Você está na página 1de 5

Asesmen merupakan suatu proses terintegrasi untuk menentukan ciri dan tingkat

belajar dan perkembangan belajar siswa. Menurut Mardapi dalam Rasyid (2007) bahwa
prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam asesmen adalah akurat, ekonomis, dan
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu sistem penilaian yang
digunakan di setiap lembaga pendidikan harus mampu (1) memberi informasi yang
akurat, (2) mendorong peserta didik belajar, (3) memotivasi tenaga pendidik mengajar,
(4) meningkatkan kinerja lembaga, dan (5) meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut Linn & Gronlund (1995:6-8) dalam Jacob (2011), proses asesmen sangat
efektif apabila prinsip-prinsip berikut diperhatikan:
1. Menentukan secara jelas apa yang diases memiliki prioritas dalam proses
asesmen.
2. Suatu prosedur asesmen dapat dipilih karena relevansinya terhadap karakteristik
atau kinerja yang diukur.
3. Asesmen komprehensif membutuhkan berbagai prosedur.
4. Penggunaan

prosedur

asesmen

murni

membutuhkan

suatu

kesadaran

keterbatasannya.
5. Asesmen merupakan suatu makna terakhir, bukan suatu makna terakhir dalam
dirinya-sendiri.
Menurut Popham (1995) dalam Rasyid (2007), syarat yang digunakan untuk
menggunakan asesmen kinerja yaitu
1. Generability, yakni apakah kinerja peserta tes dalam melakukan tugas yang
diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain,
2. Authenticity, yakni apakah tugas yang diberikan sudah serupa dengan apa yang
dihadapi dalam praktek kehidupan nyata sehari-hari,

3. Multiple foci, yakni apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah
mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan,
4. Teachability, yakni apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang relevan
yang hasilnya semakin baik akibat adanya usaha mengajar pengajar di kelas,
5. Fairness, yakni apakah tugas yang diberikan sudah adil, tidak mengandung bias
berdasar latar untuk semua peserta tes,
6. Feasibility, yakni apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian
keterampilan atau penilaian kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan
mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan/tempat, atau peralatannya,
7. Scorability, yakni apakah tugas yang diberikan nanti dapat skor dengan akurat
dan reliabel, karena salah satu tahap dalam penilaian kinerja yang sensitif adalah
perlakuan dalam pemberian skor.
Prinsip Asesmen
Dalam merancang suatu penilaian pembelajaran perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan
menyeluruh

terhadap semua aspek

pembelajaran,

baik

pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap dan nilai.


2. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana,
terus-menerus

dan

bertahap

untuk

memperoleh

gambaran

tentang

perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan


belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah
direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan
dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun.
3. Prinsip objektif yakni penilaian dilakukan dengan menggunakan alat
ukur

yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga

menggambarkan kemampuan yang diukur.

dapat

4.

Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan

yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga
kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator dari
masing- masing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan
hasil

belajar

peserta

didik.

Penilaian

proses

belajar

adalah

upaya

pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria
tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan kompetensikompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang
dapat diukur dan diamati.
7. Hasil karya atau hasil kerja peserta didik dapat digunakan sebagai
bahan masukan guru dalam mengambil keputusan.
Pada asesmen berbasis kelas, suatu penilaian harus memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip diantaranya:
a.

Mengacu pada pencapaian kompetensi (Competency Referenced), penilaian kelas


perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang
dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara langsung dengan indikator
pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup materi penilaian disesuaikan dengan
tahapan materi yang telah diajarkan serta pengalaman belajar siswa yang
diberikan. Materi penugasan atau ulangan
setiap

kemampuan

harus

betul-betul

merefleksiksan

yang ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hanya materi yang secara

esensial terkait langsung dengan kemampuan yang perlu dicakup dalam penilaian
di kelas.
b. Berkelanjutan (Continous), penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus
merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru
selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang
dilakukan guru melalui pemberian tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian,

ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang
c.

berkesinambuangan dan berkelanjutan selama satu tahun ajaran.


Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun
non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout) dan tampilannya
agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan
penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan
tugas penilaian, baik yang bersifat individual maupun kelompok dengan penuh

antusias dan menyenangkan.


d. Menggali Informasi, penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi
yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan
metode, teknik, dan alat peniaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi
yang ingin digali dari proses penilaian kelas
e. Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan penilaian, guru
hendaknya melakukan analisis teadap hasil penilaian dan kerja siswa secara
seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan
sekaligus melihat hal-hal positif yang dilakukan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat
berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa diluar perkiraan atau cakupan
yang ada pada guru. Siswa yang memiliki kelebihan kecerdasan, pengetahuan,
dan pengalaman sangat mungkin memberikan jawaban dan penyelesaian masalah
yang tidak tersedia pada bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga, melihat pola
kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan
masalah untuk materi serta kompetesi tetentu sangat membantu guru dalam
melakukan perbaikan dan penyesuaian dan penyelesaian program belajar mengajar.
analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan
siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidakjelasan
dalam proses pembelajaran.

Guru harus

hendaknya memberikan

penekanan

terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat umum tersebut.

Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama.

Você também pode gostar