Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB ~ 3
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Bab ini akan menguraikan tinjauan terhadap Provinsi Sulawesi Selatan
berupa identifikasi terhadap karakteristik kondisi wilayah meliputi, kondisi
umum wilayah karakteristik kondisi fisik dasar dan sumberdaya alam, sosial
kependudukan, perekonomian, prasarana dan sarana kota serta sistem
transportasi. Tinjauan terhadap kondisi provinsi ini ini menjadi dasar kajian
dalam tahapan analisis penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulsel.
3.1 UMUM
Secara geografis Pulau Sulawesi berbentuk unik mirip bunga
anggrek atau jari tangan dengan pegunungan di punggung jari-jari
tangan dengan tiga teluk besar di antara jari-jarinya yaitu Teluk Tomini,
Teluk Tolo dan Teluk Bone. Selain pulau utama terdapat pulau-pulau kecil
seperti P. Banggai, P. Wawoni, P. Buton, P. Muna, P. Kabaena dan P.
Selayar. Di sekitar pulau utama terhampar juga kepulauan-kepulauan
kecil seperti Kepulauan Sangihe Talaud di dekat perbatasan Philipina,
Kepulauan Batudaka di Teluk Tomini, Kepulauan Banggai di Teluk Tolo,
Kepulauan Wakatobi yang mempunyai taman laut dan habitat perikanan
yang termasuk terindah di dunia, kepulauan Kapoposang di Kabupaten
Pangkep, Kepulauan Balabalangan di Provinsi Sulbar, sedangkan di
wilayah Provinsi Sulsel terdapat Kepulauan Taka Bonerate di sebelah
Selatan Pulau Selayar yang keindahan taman lautnya juga termasuk
terindah di dunia. Secara kasar gambaran pulau Sulawesi dapat dilihat
pada Gambar 3.1. Pegunungan dan gunung-gunung tinggi terletak pada
punggung jari-jari pulau, sehingga secara umum sungai-sungai tidak
begitu panjang, kecuali beberapa sungai yang mengalir searah dengan
punggung bukit dan melewati beberapa wilayah provinsi atau kabupaten
seperti Sungai Saddang dan Sungai Karama. Secara umum sungaisungai belum secara optimal dimanfaatkan baik untuk irigasi maupun
untuk pembangkit listrik, baik dalam skala makro wilayah provinsi atau
skala mikro lingkungan perdesaan. Selain daripada itu terjadi proses
degradasi kawasan lindung yang sebagian hutan lindung baik di hulu
maupun di hilir daerah sungai. Indikator fenomena ini adalah terjadinya
bencana banjir setiap musim penghujan di berbagai tempat dan bencana
kekekeringan dan krisis air di musim kemarau.
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2007
3-1
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3-2
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Selain dari pada itu, berdasarkan daya jangkau para pelaut Sulsel
yang sangat jauh membentuk komunitas-komunitas di ratusan pulaupulau kecil yang jauh dari kota besar, terutama di wilayah Kabupaten
Pangkep yang lokasinya sampai perbatasan Kalimantan Selatan yang
merupakan kepulauan paling Barat berupa Kepulauan Masalima yang
terdiri dari P. Sabaru, P. Masalima, P. Saliriang, P. Pamantauwang dan P.
Pamalikang, dengan jarak 275km dari Kota Pangkep atau 260km
dari Kota Makassar. Kepulauan yang berada paling Selatan adalah
Kepulauan
Satanger
yang
terdiri
dari
P.
Kapoposang
Bali,
P.
3-3
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
kota
serta
263
kecamatan,
topografi
Sulawesi
Selatan
ketinggian
di
Sulawesi
Selatan
terbentuk
melalui
3-4
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Pinrang dialiri oleh sungai terpanjang yakni Sungai Saddang (150 km).
Sungai WalanaE mengalir di kawasan Bone dan Wajo, sementara di
Gowa dan Makassar mengalir Sungai Jeneberang. Danau Tempe dan
Sidenreng terdapat di Kabupaten Wajo dan sekitarnya, sementara di
wilayah Luwu terdapat Danau Matana dan Towuti.
Berdasarkan proses terbentuknya Pulau Sulawesi, maka terdapat garis
sesar gempa memanjang dari perairan kanan dan kiri Pulau Selayar
menuju ke utara melewati Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Soppeng,
Kabupaten Sidrap, bercabang di Kabupaten Enrekang menuju ke
Kabupaten Toraja dan menuju ke Kabupaten Mamasa dan Mamuju di
Provinsi Sulbar. Lihat Gambar 3.3. Garis sesar gempa ini menunjukkan
daerah rawan gempa di daerah yang dilewatinya. Selain daripada itu
garis sesar di sebelah barat Kabupaten Pinrang dan di sebelah selatan
Kabupaten Majene di Selat Makassar menyebabkan daerah pantai di
dua kabupaten ini rawan terhadap bencana Tsunami. Sistem mitigasi
bencana alam terutama di daerah rawan yang dilewati garis sesar ini
perlu dibangun, baik berupa sosialisasi dan latihan-latihan terutaa di
sekolah-sekolah dasar dan menengah, maupun berupa prasarana fisik
seperti hutan mangrove dan atau tanggul dan atau penataan ruang
wilayah
yang
mengantisipasi
bencana
Tsunami,
seperti
dengan
Sulsel.
Kalangan
masyarakat
berpendapatan
rendah
bagaimana
sertahan
hidup
atau
bagaimana
memenuhi
3-5
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
lokal, tetapi sangat labil. Dalam arti, mereka sangat rentan untuk
dimanfaatkan oleh kalangan lain.
Kalangan menengah, khususnya yang hidup di kawasan perkotaan,
mengalami pergeseran sikap dan wawasan yang cukup signifikan.
Kearifan lokal secara pelan tetapi pasti terpinggirkan dan digantikan
oleh nilai-nilai baru yang dibawa oleh modernisasi yang bernuansa
materialisme dan individualisme. Dalam hal ini, wawasan sosial yang
sebelumnya mengedepankan kepentingan bersama yang dipenuhi
secara
bersama
(semangat
gotong
royong)
telah
digeser
oleh
ekologis
yang merupakan
sendi utama dari
kearifan
lokal
budaya
juga
Sulsel
mengalami
pergeseran.
Eksploitasi
sumberdaya
yang
dilakukan
seakan
tanpa
batas
tanpa
memperhatikan
kemampuan
lingkungan untuk
memperbaharui
dirinya
menunjukkan
pergeseran
wawasan ini..
Uraian
di
atas
menunjukkan
bahwa
pada
umumnya
wawasan
dan
sikap masyarakat
Sulawesi Selatan
telah banyak bergeser akibat pengaruh yang dibawa oleh modernisasi.
Pada satu sisi, proses ini membuka peluang kepada Sulawesi Selatan
Gamba
r 3.1
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2007
3-6
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
sisi
lain,
sangat
berpotensi
untuk
membuat
masyarakat
melupakan identitas atau jati diri mereka yang spesifik yang justru
merupakan modal utama dalam menjaga atau bahkan meningkatkan
kualitas interkoneksitas dengan lingkungan global dimasa-masa yang
akan datang.
3-7
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
32,45%, yang,
topografi
Sulawesi Selatan
Selatan
sebelum
dimekarkan
menjadi
dua
kabupaten
yaitu
3-8
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.1
Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Selatan
3-9
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.1
Luas Wilayah, Nama Ibu Kota, Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan
di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005
No.
Kabupaten/ Kota
Ibukota
1.
Selayar
Benteng
2.
Bulukumba
Bulukumba
3.
Bantaeng
4.
Kec.
903,35
10
1.154,67
10
Bantaeng
395,83
Janeponto
Bontosunggu
749,79
10
5.
Takalar
Pattalasang
566,51
6.
Gowa
Sungguminasa
1.883,33
16
7.
Sinjai
Sinjai
819,96
8.
Maros
Maros
1.619,15
14
9.
Pangkep
Pangkajene
1.112,29
12
10.
Barru
Barru
1.174,71
11.
Bone
Watampone
4.559,00
27
12.
Soppeng
Watansoppeng
1.500,00
13.
Wajo
Sengkang
2.506,19
14
14.
Sidrap
Sidenreng
1.883,25
11
15.
Pinrang
Pinrang
1.961,77
12
16.
Enrekang
Enrekang
1.786,01
12
17.
Luwu
Belopa
3.000,25
13
18.
Tana Toraja
Makale
3.205,77
40
19.
Luwu Utara
Masamba
7.502,58
11
20.
Luwu Timur
Malili
6.944,88
21.
Makassar
Makassar
175,77
14
22.
Parepare
Parepare
99,33
23.
Palopo
Palopo
247,52
45.751,91
263
Jumlah
Sumber: Sulawesi Selatan dalam Angka 2006
3.4
Luas Wilayah
Topografi
3 - 10
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 11
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 12
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.2
Peta topografi
3 - 13
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3.5
Geologi
3 - 14
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Bukit Tanjung Kerambu. Batuan terdiri dari grouwake batu pasir kwarsa,
napal, dan batu gamping. Di daerah Tana Toraja (Peg. Kambung dan di
sebelah barat Masamba) batuan terdiri dari serpih, napal, batu tulis,
batu pasir, konglomerat yang umumnya berwarna merah, ungu, biru,
dan hijau.
Batuan plutonik basa
Batuan plutonik basa yang merupakan batulit dijumpai di kompleks
Peg. Veerbek di bagian timur Malili dan tersebar sebagai intrusi antara
lain di bagian utara Palopo, di Guning Maliowo dan Gunung Karambon.
Batuan plutonik masam
Batuan yang terdiri dari granit sampai diorit terdapat di Peg. Quaries
dan Peg. Molegraff. Batuan mencakup granit, kwarsa diorite sampai
diorit termasuk profiritnya. Profirit dijumpai di sekitar Sungai Mamasa,
sedangkan granodiorit dijumpai di barat laut Sasak. Di antara Masamba
dan Leboni dijumpai granit boitik. Mineral yang menyusun batuan
terdiri dari biotic dan ampibol dengan zircon dan turmalin sebagai
aksesoris.
Batuan sediment paleogen
Tersebar di bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu di Lembah
Lebani dan Seko. Di sebelah timur Sumpang Binange memanjang ke
arah utara dan selatan, di bagian timur Pangkajene sampai di timur
Maros, memanjang di bagian timur lembah Walane dan di tengara
Sungai Sumpatu.
Batuan sedimen neogen
Penyebaran formasi ini terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi
Selatan sampai ke Tampalabua sekitar Lodong, sebelah timur Masamba
memanjang dari utara Enrekang sampai Pompanua, dari Sengkang ke
tenggara sampai Rarek dan ke selatan sampai Sinjai, di Pulau Selayar
bagian timur dan di selatan Sinjai sampai Kajang
Tabel 3.2
Nama Gunung di Provinsi Sulawesi Selatan
No.
Nama Gunung
Tinggi
Lokasi
1.
Gunung Lompobattang
2.871 m
2.
Gunung Bawakareng
2.830 m
3.
3.470 m
4.
Gunung Latimojong
3.305 m
3 - 15
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
5.
Gunung Kambuno
2.900 m
6.
Gunung Balesae
3.016 m
7.
3.103 m
Kabupaten Luwu
Gambar 3.3
Peta Geologi
3 - 16
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3.6
Hidrologi
3 - 17
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
untuk merevisi umur pakai bendungan dimaksud. Hal yang kurang lebih sama
telah terjadi pula di Bendungan Bakaru (Sungai Saddang) yang terbukti telah
mengancam pasokan listrik bagi seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
Menurunnya kualitas lingkungan pada kebanyakan DAS terutama dipicu oleh
semakin maraknya pembukaan lahan yang semakin tidak terkendali, baik
yang dilakukan oleh masyarakat mau pun oleh kalangan pengusaha
menengah dan besar, untuk tujuan ekonomi, seperti pertanian, terutama
perkebunan, termasuk kegiatan pertambangan dan penggalian. Pada satu
sisi, kegiatan itu memberikan nilai tambah pada perekonomian Sulsel, tetapi
pada sisi lain--terutama untuk jangka panjang-- kegiatan-kegiatan itu justru
mengancam sustainabilitas perekonomian.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa, walaupun sedikit terlambat,
kebijakan penataan ruang wilayah perlu diprioritaskan. Produk kebijakan yang
mewujud dalam bentuk Rencana Tata Ruang semestinya dijadikan acuan
secara konsisten dalam setiap kegiatan pembangunan, khususnya dalam
kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan dalam skala menengah
ke atas.
Kedalaman air tanah sangat bervariasi dan sangat bergantung pada keadaan
medan dan jenis lapisan batuan. Pada endapan alluvial dan endapan pantai
kedalaman muka air tanahnya berkisar antara 0,5 6,0 meter yang sangat
dipengaruhi oleh intrusi air laut. Air tanah bebas ini dijumpai pula pada
daerah yang ditutupi oleh endapan batu gamping Selayar dan Formasi
Walanae yang berupa aliran tanah terbatas rekahan ataupun ruang akibat
pelarutan yang membentuk sungai bawah tanah.
Sedangkan untuk sebaran -danau yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan
tersebar pada tiga kabupaten yaitu Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Wajo
dan Kabupaten Sidrap. Sebagian besar danau terletak di Kabupaten Luwu
Timur yaitu Danau Matana, Danau Towuti, dan Danau Mahalona. Danau
Towuti merupakan Danau terluas di Provinsi Sulawesi Selatan.
Demikian pula dengan gugusan kepulauan kecil yang terdapat di wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan terdiri ats; Gugusan Kepulauan Pabiring dan
Kepulauan Sangkirang yang terletak di Kabupaten Pangkep, serta gugusan
pulau kecil yang terdapat di Perairan Selat Makassar yaitu Gugusan
Kepulauan Macan dan Kepulauan Bonerate yang terletak di Kabupaten
Selayar di Perairan Laut Flores.
Tabel 3.3
Nama Danau di Provinsi Sulawesi Selatan
No.
Nama Danau
Luas
Lokasi
1.
Danau Tempe
30.000 m
2.
Danau Sidenreng
15.000 m
Kabupaten Sidrap
3.
Danau Matana
18.000 m
Kabupaten Wajo
3 - 18
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
4.
Danau Towuti
5.
Danau Mahalona
65.000 m2
3 - 19
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.4
Peta Geologi
3 - 20
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.5
Peta Hidrologi
3 - 21
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.6
Peta DAS
3 - 22
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3.7
Klimatologi
Seperti halnya di Indonesia secara umum, Provinsi Sulawesi Selatan juga
mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Lama dan
bulan jatuhnya awal setiap musim sangat bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. November sampai Maret angin bertiup sangat banyak
mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik
sehingga pada bulan-bulan tersebut terjadi musim hujan.
Klasifikasi tipe iklim yang digunakan untuk mengetahui tipe iklim pada setiap
kabupaten adalah klasifikasi iklim menurut Oldeman. Berdasarkan klasifikasi
tersebut, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 5 jenis iklim,yaitu:
Tipe Iklim A
Tipe iklim ini ditandai dengan bulan kering kurang dari dua bulan dan
bulan basah yang lebih dari sembilan kali berturut-turut setiap tahunnya.
Curah hujan rata-rata pada iklim tipe A adalah antara 3500 4000
mm/tahun. Tipe iklim A termasuk kategori iklim sangat basah. Wilayah
yang termasuk ke dalam tipe ini adalah Kabupaten Enrekang, Luwu, Luwu
Utara dan Luwu Timur.
Tipe iklim B
Untuk tipe iklim B ini dibedakan atas tipe iklim B1 yang ditandai dengan
bulan kering < 2 bulan, dan tipe iklim B2 dengan bulan kering antara dua
sampai
empat bulan. Keduanya memiliki bulan basah antara tujuh
sampai sampai kali berturut-turut setiap tahunnya dengan curah hujan
rata-rata 3000 3500 mm/tahun. Tipe iklim ini dinyatakan sebagai iklim
basah. Wilayah yang memiliki karakteristik iklim basah antara lain, yaitu:
Kabupaten Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur, (B1) serta Gowa,
Bulukumba, dan Bantaeng (B2).
Tipe iklim C
Tipe iklim ini dibagi menjadi iklim C1 dengan bulan kering <2 bulan, iklim
C2 dengan bulan kering 2 3 bulan, dan iklim dengan bulan kering 3
bulan. Ketiganya memiliki bulan basah antara 5 6 bulan secara berturutturut dalam satu tahun dengan curah hujan rata-rata 2500 3000
mm/tahun. Tipe ini merupakan tipe iklim agak basah. Wilayah yang masuk
ke dalam iklim C1 terdiri dari Kabupaten Wajo, Luwu, dan Tana Toraja.
Wilayah yang masuk ke dalam iklim C2 terdiri dari Kabupaten Bulukumba,
Bantaeng, Barru, Pangkep, Enreakang, Maros dan Janeponto. Wilayah yang
masuk ke dalam iklim C3 terdiri dari Makassar, Bulukumba, Janeponto,
Pangkep, Barru, Maros, Sinjai, Gowa, Enrekang, Tana Toraja, Parepare,
Selayar.
Tipe iklim D
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2007
3 - 23
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tipe iklim ini dibagi menjadi iklim D1 dengan bulan kering <2 bulan, iklim
D2 dengan bulan kering 2 3 bulan, iklim D3 dengan bulan kering 3 5
bulan, serta iklim D4 dengan bulan kering > 5 bulan. Iklim ini memiliki
bulan basah antara 3 4 bulan secara berturut-turut dalam satu tahun
dengan curah hujan rata-rata 2000 2500 mm/tahun. Wilayah yang
masuk ke dalam iklim D1 meliputi Kabupaten Wajo, Bone, Soppeng, Luwu,
Tana Toraja, dan Enrekang. Wilayah yang termasuk ke dalam iklim D2
terdiri dari Kabupaten Wajo, Bone, Soppeng, Sinjai, Luwu, Enrekang, dan
Maros. Wilayah yang memiliki karakteristik iklim D3 meliputi Kabupaten
Bulukumba, Gowa, Pangkep, Janeponto, Takalar, Sinjai dan Kota Makassar
Tipe iklim E
Tipe ikilim ini terbagi atas tipe iklim E1 yang memiliki bulan kering < 2
bulan, tipe iklim E2 dengan bulan kering antara 2 3 bulan, dan tipe iklim
E3 dengan bulan kering antara 3 5 bulan. Ketiga tipe iklim ini memiliki
bulan basah kurang dari 3 bulan setiap tahunnya dengan curah hujan ratarata antara 1500 2000 mm/tahun. Tipe iklim ini disebut sebagai iklim
kering. Tipe iklim E2 terdapat di Kabupaten Maros, Bone dan Enrekang.
Tipe iklim E3 terdapat di Kabupaten Maros, Bantaeng, dan Selayar.
3 - 24
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.7
Peta Curah Hujan
3 - 25
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3.8
Jenis Tanah
3 - 26
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
rendah, dan tingkat stabilitas agregat tinggi. Tanah oxisol memiliki lapisan
tanah yang cukup dalam dan potensial membentuk plintit yang
merupakan lapisan keras mengandung senyawa logal Al yang teroksidasi
dan menjadi faktor penghambat dalam pengembangan usaha pertanian.
Tanah oxisol banyak terdapat di Kab Luwu Timur seperti Soroako dan
Malili.
Tanah inceptisol
Tanah ini merupakan tanah yang berasal dari endapan sungai dan pantai
yang banyak mengandung liat marin jika terdapat pada daerah muara
sungai. Kadang-kadang berada pada kondisi tergenang untuk selang
waktu yang cukup lama pada kedalaman 40 50 cm. Tanah ini memiliki
horizon cambic pada horizon B yang dicirikan dengan adanya kandungan
liat yang belum terbentuk dengan baik akibat proses basah kering dan
proses penghanyutan pada lapisan tanah. Tanah ini terdapat di Kabupaten
Sinjai, Bulukumba, Bantaeng, Takalar, Maros, Barru, Wajo, Bone, Sidrap,
Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Pare-pare.
Tanah vertisol
Tanah ini memiliki karakteristik kandungan liat yang tinggi dan berwarna
hitam pada solum tanah yang cukup dalam. Pada tanah ini pembentukan
horizon tidak jelas karena adanya proses pedoturbasi yaitu proses
pemindahan bahan tanah dan solumnya yang terjadi karena kapasitas
mengembangn dan mengerut dari mineral liat tipe 2:1 yang cukup tinggi,
sehingga terbentuk rekahan-rekahan pada permukaan tanah yang biasa
terjadi pada musim kemarau, dan musim hujan biasanya terbentuk
gundukan-gundukan tanah yang disebut mikrorelief gilgai, sehingga
horizoniasi tidak terbentuk dengan jelas karena peristiwa mengembang
dan mengerut tersebut. Proses tersebut dapat memutuskan perakaran
tanaman dan menjadi factor pembatas dari penggunaanya. Tanah ini
terdapat di Selayar dan Janeponto.
Tanah ultisol
Tanah ultisol terdapat pada daerah yang memiliki curah hujan yang cukup
tinggi. Tanah ini memiliki kandungan liat yang tinggi dengan reaksi tanah
masam. Kandungan bahan organic dan unsur hara lainnya sangat rendah
sehingga tanah ini cenderung kurang subur. Tanah ini menyerupai tanah
alfisol yang memiliki horizon argilik, namun dibedakan dengan kejenuhan
basa yang < 35%. Tanah ini terdapat di Kabupaten Gowa, Maros, Sidrap,
Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Tana Toraja.
Tanah andosol
3 - 27
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tanah andosol merupakan tanah yang berasal dari bahan vulkanik hasil
letusan gunung berapi. Tingkat kesuburan tanah ini dapat diandalkan
untuk usaha budidaya tanaman hortikultura dan perkebunan. Sifat fisik
tanah ini cukup baik tetapi sangat peka terhadap erosi. Tanah andosol
terdapat di Kabupaten Gowa.
3 - 28
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.8
Peta Jenis Tanah
Gambar 3.9
3 - 29
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 30
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Selain Kabupaten Parepare, daerah yang memiliki lahan sawah yang relatif
sedikit adalah Kabupaten Selayar, Kota Palopo, dan Kota Makassar. Luas areal
sawah yang terdapat di ketiga wilayah tersebut masing-masing 26,18 km 2 di
Kabupaten Selayar, 29,84 km2 di Kota Palopo, dan 30,33 km2 di Kota Makassar.
Tabel 3.4
Penggunaan Lahan di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005
No.
Kabupaten/Kota
1.
Selayar
2.
Bulukumba
3.
Lahan Sawah
Lahan Bukan
Sawah
Jumlah
26,18
877,17
903,35
240,56
914,11
1.154,67
Bantaeng
72,53
323,30
395,83
4.
Janeponto
168,98
580,81
749,79
5.
Takalar
163,14
403,37
566,51
6.
Gowa
343,68
1.539,65
1.883,33
7.
Sinjai
138,36
681,60
819,96
8.
Maros
257,21
1.361,94
1.619,15
9.
Pangkep
161,67
950,62
1.112,29
10.
Barru
134,16
1.040,55
1.174,71
11.
Bone
983,46
3.575,54
4.559,00
12.
Soppeng
250,75
1.249,25
1.500,00
13.
Wajo
861,42
1.644,77
2.506,19
14.
Sidrap
469,85
1.413,40
1.883,25
15.
Pinrang
466,15
1.495,62
1.961,77
16.
Enrekang
88,19
1.697,82
1.786,01
17.
Luwu
362,51
2.637,74
3.000,25
18.
Tana Toraja
271,26
2.934,51
3.205,77
19.
Luwu Utara
247,82
7.254,76
7.502,58
20.
Luwu Timur
206,51
6.738,37
6.944,88
21.
Makassar
30,33
145,44
175,77
22.
Parepare
9,33
90,00
99,33
23.
Palopo
29,84
217,68
247,52
5.983,89
39.768,02
45.751,91
Jumlah
Sumber:
3 - 31
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.10
Peta Pengunaan Lahan/Tutupan Lahan
3 - 32
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.11
Peta Perkebunan
3 - 33
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.12
Peta permukiman
Gambar 3.13
3 - 34
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.5
Luas Lahan Sawah (km2) di Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten/
Irigasi
Irigasi 1/2
Irigasi
Irigasi Non
Tadah
Kota
Teknis
Teknis
Sederhana
PU
Hujan
1. Selayar
0,00
0,00
3,75
0,00
22,43
2. Bulukumba
0,00
59,44
100,36
54,49
26,25
3. Bantaeng
0,00
31,90
23,57
12,24
4,82
4. Janeponto
48,15
21,97
27,02
7,61
64,23
5. Takalar
75,07
6,40
1,17
3,65
76,85
6. Gowa
97,91
45,67
22,86
75,54
101,70
7. Sinjai
0,00
22,53
26,22
53,01
36,60
8. Maros
46,33
15,01
25,11
40,15
130,38
9. Pangkep
60,25
14,08
4,43
18,73
64,18
10. Barru
0,00
18,74
6,85
21,27
87,30
11. Bone
134,97
51,91
70,31
72,90
641,95
12. Soppeng
102,51
44,82
45,42
13,56
44,44
13. Wajo
90,12
0,00
10,60
102,90
657,80
14. Sidrap
298,90
32,01
5,00
52,10
81,84
15. Pinrang
375,75
8,52
10,13
35,10
36,65
16. Enrekang
0,00
1,92
21,62
27,11
37,54
17. Luwu
148,02
47,59
106,60
34,71
25,59
18. Tana Toraja
23,67
4,58
27,55
57,09
158,37
19. Luwu Utara
27,71
44,63
16,84
49,10
107,54
20. Luwu Timur
94,36
58,71
0,00
18,86
15,64
21. Makassar
0,00
0,00
4,50
1,00
24,68
22. Parepare
0,00
3,00
0,00
0,00
6,33
23. Palopo
0,00
10,50
7,16
4,24
7,94
Jumlah
1.623,72
543,93
567,07
755,36
2.461,05
Sumber: Luas Lahan & Alat-alat Pertanian Sulawesi Selatan, BPS Sulawesi Selatan 2005
No.
Pasang Surut
0,00
0,02
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,23
0,00
0,00
11,42
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
11,67
Lebak/Polder
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2,00
18,94
0,15
0,00
0,00
21,09
Jumlah
26,18
240,56
72,53
168,98
163,14
343,68
138,36
257,21
161,67
134,16
983,46
250,75
861,42
469,85
466,15
88,19
362,51
271,26
247,82
206,51
30,33
9,33
29,84
5.983,89
3 - 35
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.6
Luas Lahan Bukan Sawah (km2) di Provinsi Sulawesi Selatan
1.
2.
3.
4.
5.
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Janeponto
Takalar
9,01
52,52
20,21
22,43
55,98
171,27
335,81
154,09
366,91
110,79
104,05
0,00
0,00
7,59
0,00
77,35
0,32
0,00
0,00
3,60
0,00
1,89
0,00
0,00
0,01
8,35
30,97
0,36
21,82
28,75
0,00
1,42
0,12
0,03
7,74
Lahan
Tidak
Digunaka
n
118,60
3,58
0,82
0,61
5,00
6.
7.
Gowa
Sinjai
93,75
36,95
335,82
135,18
105,37
35,39
18,01
6,63
4,44
8,47
0,03
7,14
23,87
0,69
8.
Maros
31,37
187,82
12,48
37,20
60,29
9.
Pangkep
135,29
108,24
20,77
8,17
2,13
11,2
1
No.
Kabupaten/
Kota
Pekarangan
Tegala
n/Kebu
n
Ladang
/ Huma
Padang
Rumput
Rawa
Tambak
Kolam/
Lahan
Tanam-an
Kayu
Hutan
Negara
Kebun
Lainlain
Jumlah
0,00
35,36
8,85
23,02
47,35
93,75
81,37
62,22
68,42
0,00
163,21
322,24
71,44
6,34
62,82
131,58
48,63
5,19
63,64
81,33
150,02
3,36
44,31
47,75
618,37
104,66
79,37
253,72
66,29
41,66
0,09
26,91
216,86
424,19
51,75
310,85
119,69
0,26
13,76
133,93
169,21
169,04
61,05
70,69
370,07
624,45
163,41
10.
Barru
69,05
134,46
65,43
12,57
1,05
26,18
0,20
11,20
105,43
11.
Bone
177,34
677,89
15,25
14,46
0,75
86,01
26,80
123,15
176,32
174,22
1.489,7
1
12.
Soppeng
26,40
288,39
34,70
11,21
0,00
0,50
99,51
273,78
253,16
77,15
184,25
13.
Wajo
100,99
332,26
25,47
273,45
0,20
28,3
9
84,75
23,57
116,75
131,61
46,18
221,16
260,19
14.
Sidrap
44,95
192,41
2,81
119,42
3,60
28,96
4,22
21,90
48,36
671,86
137,01
137,90
15.
Pinrang
67,47
239,20
31,18
67,27
2,62
132,19
5,35
26,48
86,09
667,87
97,18
72,72
16.
Enrekang
30,40
387,69
48,93
72,27
0,00
1,63
34,18
245,95
463,04
306,68
107,05
17.
Luwu
122,09
95,02
130,21
15,83
87,86
10,00
39,33
452,78
896,23
475,93
292,71
18.
19.
Tana Toraja
Luwu Utara
162,57
136,67
517,93
267,74
30,52
156,98
129,78
81,84
0,00
19,7
5
21,0
0
22,9
0,00
30,51
0,27
8,51
141,54
164,96
540,01
273,18
612,13
3.732,7
194,77
469,32
583,99
1.909,3
877,17
914,11
323,30
580,81
403,37
1.539,6
5
681,60
1.361,9
4
950,62
1.040,5
5
3.575,5
4
1.249,2
5
1.644,7
7
1.413,4
0
1.495,6
2
1.697,8
2
2.637,7
4
2.934,5
1
7.254,7
3 - 36
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
20.
21.
22.
23.
Luwu Timur
Makassar
Parepare
Palopo
Jumlah
104,17
384,12
64,88
13,11
4,24
18,49
25,77
79,60
1.594,50 5.534,24
30,04
77,45
0,00
0,13
0,00
0,00
14,99
0,00
872,16 1.026,96
1
60,5
1
1,19
0,01
3,99
194,12
67,85
8,71
0,72
7,01
838,15
29,27
1,24
0,01
0,00
145,79
46,15
2,65
0,00
8,25
1.158,71
9
5
6
2.311,2
2.974,8
6.738,3
225,51
5
427,23
2
7
0,00
0,00
0,51
53,02
145,44
1,11
42,53
0,00
22,89
90,00
6,65
31,40
29,81
10,21
217,68
3.124,21 13.014,56 4.311,82 7.952,80 39.768,02
Sumber: Luas Lahan & Alat-alat Pertanian Sulawesi Selatan, BPS Sulawesi Selatan 2006
3 - 37
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
menjadi
7.494.702
pada
Tahun
2005
atau
mengalami
pertambahan sebesar 488.635 jiwa periode waktu 5 tahun terakhir (20012005), atau tumbuh rata-rata sebesar 1,74% pertahun. Jumlah tersebut
mengalami kenaikan sebesar 509.836 jiwa dari jumlah penduduk pada tahun
1999 yang berjumlah 6.869.534 jiwa.
Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001 2005
No
.
Kabupaten/Ko
ta
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Janeponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
2002
2003
2004
2005
104.079
104.205
353.970
354.796
160.072
160.840
320.426
321.754
232.178
232.681
522.105
528.313
205.423
207.416
275.548
278.833
265.290
268.008
151.464
152.412
651.746
654.213
218.943
218.859
357.742
358.677
238.926
239.795
312.124
313.801
168.337
169.812
403.931
407.277
395.744
398.796
442.267
449.836
1.116.83
1.127.78
21. Makassar
4
5
22. Parepare
108.917
111.660
23. Palopo
7.006.06 7.059.76
Jumlah
6
9
Sumber: Sulawesi Selatan dalam Angka 2006
109.415
371.453
164.841
323.245
240.578
552.293
216.589
286.260
275.151
156.661
679.904
224.121
362.683
246.259
331.592
175.962
311.005
416.610
462.437
1.145.40
6
113.057
7.279.79
8
111.458
374.247
167.284
327.489
244.582
565.252
217.374
290.173
277.223
157.680
686.986
225.183
363.508
247.723
334.090
178.658
309.588
420.733
475.092
1.164.38
0
114.933
125.734
7.379.37
0
111.220
379.371
169.102
331.848
248.162
575.295
220.141
296.336
279.801
158.500
694.320
229.292
364.290
246.993
335.554
182.174
315.294
427.286
287.295
206.180
2001
1.193.451
115.221
127.575
7.494.70
1
3 - 38
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Parepare,
Barru,
Pangkajene,
Palopo,
Bulukumba,
dan
Bone
km2
dihuni
oleh
1.193.451
jiwa
penduduk.
Hal
tersebut
3 - 39
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.14
Peta pertumbuhan Penduduk Tahun 2005
3 - 40
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.8
Kepadatan dan Distribusi Penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2005
Jumlah
No
Pendudu
.
Kabupaten/Kota
k
(Jiwa)
2. Bulukumba
379.371
3. Bantaeng
169.102
4. Janeponto
331.848
5. Takalar
248.162
6. Gowa
575.295
7. Sinjai
220.141
8. Maros
296.336
9. Pangkep
279.801
10. Barru
158.500
11. Bone
694.320
12. Soppeng
229.292
13. Wajo
364.290
14. Sidrap
246.993
15. Pinrang
335.554
16. Enrekang
182.174
17. Luwu
315.294
18. Tana Toraja
427.286
19. Luwu Utara
287.295
20. Luwu Timur
206.180
21. Makassar
1.193.451
22. Parepare
115.221
23. Palopo
127.575
7.494.70
Jumlah
1
Sumber: Hasil Analisis, 2005
Luas
Wilayah
(km2)
1.154,67
395,83
749,79
566,51
1.883,33
819,96
1.619,15
1.112,29
1.174,71
4.559,00
1.500,00
2.506,19
1.883,25
1.961,77
1.786,01
3.000,25
3.205,77
7.502,58
6.944,88
175,77
99,33
247,52
Kepadata
n
Penduduk
(Jiwa/km2)
329
427
443
438
305
268
183
252
135
152
153
145
131
171
102
105
133
38
30
6790
1160
515
Distribus
i
Pendudu
k
(%)
5,06%
2,26%
4,43%
3,31%
7,68%
2,94%
3,95%
3,73%
2,11%
9,26%
3,06%
4,86%
3,30%
4,48%
2,43%
4,21%
5,70%
3,83%
2,75%
15,92%
1,54%
1,70%
45.751,91
164
100,00%
3 - 41
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
atas 60 tahun yaitu sebesar 612.094 jiwa. Lebih dari 50% penduduk di
Provinsi Sulawesi Selatan berada di kelompok usia produktif.
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempua
n
Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
0-4
367.541
349.150
716.691
105,27
5-9
421.054
388.197
809.221
108,46
10 - 14
419.723
383.197
802.920
109,53
15 - 19
366.074
374.226
740.300
97.82
20 - 24
289.492
347.544
637.036
83,30
25 - 29
276.180
329.640
605.820
83,78
30 - 34
289.708
314.632
604.340
92,08
35 - 39
268.273
295.714
563.987
90,72
40 - 44
215.566
230.580
446.146
93,49
45 - 49
184.282
196.427
380.709
93,82
50 - 54
153.949
167.853
321.802
91,72
55 - 59
114.968
138.677
253.635
82,90
60 +
275044
337.050
612.094
81,60
Jumlah
3.641.844
3.852.857
7.494.701
94,52
3 - 42
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
dengan
berbagai
pilihan
yang
ditawarkan
oleh
lingkungan
tetapi
mungkin
saja,
mereka
memang
tidak
mengarahkan
3 - 43
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
a. Ketenagakerjaan
Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar bekerja di sektor
pertanian. Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan yang bekerja pada
sektor pertanian mencapai 54,20% (1.530.385 jiwa) dari jumlah penduduk
yang berumur di atas 10 tahun. Tingginya jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian menunjukkan bahwa tingkat kebergantungan penduduk
terhadap sektor pertanian masih sangat tinggi. Sebagian besar daerah di
Provinsi Sulawesi Selatan penduduknya bekerja pada sektor pertanian.
Hanyak penduduk Kota Makassar dan Kota Pare-pare yang sebagian besar
penduduknya bekerja di sektor non pertanian yaitu sektor perdagangan,
hotel, dan restoran. Jumlah penduduk di Kota Makassar dan Kota Pare-pare
yang bekerja pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran masing-masing
sebesar 161.583 jiwa dan 12.171 jiwa.
3.15 PEREKONOMIAN WILAYAH
Pada sektor perekonomian wilayah, lembaga-lembaga yang mengkhususkan
diri di bidang ini menunjukkan kecenderungan bertumbuh dengan laju yang
cukup tinggi. Walaupun, dari sisi identitas umumnya mirip satu dengan
lainnya. Dengan kata lain, kebanyakan lembaga dimaksud menyandang
identitas sebagai lembaga ekonomi modern yang memposisikan keuntungan
sebagai
orientasi
utama
dengan
seperangkat
aturan
dan
nilai
yang
3 - 44
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
PDRB terdiri dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha, yaitu sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri dan pengolahan, listrik, gas dan air
minum, bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa.
PDRB Sulsel atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 sekitar 51.912.881,19
Milyar Rupiah, dengan konstribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian
sebesar 31,60% dan disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel
yaitu sebesar 15,15%. Sedangkan PDRB Sulsel atas dasar harga konstan 2000
pada Tahun 2005 sebesar 36.424.018,02 milyar rupiah. Secara umum
pertumbuhan tersebut diatas rata-rata pertumbuhan PDRB Nasional.
Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan ekonomi
yaitu dari tingkat perubahan struktural dan sektoral yang tinggi. Komponen
utama dari perubahan struktural ini meliputi pergeseran secara bertahap
kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian ke bukan pertanian. Struktur
perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2000 - 2004 tidak
mengalami banyak perubahan.
Tabel 3.10
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta)
Lapangan Usaha
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
1
.
Pertanian
11.785.1
84
12.328.0
38
12.432.5
41
12.313.0
64
11.337.5
54
2
.
3.002.79
4
2.886.81
4
3.205.95
0
3.498.30
8
3.649.46
9
3
.
4.219.28
3
4.344.97
7
4.688.36
1
4.980.59
5
5.112.43
3
4
.
293.216
325.842
407.791
408.719
342.428
5
.
Bangunan
1.347.46
3
1.432.88
8
1.519.45
5
1.684.33
1
1.712.29
4
6
.
4.556.76
1
4.775.92
6
5.094.17
3
5.420.04
1
5.388.58
0
7
.
2.149.31
5
2.275.76
9
2.526.73
6
2.830.59
9
2.757.77
6
a. Angkutan
1.624.40
4
1.714.84
5
1.918.55
8
2.141.17
6
2.215.22
4
505.299
540.262
584.858
663.124
542.551
b. Komunikasi
8
.
1.298.56
3
1.408.48
7
1.705.13
2
2.198.25
5
2.152.67
5
9
.
Jasa-jasa
3.791.65
5
4.011.89
8
4.064.10
0
4.195.13
2
3.970.80
4
a. Pemerintahan Umum
3.563.17
3.772.83
3.810.71
3.923.11
3.678.17
3 - 45
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
228.480
239.062
253.383
272.016
294.629
32.444.2
33
33.790.6
40
35.644.2
39
37.529.0
45
36.424.0
18
b. Swasta
Total Sektor
yang
diproduksi
oleh
kegiatan
ekonomi.
Berdasarkan
tingkat
pertumbuhan yang dicapai dari tahun ke tahun maka secara kasar dapat
dinilai prestasi dan kesuksesan suatu daerah serta kemampuan daerah untuk
mengendalikan kegiatan ekonomi jangka panjang.
Pertumbuhan
PDRB
merupakan
salah
satu
indikator
penting
untuk
3 - 46
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.11
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2000 - 2004
(%)
Lapangan Usaha
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.
7
.
8
.
9
.
20012002
Tahun
200220032003
2004
20042005
RataRata
Pertanian
4,61
0,85
-0,96
-7,92
-0,86
-3,86
11,05
9,12
4,32
5,16
2,98
7,90
6,23
2,65
4,94
11,13
25,15
0,23
-16,22
5,07
6,34
6,04
10,85
1,66
6,22
4,81
6,66
6,40
-0,58
4,32
5,88
5,57
6,92
11,03
11,88
8,25
12,03
11,60
13,38
-2,57
3,46
-18,18
6,59
8,13
2,59
8,47
21,06
28,92
-2,07
14,09
5,81
5,88
4,63
4,15
1,30
1,00
5,99
4,61
3,22
2,95
7,35
0,85
-5,35
-6,24
8,31
-0,96
1,25
0,90
6,57
a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
Total Sektor
Sumber : Hasil perhitungan
3 - 47
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 48
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
kakao terutama adalah Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur dan Luwu.
Komoditas ekspor lainnya adalah kopi baik kopi arabika maupun robusta,
sentra penanaman kopi terutama di Kabupaten Tana Toraja. Komoditas
perkebunan lainnya adalah kelapa, cengkeh, pala, tembakau, tebu, kayu
manis, vanilli dan lada..
c) Sektor Perikanan
Usaha perikanan laut di Provinsi Sulawesi Selatan lebih dominan dibanding
perikanan darat. Produksi perikanan darat berasal dari perairan umum
(danau, sungai dan rawa) dan budidaya ikan (tambak air payau dan kolam/
sawah). Produksi perikanan dari perairan umum dan tambak air payau
terdapat hampir di seluruh wilayah kabupaten/ kota. Hasil perikanan laut
pada tahun 2005 mencapai 315.734 ton. Komoditas yang menonjol adalah
udang dengan total produksi sebesar 6.668 Ton, rumput laut 17.161 Ton,
lainnya 1.115.295 ton. Jenis komoditi perikanan lainnya adalah ikan cakalang,
tuna, tongkol, udang, rumput laut, teripang, cumi-cumi dan lain-lain. Produksi
perikanan laut terutama berasal dari Kabupaten Bone, Jeneponto dan Takalar.
Sedangkan produksi perikanan darat terutama terdapat di Kabupaten Wajo,
Bone, Sinjai dan Pinrang.
d) Sektor Peternakan
Jenis ternak yang diusahakan di Provinsi Sulawesi Selatan antara lain sapi,
kambing, ayam buras, itik. Arahan kawasan sentra peternakan di Provinsi
Sulawesi Selatan adalah Kawasan Bulukumba, Watampone, Pare-pare dan
sekitarnya.
e) Sektor Kehutanan
Kawasan hutan Provinsi Sulsel pada Tahun 2005 seluas 3.090.005 ha terdiri
atas 1.224.279,65 ha hutan lindung, 488.551,00 hutan produksi terbatas, dan
131.041,10 ha hutan produksi biasa. Produksi kayu di Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2005 mencapai 69.095,09 M 3. Hasil lainnya yakni rotan
5.031,02 M3 dan getah pinus 228,45 m3.
f) Sektor Pertambangan
Kontributor terbesar sektor pertambangan adalah pertambangan non migas.
Sejauh ini pertambangan yang dieksploitasi adalah nikel. Pertambangan nikel
terdapat di Soroako, Kabupaten Luwu Utara yang dikelola oleh PT.
International Nickel Company (INCO). Pada tahun 2004 volume export hasil
pertambangan nikel mencapai 73.283 ton dengan nilai eksport sekitar USD
386 juta.
Disamping nickel Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki potensi tambang
lainnya diantaranya tembaga, pasir besi hitam, kramit, emas, pirit, belerang,
3 - 49
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
batu bara, batu mulia dan bahan bangunan seperti batu gunung, endapan
lahar dan batu kasar.
Beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki cadangan
minyak bumi yaitu di Laut Sulawesi, Enrekang dan Selayar, yang saat ini
belum dieksploitasi.
g) Sektor Industri
Dari sektor industri tercatat sejumlah perusahaan industri pengolahan hasil
pertanian dan kehutanan, industri logam, mesin dan aneka, serta industri
kecil. Termasuk dalam kategori industri hasil pertanian adalah industri
makanan, industri pengolahan tembakau (industri rokok kretek), industri
kayu, bambu dan rotan. Termasuk dalam kategori industri aneka antara lain
adalah industri bordiran, penjahitan, service elektronik.
Perusahaan di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2004 tercatat sebanyak
65.906 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 210.689 orang. Terjadi
penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya, dimana tercatat sebanyak
74.212 buah yang menyerap tenaga kerja sebanyak 209.319 orang.
3 - 50
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.12
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2004
No.
Kabupaten
Jumlah
/ Kota
Indust
ri
Industri Kecil
Tenag
Nilai
a
Produksi
Kerja
Nilai
Investas
i
17.743,1
Selayar
6.013
11.633
57.551,31
Bulukumba
4.019
12.541
50.701,14
Bantaeng
2.169
7.980
22.532,50
7.095,51
Jeneponto
2.574
7.389
6.378,40
3.884,22
Takalar
3.314
9.070
11.642,50
Gowa
3.783
13.501
22.102,72
1.866,11
17.050,0
Sinjai
2.490
6.520
38.346,19
Maros
1.360
3.159
11.800,50
5
7.081,50
Pangkep
2.284
8.836
16.536,46
10
Barru
1.365
4.456
11.241,75
11
Bone
5.053
15.524
63.824,54
12
Soppeng
3.410
10.550
4.746,61
13
Wajo
10.239
29.294
65.752,24
14
Sidrap
3.704
11.229
17.018,48
15
Pinrang
2.402
7.891
55.109,11
16
Enrekang
2.793
6.666
24.065,10
17
Luwu
170
759
14.161,84
18
Tana Toraja
2.891
6.659
29.009,43
3
20.866,9
7
6.753
7.884.838,00
1.683
4.721
7.580.084,43
1.927
5.098
1.025
2.161
5.316,82
1.407
6.471
2.885,58
23.675,3
1.020
3.482
3.488
10.677
2.413
7.311
2.188
6.012
1.628
6.265
1
10.596,2
7
2.917,79
12.925,6
8
6.608,68
12.631,0
1.464
5.679
7.745,12
1.786
4.202
2.847,96
91
473
1.928
4.534
16.011,4
5
28.996.190,0
0
7.125.000,00
10.393.795,0
0
8.163.101,00
37.201.981,0
0
3.364.332,00
16.936.629,0
0
10.127.532,0
0
31.026.660,0
0
16.706.645,0
0
10.127.532,0
0
22.327.205,0
0
1.266
2.043
5.002
88
229
2.358.581,00
1.720.619,00
685
1.462
1.418.930,00
1.427.622,00
517
2.317
329.450,00
2.100
8.780
3.757.630,00
14.522.356,0
6.238.246,00
563
1.422
9.350.000,00
4.360.000,00
4.785.500,00
335
998
4.675.500,00
2.296.000,00
3.171.813,60
877
2.365
6.142.657,00
2.145.010,72
1.871.250,00
15.252.801,0
245
974
1.014.325,00
1.565
4.847
3.078.645,00
26.622.564,0
997
3.239
3.753.948,00
8.051
23.282
3.908.681,00
2.076
4.964
1.536.656,00
13.526.866,1
2
0
2.070.843,00
9.236.226,00
3.658.640,00
21.446.226,0
4.288.946,00
3.523.127,88
8.422.568,00
0
1.382.273,00
45.815.606,0
846.946,00
9.171.690,00
0
6.890.950,00
2.900.000,00
24.082.450,0
8.392.498,00
938
2.212
6.650.645,50
1.007
1.464
7.358.460,00
1.094.470,00
1.869.471,00
79
296
3.813.450,00
978.491,00
963
2.125
6.682.229,00
3.033.804,50
12.977.647,8
5
4.238.535,00
3 - 51
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
19.330,2
19
Luwu Utara
447
1.296
61.691,72
20
Luwu Timur
49
402
50.198,53
21
Makassar
4.211
31.108
586.168,46
22
Parepare
1.005
3.417
30.035,27
23
Palopo
161
899
123.489,56
4.308,70
TOTAL
65.906
210.77
1.374.104,
409.683,
9
36
Sumber: Dinas Perindustrian Prov. Sulawesi Selatan
76
0
450,00
191.875,
32
13.970,3
6
326
642
14
112
1.973
14.939
578
2.226
74
389
39.197
57.116.718,0
18.715.200,0
0
35.605.330,0
0
319.580.225,
00
19.327.800,0
0
28.912.750,0
123.73
0
781.207.723,
43
121
654
35
290
2.418
16.625
9.547.295,00
427
1.191
2.687.200,00
87
510
26.726
86.514
135.000,00
97.437.659,0
0
253.014.219,
57
4.575.000,00
615.000,00
14.593.200,0
290.000,00
0
266.588.239,
94.437.659,0
00
10.707.473,0
0
4.423.069,00
0
94.576.810,0
1.321.498,00
0
589.675.455,
156.537.471,
00
10
3 - 52
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
h. Sektor Pariwisata
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak potensi obyek wisata, beberapa
diantaranya saat ini masih belum dipasarkan. Wilayah Sulawesi Selatan
memiliki pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan hamparan
sawah yang menghijau. Jalur jalan pesisir barat dari makasar sampai Parepare
dipenuhi dengan pemandangan yang indah, sebagian besar area ini adalah
pegunungan kapur yang dipisahkan oleh bukit-bukit yang rumit dan jurang
terjal dengan banyak goa yang dapat dijelajah. Beberapa tempat wisata di
Provinsi Sulawesi Selatan antara lain :
Lemo, di Tana Toraja
Merupakan goa alam batu yang dipahat oleh leluhur Toraja ratusan
tahun silam. Goa ini berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat yang
telah diupacarakan.
Sadan Tobarana
Salah satu perkampungan Tana Toraja yang memiliki ciri khas
tersendiri, baik dari arsitektur rumahnya (Tongkonan) maupun lumbung
padi (Alang Sura). Para pengunjung dapat menyaksikan jajaran rumahrumah adat yang berhadap-hadapan dengan jajaran lumbung padi.
Terletak 9 km arah utara Kota Rantepao.
Bira
Merupakan tempat wisata pantai di Selat Makasar dengan air laut yang
jernih. Pantai-pantai di sekitar Pulau Selayar dan batu karang di sekitar
Pulau Kambing merupakan pemandangan yang indah.
Malino
Merupakan taman wisata alam dengan udara yang sejuk karena
terletak 1500 m diatas permukaan laut. Taman ini terkenal dengan
bunga-bunga dan buah-buahan tropisnya terutama markisa. Taman
Wisata Malino terletak di Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa,
sekitar 70 km dari Kota Makasar.
Tanah Beru
Adalah salah satu desa di Kabupaten Bulukumba yang sangat terkenal
sebagai tempat pembuatan perahu tradisional Bugis atau Perahu
Phinisi baik dalam ukuran kecil maupun besar. Termasuk Perahu Phinisi
Nusantara yang telah melayari Samudera pasifik melalui Vancouver,
dan Ammna Gappa yang telah berlayar sampai ke Madagaskar.
Tana Towa Kajang
Adalah salah satu sub etnik dari etnik madagaskar. Pola hidup
penduduknya agak unik, dipimpin oleh kepala suku yang disebut
Ammatoa yang dianggap sebagai pemimpin politik dan spiritual.
3 - 53
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Meraka hidup menyatu dengan alam dan tidak ada kehidupan dengan
peralatan modern. Pada saat-saat tertentu mengadakan upacaraupacara adat yang ritual dan sakral. Untuk bertemu muka dengan
Ammatoa tamu harus memakai pakaian hitam.
Benteng Makasar (Fort Rotterdam)
Terletak di Makasar. Benteng ini dibangun oleh Raja Gowa X Karaeng
Tunipalangga Ulaweng pada tahun 1545 untuk melawan Belanda. Tapi
pada tahun 1667 benteng ini berhasil direbut Belanda dan diberi nama
Fort Rotterdam dan digunakan sebagai pusat pemerintahan dan
perdagangan. Selama pendudukan Jepang, benteng ini berfungsi
sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Saat ini Benteng Fort
Rotterdam dimanfaatkan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan
Purbakala, juga dimanfaatkan sebagai musium (Musium La Galigo)
yang dahulu merupakan gudang rempah-rempah.
Makam Pahlawan Pangeran Diponegoro, terletak di Kota Makasar
Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin dan Makam Raja-raja Gowa
Terletak di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa sekitar 9 km dari
Kota Makasar. Di areal ini terdapat batu yang digunakan sebagai
tempat pelantikan raja-raja Gowa dan masjid kuno. Di luar lingkungan
makam terdapat sebuah batu dari Tomanurung yaitu batu tempat
semua raja Gowa dinobatkan.
Pulau Kayangan
Terletak di sebelah barat Kota Makasar yaitu di wilayah Kecamatan
Ujung Pandang. Di sini para pengunjung dapat menikmati kegiatan ski
air, memancing, berlayar dan berenang. Pada hari-hari besar biasanya
ada atraksi yang disajikan oleh pengelola Pulau Kayangan.
Pulau Samalona
Pulau ini memiliki tempat rekreasi seperti berenang, memancing,
menyelam dan berjemur di atas pasir putih yang bersih, sepi, aman,
dan airnya bebas polusi. Pulau Samalona terletak sekitar 9 mil dari
Kota Makasar.
Pulau Lae-lae
Di Pulau ini pengunjung dapat menyaksikan kehidupan para nelayan.
Pengunjung juga dapat berekreasi dengan mandi di laut dan menikmati
ikan bakar. Terletak sekitar 2 mil dari Kota Makasar, dapat juga
ditempuh sekitar 5 menit dari Pantai Losari
Taman Anggrek Clara L. Bundt
Merupakan hasil karya Mr. Bundt, dimana terdapat berbagai jenis
anggrek hasil persilangan, dan juga koleksi siput. Terletak di Makasar.
Museum Balla Lompoa
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2007
3 - 54
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Musiem ini merupakan rekonstruksi bentuk istana tua raja Gowa, dalam
susunan kayu yang telah dibangun sejak tahun 1939 dan telah
direnovasi pada tahun 1978/1980. Musium ini terletak di Kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa, sekitar 11 km dari Kota Makasar.
Miniatur Sulawesi Benteng Somba Opu
Merupakan pusat budaya dan sejarah Sulawesi Selatan. Di sekitar
Benteng Somba Opu ini dibangun kembali berbagai rumah adat
tradisional dari beberapa etnis di Sulawesi Selatan antara lain rumah
adat Kajang (Makasar), Bugis, Mandar dan Toraja. Terletak sekitar 2 km
ke arah Selatan dari Kota Makasar.
Bantimurung
Merupakan hutan cagar alam yang dilindungi. Di kawasan ini
pengunjung dapat menikmati air terjun yang jernih serta menyaksikan
aneka spesies kupu-kupu. Di lokasi ini terdapat Goa Mimpi, yang kaya
akan keindahan stalaktit dan stalakmit. Cagar Alam Bantimurung
terletak di Kabupaten Maros.
Bisappu
Adalah air terjun yang sangat indah, yang membelah alam hutan
Bantaeng. Airnya mengalir deras dari ketinggian yang nampak dari
kejauhan seperti air terjun Niagara. Sebelum memasuki lokasi ini, para
pengunjung dapat menikmati panorama yang permai. Terletak di
Kecamatan Bisappu, Kabupaten Bantaeng.
3.20 SISTEM TRANSPORTASI WILAYAH
Seluruh ibukota kabupaten telah saling berhubungan melalui jalan raya yang
pada umumnya memiliki kualitas yang cukup baik, walaupun kapasitasnya
mulai dirasakan tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan arus
barang dan penumpang, khususnya poros Makassar-Parepare. Di samping itu,
keterpaduan sistem transportasi, khususnya antar moda, belum optimal.
Waktu menunggu di terminal antar moda--di pelabuhan dan bandara--relatif
lama. Kondisi seperti ini sangat tidak kondusif, terutama bagi komoditas
pertanian yang sangat rentan terhadap waktu. Ekspor komoditas pertanian,
udang segar misalnya, menghadapi kendala utama berupa tidak adanya
penerbangan reguler dari Bandara Hasanuddin ke luar negeri. Pembangunan
jalan tol pelabuhan diharapkan akan mengurangi hambatan ini. Demikian
pula halnya dengan pembangunan jalan lingkar luar Makassar yang akan
memperlancar arus barang antar daerah kabupaten di bagian Selatan dan di
bagian utara Sulsel, tanpa harus memasuki kota Makassar.
3 - 55
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 56
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Adanya peningkatan
itu,
peningkatan
3 - 57
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Jalan rusak adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan
kecepatan 20 40 km/jam dan perlu ditambah perbaikan fondasi jalan.
Jalan rusak berat adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan
dengan kecepatan 0 20 km/jam
Kategori kelas jalan IIIC merupakan kelas jalan terpanjang yaitu sepanjang
7.114 km pada tahun 2003 dan turun menjadi 5.481 km pada tahun 2004.
Kedua angka tersebut berkontribusi sebesar 22,68% pada tahun 2003 dan
17,06% pada tahun 2004. Jalan dengan kategori kelas I merupakan jalan yang
paling pendek yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan. Panjang jalan kelas
jalan I pada tahun 2003 sepanjang 103 km (0,33%) dan meningkat menjadi
151 km (0,47%) pada tahun 2004.
3 - 58
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.15
Peta Jaringan Jalan
3 - 59
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Nama
Pelabuhan
Benteng
Jampea
Bulukumba
Bantaeng
Janeponto
Sinjai
Tujuh-tujuh
Bajoe
Pattirobajoe
Bongkar
24.907
850
1.161
525
8.831
4.417
726
4.207
511
Biringkassi
Awerange
Siwa
Palopo
Malili
Makassar
750.193
12.356
18.553
334.054
457.140
1.327.33
Muat
13.362
2.323
17.674
687
1.923
6.290
30.367
27.775
837
1.427.68
6
113.324
8.125
113.324
8.125
957.422
Luar Negeri
Bongkar
354
359.560
676.816
Muat
310.330
485
15.896
1.087.44
Volume
Penumpang
(orang)
Naik
Turun
5.698
10.774
2.965
3.753
6.387
4.527
2.456
2.498
402
92.768
332.160
606
103.362
417.335
3 - 60
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
0
486.325
314.264
3.432.08
3.043.50
1.036.73
6
8
0
Sumber: Statistik Perhubungan Sulawesi Selatan
16
Parepare
0
1.414.15
1
202.904
292.145
645.740
835.000
Pelayaran
Nasional
Nama Pelabuhan
DWT/GR
Unit
T
Benteng
Selayar
1.713
77.661
Jampea
Selayar
330
12.694
Bulukumba
Bulukumba
1.291
49.205
Bantaeng
Bantaeng
125
811
Janeponto
Janeponto
754
10.579
Sinjai
Sinjai
1.272
19.636
Tujuh-tujuh
Bone
822
24.573
Bajoe
Bone
727
45.108
Pattirobajoe
Bone
100
2.375
Biringkassi
Pangkep
1.550 1.577.729
Awerange
Barru
674
53.487
Siwa
Wajo
2.630
255.071
Palopo
Palopo
315
372.985
Malili
Luwu Timur
295
531.722
29.528.13
Makassar
Makassar
3.598
9
Parepare
Parepare
1.156 4.829.269
17.35 37.391.04
2
4
Sumber: Statistik Perhubungan Sulawesi Selatan
Kabupaten
/
Kota
Pelayaran
Internasional
Uni
t
DWT/GRT
4
31.605
36
267.742
319
4
4.553.238
20.600
363
4.873.185
3 - 61
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.16
Peta Sistem Transportasi laut atau udara
3 - 62
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
prasarana
yaitu
prasarana
pengairan,
prasarana
air
bersih,
peningkatan
produktivitas
pertanian,
penyediaan
air
baku,
dan
3 - 63
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Nama
Kabupate
n
Keterangan
1.
Bendungan Larona
Luwu Timur
kapasitas 10 juta m3
2.
Bendungan Balambano
Luwu Timur
3.
Bendungan
Kabenakoman
Luwu Timur
layanan 4226 Ha
4.
Bendungan Kalaena
Luwu Timur
layanan 17504 Ha
5.
Bendungan Lamasi
Luwu
layanan 9842 Ha
6.
Bendungan Taccipi
Pinrang
layanan 1668 Ha
7.
Bendung
Sadangsawitto
Pinrang
layanan 7058 Ha
8.
Pinrang
layanan 5427 Ha
9.
Bendung Bulutimorais
Sidrap
layanan 5692 Ha
10.
Bendung Bantimurung
Maros
layanan 6513 Ha
11.
Bendung Kompili
Gowa
layanan 17800 Ha
12.
Bendung Pamuluku
Takalar
layanan 5253 Ha
13.
Bendung Kelara
Janeponto
layanan 7400 Ha
14.
Bendung Bilibili
Gowa
15.
Bendung Kalola
Wajo
16.
Bendung Sanrego
Bone
layanan 9457 Ha
3 - 64
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.16
Jumlah dan Luas Daerah Irigasi Desa (Ha)
di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005
No
.
Kabupate
n/ Kota
Daera
h
Irigasi
Irigasi
Swaday
a
Irigasi
Non
PU
Peningkat
an Oleh PU
Belum
Ditingkatk
an
300
Luas
Total
1.
Selayar
2.
Bulukumba
62
1.920
200
6.957
2.548
11.625
3.
Bantaeng
89
551
92
5.890
6.174
12.707
4.
Janeponto
37
210
300
4.403
2.791
7.704
5.
Takalar
11
875
1.201
1.416
3.492
6.
Gowa
93
4.518
450
9.535
5.540
20.043
7.
Sinjai
85
1.073
8.696
2.720
12.489
8.
Maros
66
350
90
5.416
3.831
9.687
9.
Pangkep
33
446
250
2.167
1.909
4.772
10.
Barru
28
200
500
3.402
698
4.800
11.
Bone
118
447
268
12.534
7.007
20.256
12.
Soppeng
106
494
4.436
4.087
9.017
13.
Wajo
17
1.847
588
2.435
14.
Sidrap
42
1.509
368
5.582
1.612
9.071
15.
Pinrang
54
1.886
180
5.745
96
7.907
16.
Enrekang
46
1.560
3.880
944
6.384
17.
Luwu
75
1.199
200
11.805
6.115
19.319
18.
Tana Toraja
60
1.450
965
3.978
3.885
10.278
19.
Luwu Utara
51
3.898
6.753
882
11.533
20.
Luwu Timur
21
3.220
1.047
4.267
21.
Makassar
22.
Parepare
96
429
525
23.
Palopo
1.101
22.586
3.863
107.843
54.319
188.61
1
Jumlah
300
3 - 65
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.17
Peta Irigasi
3 - 66
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
tangga)
memperoleh air bersih dari sumur. Jumlah rumah tangga yang memperoleh
air bersih dari PDAM baru mencapai 401.710 rumah tangga atau sekitar
23,93% jiwa. Sumber air bersih yang paling sedikit digunakan di Provinsi
Sulawesi Selatan adalah air kemasan yaitu sebesar 8.845 rumah tangga atau
sekitar 0,53% dari total jumalh rumah tangga di Provinsi Sulawesi Selatan.
Rumah tangga yang berada di kota seperti yaitu Makassar, Parepare, dan
Palopo sebagian besar telah memperoleh air bersih dari PDAM. Namun rumah
tangga yang berada di daerah kabupaten sebagian besar memperoleh air
bersih dari sumur. Jumlah rumah tangga yang memperoleh air bersih dari
PDAM di Makassar, Pare-pare, dan Palopo masing-masing adalah 211.335
rumah tangga (78,83%), 15.781 rumah tangga (62,94%), dan 14.385 rumah
tangga (55,50%) dari total jumlah rumah tangga di kota-kota tersebut.
3 - 67
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Tabel 3.17
Sumber Air Bersih di Provinsi Sulawesi Selatan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kabupaten/Kota
Selayar
telekomunikasi
di
Provinsi
Sulawesi
Selatan
menunjukkan
3 - 68
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
telah
menjangkau
daerah-daerah
terpencil
melalui
jaringan
3 - 69
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.18
Peta Listrik
3 - 70
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
kesehatan
berupa
puskesmas
telah
tersebar
di
seluruh
3 - 71
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
Gambar 3.19
Jumlah Sarana Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan
No.
Kabupate
n/ Kota
TK
MT
S
SM
U
SM
K
M
A
SL
B
Jumla
h
18
10
243
33
33
38
12
11
639
SD
MI
53
138
14
158
351
SLT
P
1.
Selayar
2.
Bulukumba
3.
Bantaeng
20
132
14
15
22
13
222
4.
Janeponto
45
254
14
26
23
12
10
385
5.
Takalar
23
237
23
14
10
325
6.
Gowa
103
379
65
45
35
17
12
11
668
7.
Sinjai
53
241
27
22
26
14
391
8.
Maros
58
253
13
42
20
17
416
9.
Pangkep
40
308
30
18
10
428
10.
Barru
31
210
27
22
14
11
323
11.
Bone
271
672
79
66
45
21
10
1.170
12.
Soppeng
49
261
21
33
24
12
412
13.
Wajo
115
603
32
34
19
821
14.
Sidrap
242
10
31
12
12
325
15.
Pinrang
86
315
29
35
12
12
495
16.
Enrekang
59
213
17
30
20
10
362
17.
Luwu
229
226
33
38
30
11
10
578
18.
Tana Toraja
72
376
10
80
23
21
592
19.
Luwu Utara
20
215
19
23
27
11
323
20.
Luwu Timur
58
138
22
11
11
252
21.
Makassar
237
441
36
158
26
102
72
21
11
1.104
22.
Parepare
40
93
18
14
188
23.
Palopo
26
64
15
13
21
143
1.85
4 6.362
52
3
859
457
351
Jumlah
186 191
22 10.805
3 - 72
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
dengan 15 unit SLTP. Daerah yang memiliki jumlah MTs tertinggi adalah
Kabupaten Bone dengan 45 unit MTs sedangkan daerah yang memiliki jumlah
MTs terendah adalah Kota Palopo dengan 1 unit MTs. Daerah yang memiliki
jumlah SMU tertinggi adalah Kota Makassar dengan 102 unit SMU sedangkan
daerah yang memiliki jumlah SMU terendah adalah Kabupaten Bantaeng
dengan 4 unit SMU. Daerah yang memiliki jumlah SMK tertinggi adalah Kota
Makassar dengan 72 unit SMK sedangkan daerah yang memiliki jumlah SMK
terendah adalah Kabupaten Luwu Utara yang tidak memiliki SMK. Daerah
yang memiliki jumlah MA tertinggi adalah Kota Makassar dengan 21 unit MA
sedangkan daerah yang memiliki jumlah MA terendah adalah Kabupaten
Selayar dan Kota Palopo dengan 1 unit MA.
3.32 Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari
pasar, supermarket/toserba, restoran, warung/kedai, dan toko kelontong.
Jumlah sarana perdagangan di Provinsi Sulawesi Selatan secara keseluruhan
sebanyak 138.146 unit yang terdiri dari 394 pasar, 182 supermarket/toserba,
1.214 restoran, 6.345 warung/kedai, dan 60.938 toko kelontong. Sarana
perdagangan terbanyak terdapat di Kota Makassar sebanyak 10.845 unit
sarana perdagangan sedangkan daerah yang memiliki sarana perdagangan
paling rendah adalah Kabupaten Tana Toraja yang memiliki 960 unit sarana
perdagangan.
Daerah yang memiliki jumlah pasar tertinggi dan terendah adalah Kabupaten
Bone yang memiliki 61 unit pasar dan Kota Parepare yang memiliki 2 unit
pasar. Kota Makassar merupakan daerah yang memiliki supermarket,
restoran, warung/kedai, dan toko kelontong yang paling banyak masingmasing 73 unit supermarket, 347 unit restoran, 1.167 unit warung/kedai, dan
9.199 unit toko kelontong. Kabupaten Bantaeng adalah daerah yang memiliki
supermarket dan warung/kedai paling sedikit yaitu 1 unit supermarket dan
115 unit warung/kedai. Kabupaten Sinjai merupakan daerah yang memiliki
restoran paling sedikit yaitu sebanyak 3 unit restoran sedangkan Kabupaten
Tana Toraja merupakan daerah yang memiliki toko kelontong yang paling
rendah yaitu 719 unit toko kelontong.
3.33 Sarana Pariwisata
Keberadaan obyek dan daya tarik wisata di Provinsi Sulawesi Selatan perlu
didukung dengan adanya sarana pendukung kegiatan pariwisata seperti
fasilitas penginapa. Kabupaten Tana Toraja sebagai daya tarik wisata utama di
Provinsi Sulawesi Selatan telah didukung oleh adany 12 hotel berbintang dan
749 hotel melati dengan jumlah kamar lebih dari 850 kamar. Jumlah hotel
3 - 73
LAPORAN ANTARA
Revisi RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
RONA WILAYAH PROVINSI SULSEL
3 - 74