensinya terhadap
tujuan proyek. Analisa ini biasanya
mengikuti analisa kualitatif, apakah
perlu dilakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif secara bersamaan,
hal
ini
bergantung
pada
ketersediaan biaya dan waktu, serta
apakah perlu menyatakan risiko
secara kualitatif dan kuantitatif
serta impak-impaknya. Tahaptahap analisa risiko kuantitatif:

Menentukan nilai informasi


dan aset baik secara tangible
dan intangible.
2. Menentukan estimasi kerugian
untuk setiap risiko yang
teridentifikasi.
3. Melakukan analisa risiko.
4. Memperoleh
risiko
yang
berpotensi terjadi.
5. Memilih langkah-langkah atau
strategi penanganan untuk
setiap risiko.
6. Menentukan
aksi
untuk
merespon risiko yang ada.
Sebelum dilakukan analisa
ini, risiko-risiko sudah harus di
identifikasi dan harus dapat dinilai
besarnya potensi kerugian dan
kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi. Jumlah-jumlah ini mungkin
sederhana untuk dihitung,atau tidak
mungkin di ukur secara pasti. Oleh
karena itu, dalam proses penilaian
sangat penting untuk membuat
estimasi-estimasi terbaik dari sisi
akademis dengan maksud untuk
memprioritaskan
implementasi
rencana manajemen risiko secara
tepat.

2.6.5 Respon Risiko


Memilih
jenis
respon
disesuaikan dengan jenis risiko dan
keadaannya (Santosa, 2009):
1. Risiko
dihindari
bila
dampaknya sangat besar
dan luas, serta perusahaan
tidak dapat mengendalikan
2. Risiko dialihkan bila risiko
tersebut dapat dicover oleh
pihak lain, baik melalui
asuransi
maupun
subkontrak spesialis.
3. Risiko
dikurangi
bila
perusahaan yakin mampu
mengendalikan
dengan
suatu perencanaan yang
matang
4. Risiko
diterima
bila
dampaknya tidak terlalu
besar dan masih layak
dimasukkan kedalam biaya.

2.7 Skala Likert


Skala Likert digunakan
untuk
mengukur
sikap,
pendapat,dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang
fenomena
sosial
(Sugiyono,
2009).
Dalam
skala
ini
menggunakan item yang secara
pasti baik dan secara pasti buruk.
Item yang pasti disenangi,
disukai, yang baik diberi tanda (). Skala ini menggunakan ukuran
ordinal sehingga dapat membuat
ranking walaupun tidak diketahui
berapa kali satu responden lebih
baik atau lebih buruk dari
responden lainnya.
Prosedur dalam skala Likert
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan
item-item
yang cukup banyak dan
relevan dengan masalah yang
sedang di teliti, berupa item
yang cukup terang disukai
dan yang cukup terang tidak
disukai.
2. Item-item tersebut dicoba
kepada
sekelompok
responden
yang
cukup
representatif dari populasi
yang ingin diteliti.
3. Pengumpulan responsi dari
responden untuk kemudian
diberikan
skor,
untuk
jawaban yang memberikan
indikasi menyenangi diberi
skor tertinggi.
4. Total skor dari masingmasing individu adalah
penjumlahan
dari
skor
masing-masing item dari
individu tersebut.
5. Reponsi di analisa untuk
mengetahui item-item mana
yang sangat nyata, batasan
antara skor tinggi dan skor
rendah dalam skala total.
Untuk
mempertahankan
konsistensi internal dari
pertanyaan, maka item yang
tidak menunjukkan korelasi
dengan total skor atau tidak
menunjukkan beda yang

nyata apakah masuk kedalam


skor tinggi atau skor rendah
di buang.
Kelebihan Skala Likert :
1. Dalam menyusun skala, itemitem
yang
tidak
jelas
korelasinya masih dapat di
masukkan dalam skala.
2. Dapat memperlihatkan item
yang
dinyatakan
dalam
beberapa responsi alternatif
3. Dapat memberikan keterangan
yang lebih nyata tentang
pendapatan
atau
sikap
respoden.
2.8 Skala Guttman
Skala
Guttman
dikembangkan
oleh
Louis
Guttman. Skala ini mempunyai
ciri penting, yaitu merupakan
skala komulatif dan mengukur
satu dimensi saja dari satu
variabel yang multi dimensi
sehingga skala ini termasuk
mempunyai sifat undimensional
(Sugiyono, 2009). Skala Guttman
yang disebut juga metode
scalogram atau analisa skala
sangat baik untuk meyakinkan
peneliti tentang kesatuan dimensi
dari sikap atau sifat yang diteliti,
yang sering disebut isi universal
atau atribut universal. Skala
pengukuran tipe ini akan didapat
jawaban yang tegas yaitu iya
atau tidak, benar atau salah.
2.9 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas
objek
atau
subjek
yang
mempunyai
kualitas
dan
karakteristik
tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah
bagian dari populasi yang benarbenar diteliti oleh sebuah peneliti.
Sampel
yang
baik
harus
representatif (mewakili populasi)
dan memiliki sifat yang homogen
(sejenis).
Berdasarkan aspek peluang
pemilihan
dan
pengacakan
sampel, sampel dibagi menjadi:

1. Sampel Probabilistik
Sampel probabilistik adalah
sampel
yang
memperhatikan
peluang
pada pemilihan anggota
sampel. Dimana dasar
sampel probabilistik adalah
sampel acak. Sampel acak
adalah
sampel
yang
diambil
dari
populasi
dimana setiap anggotanya
mempunyai peluang yang
sama
terpilih
menjadi
anggota sampel. Berikut
adalah jenis-jenis dari
sampel probabilistik.

a. Sampel
acak
sederhana
Setiap
anggota
populasi diberi nomor,
kemudian dilakukan
pengambilan anggota
populasi secara acak
(dengan undian atau
tabel bilangan acak).
b. Sampel sistematik
Setiap
anggota
populasi diberi nomor,
kemudian
anggota
pertama dalam sampel
dipilih
acak
dari
populasi.
c. Sampel berstrata atau
berlapis
Populasi
memiliki
beberapa
tingkatan
atau strata. Data dalam
setiap
tingkatan
cenderung homogen,
dan antar tingkatan
cenderung heterogen.
d. Sampel gerombol atau
cluster
Populasi
memiliki
beberapa kelas atau
kelompok. Data dalam
setiap
gerombol
cenderung heterogen,
dan antar kelompok
cenderung homogen.
2. Sampel Non-Probabilistik

Sampel non-probabilistik
adalah sampel yang tidak
memperhatikan
sapek
peluang pada pemilihan
anggota sampel. Sampel
non-probabilistik diambil
dari
populasi
yang
convenient, tidak ada syarat
peluang yang sama untuk
setiap anggota populasi
terpilih menjadi anggota
sampel. Berikut adalah
jenis-jenis dari sampel nonprobabilistik, yaitu :
a. Sampel haphazard
Sampel
yang
ketentuannya
dari
populasi.
b. Sampel
sukarela
(voluntary)
Sampel dipilih dari
anggota populasi yang
secara
sukarela
berkenan di data.
c. Sampel purposive
Anggota sample yang
dipilih adalah panel
ahli (pakar).
d. Sample bola salju
(snowball)
Sampel di ambil dari
unit-unit
terkait
dengan sampel yang
terpilih.
e. Sample kuota
Jenis sampel yang
banyak diaplikasikan
dalam
ilmu
pemasaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan
berupa survey dengan cara menjaring
pendapat atau persepsi, pengalaman,
dan sikap responden mengenai faktor
faktor risiko yang mempengaruhi
dalam pelaksanaan proyek dan
bentuk-bentuk penanganan yang
dilakukan untuk mengantisipasi risiko
yang terjadi. Responden yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah

10

kontraktor pelaksana Pembangunan


Galangan
Kapal
Kabupaten
Lamongan.
3.2 Data
Data adalah fakta atau
fenomena yang sifatnya mentah atau
belum dianalisis, seperti angka,
nama, keterangan, dan sebagainya
(Grapier, 2008). Dalam studi ini
diperlukan
data-data
untuk
mendukung keakuratan dari hasil
penelitian.
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Ada beberapa jenis data yang
digunakan dalam studi kasus
proyek ini, yaitu jenis data primer
dan data skunder.
1. Data Primer
Didapat dari hasil interviewing
(wawancara) yang berupa :
a. Identifikasi risiko yaitu jenisjenis
risiko
yang
kemungkinan terjadi pada
proyek
pembangunan
galangan kapal.
b. Besar probabilitas terjadinya
risiko, dampaknya terhadap
waktu, biaya, dan mutu serta
tingkat risiko kontruksi
menurut
kontraktor
pelaksana.
c. Respon risiko dari risiko
terbesar yang dapat terjadi
pada proyek Galangan kapal.
Dalam proyek pembangunan
galangan kapal ini populasi
yang diambil yaitu pihak pelaku
konstruksi yaitu PT. Wijaya
Karya Tbk. Dan respoden yang
dituju sebagai barikut :
a. Manager Konstruksi
b. Kasie Engineer
c. Kasie Komersial
d. Kasie
Keuangan
dan
Human Capital
e. Supervisor
2. Data skunder
Data skunder didapatkan dari
studi literatur yaitu jenis-jenis
risiko yang kemungkinan akan
terjadi pada proyek galangan
kapal.

3.2.2 Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dan
informasi direncanakan dengan
melakukan wawancara langsung
kepada para responden pada proyek
Pembangunan Galangan Kapal.
3.3 Pembuatan Kuesioner
Untuk
kepentingan
penelitian ini, diperlukan suatu
sarana berupa kuesioner yang akan
membantu responden menjawab
sejumlah
pertanyaan
yang
disediakan. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan tertulis kepada responden
untuk menjawab, dalam penelitian
ini responden yang dimaksud adalah
kontraktor. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variable yang akan di ukur dan tau
apa yang bisa diharapkan dari
responden. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau
dikirim melalui pos atau internet.
Bila penelitian dilakukan
pada lingkup yang tidak terlalu luas,
sehingga kuesioner dapat diberikan
langsung dalam waktu tidak terlalu
lama, maka pengiriman angket
kepada responden tidak perlu melalui
pos. Dengan adanya kontak langsung
antara peneliti dengan responden
akan menciptakan suatu kondisi yang
cukup baik, sehingga responden
dengan sukarela akan diberikan data
objektif dan cepat.
Pertanyaan yang terdapat
dalam kuisioner adalah :
1. Bagian
1
(Kuesioner
Pendahuluan)
a. Profil
pengisi
kuesioner,
misalnya:
Jabatan pekerjaan di dalam
proyek Galangan Kapal.
Jenjang pendidikan yang
telah di tempuh.
Pengalaman
menangani
proyek.
Jenis
bangunan
yang
pernah di kerjakan.

11

b. Pengisian
risiko
yang
dianggap relevan pada Proyek
Galangan
Kapal
dengan
menggunakan Skala Guttman.
Skala pengukuran dengan tipe
ini akan di dapat jawaban yang
tegas. Data yang diperoleh
dapat berupa data interval atau
rasio
di
khotomi
(dua
alternatif). Pada penelitian ini
dua alternatif pilihan yaitu
relevan tidak relevan.
Jawaban dapat dibuat skor
tertinggi satu dan skor
terendah nol. Misalnya untuk
jawaban relevan diberi skor 2
dan tidak relevan di beri skor
1.
2. Bagian 2 (Kuesioner Utama)
Pada bagian dua ini
responden diberi pertanyaan
mengenai
probabilitas
dan
dampak yang terjadi pada suatu
risiko
menurut
pandangan
responden.
Pertanyaanpertanyaan mengenai probabilitas
dan dampak terjadinya risikorisiko pada Proyek Galangan
Kapal
tersebut
dilakukan
menggunakan sistem penilaian
yang mengadopsi dari Skala
Likert.
Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau
sekelompok
orang
tentang
fenomena sosial. Dengan Skala
Likert, maka variabel yang akan
diukur
dijabarkan
menjadi
indikator variabel. Kemudian
indikator
tersebut
dijadikan
sebagai
titik
tolak
untuk
menyusun
variabel-variabel
instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyan. Skala
yang digunakan adalah skala 1
hingga 5, yang menunjukkan
bahwa dari skala 1 adalah skala
yang mewakili sangat rendah
probabilitas terjadi dan sangat
kecil dampak yang ditimbulkan
sehingga
skala
5
yang
menandakan
bahwa
risiko
tersebut sangat tinggi probabilitas
terjadinya risiko dan sangat besar

dampak yang ditimbulkan dari


variabel risiko tersebut.
3. Bagian 3 (Kuesioner Respon)
Pada bagian tiga ini,
responden diberi pertanyaan
mengenai respon risiko yang
dilakukan pada variabel risiko
yang signifikan terjadi pada
Proyek Galangan Kapal.
3.4 Pengolahan Data dan Analisis
Analisis data dilakukan
dengan
menggunakan
program
komputer dan disajikan dalam
bentuk kalimat, tabel, serta grafik.
3.4.1 Analisis Variabel Risiko
Analisis ini digunakan untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
risiko yang relevan. Faktor-faktor
risiko ini akan bertambah yang
berasal dari pengalaman para
responden dan tidak tercantum
dalam studi literatur. Dari data
didapatkan variabel risiko tersebut
relevan atau tidak relevan terjadi
pada proyek. Data tersebut
didapatkan
dari
beberapa
responden, untuk mendapatkan
hasil yang mewakili jawaban dari
beberapa responden dilakukan
analisa dengan menggunakan skala
Guttman.
3.4.2 Analisis
Probabilitas
dan
Dampak
Dilakukan analisis untuk
mengetahui tingkat atau besarannya
risiko dan dampak terhadap
kelangsungan proyek yaitu biaya,
waktu, mutu serta respon risiko
yang dilakukan. Data yang didapat
dari kuesioner bagian 2 dianalisis
untuk mendapatkan hasil yang
mewakili dari beberapa responden.
Langkah awal adalah melakukakan
analisis menggunakan severity
index lalu mengkatagorikannya
berdasarkan besar probabilitas
dampaknya.
Severity index dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
(Al-Hammad et al., 1996)

12

SI =

4=0
(100%)
4 4=0

Dimana :
ai = konstanta penilai
xi = frekuensi responden
I = 0, 1, 2, 3, 4, . . . n
x0, x1, x2, x3, x4, adalah responden
frekuensi
responden
a0 = 0 , a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, a4 = 4
x0 = frekuensi responden sangat
rendah/kecil dari survey, maka
a0 = 0.
x2 = frekuensi responden
rendah/kecil dari survey,
maka a1 = 1.
x3 = frekuensi responden
tinggi/besar dari survey, maka
a3 = 3.
x4 = frekuensi responden sangat
tinggi/besar dari survey, maka
a4 = 4
klasifikasi
dari
skala
penilaian pada frekuensi dan
dampak adalah sebagai berikut :
Sangat Rendah / Kecil (SR/SK)
0,00 SI 12,5
Rendah / Kecil (R/K)
12,5 SI 37,5
Cukup / Sedang (C)
37,5 SI 62,5
Tinggi / Besar (T/B)
62,5 SI 87,5
Sangat Tinggi / Besar (ST/SB)
87,5 SI 100
Sebelum
melakukan
analisa
risiko, katagori risiko yang didapat
sebelumnya dikonversikan dalam
bentuk angka seperti pada penjelasan
berikut :
1. Probabilitas
Sangat rendah
(SR) = 1
Rendah
(R) = 2
Cukup
(C) = 3
Tinggi
(T) = 4
Sangat tinggi
(ST) = 5
Dampak ( Terhadap Waktu )
Sangat Kecil
(SK) = 1
Kecil
(K) = 2
Cukup
(C) = 3
Besar
(B) = 4
Sangat Besar
(SB) = 5
2. Dampak ( Terhadap Biaya )
Sangat Kecil
(SK) = 1
Kecil
(K) = 2

Cukup
Besar
Sangat Besar

(C) = 3
(B) = 4
(SB) = 5

Setelah didapat kategori dari


frekuensi dan dampak maka
dilakukan analisis nilai risiko. Nilai
risiko
didapatkan
dengan
melakukan mengeplotkan nilai
kedalam Matriks Probabilitas dan
Dampak.
3.4.3 Analisis Risiko
Setelah diketahui risikorisiko mana saja yang telah terjadi
pada proyek Galangan Kapal ini,
lalu dilanjutkan dengan analisis
risiko yang menggunakan matriks
probabilitas dan dampak. Dimana
untuk mengukur probability dan
impact kejadian item-item risiko
digunakan skala Likert yaitu :
Sangat Rendah / Kecil (SR/SK)
Rendah / Kecil (R/K)
Cukup Tinggi / Besar (CT/CB)
Tinggi / Besar (T/B)
Sangat Tinggi / Besar (ST/SB)
Proses pengerjaan matriks
probabilitas dan dampak adalah
dengan cara memplotkan nilai
risiko yang telah di dapat ke dalam
matriks. Setelah itu di dapat nilai
yang dijadikan acuan untuk
mengetahui risiko-risiko mana saja
yang kemungkinan terjadinya besar
dan menimbulkan dampak yang
signifikan.
3.5 Respon Risiko
Untuk
mengetahui
bagaimana respon yang ditentukan
pada
suatu
risiko
dilakukan
wawancara atau interview terhadap
beberapa responden yang telah
dipilih sebelumnya, mengenai respon
risiko terhadap risiko-risiko yang
telah didapat dari analisis risiko
sebelumnya. Variabel risiko yang
direspon hanya pada risiko pada
kategori tinggi, yang merupakan
risiko yang kemungkinan terjadinya
paling tinggi dan berdampak paling
besar. Cara-cara penanganan risiko
terdiri dari 4 cara, yaitu :
1. Ditahan
2. Dikurangi
3. Dialihkan

13

4. Dihindari
Metode analisanya adalah
dengan cara analisis statistika
deskriptif. Mendeskripsikan terlebih
dahulu persepsi masing-masing
responden, lalu setelah mengambil
kesimpulan dan persepsi masingmasing
responden
didapat
penanganan yang sesuai dengan
risiko tersebut.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
Beberapa responden yang
turut membantu dalam penelitian Tugas
Akhir ini. Diantaranya adalah :
1. Manager Konstruksi/ Kepala
pelaksana
Dalam proyek ini jabatan manager
konstruksi diisi oleh Bapak Hartono,
ST. Beliau bertanggung jawab atas
terlaksananya proyek ini, beliau telah
beberapa kali menduduki jabatan ini
pada beberapa proyek lainnya.
2. Kasie Engineer
Kepala seksi engineer ini d tempati
oleh Bapak Agus S, ST beliau lebih
bertanggung
jawab
pada
pengendalian qualiyi serta quantity
pada proyek ini.
3. Kasie Komersial
Pada bangian komersial ini ditempati
oleh bapak Ridwan, ST beliau
bertanggung jawab atas ketersediaan
bahan dan peralatan yang diperlukan
dalam proyek ini.
4. Kasie Keuangan dan Human Capital
Kepala seksi bagian ini ditempati oleh
bapak Felix Manaex,ST. Beliau
bertanggung jawab dalam hal
keungan serta para pekerja di proyek
ini.
5. Supervisor
Bagian supervisor pada proyek ini
adalah bapak Waluyo.
4.1.1. Jenjang Pendidikan Responden
Dari data survey pendahuluan
di dapat beberapa informasi tentang profil
responden, salah satunya adalah jenjang
pendidikan para responden. Dari data
tersebut di dapat 4 responden yang telah
menempuh jenjang pendidikan sarjana
(S1) dan 1 responden telah menempuh

pendidikan sampai jenjang SMA.


Frekuensi jenjang pendidikan responden
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Tingkat Pendidikan
Responden
SMA
20%
sarjana
80%

Gambar 4.1. Frekuensi Jenjang


Pendidikan Responden
4.1.2. Pengalaman Responden
Menangani Proyek
Dari
data
survey
pendahuluan ini juga didapat data
mengenai pengalaman responden
menangani proyek. Dari data tersebut
didapat 1 responen yang pernah
menangani 10-12 proyek, 1 responden
yang pernah menangani 7-9 proyek, 2
responden yang pernah menangani 4-6
proyek, serta 1 responden yang pernah
menangani proyek <4 proyek.
Pengalaman responden ini dapat
dilihat pada gambar 4.2.
Pengalaman Responden
Menangani Proyek
10-12
Proyek
20%
7-9 Proyek
20%

<4 Proyek
20%

4-6 Proyek
40%

Gambar 4.2. Pengalaman Responden Menangani

Proyek

4.1.3 Jenis Bangunan yang Pernah


Dikerjakan
Dari
data
survey
pendahuluan ini didapatkan juga data
mengenai jenis-jenis bangunan sipil
yang pernah ditangani oleh pada
responden. Data tersebut didapat 1
responden pernah menangani proyek
gedung, 1 responden pernah
menangani proyek pelabuhan, 2
responden pernah menangani proyek
jembatan, 2 responden pernah
menangani
proyek
jalan,
1
responden pernah menangani proyek
bendung, 3 responden pernah
14

Sedangkan
skor
apabila
seluruh
responden menjawab tidak relevan = 5 x
1=5
Sedangkan skor yang diperoleh dari
penelitian adalah = 6. Sehingga
berdasarkan data yang diperoleh dari 5
responden maka skor 6 terletak pada
daerah relevan.
Dari analisa di atas diketahui
bahwa jika satu responden saja
menyatakan risiko tersebut relevan, maka
risiko tersebut dinyatakan relevan atau
variabel risiko tersebut mungkin dapat
terjadi pada proyek. Identifikasi risiko
dapat dilihat pada tabel 4.1

menangani proyek dermaga, serta 3


responden pernah menangani proyek
bangunan sipil lainnya. Berikut
dapat dilihat pada gambar 4.3
Jenis Bangunan yang Pernah
ditangani
lain-lain
23%
Bendung
8%

Dermaga
23%

Gedung Pelabuhan
8%
8%
Jembatan
15%
Jalan
15%

Gambar 4.3. Jenis Bangunan yang


Pernah Ditangani oleh
Responden

4.2 Analisa Data


4.2.1. Identifikasi Variabel Risiko
Dari data survey pendahuluan
yang telah dilakukan didapat data
mengenai variabel risiko yang relevan
pada proyek pembangunan galangan
kapal. Pengolahan data yang telah
diperoleh tersebut menggunakan skala
Guttman dimana data yang akan diperoleh
berupa variabel risiko yang relevan
maupun yang tidak relevan yang terjadi
pada proyek. Data tersebut didapat dari
beberapa responden dimana untuk
mendapatkan hasil yang mewakili
jawaban dari beberapa responden
dilakukan analisa dengan menggunakan
skala Guttman.
Berikut merupakan contoh
analisa variabel resiko dimana survey
dilakukan terhadap 5 orang responden
dalam satu kontraktor. Misalnya :
1 orang menjawab Relevan
4 orang menjawab tidak
relevan
Berdasarkan skor yang telah
ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut
:
Jumlah skor 1 orang yang menjawab
Relevan (R) = 1 x 2 = 2
Jumlah skor untuk 4 orang yang
menjawab tidak relevan (TR) = 4 x 2 = 6
Sehingga jumlah total = 6
Sedangkan skor ideal untuk seluruh item
= 5 x 2 = 10 (apabila semua responden
menjawab Relevan)

Tabel 4.1. Variabel Risiko


No
A
1
2
3
4
5
6
7
B
8
9
10
11
C
12
13
14
15
D
16
17
18
19
20
21
22
E
23
24
25
F
26
27
28
G
29

Variabel Risiko

Relevan

Tidak
Relevan

Total

Ket

4
5
5
3
3
2
5

1
0
0
2
2
3
0

5
5
5
5
5
5
5

Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan

2
5
2
4

3
0
3
2

5
5
5
6

Relevan
Relevan
Relevan
Relevan

4
5
2
5

1
0
3
0

5
5
5
5

Relevan
Relevan
Relevan
Relevan

5
5
5
5
2
5
5

0
0
0
0
3
0
0

5
5
5
5
5
5
5

Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan
Relevan

3
5
5

2
0
0

5
5
5

Relevan
Relevan
Relevan

0
0
0

5
5
5

5
5
5

Tdk Relevan
Tdk Relevan
Tdk Relevan

Relevan

FORCE MAJURE
Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Bidang Tenaga Kerja
Kekurangan Jumlah Tenaga kerja
Terjadinya Kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Komunikasi yang tidak lancar antar pekerja
Material dan Peralatan
perubahan harga material
Keterlambatan material dari suplier
Kurangnya tempat tempat penimbunan sisa material
Kerusakan peralatan kerja
Metode Konstruksi
Perubahan Desain
Keruntuhan Struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur
Desain yang tidak lengkap
kesulitan penggunaan teknologi baru
Kesalahan Estimasi waktu
Kesalahan Estimasi biaya
Kondisi Lapangan
Kemacetan disekitar proyek
Kesulitan transportasi alat berat
kondisi tanah yang tidak stabil
Ekonomi
ketidak stabilan moneter
inflai nilai mata uang
Krisis keuangan global
Lain-lain
keterlambatan pembayaran oleh owner

( Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011)

Responden juga memberikan


atau menambahkan variabel risiko yang
mungkin terjadi pada proyek. Berikut
tambahan variabel risiko yang telah
disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini :

15

Tabel 4.2. Tambahan Variabel Risiko


dari Responden
No
1
2
3
4
5

SI =

Variabel Risiko
Sumber
Gelombang Besar Air laut
Force Majure
Angin Kencang
Force Majure
Bidang Tenaga Kerja
Asuransi Tenaga Kerja
Material dan Peralatan
Perubahan Harga Peralatan
Data yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan
Kondisi Lapangan

( Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011)

4.2.2 Analisa Variabel Risiko


Analisa variabel risiko dilakukan
untuk menganalisa survey utama. Analisa
dilakukan terhadap penilaian probalitas atau
probabilitas risiko, dampak risiko terhadap
aspek waktu, dan dampak risiko terhadap
aspek biaya. Analisa ini menggunakan metode
Severity Index (SI). Dimana severity index
mempunyai keunggulan untuk mempermudah
pengklasifikasian.
Berikut
ini
contoh
perhitungan menggunakan metode Severity
Index (SI).
4.2.2.1. Penilaian Probabilitas
Keterangan skala untuk penilaian
probabilitas adalah sebagai berikut :
Sangat Rendah (SR)
= < 20 %
Rendah (R)
= > 20 40 %
Sedang/Cukup (C)
= > 40 60 %
Tinggi (T)
= > 60 80 %
Sangat Tinggi (ST)
= >80%
Kriteria penetapan skala probability
ini ditetapkan sendiri oleh peneliti yang
kemudian
didiskusikan
kepada
pihak
kontraktor yang kemudian menghasilkan
kesepakatan bahwa frekuensi terjadinya risiko
proyek paling besar yaitu 100%.

Contoh perhitungan menggunakan metode


severity index adalah sebagai berikut :
Dari data yang didapat dari
kuesioner utama didapat peilain responden
terhadap probabilitas terjadinya variabel
risiko kebakaran yaitu 4 responden
menyatakan bahwa probabilitas terjadinya
kebakaran sangat rendah, 1 responden
menyatakan bahwa probabilitas terjadinya
kebakaran rendah, maka nilai severity
indexnya (SI) adalah:
1

SI =

a x
i

i =0

4 xi

(100% )

i =0

SI =

((04)+(11)+(20)+(30)+(40)
45

(100%)

(100%)
20
SI = 5%
Didapatkan nilai severity index
bernilai 5%, maka kategori probabilitas
dari variabel risiko kebakaran adalah
sangat
rendah.
Perhitungan
untuk
penialaian probabilitas terhadap waktu dan
biaya juga menggunakan cara yang sama
seperti diatas.
Berikut adalah hasil analisa dari
penilaian probabilitas dengan menggunakan
metode severity index pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Penilaian Probabilitas
0 1 2 3

No

Variabel Risiko

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Gelombang Air Laut
Angin Kencang
Kekurangan jumlah tenaga kerja
Terjadinya kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Adanya komunikasi yang tidak lancar
antar pekerja
Asuransi Tenaga Kerja
Perubahan harga material
Keterlambatan material dari supplier
Kurangnya tempat penimbunan sisa
material
Kerusakan Peralatan kerja
Perubahan Harga Peralatan
Perubahan desain
Keruntuhan struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur
Desain yang tidak lengkap
Kesulitan penggunaan teknologi baru
Kesalahan estimasi waktu
kesalahan estimasi biaya
Kemacetan disekitar proyek
Kesulitan transportasi alat berat ke proyek
Kondisi tanah yang tidak stabil
Data lapangan yang tidak sesuai
Keterlambatan pembayaran oleh owner

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

1 2 3 4 5
TOTAL SI ( % ) KATEGORI
SR R C T ST
4
4
4
3
2
4
2
1
3
3
0
3

1
1
1
2
3
1
3
2
2
2
2
2

0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

5
5
5
10
15
5
15
30
10
10
50
10

SR
SR
SR
SR
R
SR
R
R
SR
SR
C
SR

SR

3
0
0

1
2
2

1
2
3

0
1
0

0
0
0

5
5
5

10
45
40

R
C
C

SR

0
1
0
3
2
1
4
0
2
4
1
4
1
1

1
3
2
2
3
2
1
1
3
1
4
1
4
3

2
0
3
0
0
2
0
3
0
0
0
0
0
0

2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

40
30
40
10
15
30
5
50
15
5
20
5
20
30

C
R
C
SR
R
R
SR
C
R
SR
R
SR
R
R

(Sumber : Hasil Pengolahan data,2011 )


4.2.2.2. Penilaian Dampak Risiko
terhadap Aspek Waktu
Kriteria penetapan skala impact
terhadap waktu ini dilakukan sendiri oleh
pihak peneliti.kriteria tersebut didasarkan
pada penilaian responden terhadap
seringnya tingkat kejadian yang nantinya
akan mempengaruhi kelancaran jalannya
proyek, dimana kelancaran proyek tersebut
akan terganggu apabila terjadi lebih dari 5
kali kejadian.

16

Berikut ini adalah keterangan skala


impact terhadap waktu ( kali kejadian ):
Sangat Rendah (SR) = < 3 kali
kejadian
Rendah ( R )
= 3-5 kali
kejadian
Sedang/Cukup ( C ) = 5-8 kali
kejadian
Tinggi ( T )
= 8-10 kali
kejadian
Sangat Tinggi ( ST ) = >10 kali
kejadian
Contoh perhitungan dampak risiko
terhadap aspek waktu menggunakan
metode severity index adalah sebagai
berikut : misal variabel risiko kebakaran
terdapat 2 responden yang menjawab
sangat rendah, sedangkan 3 responden
lainnya menjawab risiko tersebut rendah,
maka nilai severity
indexnya adalah :
1
SI =

SI =

a x
i

i =0

4 xi

(100% )

i =0
((02)+(13)+(20)+(30)+(40))
(100%)
45

SI =

(100%)
20
SI = 15%
Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai severity index (SI) = 15%
maka risiko ini termasuk dalam kategori
Rendah
Berikut ini adalah hasil analisa dari
penilaian dampak risiko terhadap aspek
waktu dengan menggunakan metode
severity index pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Dampak Risiko terhadap
Aspek Waktu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Variabel Risiko
Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Gelombang Air Laut
Angin Kencang
Kekurangan jumlah tenaga kerja
Terjadinya kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Adanya komunikasi yang tidak lancar
antar pekerja
Asuransi Tenaga Kerja
Perubahan harga material
Keterlambatan material dari supplier
Kurangnya tempat penimbunan sisa
material
Kerusakan Peralatan kerja
Perubahan Harga Peralatan
Perubahan desain

1
SR

2
R

3
C

4
T

5
TOTAL SI ( % ) KATEGORI
ST

2
2
4
2
3
5
3
1
3
3
0
2

3
3
1
3
2
0
2
2
2
2
3
3

0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

15
15
5
15
10
0
10
30
10
10
35
15

R
R
SR
R
SR
SR
SR
R
SR
SR
R
R

SR

3
2
1

2
3
3

0
0
1

0
0
0

0
0
0

5
5
5

10
15
25

SR
R
R

0
3
2

1
2
3

2
0
0

1
0
0

1
0
0

5
5
5

60
10
15

C
SR
R

Lanjutan Tabel 4.4


No

Variabel Risiko

1
SR

2
R

3
C

4
T

5
TOTAL SI ( % ) KATEGORI
ST

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Keruntuhan struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur
Desain yang tidak lengkap
Kesulitan penggunaan teknologi baru
Kesalahan estimasi waktu
kesalahan estimasi biaya
Kemacetan disekitar proyek
Kesulitan transportasi alat berat ke proyek
Kondisi tanah yang tidak stabil
Data lapangan yang tidak sesuai
Keterlambatan pembayaran oleh owner

2
3
3
4
0
3
4
1
4
1
1

3
2
2
1
1
2
0
4
1
3
3

0
0
0
0
3
0
0
0
0
1
1

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

15
10
10
5
50
10
0
20
5
25
25

R
SR
SR
SR
C
SR
SR
R
SR
R
R

(Sumber: Hasil Pengolahan Data,2011)


4.2.2.3. Penilaian Dampak Risiko
terhadap Aspek Biaya
Kriteria penetapan skala impact
terhadap biaya ini dilakukan sendiri oleh
pihak peneliti dimana kriteria tersebut
didasarkan pada alokasi dana untuk biaya
lain-lain yaitu sebesar 0,65% dari biaya
yang ada. Informasi ini diperoleh dari
pihak kontraktor.
Berikut ini adalah keterangan
mengenai skala impact terhadap biaya:
Sangat Rendah (SR) = < 0,10% dari
biaya yang ada
Rendah (R)
= >0,10% 0,25%
dari biaya yang ada
Sedang/Cukup (C)
=
>0,25%
0,45%dari biaya yang ada
Tinggi (T)
=
>0,45%
0,65%dari biaya yang ada
Sangat Tinggi (ST) = > 0,65% dari
biaya yang ada
Dimana
contoh
perhitungan
dampak risiko menggunakan metode
severity index adalah sebagai berikut :
misal variabel risiko kebakaran terdapat 1
responden yang menjawab risiko tersebut
sangat rendah, 1 responden menjawab
risiko tersebut rendah, 1 responden
menjawab risiko tersebut cukup, 1
responden menjawab risiko tersebut tinggi
dan 1 responden menjawab bahwa risiko
tersebut sangat tinggi, maka nilai severity
indexnya diperoleh sebagai berikut :
1

SI =

a x
i

i =0

4 xi

(100% )

i =0

17

SI=

((01)+(11)+(21)+(31)+(41))

SI =

10
20

45

= (100%)

(100%)

SI = 50%
Dari hasil perhitungan di atas
diperoleh nilai severity index (SI) = 50%,
maka risiko kebakaran termasuk pada
kategori Cukup
Berikut ini adalah hasil analisa dari
penilaian dampak risiko terhadap aspek
biaya dengan menggunakan metode
severity index pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Dampak Risiko terhadap
Aspek Biaya
0
1
2
3
4
No

Variabel Risiko

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Gelombang Air Laut
Angin Kencang
Kekurangan jumlah tenaga kerja
Terjadinya kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Adanya komunikasi yang tidak lancar
antar pekerja
Asuransi Tenaga Kerja
Perubahan harga material
Keterlambatan material dari supplier
Kurangnya tempat penimbunan sisa
material
Kerusakan Peralatan kerja
Perubahan Harga Peralatan
Perubahan desain
Keruntuhan struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur
Desain yang tidak lengkap
Kesulitan penggunaan teknologi baru
Kesalahan estimasi waktu
kesalahan estimasi biaya
Kemacetan disekitar proyek
Kesulitan transportasi alat berat ke proyek
Kondisi tanah yang tidak stabil
Data lapangan yang tidak sesuai
Keterlambatan pembayaran oleh owner

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

1
SR
1
1
3
3
2
5
2
2
2
3
1
3

2
R
1
1
2
2
2
0
3
2
3
2
3
2

3
C
1
2
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0

4
T
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
TOTAL SI % KATEGORI
ST
1
5
50
C
0
5
40
C
0
5
10
SR
0
5
10
SR
0
5
20
R
0
5
0
SR
0
5
15
R
0
5
20
R
0
5
15
R
0
5
10
SR
0
5
25
R
0
5
10
SR

SR

3
1
2

2
1
2

0
1
1

0
2
0

0
0
0

5
5
5

0
0
0

SR
C
R

SR

0
1
0
1
1
1
4
0
1
5
5
5
1
1

1
3
1
2
2
2
1
2
3
0
0
0
3
3

2
0
2
2
2
2
0
2
1
0
0
0
1
1

2
1
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

55
30
55
30
30
30
5
45
25
0
0
0
25
25

C
R
C
R
R
R
SR
C
R
SR
SR
SR
R
R

(Sumber: Pengolahan Data, 2011)

4.2.3. Analisa Risiko


Sebelum melakukan analisa nilai
risiko, kategori risiko yang didapat
sebelumnya
dikontroversikan
dalam
bentuk angka seperti pada penjelasan
berikut :
1. Probabilitas
Sangat Rendah ( SR )

=1

Rendah ( R )
=2
Cukup ( C )
=3
Tinggi ( T )
=4
Sangat Tinggi ( ST )
=5
2. Dampak
Sangat Rendah ( SR )
=1
Rendah ( R )
=2
Cukup ( C )
=3
Tinggi ( T )
=4
Sangat Tinggi ( ST )
=5
Setelah didapatkan kategori dari
probabilitas dan dampak maka dilakukan
analisa nilai risiko. Nilai risiko didapatkan
dengan melakukan pengeplotan nilai kedalam
matriks probabilitas dan dampak.
Dan kategori dari probabilitas dan
dampak terdapat tiga kategori yaitu Rendah,
Sedang, dan Tinggi. Dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Keterangan :
= Rendah
= Sedang
= Tinggi
Gambar 4.4. Matriks Probabilitas
dan Dampak

4.2.3.1. Analisa Risiko terhadap Aspek


Waktu
Analisa Probability x Impact terhadap
waktu, perhitungan ini dilakukan dengan cara
mengeplotkan penilaian probabilitas dengan
penilaian dampak risiko terhadap aspek waktu
yang telah dilakukan perubahan kategori
sebelumnya.
Berikut adalah contoh pengeplotan
nilai probabilitas dan dampak ke dalam
matriks, misal didapat nilai probabilitas dari
variabel risiko kebakaran adalah 1 sedangkan
dapaknya terhadap aspek waktu adalah 2

18

Lanjutan tabel 4.6


No
23
24
25
26
27
28
29
30
31

P
I
Kategori
Frekuensi Impact Risiko
Desain yang tidak lengkap
2
1
Rendah
Kesulitan penggunaan teknologi baru
1
1
Rendah
Kesalahan estimasi waktu
3
3
Sedang
kesalahan estimasi biaya
2
1
Rendah
Kemacetan disekitar proyek
1
1
Rendah
Kesulitan transportasi alat berat ke proyek
2
2
Rendah
Kondisi tanah yang tidak stabil
1
1
Rendah
Data lapangan yang tidak sesuai
2
2
Rendah
Keterlambatan pembayaran oleh owner
2
2
Rendah

Variabel Risiko

(Sumber: Hasil pengolahan Data, 2011)

Setelah
dilakukan
pengeplotan
terhadap matrik probabilitas dan dampak
variabel risiko kebakaran terletak pada
kategori rendah.
Perhitungan risiko terhadap aspek
waktu dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini
:
Tabel 4.6. Probabilitas
terhadap Aspek Waktu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Variabel Risiko
Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Gelombang Air Laut
Angin Kencang
Kekurangan jumlah tenaga kerja
Terjadinya kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Adanya komunikasi yang tidak lancar
antar pekerja
Asuransi Tenaga Kerja
Perubahan harga material
Keterlambatan material dari supplier
Kurangnya tempat penimbunan sisa
material
Kerusakan Peralatan kerja
Perubahan Harga Peralatan
Perubahan desain
Keruntuhan struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur

Dampak

4.2.3.2. Risiko terdahap Aspek Biaya


Analisa probability x impact
terhadap biaya dilakukan dengan cara
mengeplotkan hasil penilaian probabilitas
dengan penilaian dampak risiko terhadap
aspek biaya yang telah dilakukan
sebelumnya. Berikut adalah contoh cara
pengeplotan probabilitas dan dampak
kedalam
matriks,
misal
didapat
probabilitas variabel risiko kebakaran
adalah 1 sedangkan impact dari variabel
kebakaran tersebut adalah 3

P
I
Kategori
Frekuensi Impact Risiko
1
2
Rendah
1
2
Rendah
1
1
Rendah
1
2
Rendah
2
1
Rendah
1
1
Rendah
2
1
Rendah
2
2
Rendah
1
1
Rendah
1
1
Rendah
3
2
Rendah
1
2
Rendah
1

Rendah

2
3
3

1
2
2

Rendah
Rendah
Rendah

Rendah

3
2
3
1
2

3
1
2
2
1

Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Setelah dilakukan pengeplotan


terhadap matrik Probabilitas dan Impact
variabel risiko kebakaran terdapat pada
kategori Rendah.
Dimana
perhitungan
risiko
terhadap aspek biaya dapat dilihat pada
tabel 4.7.

19

Tabel 4.7. Probabilitas x Dampak


terhadap Biaya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Variabel Risiko
Kebakaran
Banjir
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Keadaan Cuaca
Demonstran
Badai
Gelombang Air Laut
Angin Kencang
Kekurangan jumlah tenaga kerja
Terjadinya kecelakaan kerja
Pemogokan tenaga kerja
Adanya komunikasi yang tidak lancar
antar pekerja
Asuransi Tenaga Kerja
Perubahan harga material
Keterlambatan material dari supplier
Kurangnya tempat penimbunan sisa
material
Kerusakan Peralatan kerja
Perubahan Harga Peralatan
Perubahan desain
Keruntuhan struktur
Kebocoran dan keretakan pada struktur
Desain yang tidak lengkap
Kesulitan penggunaan teknologi baru
Kesalahan estimasi waktu

Kategori
P
I
Frekuensi Impact Risiko
1
3
Rendah
1
3
Rendah
1
1
Rendah
1
1
Rendah
2
2
Rendah
1
1
Rendah
2
2
Rendah
2
2
Rendah
1
2
Rendah
1
1
Rendah
3
2
Rendah
1
1
Rendah
1

Rendah

2
3
3

1
3
2

Rendah
Sedang
Rendah

4.2.4.2. Risiko yang Signifikan terhadap


Biaya
Terdapat tiga macam risiko yang
signifikan terhadap biaya yaitu dapat
dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Risiko yang Signifikan
terhadap Biaya
No
1
2
3

Variabel Risiko
Perubahan harga material
Kerusakan Peralatan kerja
Kesalahan estimasi waktu

P
I
Kategori
Frekuensi Impact Risiko
3
3
Sedang
3
3
Sedang
3
3
Sedang

(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011)

4.2.5. Respon terhadap Risiko yang


Signifikan
17
1
1
Rendah
Respon dilakukan hanya pada
risiko yang berkategori paling tinggi. Hal
18
3
3
Sedang
19
2
2
Rendah
ini dikarenakan risiko tersebut mempunyai
20
3
3
Rendah
tingkat kejadian yang cukup besar atau
21
1
2
Rendah
22
2
2
Rendah
sering dan juga dapat menimbulkan
23
2
2
Rendah
dampak yang besar bagi kontraktor dan
24
1
1
Rendah
25
3
3
Sedang
pada proyek pembangunan itu sendiri.
Respon tersebut didapat dari survei ketiga
Lanjutan tabel 4.7
P
I
Kategori terhadap responden yang sama seperti
No
Variabel Risiko
Frekuensi Impact Risiko survey sebelumnya.
kesalahan estimasi biaya
26
2
2
Rendah
4.2.5.1. Respon Risiko terhadap Waktu
Kemacetan disekitar proyek
27
1
1
Rendah
Risiko yang signifikan terhadap
Kesulitan transportasi alat berat ke proyek
28
2
1
Rendah
Kondisi tanah yang tidak stabil
29
1
1
Rendah waktu ada dua macam risiko. Risiko yang
30
2
2
Rendah
Data lapangan yang tidak sesuai
pertama adalah kerusakan peralatan kerja
Keterlambatan pembayaran oleh owner
31
2
2
Rendah
yang disebabkan oleh terlalu diforsirnya
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011)
penggunaan alat oleh pekerja serta usia
4.2.4. Risiko yang Signifikan
dari alat itu sendiri. Risiko tersebut dapat
Dari analisa di atas diperoleh
mengakibatkan
pekerjaan
yang
variabel risiko yang memiliki kategori
tinggi pada aspek waktu dan biaya.
menggunakan peralatan tersebut terganggu
ataupun terhenti. Sehingga respon yang
4.2.4.1 Risiko yang Signifikan terhadap
dapat dilakukaan untuk mengurangi
Waktu
ataupun menghilangkan risiko tersebut
Terdapat dua macam risiko yang
adalah dengan cara mengontrol servis
signifikan terhadap waktu yaitu dapat
berkala pada peralatan yang ada,
dilihat pada tabel 4.8.
mengontrol kalibrasi terhadap peralatan
Tabel 4.8. Risiko yang Signifikan
yang telah jatuh tempo masa validasinya,
terhadap Waktu
P
I
Kategori
ataupun dapat membeli atau meminjam
No
Variabel Risiko
Frekuensi Impact Risiko
peralatan yang baru.
1 Kerusakan Peralatan kerja
3
3
Sedang
Selanjutnya adalah risiko kesalahan
2 Kesalahan estimasi waktu
3
3
Sedang
estimasi
waktu
adapun
penyebab
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011)
terjadinya risiko ini adalah terlambatnya
suplai material dari supplier, kemudian
adanya perubahan desain yang terjadi dan
yang terakhir adalah perubahan iklim dan
20

cuaca.
Risiko
tersebut
dapat
mengakibatkan proggres yang sebelumnya
telah dibuat akhirnya harus terhenti.
Sehingga respon yang dapat dilakukan
adalah dengan cara menggunakan analisa
data historis yang ada sebelumnya untuk
melakukan estimasi terhadap pekerjaan
yang serupa serta melakukan pengecekan
ulang terhadap pekerjaan yang ada. Selain
itu dapat berupa penambahan jam kerja
normal atau lembur. Penyebab, akibat, dan
respon risiko terhadap waktu dapat dilihat
pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10. Penyebab dan Respon
Risiko terhadap Waktu
Risiko yang terjadi
1 Kerusakan peralatan kerja

2 Kesalahan estimasi waktu

Penyebab
1. Terlalu diforsirnya
penggunaan alat oleh para
pekerja
2. Usia peralatan

1. Terlambatnya suplay
material dari supplier
2. Perubahan desain
3. Perubahan iklim dan cuaca

2. Mengontrol kalibrasi
terhadap peralatan yang telah
jatuh tempo masa validasinya
3. Membeli ataupun meminjam
peralatan yang baru

baik, sehingga hal ini dapat mengakibatkan


pengeluaran
biaya
perbaikan
atau
persewaan alat yang membengkak.
Sehingga respon yang dilakukan yaitu
maintenance alat secara berkala untuk
mengurangi biaya pengeluaran.
Risiko yang terakhir adalah
kesalahan estimasi waktu penyebabnya
yaitu kurangnya pengalaman pembuat
estimasi
terhadap
pekerjaan
yang
dilakukan.
Risiko
tersebut
dapat
mengakibatkan tidak tepatnya melakukan
estimasi mengenai lamanya waktu dan
besarnya biaya yang dibutuhkan dalam
suatu pekerjaan. Sehingga respon yang
dapat mengurangi atau menghilangkan
risiko ini adalah dengan menggunakan
analisa data historis untuk melakukan
estimasi terhadap pekerjaan yang serupa.
Penyebab dan respon risiko terhadap biaya
ini dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

1. Menggunakan analisa data


historis yang ada sebelumnya
untuk melakukan estimasi
terhadap pekerjaan yang serupa

Tabel 4.11 Penyebab dan Risiko


terhadap Biaya

Respon
1. Mengontrol servis berkala
pada peralatan yang ada

2. Melakukan pengecekan
ulang terhadap pekerjaan yang
3. Mengadakan penambahan
jam kerja normal (lembur)

1.

Risiko yang terjadi


Perubahan harga material

Penyebab
1. Inflasi dan krisis keuangan
global.

2.

Kerusakan peralatan kerja

3.

Kesalahan estimasi waktu

1. Kualitas peralatan yang dibeli 1. Maintenance alat secara


ataupun yang disewa kurang berkala untuk mengurangi biaya
baik.
pengeluaran.
1. Kurangnya pengalaman
1. Menggunakan analisa data
pembuat estimasi terhadap
historis atau data yang ada
pekerjaan yang dilakukan.
sebelumnya untuk melakukan
estimasi terhadap pekerjaan
yang serupa.

(Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011)

4.2.5.2. Respon Risiko terhadap Biaya


Risiko yang signifikan terhadap
biaya ada tiga macam risiko. Risiko
pertama adalah perubahan harga material
risiko ini disebabkan oleh faktor eksternal
yaitu adanya inflasi dan krisis keuangan
global yang sedang melanda dunia.
Sehingga repon yang dilakukan oleh pihak
kontraktor adalah menggunakan cadangan
biaya yang belum terpakai yang memang
diperuntukkan untuk kejadian yang tidak
terduga
yang
telah
dianggarkan
sebelumnya. Namun dengan pemakaian
dana cadangan tersebut harus dilakukan
secermat mungkin, sehingga tidak
menyebabkan kerugian bagi pihak
kontraktor.
Risiko
yang
kedua
adalah
kerusakan peralatan kerja. Hal ini
disebabkan karena kualitas alat yang
disewa ataupun yang dibeli kurang cukup

Respon
1. Menggunakan cadangan
biaya yang belum terpakai yang
memang diperuntukkan untuk
kejadian yang tidak terduga.

(Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan
saran. Kesimpulan disini merupakan hasil
penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran
yang dimaksud adalah saran terhadap hal hal
yang perlu dilakukan agar hasil penelitian ini
menjadi hal hal yang harus diperhatikan
pada penaliti lebih lanjut yang berkaitan
dengan topik penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Setelah
dilakukan
analisa
dapat
disimpulkan bahwa:

21

1. Dari analisa sebelumnya telah


diketahui variabel-variabel risiko
yang signifikan terhadap aspek waktu
maupun aspek biaya. Berikut ini
adalah risiko yang signifikan terhadap
aspek waktu adalah :
a. Kerusakan peralatan kerja
b. Kesalahan estimasi waktu
Sedangkan risiko yang signifikan
terhadap biaya adalah:
a. Perubahan harga material
b. Kerusakan peralatan kerja
c. Kesalahan estimasi waktu
2. Penanganan respon risiko terhadap
risiko yang kemungkinan besar terjadi
dan berdampak signifikan pada
proyek Pembangunan Galangan
Kapal
ini
diharap
dapat
meminimalisir risiko yang terjadi atau
mungkin dapat menghilangkan risiko
tersebut. Berikut ini adalah respon
risiko terhadap aspek waktu:
a. Kerusakan peralatan kerja adalah
dengan mengontrol servis berkala
pada
peralatan,
ataupun
pembelian/penyewaan peralatan
yang baru.
b. Kesalahan estimasi waktu adalah
menggunakan
analisa
data
historis yang ada sebelumnya,
melakukan pengecekan ulang
terhadap pekerjaan yang ada,
serta mengadakan penambahan
jam kerja normal (lembur).
Sedangkan respon risiko terhadap
aspek biaya adalah sebagai
berikut :
a. Perubahan harga material adalah
menggunakan cadangan biaya
yang belum terpakai yang
memang diperuntukkan untuk
kejadian yang tidak terduga.
b. Kerusakan peralatan kerja adalah
maintenance alat secara berkala
untuk
mengurangi
biaya
pengeluaran.
c. Kesalahan estimasi waktu adalah
menggunakan
analisa
data
historis atau data yang ada
sebelumnya untuk melakukan
estimasi terhadap pekerjaan yang
serupa.

5.2. Saran
1. Dalam penelitian ini sebaiknya
dilakukan
hipotesis
kepada
responden yang lebih banyak dan
lebih menguasai atau memiliki
pengalaman dalam menangani risikorisiko yang terjadi pada proyek
pembangunan
galangan
kapal
sehingga hasil penelitian ini bisa
digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan
proyek
dengan
menggunakan manajemen risiko
pada proyek yang akan dikerjakan
selanjutnya.
2. Sebagai suatu kajian yang bersifat
akademis, penelitian ini dapat
dilanjutkan ketingkat yang lebih
detail dengan merinci bagian-bagian
pada fase proyek agar menjadi
wacana pembelajaran yang baik.
3. Penentuan skala probabilitas dan
skala dampak (baik dampak terhadap
waktu dan ataupun terhadap biaya)
dapat diteliti lebih lanjut, sehingga
analisis risiko akan mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Al_Hammad, A.S dan Assaf, Sadi. (1996),
Assessment of Work Performance of
Maintenance Contractors, Saudi
Arabia.
Barrie, D.S.,dan
Boyd C.P. (1992),
Profesional
ConstructionManagement
Third
Edition,
McGraw-Hill
Inc,
Singapore.
Budiono, Agus., Dunia Pendidikan Ilmu
Kemaritiman Serta Ilmu Umum,
Cooper, D.F dan Chapman, C.B. (1987), Risk
Analysis for Large Project, John
Wiley & Sons Ltd., Norwich.
Darmawi, H. (2008), Manajemen Risiko, Bumi
Aksara, Jakarta.
Grapier. (2008 ), Journal of Manajement in
Engineering, vol 12, no.2
Djojosoedarso, S. (2003), Prinsip-Prinsip
Manajemen Risiko Dan Asuransi,
Salemba Empat, Jakarta.
Gray, C.F. & Larson, E.W. (2000), Project
Management, First Edition, Irwin
McGraw-Hill, Boston.
Hanafi, M. M. (2009), Manajemen Resiko,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

22

PMI (Project Management Institute, Inc).


(2004), A Guide To The Project
Management Body Of Knowledge
(PMBOK), 3rd edition, Newtown
Square, Pennsylvania, USA.
Santosa, Budi. (2009), Manajemen Proyek
Konsep dan Implementasi, Graha
Ilmu.
Sugiono, (2009)., Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung.
Soeharto, I. (2001), Manajemen Proyek Jilid 2,
Dari
Konseptual
Sampai
Operasional, Erlangga, Jakarta.

23

Você também pode gostar